DAN NIAGA
Diusulkan oleh:
Ricky Aditya Dipta Nugraha (181910701005)
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK KONTRUKSI PERKAPALAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2020
1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
penumpang untuk disewa tidak tergolong Kapal niaga; begitu pula kapal perang,
tidak termasuk kapal dagang.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan masalah dalam makalah ini adalah
a. Dapat mengetahui perkembangan desain pada kapal perang, kapal niaga, dan
kapal pesiar
b. Dapat mengetahui kecenderungan desain pada kapal sekarang
1.4 Manfaat
Adapun manfaat informasi dalam makalah ini adalah sebagai berikut
a. Mengetahui perkembangan desain kapal perang
b. Mengetahui perkembangan desain kapal niaga
c. Mengetahui perkembangan desain kapal pesiar
d. Mengetahui kecenderungan desain kapal sekarang
3
BAB 2. PEMBAHASAN
4
itu mulai didesain sesuai dengan keinginan dari Angkatan Laut. Kapal perang
berbahan besi ini akan dinamakan Warrior. Sebagai pelaksana yakni Thames Iron
Works dan Shipbuilding Company yang berpusat di Blackwall, London.
Rencananya proyek ini selesai dalam sembilan bulan, namun mengalami
5
Setelah menjalani reparasi pada 1871-1875, Warrior ditempatkan dalam status
cadangan. Dari 1875-1883, Warrior melakukan pelayaran pelatihan musim panas
ke Mediterania dan Baltik untuk cadangan. Ditata pada tahun 1883, kapal tetap
tersedia untuk tugas aktif hingga tahun 1900. Pada 1904, Warrior dibawa ke
Portsmouth dan berganti nama menjadi Vernon III sebagai bagian dari sekolah
pelatihan torpedo Angkatan Laut Kerajaan sampai tahun 1923. Kini kapal itu
menjadi kapal museum di Portsmouth sejak 16 Juni 1987.
Nama kapal ini adalah Zumwalt. Ini adalah kapal perang paling canggih dan
paling besar yang dipunya Amerika Serikat kini. Kesan futuristik memang sudah
terlihat dari desainnya yang tajam meruncing, dan tidak kaku alias tampak hidup.
Kapal perang ini punya dimensi ketinggian 600 kaki atau 180 meter. Dengan
sistem sensoriknya yang canggih, yang membuat kapal ini sulit terdeteksi oleh
radar, Zumwalt dapat secara fleksibel digunakan untuk keperluan penyerangan
hingga pertahanan.
2.1.2.2 Visby – Swedia
6
Bodi kapal ini telah dilengkapi dengan serat karbon yang punya kemampuan
untuk “menyamarkan diri” dari deteksi layar.
2.1.2.3 KRI Martadinata 331 – INDONESIA
Panjangnya sekitar 105 meter dengan lebar 14 meter. KRI ini sudah
mengadaptasikan teknologi siluman, sehingga sulit terdeteksi oleh radar musuh.
7
dan sepanjang 66 kaki (20 m). Penopang ini berakhir di dek anjungan (B Deck)
dan dilapisi pelat baja yang membentuk kulit terluar kapal.
2.000 pelat lambungnya terdiri dari bagian-bagian baja gulung, kebanyakan
selebar 6 kaki (1,8 m) dan sepanjang 30 kaki (9,1 m) dan berbobot antara 2,5 dan
3 ton. Ketebalannya bervariasi mulai 1,5 inci (3,8 cm) hingga 1 inci (2,5 cm).
Pelat-pelat tersebut dipasang dengan gaya klinker (tumpang tindih) dari lunas
sampai lambungnya. Di atas bagian itu, pelat dipasang dengan gaya "luar dalam",
yang berarti pemasangan pelat pelatnya dipasang berbentuk pita (disebut "pelat
lurus dalam") dengan celah yang ditutup oleh "pelat lurus luar", sehingga tumpang
tindih di pinggirannya. Pengelasan baja masih terdengar baru sehingga struktur ini
perlu digabung dengan lebih dari tiga juta paku sumbat besi dan baja yang
keseluruhannya berbobot lebih dari 1.200 ton. Paku sumbat ini dipasang
menggunakan mesin hidrolik atau dipaku dengan tangan.
Interior kapal kelas Olympic dibagi menjadi enam belas kompartemen
utama yang dibagi menjadi lima belas sekat yang membentang di atas garis air.
Sebelas pintu kedap air yang menutup secara vertikal dapat mengunci
kompartemen jika terjadi keadaan darurat". Geladak terbuka kapal terbuat dari
kayu pinus dan jati, sementara langit-langit kapal dilapisi butiran gabus bercat
untuk mencegah kondensasi. Superstruktur ini terdiri dari dua geladak,
Promenade Deck dan Boat Deck, yang memiliki panjang 500 kaki (150 m). Kedua
geladak berisikan kantor perwira, gimnasium, ruang umum dan kabin kelas satu,
ditambah anjungan dan ruang kemudi. Sekoci kapal ditempatkan di Boat Deck,
dek paling atas. Di atas geladak terdapat empat cerobong, meski hanya tiga yang
berfungsi - cerobong terakhir cuma hiasan untuk estetika saja – dan dua menara,
masing-masing setinggi 155 kaki (47 m), yang menopang derek untuk pemuatan
kargo. Sebuah kabel komunikasi nirkabel dibentangkan di antara kedua menara.
