Anda di halaman 1dari 36

MENINGKATNYA POPULASI, URBANISME DAN MUNCULNYA KOTA-KOTA BESAR

Perkembangan megastruktur mengikuti pertumbuhan kota. Migrasi penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan
mengakibatkan kepadatan daerah perkotaan yang lebih tinggi yang pada akhirnya menyebabkan munculnya kota-kota besar.

INOVASI TEKNIS DAN STRUKTURAL DALAM INDUSTRI BANGUNAN


Kemajuan teknologi dalam struktur baja ringan (dan struktur beton baru), sistem fabrikasi, sistem transportasi, elevator, dan
sistem pasokan energi mendukung pengembangan kota vertikal dengan kepadatan tinggi.

FENOMENA KONTEMPORER PENIRUAN LINTAS BUDAYA


Di masa lalu, bentuk bangunan seringkali unik secara budaya. di masa kini, desain secara universal telah melewati batasan
budaya, regional dan lingkungan. Tiga faktor utama di balik perubahan ini adalah:
1. Ketersediaan bahan material yang universal;
2. Komunikasi gagasan dan pengembangan universal; dan
3. Adaptasi high-rise buildings sebagai simbol masyarakat maju.

TEKANAN URBANISASI DAN PERMINTAAN AKAN RUANG


Gedung-gedung tinggi megastruktur menyediakan ruang yang lebih layak huni dalam tapak yang jauh lebih kecil dari sebuah
lahan sehingga mampu mengatasi ancaman urban-sprawl.
INTENSIFIKASI BANGUNAN
Karena meningkatnya biaya konstruksi dan meningkatnya persaingan lahan perkotaan, ada kecenderungan untuk
mendapatkan hasil maksimal dari investasi yang diberikan.

EKONOMI
Ekonomi tanah -baik plot maupun area sekitarnya- kemungkinan besar akan meningkat nilainya karena pembangunan yang
mempengaruhi pasar global.

SIMBOLISME DAN PRESTISE


Bangunan-bangunan ini menjadi alasan kebanggaan dan prestise bagi bangsa, pemilik perseorangan, dan pengguna
bangunan.

ESTETIKA BENTUK PERKOTAAN


supertall tower sebagai landmark dan point of reference menciptakan simbol pertumbuhan dan perkembangan wilayah
perkotaan, dan merepresentasikan karakter visual sebuah kota.

FLEKSIBILITAS INTERIOR
Megastruktur menawarkan fleksibilitas lebih pada ruang interior.
Megastruktur dapat dilihat secara sederhana sebagai struktur bangunan yang sangat besar.
Pemikiran visioner terhadap struktur ini telah diajukan oleh arsitek dan insinyur sejak abad ke-19.
Meskipun konsep megastruktur tidak berjalan dengan baik dalam beberapa tahun terakhir,
pengembangan megacity di masa depan tidak akan dapat terjadi tanpa peran megastruktur.
Megastruktur umumnya dicirikan oleh dua kondisi:

Memiliki suatu kerangka pendukung (support structure) yang masif


bahkan monumental;

Berbagai penataan konfigurasi ruang habitat kompleks yang mampu


ditambah-kembangkan/modifikasi tanpa terhalang oleh batasan
fisik/virtual (Banham, 1976)
Pada awalnya, arsitek merasa perlu untuk mengkarakterisasi gagasan tentang
Megastruktur, yang secara paksa mematuhi aturan umum yang populer pada
saat itu. Sebagai sebuah konsep, ia dipopulerkan sepanjang tahun 1960-an
dan terus berkembang sejak saat itu.

