Anda di halaman 1dari 15

TRANSPORTASI LAUT

“KAPAL SELAM SEBAGAI PENGAPLIKASIAN MEKANIKA FLUIDA


DALAM BIDANG KELAUTAN”
(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Maritim)
Kelas A

Dosen Pembimbing:
Dr. Yushardi, M.Si

Disusun Oleh :
Umayatul Qumairoh (170210102025)
Syafira Ratus Sholeha (170210102021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika ialah suatu ilmu pengetahuan yang berusaha untuk menguraikan
dan menjelaskan hukum alam serta berbagai kejadian alam dengan suatu
gambaran menurut pemikiran manusia itu sendiri.
Kapal laut adalah sarana transportasi laut yang sangat penting untuk
menghubungkan antara satu pulau dan pulau yang lain. Selain itu, fungsi
terpenting kapal laut adalah kemampuan untuk dapat mengangkut muatan dalam
jumlah yang sangat banyak. Merupakan sebuah fakta yang perlu diketahui,
seandainya barang-barang dari Pulau Jawa didistribusikan menggunakan kapal
laut untuk jarak yang jauh (misalkan dari pelabuhan di Jakarta ke Semarang,
Surabaya, dan kota-kota di Bali dan Sumatra), harga barang-barang akan menjadi
lebih murah dan jalanan tidak akan rusak oleh penggunaan truk yang melebihi
muatan.
Untuk menunjang fungsi kapal laut yang sedemikian penting, tentunya
kapal harus didesain agar tahan terhadap beban-beban gaya yang bekerja, baik
pada saat proses bongkar muat maupun pada saat berlayar. Beban gaya yang
bekerja pada kapal laut dapat dikategorikan sebagai beban muatan dan beban
struktur kapal itu sendiri serta beban gaya yang dihadapi dari kapal itu seperti
gelombang laut dan angin.
Penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari banyak terkait dengan
berabagi macam bidang, baik itu bidang kesehatan,bidang pertanian, bidang
peternakan serta bidang perikanan dan kelautan. Salah satu contohnya dari
penerapan ilmu fisika dalam bidang kelautan ialah Kapal Selam, yang merupakan
penerapan dari  bagian ilmu fisika yaitu mekanika fluida yang masuk dalam
hukum archimedes. Yang dimana kapal selam adalah kapal yang bergerak di
bawah permukaam air (melayang), diatas permukaan air atau sesekali berada
dasar laut umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah kapal selam ?
1.2.2 Bagaimana jenis-jenis kapal selam?
1.2.3 Bagaimana kapal selam modern ?
1.2.4 Bagaimana tujuan pembuatan kapal selam ?
1.2.5 Bagaimana prinsip kerja kapal selam?
1.2.6 Bagaimana penjelasan dan penguraian dari konsep archimedes?
1.2.7 Bagaimana konsep archimedes bekerja pada kapal selam?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah kapal selam
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis kapal selam
1.3.3 Untuk mengetahui kapal selam modern
1.3.4 Untuk mengetahui tujuan pembuatan kapal selam
1.3.5 Untuk mengetahui prinsip kerja kapal selam
1.3.6 Untuk mengetahui penjelasan dan penguraian dari konsep archimedes
1.3.7 Untuk mengetahui konsep archimedes bekerja pada kapal selam
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kapal Selam

