DISUSUN OLEH
Eny Mayasari Dewi
25010112410099
MKIA NON REG
SEMESTER II
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, atas berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan tugas outline tesis
yang berjudul “Implementasi Kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi di
Perkantoran Pemerintah di Kota Semarang ”. Penyusunan tugas ini merupakan
salah satu tugas dalam mata kuliah Metodologi Penelitian Konsentrasi sebagai Ujian
Akhir Semester yang di ampu oleh Dr. Martha Irene K, MSc. PhD.
Penyusunan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan dalam
kesempatan ini pula penyusun ingin mengucapkan terima kasih khususnya kepada
dosen pengampu yang atas bimbingannya kami dapat menyelesaikan tugas ini serta
pada berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Penyusun
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan maaf yang sebesarnya apabila terdapat hal-hal yang kurang
berkenan. Akhir kata, penulis mengharapkan agar tugas ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat menambah wawasan pengetahuan ilmu.
Penulis
D. Kerangka Teori...................................................................................................... 17
Angka Kematian Bayi ( AKB ) merupakan salah satu indikator kesehatan suatu
negara. Sebagai negara yang telah ikut meratifikasi Millenium Development Goals,
Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan AKB dari 32 per 100 kelahiran hidup
pada tahun 2012 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.Salah satu cara
untuk menurunkan AKB adalah dengan penggunaan ASI Ekslusif. Berbagai penelitian
telah membuktikan bahwa ASI Ekslusif dapat menurunkan penyebab kematian bayi,
namun ironisnya Cakupan ASI ekslusif sendiri masih rendah.
Rendahnya cakupan ASI ekslusif dapat disebabkan beberapa faktor, karakteristik
ibu, dukungan keluarga, lingkungan, promosi susu formula serta pekerjaan ibu. Kunci
keberhasilan pemberian ASI eksklusif untuk kaum ibu yang bekerja terletak pada metode
pemerahan air susu ibu dan penyimpanan air susu ibu yang telah dikeluarkan
(Manajemen Laktasi). Pemerahan susu ibu dalam jangka panjang adalah kerja keras dan
komitmen serius di pihak sang ibu. Ia akan membutuhkan dorongan dan dukungan.
Dengan demikian penting bagi lingkungan kerja untuk memiliki ruang menyusui yang
layak dan memberikan waktu bagi kaum ibu yang bekerja waktu yang mereka butuhkan
untuk memerah susu ibu.
Sebuah penelitian di Jakarta yang melibatkan 192 orang ibu bekerja menyebutkan
bahwa 45% ibu yang bekerja berhenti menyusui sebelum bayi berusia 4 bulan, cakupan
Asi Ekslusif pada pekerja formal hanya 32%,Alasannya adalah karena tidak ada ruang
laktasi yang memadai di tempat bekerja, pengetahuan ibu yang kurang tentang ASI, dan
kecemasan ibu ketika harus meninggalkan pekerjaan untuk memeras ASI. Fakta yang
lain adalah ternyata 50% ibu bekerja memompa ASI di toilet. Dan 48,7% pekerja
perempuan tidak tahu kalau ada peraturan tentang ruang laktasi.
Kurangnya dukungan pengurus tempat bekerja terhadap gerakan ASI Ekslusif
nampak ketika dengar pendapat Rancangan Peraturan Pemerintah tentang ASI Ekslusif
tahun 2011, dimana Ketua APINDO mengajukan keberatannya terhadap RPP ini karena
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah belum banyaknya pengurus tempat kerja khususnya perkantoran pemerintah yang
melaksanakan kebijakan tempat kerja ramah laktasi di Kota Semarang, baik itu sektor
pemerintah maupun swasta.