Berasal pada masa pemikiran terstruktur, ide di baliknya adalah salah satu dari
menggabungkan kerangka kaku dengan elemen bergerak yang lebih fleksibel
yang memungkinkan perluasan sesuai kebutuhan. Secara teknologi, ide ini
dibatasi dalam konkretisasinya sebagai inovasi, karena tidak mendorong batas
ilmu material, atau eksplorasi futuristik, tetapi bukan kebutuhan langsung
manusia.
Tokoh Metabolisme Fumihiko Maki, orang pertama yang mendefinisikan megastruktur
secara tertulis, mendeskripsikannya sebagai “kerangka besar tempat semua fungsi kota
atau bagian kota ditempatkan … dimungkinkan oleh teknologi masa kini, "

pustakawan Ralph Wilcoxon, Berkeley, mencirikan megastruktur dengan beberapa


kriteria diantaranya:
1. dikonstruksi oleh modular unit
2. memiliki kapabilitas terhadap ekstensi/pengembangan yang “unlimited”
3. memiliki framework struktur yang menopang unit modular yang lebih kecil, bisa
bersifat “plugged-in” atau “clipped-on” melalui proses fabrikasi sebelumnya.
4. framework struktur utama yang menopang unit modular memiliki lifespan yang lebih
lama dibandingkan unit modular yang di supportnya
Charles Jencks, megastruktur bertujuan untuk “plan with” daripada “plan for the future”
(beberapa realitas bukan hanya satu) yang memungkinkan tingkat ketidakpastian dan
pemberdayaan bagi pengguna yang memungkinkan berbagai aktivitas apa pun
berlangsung dalam satu atap bangunan.

Dennis Sharp, arsitektur Megastruktur bertujuan untuk menghapus teori statis


fungsionalisme dan merangkul perubahan sosial dengan memungkinkan pertumbuhan
organik melalui tuntutan masyarakat yang terus berkembang.

berbagai istilah dimunculkan seperti “Closing-the-loop”; Revisiting Acrocology;


Direct inclusion of technology in architecture; Biomimetic architecture;
Geomorphic megastructures.
Seiring berjalannya waktu, definisi tersebut tetap sesuai dengan inti
ideologinya, namun berkembang seiring dengan kebutuhan setiap periode
waktu, mulai dari kebutuhan teknologi murni seperti infrastruktur untuk sebuah
kota, kemudian merespon isu terkini dimana sebuah megastruktur dipandang
sebagai solusi utopis untuk kebutuhan lingkungan dan realisasi inovasi
teknologi yang sangat meningkat.
Selama bertahun-tahun, definisi megastruktur menjadi semakin elastis, dan hal ini
menghalangi pemahaman tentang gerakan, terutama gerakan awal megastruktur di tahun
1960-an dan 1970-an yang bertahan hingga saat ini. Megastruktur digambarkan dalam
bentuk, fungsi, periode sejarah, tujuan, ekonomi, dan janji utopia yang belum terpenuhi.
Saat ini, istilah megastruktur digunakan untuk berbagai bangunan dan struktur yang
semakin luas, terutama gedung-gedung dengan struktur bangunan kompleks seperti
bangunan high-rise baik dari segi struktur konstruksi dan juga kompleksitas struktur
keruangan.
Daripada menetapkan definisi megastruktur dan kemudian menentukan bangunan mana
yang disebut megastruktur, pendekatan alternatif adalah menentukan nilai-nilai yang
dimiliki oleh preseden yang bertahan hingga hari ini, nilai-nilai tersebut diantaranya :
Nilai-Nilai Dalam Megastruktur

Suatu Kritik terhadap Gerakan Modern


Sebuah megastruktur adalah kritik terhadap arsitektur dan perencanaan kota dari Gerakan Modern sebelumnya,
namun ia merupakan evolusi dari prinsip dan strateginya sosial, estetika, dan teknis.

Pelindung sektor public


Pemerintah atau organisasi dan lembaga quasi-pemerintah adalah yang paling mungkin melakukan
pembangunan megastruktur. Pada saat itu, sektor publik adalah pelindung yang paling mampu membayangkan
dan mendanai proyek dengan ukuran dan kompleksitas seperti itu, dan melihatnya selama bertahun-tahun dari
desain hingga hunian.

Nilai-nilai sosial demokrasi


Sebuah megastruktur mencerminkan visi masyarakat sipil berdasarkan nilai-nilai sosial demokrasi, dengan akses
yang lebih baik ke pendidikan, perawatan kesehatan, keadilan, seni atau rekreasi; atau kombinasi keduanya.

Monumentalitas dan ambisi desain perkotaan


Lebih dari sekedar bangunan yang sangat besar, sebuah megastruktur menggabungkan arsitektur serta tujuan
desain perkotaan, dalam upaya untuk menciptakan sepotong kota atau versi kota dalam mikrokosmos, dan
karenanya memiliki dampak yang signifikan di lingkungan sekitarnya.