Sejak abad pertengahan, para penemu atau investor di Eropa sudah mulai
memikirkan  bagaimana membuat kapal yang dapat menyelam dan timbul lagi
dengan dayanya sendiri,  baik untuk kepentingan peperangan maupun sekedar
mengamati kehidupan di dalam laut. Seorang penemu dari Nuremberg di Jerman
bernama Keyser tahun 1465 dilaporkan sudah merancang sebuah perahu yang
dapat menyelam dalam air. Namun yang secara sadar merancang sebuah kapal
yang menyelam untuk menghindari musuh adalah seorang inggris yang kreatif,
William Bourne. Pada tahun 1578 dia membuat rencana kapal selam dengan
cukup rinci. Dilengkapi dengan tangki-tangki (ballast) yang dapat di isi air dan di
kosongkan lagi untuk mengapung. Namun rancangan ini tidak mewujudkan secara
nyata, melainkan hanya di tuangkan dalam buku Inventions of Devices. Padahal
sistem tanki balas tersebulah yang di kemudian hari menjadi suatu kunci
terpenting pada kapal selam.
Seorang investor Belanda bernama Cornelius Drebbel 50 tahun kemudian
memberanikan diri mewujudkan sebuah kapal selam yang berbentuk seperti dua
perahu yang di susun yang di tutup dengan kulit agar kedap air. Lubang-lubang
dayungannya juga dibuat sedemikian rupa sehingga tidak kemasukan air . Drebbel
tidak menggunakan sistem balas, melainkan dengan  pemberat biasa seperti besi
agar perahunya menyelam. Pada 1620 ia mendemokan kapal selam di sungai
Themes di London, dan konon di situ ia dikabarkan telah memakai  pipa dan
katup untuk memasukkan udara bersih ke kabin dan mengeluarkan udara kotor.
Sehingga ia merupakan perintis pemakaian schnorkel, alat kapal selam
modern yang di temukan juga oleh orang Belanda tiga abad kemudian, Adapula
orang Prancis, de Son yang membantu membuat kapal selam untuk membantu
Belanda dalam perang dengan inggris tahun 1652-54. Kapalnya di buat di
Rotterdam, diperkuat dengan tombak-tombak besi di tabrakkan ke kapal musuh.
De Son mengkalim kapalnya mampu mengaramkan 100 kapal musuh setiap
harinya dan dapat mencapai kepulawan jajahan belanda di Indonesia hanya dalam
enam pekan saja, Namun kenyataannya, kapal tersebut tidak mampu bergerak dan
hanya menjadi tontonan saja.
Selang 30 tahun kemudian, seseorang  pastor Italia Giovanni Alfonso Borelli
pada 1680  juga merancang kapal selam yang di gerakkan dengan dayung dan
memakai kantung-kantung  pengapung dari kulit kambing . Pastor itu merancang
kapal karena sebagai ilmuan ia ingin mengamati kehidupan dalam laut dengan
kapalnya. Namun rancangan itu tetap tinggal di atas kertas, dan baru mewujud
ketika orang inggris, Nethaniel Symons mengkopinya tahun 1747 dan menguji
perahunya di S. Themes. Laporan pada masa itu menyebutkan kapal ini mampu
bertahan di dalam air selama 45 menit.
Seorang pembuat kapal Inggris lainnya bernama kapalnya Day pada 1773
berhasil menyelamkan kapalnya sedalam 30 kaki. Ia memakai pemberat batu yang
dapat di lepas dari dalam kapal. Setahun kemudian ia mencoba lagi di perairan
yang lebih dalam, Day bersama awaknya menyelamkan kapal mereka pada
kedalaman 132 kaki tanpa memperhitungkan  bahaya tekanan air yang makin
dalam. Kapal beserta awaknya tidak muncul kepermukaan, dan usaha untuk
menolong mereka gagal karena cuaca lalu memburuk. Di duga kapal selam Day
tergencet tekanan air, dan ini merupakan kecelakaan fatal pertama kapal selam
dalam sejarahnya.
2.2 Jenis-jenis Kapal Selam
A. Berdasarkan Tenaga Penggerak (propulasi)
1. Kapal selam diesel elektrik
Kapal selam diesel elektrik adalah sistem penggerak kapal selam tertua
yang masih digunakan sampai saat ini. Sistem propulsi ini begitu handal
sehingga negara pemilik kapal selam nuklir pun masih merasa perlu memiliki
kapal selam diesel elektrik. Dari 5 negara  pemilik kapal selam nuklir
hanya Amerika Serikat yang tidak menggunakan sistem propulsi ini. Dalam
keadaan tertentu , kapal selam jenis ini lebih mematikan daripada kapal selam
nuklir.
2. Kapal Selam Nukril
Sekitar enam bulan sebelum pecahnya PD II, pada Maret 1939 Dr George
Pegram dari Columbia University, New York, mengusulkan kepada Angkatan
Laut AS untuk mengembangkan pemakaian uranium sebagai sumber daya,
termasuk untuk menggerakkan turbin kapal selam. Angkatan Laut tertarik dan
memulai riset. Tetapi setelah pengboman Pearl Harbour dan AS terlibat dalam
perang, semua material yang berkaitan dengan tenaga atom ditarik, dipusatkan
untuk "Proyek Manhattan" guna pembuatan bom atom pertama (Little Boy
dan Fat Man)
B. Bersasarkan Fungsi
1. Kapal Selam Militer
2. Kapal Selam Non-Militer
C. Berdasarkan Tipe
1. SSK : Kapal selam bertenaga diesel
2. SSN : Kapal selam bertenaga nukril
3. SSBN : Kapal selam bertenaga Nuklir membawa rudal balistik
4. SLBM : Kapal selam peluncur rudal balistik
2.3 Kapal Selam Modern

