Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PEMANFAATAN RUANG

DALAM PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI


KOTA MAKASSAR

DRAFT TESIS

Oleh
MUH AKBAL AMIR, ST
NIM: -
(Program Studi Magister Manajemen Perkotaan)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
ABSTRAK

STRATEGI PEMANFAATAN RUANG


DALAM PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI
KOTA MAKASSAR

Oleh
Muh Akbal Amir
NIM:…………..
(Program Studi Magister Manajemen Perkotaan)

Kota Makassar memiliki nilai tawar yang kompetitif di kancah


perekonomian nasional. Perdagangan dan jasa menjadi sektor paling strategis dan
terdepan dalam menyokong perekonomian daerah. Lima tahun terakhir
perekonomian Kota Makassar berada dalam kondisi yang sangat stabil dan masih
memiliki potensi untuk terus melaju di tahun-tahun berikutnya. Pertumbuhan
ekonomi tersebut juga diikuti dengan meningkatnya sumber daya manusia (IPM)
yang bergerak naik. Faktor-faktor tersebut menjadikan kota Makassar memiliki
predikat Kota destinasi intesvasi terbaik pada koridor Sulawesi. Daya tarik
ekonomi yang positif dan perkembangan kota yang terus meningkat ditandai
dengan pesatnya laju pertumbuhan investasi dalam bentuk pembangunan gedung
seperti hotel,apartement, restaurant dan perumahan. Akan tetapi ditengah
pertumbuhan bangunan gedung tersebut, Kota Makassar dihadapkan pada
tantangan pokok yaitu pengendalian terhadap pemanfaatan ruang.

Intensitas pembangunan gedung di Kota Makassar yang semakin


meningkat, memberikan dampak positif bagi perkembangan kota, pemenuhan
bangunan gedung yang sesuai standar pelayanan minimal masyarakat dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan hidup perkotaan . Selain itu meningkatnya
bangunan gedung di sektor perdagangan dapat mendukung alur perekonomian
kota yang produktif. Namun, di sisi lain pembangunan bangunan gedung juga
memperlemah kapasitas dan daya dukung kota, berimbas pada degradasi
lingkungan perumahan dan defisit ekologis permukiman. Untuk itu, arah dan
kebijakan pembangunan bangunan gedung harus diorientasikan pada peningkatan
kualitas kehidupan warga kota secara komprehensif dan meningkatkan kualitas
lingkungan hunian. Setiap kawasan memiliki potensi untuk berkembang dan
mendapatkan jaminan keberlanjutan lingkungan. Melalui kebijakan pemanfaatan
ruang pertumbuhan bangunan gedung dapat dapat dikendalikan sesuai ketentuan
tata ruang yang berkelanjutan.

Kata kunci: Kota Makasar, bangunan Gedung, Pemanfaatan Ruang, Pengendalian


Ruang.

2
ABSTRACT

STRATEGIC OF SPATIAL UTILIZATION ON DEVELOPMENT


CITY BUILDING GROWTH IN MAKASSAR CITY

By
Muh Akbal Amir
NIM: -
(Master’s Program in City Management)

Makassar city has a high competitive bargaining in the national economy. Trade
and Services are the mainstay program and frontline strategic, which leading
regional economic. In the last five year, city of Makassar undergo the best
condition graffic, and have been predicted will be growth up to higher level in the
coming years. Makassar economic growth is also followed increasing human
resources which show positive trend. These factors make Makassar city reach a
predicat as the best city destination for investation on Celebes corridor. Condusif
Economic attraction and the city’s growing development, it marked by the
fascinating investment in the form of building construction like apartments, hotels,
restaurants, and houses. But, in contradictive way, on the middle of the rapid
development building construction, city of Makassar faces a main problem, is how
to contolling the spatial utilization.
The intensity of building growth (mennajak), gives positive impact for city
development. The fulfillment of building with the suitable minimum standart can
help improve the walfare of Makassar urban living communities. However, in
other perspective the construction of buildings also make negatives impacts or
weaken the capacity and carrying city support, which this city building has has
prom of house environtment degradation and housing ecologic devisite. In the
way to find solution, direction solving and wise of city building have to oriented
and emphasized to the quality of citizen life. Each region has the potential to grow
and deserve guaranteed of suistinable environtment. through the right policy og
exploiting space making of growth of building, it can control to make in the right
path of provision sustaible spatial.