(Banham, 1976)
Nilai-Nilai Dalam Megastruktur

Bangunan besar tunggal atau bangunan yang saling berhubungan


Megastruktur adalah satu bangunan besar atau sejumlah bangunan yang saling berhubungan untuk membentuk
suatu kompleks yang besar.

Desain dan konstruksi multidisiplin


Sebuah megastruktur dikembangkan melalui integrasi perencanaan, arsitektur, teknik, arsitektur lanskap, desain
industri, dan seni rupa, bersama dengan keahlian manajemen manufaktur dan konstruksi.

Densifikasi dan hibridisasi fungsi


Sebuah megastruktur menyatukan sejumlah kegunaan atau fungsi pelengkap, yang dirancang untuk saling
mendukung.

Mendorong komunitas dan pertukaran interdisipliner


Dengan tujuan untuk mendapatkan pengalaman yang kaya berdasarkan pertukaran, keterkaitan, dan
penghindaran hierarki tradisional, sebuah megastruktur mencoba untuk membentuk suatu ragam komunitas.

Penekanan horizontal
Sebuah megastruktur mendukung horizontalitas dalam bentuk keseluruhannya, jika memungkinkan, dengan
ekspansi lateral implisit.

(Banham, 1976)
Nilai-Nilai Dalam Megastruktur

Stratifikasi sirkulasi dan lahan artifisial


Sebuah megastruktur memiliki multi-level terkait dengan transportasi atau sirkulasi, dan dengan demikian sering
menciptakan lahan artifisial di atas permukaan tanah, air, atau udara.

Ketidakpastian
Sebuah megastruktur menunjukkan strategi untuk mengakomodasi perubahan atau pertumbuhan atau, paling
tidak, ekspresi simbolis dari ketidakpastian.

Tektonika struktural, ekspresi arsitektural dan mekanikal


Sebuah megastruktur memiliki hierarki sistem, biasanya sistem struktural primer dan permanen serta
sekumpulan elemen arsitektur dan layanan sekunder yang kurang permanen yang secara keseluruhan
diekspresikan melalui tektonika bangunan.

Teknologi industri dan prefabrikasi


Sebuah megastruktur mendukung rakitan bangunan dan bahan yang diindustrialisasi dan difabrikasi, dengan
maksud mengefisiensikan skala ekonomi.

Ketidaklengkapan
Seringkali sebuah megastruktur tidak dibangun seperti desain aslinya, dan lebih cenderung menjadi versi yang
lebih kecil atau sebagian dari konsepsi asli yang ambisius.

(Banham, 1976)
Sejarah awal megastruktur dimulai dengan revolusi industri, ketika
perkembangan penelitian dan teknologi dalam material, struktur, dan metode
konstruksi membuktikan bahwa bangunan semacam itu dapat terwujud. Istilah
"megastruktur" berevolusi selama tahun 1960-an dengan gerakan
metabolisme.

Banyak megastrukturalis melihat tugas mereka sebagai perintis proposal dari


"struktur perkotaan masa depan" di mana masyarakat modern yang memiliki
teknologi tinggi lah yang nantinya akan dapat merealisasikan pengembangan
struktur kota masa depan tersebut secara praktikal (Banham, 1976). Megaform
yang dihasilkan adalah konsep visioner yang dominan dari arsitektur dan
urbanisme di era tahun 1960-an. (Schueller, 1990).
Benteng L'Empereur, Le Corbusier
1931