Meskipun kapal selam mengapung dengan mudah, kapal itu mampu


menyelam ke dasar samudra dan tetap berada di situ sampai berbulan-bulan
lamanya. Rahasianya terletak pada konstruksi khas dinding rangkap kapal
tersebut. Ruang-ruang khusus kedap air (atau tangki  pemberat) antara dinding
luar dan dinding dalam dapat diisi air laut sehingga meningkatkan  bobot
keseluruhan dan menguranig kemampuan mengapungnya. Dengan dorongan
baling- baling ke depan dan pengarahan bilah kemudi datar ke bawah, kapal itu
menyelam.
Dinding dalam dari baja mampu menahan tekanan luar  biasa di keadalaman.
Setelah  berada di dalam air, kapal mempertahankan posisinya dengan  bant
uan tangki-tangki  pemberat sepanjang lunasnya. Untuk naik ke permukaan, kapal
selam mengeluarkan air dari tangki pemberat. Periskop, radar, sonar, dan jaringan
satelit merupakan alat navigasi utama kala selam.
Selagi mengapung di permukaan, sebuah kapal selam dikatakan berdaya
apung positif. Tangki-tangki pemberatnya hampir tak berisi air. Selagi menyelam,
kapal memeroleh daya apung negatif karena udara di tangki pemberat dikeluarkan
melalui katup udara untuk digantikan air yang masuk melalui lubang penggenang.
Untuk melaju pada suatu kedalaman yang ajek, kapal selam menggunakan suatu
teknik penyeimbang dengan apa yang disebut daya apung netral.
Dalam teknik ini, udara bertekanan dipompakan masuk tangki pemberat
secukupnya, dan lubang penggenangnya dibiarkan terbuka. Untuk naik ke
permukaan, udara bertekanan yang dibawa di kapal dipompakan masuk atangki
pemberat, sehingga airnya keluar. Kapal selam yang paling canggih membuat air
tawar sendiri dari air laut. Ada pula cadangan udara yang dihasilkan dengan
elektrolisis, suatu proses yang membebaskan oksigen dari air tawar.
Ketika berada dekat permukaan, kapal selam dapat mengambil udara dan
melepaskan gas  buang melalui snorkel tertutup yang membuka di atas muka air.
Selain periskop, antena radio, dan tiang-tiang lainnya, beberapa snorkel
menyembul di bangunan atas, atau menara komando. Udara dipantau setiap hari
untuk menjamin agar kadar oksigennya mencukupi. Udara juga disalurkan lewat
saringan yang menyingkirkan segala kotoran. Gas buang keluar melalui pipa
terpisah.
2.4 Tujuan Pembuatan Kapal Selam
Dalam perjalanan sejarahnya yang sudah cukup panjang tadi, penggunaan
kapal selam dengan tujuan militer untuk menenggelamkan kapal musuh, pertama
kali di uji coba pada 1776 oleh seorang pejuang kemerdekaan Amerika, David
Bushnel. Lawannya adalah AL Kerjaan Inggris yang paling kuat di dunia. Tatkala
Revolusi Amerika dimulai pada tahun itu, Inggris pun dengan kekuatan lautnya
memblokade Amerika. Untuk menebus dan melawan  blokade itulah Bushnell
membuat kapal selam yang dinamainya Turtle.
Kapal selam kecil ini direncanakan untuk menyerang musuh dengan
mendekatinya dari dalam air, lalu melekatkan peledak pada tubuh kapal lawan.
Dengan memicu pemicu ledak setelah 30 menit bom itu dilekatkan, diharapkan
kapal selam kecil itu sudah menghindar cukup jauh apabila musuh mengejarnya.
Pada bulan Agustus 1776, kapal selam yang diawaki Sersan Ezra Lee tersebut di
tugaskan untuk menyerang kapal perang Inggris HMS Eagle yang di lengkapi
dengan 64 pucuk meriam, yang merupakan kapal bendera Laksamana Earl Howe.
Kapal Perang ini bertugas memblokade New York. Namun Ezra merupakan orang
perama dalam sejarah yang menyerang musuh dengan kapal selam, tidak  begitu