8
Pembangunan kapal ini begitu sulit dan berbahaya. Untuk 15.000 orang
yang bekerja di Harland and Wolff pada saat itu, pencegahan keselamatan
dirancang sebagus mungkin; banyak pekerjaan berbahaya yang dilakukan tanpa
peralatan keselamatan seperti topi atau pelindung tangan pada mesin. Akibatnya,
timbul korban tewas dan luka-luka. Selama pembangunan Titanic, tercatat 246
kasus luka-luka, 28 di antaranya "parah", seperti lengan terluka karena mesin atau
kaki yang tertimpa bagian-bagian baja yang jatuh. Enam orang meninggal di
dalam kapal ketika sedang dibangun dan dipasang dan dua lainnya meninggal di
bengkel dan gudang galangan kapal.Tepat sebelum peluncuran, seorang pekerja
tewas ketika sebilah kayu menimpanya.
9
juta.
10
semua layarnya adalah layar 'depan-belakang', berbaris di sepanjang garis tengah
dari lambung pada dua tiang; dan disebut 'keci', karena tiang di buritan kapal agak
lebih pendek daripada yang ada di haluan.
Layar agung besar bentuknya berbeda dari sistem layar gap gaya barat,
karena mereka sering tidak memiliki bom dan layarnya tidak diturunkan dengan
gap. Sebaliknya layar itu digulung menuju menuju tiang, seperti tirai, sehingga
memungkinkan gapnya untuk digunakan sebagai derek geladak di pelabuhan.
Bagian bawah tiang itu sendiri mungkin menyerupai tripod atau terbuat dari dua
tiang (bipod).
Ada beberapa jenis kapal bersistem layar pinisi, tetapi pada umumnya ada 2 jenis:
a. Palari adalah bentuk awal lambung pinisi dengan lunas yang melengkung
dan ukurannya lebih kecil dari jenis Lamba. Biasanya dikemudikan dengan 2
kemudi (rudder) samping di buritan. Jenis yang sudah bermesin juga dilengkapi
kemudi di belakang baling-baling, tetapi kebanyakan kapal pinisi bermesin
menggunakan lambung jenis lambo.
b. Lamba atau lambo. Pinisi modern yang masih bertahan sampai saat ini dan
dilengkapi dengan motor diesel (PLM-Perahu Layar Motor) menggunakan
lambung ini. Lambung ini menggunakan 1 kemudi tengah, tetapi beberapa ada
yang memiliki 2 kemudi samping sebagai hiasan/tambahan saja.
11
memenuhi persyaratan operasi dan didesain dengan menggunakan kelas Det
Norske Verits (DNV Class). Menurut Direktur PT PAL Indonesia Harsusanto,
dari desain, kecepatan Kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT memiliki kecepatan
maksimal 14,5 knot. Tapi, setelah diuji coba di lautan, kecepatan maksimalnya
bisa mencapai 16,5 knot. "Kualitas kehalusan bodi kapal ini tak kalah dengan
kapal-kapal asing. Ini adalah salah satu kapal terbaik di dunia," kata Harsusanto.
Kapal jenis niaga ini adalah pesanan Azurite Invest Ltd, British Virgin ILand,
Singapura . Kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT adalah kapal kesembilan dari kapal
kelas DSBC yang berhasil diekspor ke sejumlah negara. Beberapa negara yang
pernah mengimpor kapal jenis ini adalah Hongkong (empat unit). Jerman (dua
unit), Turki (dua unit), dan Singapura (satu unit).
12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
saran saya yang paling utama adalah pada pemerintahan ayok cepat turun
tangan untuk masalah tentang perikanan di Indonesia semakin lama semakin
memburuk padahal Indonesia itu kaya sumbernya, kaya melimpah minyaknya,
dan kaya bahan pangaannya tapi tidak bisa mengembangkan perikanannya. Saran
terakir jangan koropsi utamakan rakyat yang lebih membutukan semua itu.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bayu, 2018. "29 Desember 1860, Kapal Perang Berbahan Besi Pertama di Dunia
Beroperasi",
https://internasional.kompas.com/read/2018/12/29/10372101/29-desember-
1860-kapal-perang-berbahan-besi-pertama-di-dunia-beroperasi?page=all.
Faisal, 2018. “Kapal Perang Tercanggih”,
https://www.boombastis.com/kapal-perang-tercanggih/110843
Adams, Simon (2009) [1999]. Eyewitness, Titanic. New York: DK Publishing.
ISBN 978-0-7566-5036-0.
Lusiana, 2019. “7 Kapal Pesiar Mewah dan Terbesar di Dunia”,
https://travel.detik.com/travel-news/d-4734524/7-kapal-pesiar-mewah-dan-
terbesar-di-dunia
Zainun, Nazarudin (2015). Antropologi Dan Sejarah Dalam Kearifan Tempatan.
Penerbit USM
Wisnubrata, 2010. “Kapal Buatan PT PAL Terbaik Di Dunia”,
https://ekonomi.kompas.com/read/2010/10/15/14083487/about.html.
14