Sejak pertengahan 1950-an, dan


selama hampir dua puluh tahun,
gagasan tentang daerah perkotaan
sebagai kesatuan bangunan besar yang
saling terhubung mendominasi banyak
pemikiran arsitektur tentang kota. Asal
mulanya adalah proyek Benteng
l'Empereur Le Corbusier tahun 1931.
Gambarnya menunjukkan sub-struktur
masif elevated super-highway yang
melengkung, berada diatas rumah-
rumah dua lantai (Banham, 1976).
Cite de Refuge (Le Corbusier) 1931

program Cite de Refuge menggabungkan


penginapan, tempat penitipan anak, kantin
untuk narapidana atau pengunjung biasa,
dan ateliers untuk pelatihan teknis. Cite de
Refuge menggabungkan konsep gaya
arsitektur modern universal dengan teori
perencanaan modernis, yang menerapkan
jenis keseragaman baru pada desain kota,
dengan orientasi dan sinar matahari, bukan
jalan dan halaman, yang menentukan bentuk
arsitektur (Barnett, 1986). Akibatnya,
bangunan berbentuk slab-slab dengan
curtain wall menghadap ke selatan dan
kesan pabrik memberikan kesan seperti
"penjara". Namun terlepas dari
kekurangannya, ia juga inovatif dengan
menggunakan double-glazed facade untuk
penghawaan dan pencahayaan.
Joseph Paxton metal and glass Crystal
Palace, London 1851

Adalah versi enlarged dari rumah kaca,


stasiun kereta api, dan arena
perbelanjaan yang dirancang oleh
Paxton dan arsitek lain selama abad ke-
19. Skala Crystal Palace dan kecepatan
pelaksanaan konstruksi modularnya
menjadi pertanda praktik konstruksi
modern berdasarkan teknologi
prefabrikasi dan komponen kit-of-parts.
project ini memiliki skala luasan yang
sangat masif dengan panjang 495 m
dan lebar 136 m.
Unite D'Habitation, Le Corbusier 1953

Unite D'Habitation mewakili


penggambaran Le Corbusier tentang
seluruh lingkungan perkotaan (urban
neighborhood) sebagai bangunan
raksasa. hal ini memiliki pengaruh yang
luar biasa pada arsitek lain, khususnya
di Inggris Raya. Bangunan ini adalah
kesempatan untuk mendemonstrasikan
teorinya tentang "vertical garden city"
untuk masyarakat. Program mixed-use
mencakup tempat tinggal, belanja,
hiburan, dan taman kanak-kanak di
rooftop.
Cities of The Future, Paolo Soleri,
1960s

Paolo Soleri dianggap sebagai tokoh


yang paling gigih dan persuasif di
antara para megastrukturalis. Dia
merupakan representasi paling kuat
baik dalam pola pikir dan desain
megastruktur, keinginan untuk
menghentikan kecenderungan terus-
menerus dari ras manusia untuk
menyebar (urban-sprawl). Menara
berbentuk berlubang yang khas dari
gaya Arcology Soleri pada pertengahan
1960-an sering kali disertai dengan
megastruktur yang lebih konvensional
(Banham, 1976).
Moshe Safdie’s Habitat, Montreal 1967

Adalah kesempatan pertama bagi


banyak masyarakat dunia untuk melihat
ide desain kota megastruktur dalam
bentuk bangunan. Habitat terdiri dari
kapsul apartemen prefabrikasi beton
yang diangkat dan dipasang ke
posisinya di atas angker beton
bertulang. Kapsul tersebut tidak
distandarisasi atau dilepas; karena
mereka membantu memperkuat struktur
satu sama lain. Menyerupai keindahan
dari desa puncak bukit Mediterania,
tingginya cost bangunan dan karakter
“unik” dai desain Habitat menjadikannya
penghalang sebagai prototipe untuk
konstruksi perumahan.
Archigram, Peter Cook 1961

Archigram, yang dim ulai oleh Peter Cook di


London pada tahun 1961, muncul sebagai
sekelompok arsitek revolusioner yang
berupaya mengkritik gagasan arsitektur yang
sudah mapan, khususnya perencanaan kota
(Cook, 1999). Archigram I memilih untuk
mengabaikan citra Bauhaus yang kuno, yang
dianggap menghina Fungsionalisme. Yang
jauh lebih penting bagi kelompok itu adalah
penyebaran informasi, cara memberi tahu
mahasiswa dan arsitek muda tentang semua
hal yang luar biasa dan tidak terpikirkan di
dunia akademis dan profesional. Retorika
mereka sepertinya mengirim satu generasi
untuk mencari analogi mesin / kota, baik
fungsional maupun visual.
Archigram
City Interchange (Warren Chalk dan Ron
Herron):