beruntung. Karena orang inggris keburu mengetahui dan mengejarnya dengan
sekoci. Ezra pun melepaskan peledaknya dan bom itu meletus di depan para
pengejarnya sehingga Ezra berhasil Lolos. 
Dua kali percobaan menyerang dengan kapal selam dilakukan lagi, tetapi
gagal semua. Pada perang Inggris lawan Amerika tahun 1812-13, Bushnell
mencoba menyerang lagi dengan dengan Turtle yang telah di tingkatkan. Sasaran
kali ini frigat inggris HMS Ramillies yang berada di perairan Connecticut. Awak
kapal selam ini berhasil merapat di  bawah kapal inggris itu dan berusaha
melubangi lunasnya untuk menempatkan peledak.
2.5 Prinsip Kerja Kapal Selam
Kapal selam di desain memiliki tanki balast (trim), Tanki balast berfungsi
menyimpan udara dan air. Ketika kapal selam siap untuk menyelam, katup-katup
besaryang dikenal sebagai “kingstons”, yang terletak di dasar tangkibalas, dibuka
untuk membiarkannya masuk ke laut. Udara di dalam tangki keluar melalui
katupkatup pada bagian atas, yang dikenal sebagai “lubang-lubang angin”. Kapal
selam itu masuk ke dalam air. Ketika kapal selam siap untuk muncul ke
permukaan, lubang-lubang angin ditutup dan tekanan udara didorong masuk ke
dalam tangki-tangki. Hal ini meniup air kembali melalui kingstons, dan kapal
selam itu pun naik. Dapat dikatakan bahwa tangki ballast ketika berisi udara
berfungsi sebagai pelampung kapal selam sehingga kapal selam dapat terapung.
Syarat benda dapat melayang di dalam air adalah ketika gaya apung benda sama
besar dengan berat  benda tersebut. Kapal selam ketika akan menyelam, membuka
katup air dan menutup katup udara sehingga air laut masuk ke dalam tangki
ballast dan membuat berat kapal selam bertambah serta tenggelam hingga ke
kedalaman yang diinginkan. Karena masih memiliki udara dari tangki kompresor
udara, kapal selam dapat menyeimbangkan gaya apung dengan beratnya. Namun,
kapal selam akan pecah dan hancur jika terlalu dalam menyelam karena sesuai
prinsip tekanan hidrostatis yaitu, semakin dalam masuk ke dalam air maka teka
nan hidrostatisnya akan semakin besar. Ketika kapal selam akan naik ke atas
permukaan air, kapal selam membuka katup udara sehingga air di dalam tangki
ballast terpompa keluar dan kapal selam akan terdorong naik(Deruxes,1986).
2.6 Penjelasan dan Penguraian dari Konsep Archimedes
Menurut Archimedes, benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya
kedalam fluida akan mendapat gaya angkat ke atas oleh fluida, yang besarnya
sama dengan  berat fluida yang dipindahkan. Pernyataan ini adalah bunyi hukum
Arcimedes. Berat  benda dalam fluida lebih kecil dibandingkan berat benda di
udara. Makin besar volume zat cair yang dicelupkan ke dalam zat cair, makin
besar gaya ke atas yang dialami benda itu. Menurut gaya angkat keatas yang
bekerja pada masing-masing  benda didapatkan tiga macam peristiwa benda yang
terjadi yaitu terapung, melayang dan tenggelam.
Benda melayang terjadi apabila seluruh bagian benda tercelup kedalam zat
cair, tetapi tidak menyentuh dasar zat cair. Sebuah benda akan melayang dalam
zat cair apabila gaya ke atas yang bekerja pada benda sama dengan berat benda
Jika  benda dicelupkan kedalam zat cair dan ternyata seluruh bagian  benda itu
berada di bawah zat cair, maka berat jenis benda tersebut sama dengan berat zat
cair sehingga gaya ke atas yang dialami benda akan sama dengan berat benda.