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
“ Bagaimana gambaran tentang implementasi kebijakan tempat kerja ramah laktasi di
perkantoran pemerintah kota Semarang “
Eny Mayasari Dewi | Outline Tesis 7
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum :
Memperoleh gambaran tentang implementasi kebijakan tempat kerja ramah laktasi di
perkantoran pemerintah kota Semarang
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden
b. Mendeskripsikan ketersediaan komponen kebijakan tempat kerja ramah laktasi
c. Mendeskripsikan sumber daya pendukung kebijakan tempat kerja ramah laktasi
d. Mendeskripsikan disposisi kebijakan tempat kerja ramah laktasi
e. Mendeskripsikan Ukuran dan tujuan kebijakan tempat kerja ramah laktasi
f. Mendeskripsikan karakteristik pelaksana kebijakan tempat kerja ramah laktasi
E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Kementrian Kesehatan
Sebagai masukan untuk pertimbangan dan advokasi dalam pembuatan Peraturan
Mentri sebagai implementasi Peraturan pemenerintah no 33 tahun 2012
2. Bagi Dinas Tenaga Kerja
Sebagai masukan untuk pertimbangan dan advokasi dalam monitoring dan evaluasi
dalam mengimplementasikan Peraturan pemenerintah no 33 tahun 2012
3. Bagi APINDO
Sebagai masukan untuk lebih memahami dan pada akhirnya mensosialisasikan
implementasi kebijakan tempat kerja ramah laktasi bagi anggotanya
4. Bagi Asosiasi Pekerja
Sebagai masukan untuk dapat mengadvokasi tempat bekerja dan dinas terkait untuk
lsegera mengimplementasikan kebijakan rempat kerha ramah laktasi
5. Bagi Peneliti
Sebagai sumbangsih peneliti dalam memperjuangkan ASI
2. Komponen
Komponen-komponen dasar yang harus disediakan oleh perusahaan guna mendukung
pemberian ASI di tempat kerja. Komponen-komponen tersebut dapat disesuaikan
pada tingkat yang lebih lanjut berdasarkan atas sumberdaya dan kemampuan yang
tersedia pada perusahaan.:
a. Ruang/Fasilitas Pemberian ASI
1) Ruang:
a) Tertutup dan terisolasi.
b) Kemungkinan untuk dapat dikunci.
c) Berpendingin udara.
d) Ruang yang memadai untuk mengakomodasi paling tidak 3 karyawan.
e) Lokasi ruang pemberian ASI tidak boleh sejajar dengan kamar kecil atau
gudang.
3. Manfaat
a. Manfaat untuk para Karyawan
1) Mendapatkan fasilitas yang layak, pantas, dan bersih untuk memerah air susu
ibu.
2) Melindungi hak-hak anak-anak karyawan untuk mendapatkan nutrisi terbaik
dan paling lengkap, sebagaimana yang dapat disediakan oleh ASI.
4. Implementasi
Langkah-langkah berikut dapat diambil untuk memastikan keberhasilan implementasi
dari kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi:
a. Komitmen perusahaan dalam mengembangkan dan mendukung kebijakan.
b. Menciptakan kelompok kerja.
c. Menyesuaikan kebijakan berdasarkan atas kebutuhan, kondisi, dan sumberdaya
dari masing-masing perusahaan:
d. Ruang, lokasi fasilitas, kebijakan pemberian ASI, isi ruangan, dsb.
e. Daftar periksa untuk kebijakan tertulis (cuti melahirkan, jenis-jenis cuti lainnya,
tipetipe akomodasi yang dapat ditawarkan oleh perusahaan pada karyawan mereka
yang sedang menyusui, waktu rehat untuk memerah ASI atau memberikan ASI,
kelas-kelas edukasi dan dukungan konseling).
f. Oral and written socialisation of the policy at every level (management, employees,
unions).
g. Menerbitkan sertifikat/akreditasi sebagai bukti bahwa perusahaan adalah tempat
yang ramah laktasi dan perusahaan tersebut sungguh-sungguh menerapkan
kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi.
h. Melaksanakan telaah tahunan terhadap kepatuhan untuk memastikan bahwa
kebijakan perusahaan tentang Tempat Kerja Ramah Laktasi tetap memenuhi
standar. Temukan dan pecahkan setiap persoalan yang ada.
i. Publikasikan.
1. setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis
2. selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan
penyediaan waktu dan fasilitas khusus
3. penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diadakan di tempat kerja dan di tempat sarana umum
e. Pasal 49 ayat (2) Undang-undang No. 49/1999 tentang Hak Asasi Manusia:
a. Membangun fasilitas yang layak di tempat kerja untuk kaum ibu yang bekerja agar
dapat menyusui/memompa air susunya (ruang menyusui).
b. Memberi kesempatan pada kaum ibu yang bekerja untuk memberikan
ASI/memerah susu ibu selama jam kerja.
c. Memastikan bahwa cuti melahirkan selama 3 bulan lebih bersifat fleksibel. Tidak
selamanya harus diambil 1½ bulan masa cuti sebelum melahirkan dan 1½ bulan
masa cuti setelah melahirkan, tetapi disarankan bahwa cuti melahirkan disesuaikan
dengan masa-masa yang mendekati waktu melahirkan, berdasarkan surat rujukan
yang dikeluarkan oleh dokter. Dengan demikian hal ini akan memungkinkan sang
ibu untuk memiliki lebih banyak waktu untuk menyusui setelah melahirkan dan
untuk mempersiapkan sang ibu untuk kembali bekerja.
C. Kerangka Teori
A. RANCANGAN PENELITIAN
1. Kerangka Konsep
komponen
Sumber daya
Disposisi
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif , dengan menggunakan pendekatan
survei observasional dimana pengumpulan data dilakukan melalui indepth interview
(wawancara mendalam)
4. Definisi Operasional
a. Tempat Kerja adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu
Tempat Kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
b. Kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi adalah Kebijakan-kebijakan yang
sedemikian telah dikembangkan oleh perusahaan yang berkehendak untuk
5. Analisa Data
Data kualitatif diolah dengan metode analisa isi, dengan melalui tahapan
pengumpulan data, penyederhanaan atau reduksi data, penyajian data dan verifikasi
simpulan
6. Instrumen
a. karakteristik responden
b. ketersediaan komponen kebijakan tempat kerja ramah laktasi
c. sumber daya pendukung kebijakan tempat kerja ramah laktasi
d. disposisi kebijakan tempat kerja ramah laktasi
e. Ukuran dan tujuan kebijakan tempat kerja ramah laktasi
f. karakteristik pelaksana kebijakan tempat kerja ramah laktasi
Better Work Indonesia Dan Aimi ,2012, Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk
Perusahaan
Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi, Dan Menteri Kesehatan Nomor 48/Men.Pp/Xii/2008, Per.27/Men/Xii/2008,
Dan 1177/Menkes/Pb/Xii/2008 Tahun 2008 Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu
Selama Waktu Kerja Di Tempat Kerja
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
Riyadi, Slamet, 2012, Tinjauan Terhadap Peraturan Pemerintah Tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif, Perspektif Regulasi.Pascasarjana Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta
Saptiti Sari, Yuliana, 2013, Analisis Implementasi Program Pemberian Asi Eksklusif Di
Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal .Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, Volume 2,
Nomor 1, Tahun 2013 Online Di Http://Ejournals1.Undip.Ac.Id/Index.Php/Jkm 1
Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (Asi)
Pekerja Wanita, 2003, Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI
Sari, Tirta Prawita. 2012. Siaran Pers Menyambut Pekan Asi Se Dunia Yayasan Gerakan
Masyarakat Sadar Gizi . Ibu menyusui Asi Ekslusif; Aktif Bekerja Atau Cuti?. Di unduh di
www.sadargizi.com
Betterwork Indonesia Newsletter Edisi Ke 4 Tahun 2012. Kolaborasi Antara Bwi Dan Aimi:
Memastikan Tempat Kerja Yang Ramah Pada Ibu Menyusui
Publikasi Linkages.Edisi Oktober 2002. Pemberian Asi Eksklusif Atau Asi Saja :Satu-
Satunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini
Yuwono, Slamet Riyadi. 2012.Pedoman Pekan Asi Sedunia 2012. Direktur Jenderal Bina
Gizi Dan Kia,Kementrian Kesehatan Indonesia
http://finance.detik.com/read/2011/10/11/132520/1741454/1036/ibu-ibu-protes-pengusaha-
yang-keberatan-dengan-rpp-asi