City Interchange (Warren Chalk dan Ron


Herron): Chalk dan Herron mengusulkan
sebuah kompleks "communication
interchange" yang memanfaatkan titik simpul
di lokasi strategis untuk komunikasi. Sistem
"public transit interchange" mereka
menyerukan kombinasi kereta api ringan
lokal dan "kereta motor induksi linier" untuk
transportasi cepat jarak jauh dan antar-
regional.
Archigram
Plug-in City (Peter Cook) 1964

Plug-In City dimaksudkan sebagai metode yang


memungkinkan struktur disesuaikan dengan
kebutuhan individu, dengan permutasi tanpa akhir
yang menciptakan kota dengan variasi tak terbatas.
Plug-in City adalah kombinasi dari serangkaian ide
teoritis yang diambil dari sumber modernis yang
telah dikembangkan antara 1926 dan 1964.
modelnya adalah aglomerasi menara silinder,
piramida terbalik dari plug-in, rumah modular, dan
teras berundak linier perumahan, semua dilayani
oleh kerangka diagrid raksasa dari tabung
servis/komunikasi miring, di antaranya digantung di
jalan dan rel kereta api yang dapat dilepas serta
ruang publik yang tertutup dalam cuaca buruk oleh
atap tiup. Kapsul yang diidentifikasi sebagai toko,
rumah, dan kantor dapat diangkat, ditumpuk, dan
dipasang ke tempatnya dengan derek bergerak
(Banham, 1976; Barnett, 1986).
Archigram
Walking City (Ron Herron)

didasarkan pada gagasan tentang kota yang


bergerak atau dapat dipindahkan yang akan
mampu "berjalan" dari satu lokasi ke lokasi lain
karena sumber daya untuk menopang kota habis.
Ilustrasi yang menggambarkan kota, dengan
nuansa Orwellian berupa bentuk alien,
menunjukkan citra futuristik yang dipinjam dari fiksi
ilmiah dan budaya populer. Namun dalam arsitektur
visioner, konsep seperti apartemen prefabrikasi
yang diangkat ke posisi pada kerangka rangka,
untuk dipasang ke peralatan yang sudah disiapkan,
masih dianggap tidak praktis oleh sebagian besar
perancang dan pembangun. Ada juga masalah
perkotaan yang penting, seperti transportasi dalam
dan antar kota, yang dapat diserang dengan
segera, efektif, dan cepat jika ada tingkat
keberanian dan komitmen yang sama - terutama
keuangan.
Archigram
Instant City

Instant City (Archigram): Budaya tradisional


bahkan di negara industri tetap bergerak
lambat dan terkadang membenci wilayah
metropolitan yang lebih kebarat-baratan.
Proyek Instan City adalah reaksi terhadap
hal ini dengan gagasan traveling metropolis,
sebuah paket yang datang ke sebuah
komunitas, memberikan rasa dinamika
metropolitan dan sementara komunitas
tersebut masih pulih dari shock budaya,
menggunakan katalis ini sebagai tahap
pertama hubungan secara nasional. Instan
City bersifat korektif dan koersif, yang secara
definisi berarti tidak ada rangkaian komponen
yang sempurna.
Metabolist
Nagakin Capsules Tower 1971

Metabolist berasal dari Jepang selama tahun 1960-


an sebagai kelompok arsitek individu yang berbeda
yang dinamai berdasarkan model biologis yang
menginspirasi pekerjaan mereka. Mereka
menciptakan struktur perkotaan yang kompleks,
meskipun dengan preferensi yang jelas untuk beton
bertulang daripada struktur baja ringan yang
disukai oleh Archigram. Proyek skala besar mereka
merupakan reaksi terhadap tekanan kepadatan di
kota-kota Jepang, yang dimulai pada akhir 1950-
an. Para Metabolist mengusulkan pengembangan
megastruktur "plug-in" yang terus tumbuh dan
beradaptasi di mana sel-sel hidup, seperti di
Menara Kapsul Nagakin Noriaki Kurokawa tahun
1971 di Tokyo, akan direduksi menjadi pod
prefabrikasi yang akan dipasang pada gedung
pencakar langit heliks (Frampton, 1992).
Metabolist
Tokyo Bay 1960
Helix City 1961