F A=W
Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair dan ternyata sebagian dari
benda itu akan muncul di permukaan air dan sebagian lagi di bawah permukaan
air, dapat diketahuibahwa berat jenis benda tersebut lebih kecil dari pada  berat
jenis zat cair. Berat benda yang mengapung dalam zat cair sama dengan berat zat
cair yang didesak oleh benda sehingga gaya ke atas yang di alami benda lebih
besar daripada  berat benda. Pada kasus terapung, volume benda yang tercelup
dalam zat cair lebih kecil dari pada volume benda seluruhnya

F A >W
Jika benda dicelupkan kedalam zat cair dan ternyata seluruh bagian benda itu
berada di dasar bejana, dapat diketahui berat jenis benda lebih besar daripada
berat zat cair sehingga gaya ke atas yang di alami benda lebih kecil dari pada
berat benda

F A <W

2.7 Konsep Archimedes Bekerja pada Kapal Selam

Kapal selam bekerja berdasarkan prinsip yang cukup sederhana, yaitu


menggunakan prinsip penerapan hukum archimedes terkait dengan terapung,
melayang dan tenggelam. Kapal selam memiliki beberapa bagian yang membuat
kapal selam dapat terapung di dalam air, bagian-bagian tersebut yaitu sebagai
berikut :
a. Tangki Ballast berfungsi untuk menyimpan udara dan air
b. Katup udara, berfungsi untuk memasukan udara ke dalam ballast ( tangki).
c. Katup air, berfungsi untuk memasukan air ke dalam ballast ( tangki )
d. Tangki Kompresor udara, yang berfungsi memompa air keluar dari ballast dan
di ganti dengan udara
Kapal selam di desain memiliki tangki ballast (trim), tangki ballast berfungsi
menyimpan udara dan air. Untuk dapat membuat kapal selam siap untuk
menyelam kedalam air laut, beratnya harus ditambah sehingga lebih besar dari
pada gaya ke atas ( w > Fa ). Hal ini dilakukan dengan membuka katup-katup
besar yang dikenal dengan “kingston”, yang terletak di dasar tangki ballast yang
memungkinkan air laut masuk kedalam tangki  pemberat. Sewaktu air lautmasuk
melalui katup-katup yang terletak dibawah tangki  pemberat, air laut tersebut
mendorong udara di dalam tangki keluar melalui katup-katup pada bagian atas,
yang dikenal sebagai “ lubang-lubang angin”. Air laut jauh ebih berat daripada
udara, sehingga berat total kapal selam menjadi lebih besar dan itulah yang
membuat kapal selam terbenam kedalam air laut.
Jika kapal selam dikehendaki menyelam pada kedalaman tertentu, maka awak
kapal harus mengatur volume air laut dalam tangki pemberat sedemikian rupa
sehingga berat total sama dengan gaya ke atas. Pada saat tersebut kapal selam
melayang pada ke dalaman tertentu dibawah permukaan laut.
Ketika kapal selam siap untuk muncul ke permukaan atau mengapung
kembali, lubang-lubang angin ditutup dan udara dipompakan ke dalam tangki-
tangki pemberat. Udara ini menekan air laut sehingga air laut keluar melali katup-
katup bagian bawah atau melalui kingston. Udara jadi jauh lebih ringan daripada
air laut sehingga berat total kapal selam menjadi lebih ringan dan kapal selam itu
pun naik.
Dapat dikatakan bahwa tangki ballast ketika berisi udara berfungsi sebagai
pelampung kapal selam sehingga kapal selam dapat terapung. Syarat benda dapat
melayang di dalam air adalah ketika gaya apung benda sama besar dengan berat
benda tersebut. Kapal selam ketika akan menyelam, membuka katup air dan
menutup katup udara sehingga air laut masuk ke dalam tangki ballast dan
membuat berat kapal selam  bertambah serta tenggelam hingga ke kedalaman
yang diinginkan. Karena masih memiliki udara dari tangki kompresor udara, kapal
selam dapat menyeimbangkan gaya apung dengan beratnya. Namun kapal selam
akan pecah dan hancur jika terlalu dalam menyelam karena sesuai prinsip tekanan
hidrostatis yaitu, semakin dalam masuk ke dalam air maka tekanan hidrostatisnya
akan semakin besar
Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan


sebagai  berikut :
a. Archimedes adalah bagian dari fluida statis. Fluida itu sendiri bagian dari
mekanika fluida yang merupakan salah satu cabang dari ilmu fisika yang
membahas tentang suatu zat yang dapat mengalir
b. Dalam archimedes dikenal istilah gaya angkat ke atas. Gaya angkat ke atas
atau  biasa di sebut sebagai gaya apung terjadi karena tekanan zat cair yang
meningkat terhadap kedalaman.
c. Hukum archimedes menyatakan bahwa sebuah benda yang tercelup sebagian
atau seluruhnya kedalam zat cair akan mengalami gaya angkat ke atas yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan
d. Dalam praktiknya kapal selam menggunakan prinsip terapung,melayang, dan
tenggelam dari archimedes sehingga kapal selam bisa beroprasi di lautan.
Daftar Pustaka

Deruxes. 198. Cabang-Cabang Ilmu Fisika.Yudistira.Jakarta


Wordpress.com. 2014. Fisika Teknik Kapal Selam. Diakses tanggal 29 Februari 2020 Pukul
09.18
Nino Oktorino (9 April 2014). Konflik Bersejarah - Runtuhnya Hindia Belanda. Elex Media
Komputindo. hlm.  223. ISBN  978-602-02-0804-6. Diakses tanggal 8 July 2018.

Anda mungkin juga menyukai