Kewwords: Makassar City, Building, Spatial utilization, Spatial Controlling.

3
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Permasalahan


Pembangunan Infrastruktur dan bangunan gedung di kota-kota besar
merefleksikan prestise kemajuan peradaban dan kesejahteran warga kotanya.
Bangunan gedung yang merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya menggambarkan intensitas kegiatan atau
aktivitas warga kota, semakin padat bangunan gedung di suatu kawasan berarti
semakin tinggi aktifitas perekonomian dan pemerintahannya. Bangunan
merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia yang dibuat untuk
menunjang kebutuhan hidup manusia sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sayangnya dibalik pembangunan gedung yang gencar menyisakan dampak yang
kurang baik bagi beberapa kawasan yang terletak di pinggir kota yaitu semakin
berkurangnya lahan terbuka yang berfungsi sebagai wadah interaksi sosial dan
ruang terbuka hijau akibatnya dapat memperlebar kesenjangan sosial,
menyuburkan egoisme sektoral dan individualisme, kualitas lingkungan yang
menurun dan kapasitas daya dukung kota melemah.

Maka dari itu, penyelengagaraan tentang bangunan perlu diatur, dibina dan
diawasai oleh pihak yang terlibat, guna menghindari mis-manajemen dan
kebijakan yang mengabaikan pembangunan yang tidak berpihak pada
keseimbangan antara alam dan manusia. Pada saat ini peratuaran hukum tentang
bangunan gedung sudah diatur di Indonesia dalam wujud Peraturan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomr 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
yang mengatur bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk
hak dan kewajiban pemilik dan penggunaan bangunan gedung pada setiap tahap
penyelenggaraan banguna gedung, ketentuan peran masyarakat dan pembinaan
oleh pemerintah dan sanksinya. Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan
tersebut dilandasai oleh asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan dan
keserasian bangunan gedung dengan lingkungannnya, bagi kepentingan
masyarakat yang berkeprimanusaiaan berkeadilan. Kemudian ada juga peraturan

4
daerah tentang tata bangunan no 14 tahun 2004 Kota Makassar yang merupakan
turunan dari Perda di atasnya.

Pembangunan membutuhkan pengawasan agar sesuai koridor


pembangunan kota yang berkelanjutan dan tetap berada pada patron regulasi yang
ada. Namun strategi pembangunan yang selama ini berlangsung nampaknya masih
bersifat terlalu bias terhadap perkotaan. Diperlukan strategi yang dapat
mempertahankan stabilitas dan sustainabilitas pembangunan bangunan gedung
yang dapat berpihak pada semua kepentingan. Selain itu peran serta masyarakat
dan pihak swasta dalam mematuhi regulasi peraturan terkait bangunan gedung dan
penataan ruang dapat menjadi indikator keberhasilan pembangunan gedung kota
Makassar. Semakin baik tingkat kepatuhan tata ruang dan tata bangunannya
berarti semakin baik dan kompak penyelenggaraan bangunan gedungnya
Berdasarkan undang undang penataan ruang ada dua bentuk pengendalian
yaitu perizinan dan pengawasan. Dua proses ini memiliki fungsi yang berbeda tapi
memilik tujuan yang sama. yaitu apa pembangunan yang tetrib dan berkelanjutan.
Membngun kota adalah hal yang sagat kompleks dan komprehensif. Pengaturan
tidak selalu berjalan sesuai yang tertera diatas kertas. Tarik menarik kepentingan
dan banyaknya pengaruh eksternal maupun internal meyebabkan pembagunan
selalu mendapatkan tantangan dan jalan aternatif yang bisa memenuhi semua
harapan pelaku pembangunan. Arahan pemerintah tidak selalu dipatuhi.