Proyek Tokyo Bay yang luas pada tahun


1960 oleh Kenzo Tange, dan twisting tower
dari proyek Helix City tahun 1961 untuk
distrik Ginza di Tokyo, oleh Kisho Kurokawa,
adalah dua dari karya ikonik gerakan ini.
Proyek Tokyo Bay dianggap oleh beberapa
orang sebagai salah satu visi yang paling
heroik — meskipun sederhana — dari
perencanaan kota yang muncul pada abad
ke-20 (Banham, 1976).
Metabolist
Helicoids City 1960s

Proyek Helikoid adalah proyek Metabolisme


Jepang yang paling dikenal. pada awalnya
dimaksudkan sebagai proposal untuk
membangun kembali distrik Ginza di Tokyo,
tetapi kemudian dikembangkan sebagai
proyek independen dan menjadi simbol
utama Metabolisme. Fitur utama dari Proyek
Helicoids adalah menara silinder yang luas
yang membentuk “pohon” di mana tempat
tinggal individu dapat “datang dan pergi
seperti daun musiman, masing-masing
sesuai dengan skala waktu alami dari
metabolisme yang tepat.” Setiap struktur
harus ditempatkan di pulau beton terapung
untuk mengurangi tekanan pada pasokan
tanah perkotaan Jepang yang terbatas.
Pompidou Centre (Renzo Piano dan Richard
Rogers) 1977

Tren megastruktur mencapai puncaknya


dengan pembangunan Pompidou Centre
tahun 1977 di Paris. Ia membawa semua
elemen modernisme — teknik, sirkulasi,
repetisi, mekanikal servis — ke tingkat yang
ekstrem. Terdiri dari tiga belas bay yang
terbuat dari rangka truss besar yang
dibangun oleh Krupp di Jerman dengan
bentang sepanjang 156 kaki (52m) dan lebar
42 kaki (14m). Seluruh megastruktur
distabilkan di sekelilingnya dengan cross-
bracing dan lengan kantilever, atau
gerberettes, membentuk kerangka
eksoskeleton struktural yang menyediakan
ruang untuk sirkulasi di satu sisi dan
peralatan mekanis di sisi lain.
Tujuan utama dari megastruktur adalah untuk meningkatkan kepadatan (density) dalam
lahan kota yang semakin terbatas secara tertib dan efisien tanpa mendegradasikan
kualitas hidup. Namun, mobilitas yang lebih besar dan kemakmuran ekonomi di negara-
negara industri telah mendorong pengembangan pinggiran kota yang difasilitasi oleh jalan
raya dan mobil.
Masalah praktis juga menghalangi realisasi di masa lalu dari megastruktur sebagai
prototipe untuk kota masa depan. keterbatasan teknologi perumahan pada saat itu
berdampak pada sulitnya mewujudkan pembangunan perumahan skala besar secara
cepat.
kelemahan megastruktur pada saat itu adalah kerangka struktural yang unik dari
megastruktur itu sendiri, elemen baru (mother structure) yang sejatinya tidak diperlukan
oleh bangunan konvensional, diperlukan oleh megastruktur sebagai penopang modul-
modul unit ke dalam satu form mega-struktural sehingga secara pendanaan dinilai belum
efisien. Banyak konsep megastruktur yang didasarkan pada pemindahan seluruh elemen
bangunan dari satu lokasi ke lokasi lain. Sebenarnya, megastruktur sebagai sebuah
konsep dapat menjadi sarana pertumbuhan kota yang tertib dan efisien. Tapi
membangunnya hingga skala kota sebenarnya bisa menciptakan inefisiensi yang sangat
besar.
Beberapa contoh rancangan megastruktur perkotaan yang diusulkan di masa lalu
diantaranya menunjukkan kendala implementasi secara realistik karena keterbatasan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada masanya, sehingga dimasa itu konsep-konsep
megastruktur hanya sekedar menjadi suatu hayalan. Namun saat ini konsep megastruktur
bukan lagi hanya konsep utopia semata dan telah berkembang menjadi konsep praktikal
didukung oleh perkembangan industrialiasi teknologi dan fabrikasi modular yang begitu
pesat.

Anda mungkin juga menyukai