5
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Kota Makassar?
2. Hal-hal yang mendukung dan menghambat penyelenggaraan bangunan
gedung yang berkelanjutan?
3. Merumuskan strategi atau kebijakan pemanfaatan ruang yang bisa
bermanfaat Pemerintah Kota Makassar dan stake holder terkait
penyelenggaraan Bangunan Gedung.

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan / penyelenggaraan bangunan
gedung Kota Makassar.
2. Meninjau kebijakan Pemerintah Kota Makassar dalam pemberian izin
bangunan gedung di Kota Makassar.
3. Untuk menemukenali kekuatan dan kelemahan regulasi yang selama ini
berjalan dalam pemanfaatan ruang kota Makassar
4. Untuk mengetahui rumusan atau regulasi yang tepat dalam
penyelenggaraan bangunan gedung?

D. Manfaat Penelitian
1. Guna mendapatkan solusi terkait kebijakan penyelenggaran Bangunan
Gedung yang mempertimbangkan keandalan teknis bangunan gedung dari
segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.
2. Untuk mengetahui letak permasalahan/ gap antara pembangunan dan
kesemrawutan bangunan gedung yang belum berjalan sesuai koridor
regulasi.

6
Bab III Metode Penelitian

Penelitian merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk


memperkuat, membina, serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan yang merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan manusia senantiasa dapat
diperiksa dan ditelaah secara kritis, akan berkembang terus atas dasar penelitian –
penelitian yang dilakukan para pembimbing. Hal itu terutama disebabkan oleh
karena penggunaan ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia lebih mengetahui
dan mendalami
Metodelogi penelitian merupakan penelitian yang menyajikan bagaimana
cara atau prosedur maupun langkah-langkah yang harus diambil dalam Metode
penulisan tesis adalah uraian tentang cara bagaimana mengatur penulisan tesis
dengan usaha yang sebaik-baiknya. Sedangkan metode penelitian yang
dipergunakan dalam pengumpulan data-data untuk penulisan tersebut antara lain
meliputi :
A. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang dipakai adalah metode pendekatan yuridis
empiris yaitu penelitian ini disamping menggunakan metode-metode ilmu
pengetahuan juga melihat kenyataan di lapangan,38 khususnya dalam penataan
tanah perkotaan dalam upaya meningkatkan daya guna dan hasil guna.
B. Spesifikasi Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini dilakukan
secara Deskriptif Analitis yaitu yang dimaksud untuk memberikan data yang
seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya, Sehingga
dapat diambil data obyektif yang dapat melukiskan kenyataan atau realitas yang
kompleks tentang penataan tanah perkotaan dalam upaya meningkatkan daya
guna dan hasil guna penggunaan tanah melalui konsolidasi tanah (land
consolidation) di Kota Makassar.
C. Populasi dan Metode Penentuan Sampel
C.1. Populasi
Populasi adalah seluruh obyek atau seluruh individu atau seluruh
gejala / kejadian atau seluruh unit yang diteliti. Populasi dalam penelitian
ini adalah para pihak yang terkait dalam penataan tanah perkotaan dalam
upaya meningkatkan daya guna dan hasil guna penggunaan tanah melalui
konsolidasi tanah (land consolidation) di OPD Pemerintah Kota Makassar,
dan masyarakat.
Populasi dalam penelitian ini sangat luas sehingga dipilih sampel
sebagai obyek penelitian.

7
C.2. Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan non random sampling, yaitu cara pengambilan sampel
dimana tidak semua unsur dalam populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi anggota sampel.
Dengan teknik purposive sampling, yaitu sampel telah ditentukan
dahulu berdasar obyek yang diteliti.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan difokuskan pada
pokok-pokok permasalahan yang ada, yaitu tentang pemanfaatan ruang perkotaan
dalam upaya meningkatkan daya guna dan hasil guna pengendalian bangunan
gedung melalui perizinan dan pengawasan di Kota Makassar.

Anda mungkin juga menyukai