Perkotaan
Oleh : Aji Maulana Fadlika [201845500059]
Dosen : Ibu Marselly Dwi Putri, S.T, M.T
1. Pemahaman mengenai kota dan arsitektur
berdasarkan teori yang telah dipelajari dan
hubungan antara arsitektur dengan perkotaan
• Secara klasik kota dapat didefinisikan sebagai suatu permukiman yang relatif besar, padat, dan
permanen terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari segi sosial. Dalam sudut pandang
arsitektur, kota dipandang sebagai sebuah arsitektur yang memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat dan
memiliki konstruksi dari kota sepanjang waktu. Keberagaman permukiman tidak dinilai dari bentuk
kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang-ruang yang bermanfaat melalui pengorganisasian
ruang dan hierarki tertentu. Sudut pandang arsitektur juga menganggap kota sebagai sekumpulan
bangunan dan artefak yang menjadi tempat untuk berhubungan sosial.
• Dari sudut pandang perencanaan wilayah, kota diartikan sebagai suatu tempat tinggal manusia yang
merupakan manifestasi dari perencanaan dan perancangan yang dipenuhi oleh berbagai unsur seperti
bangunan, jalan, dan ruang terbuka hijau.
Hillington
Greenwich
Barnet
Teori konsentrik pada Kota London
Kesimpulan
Peta Kota London
Asumsi faktor2 yang mempengaruhi pertumbuhan
pada kawasan Teori Konsentris (London) :
• Populasi dengan sosial budaya yang heterogen
• Industri komersil menjadi basis ekonomi
• Persaingan ruang untuk zona ekonomi dan ruang
pribadi (private ownership)
• Perluasan area dan peningkatan populasi kota
• Transportasi dinilai mudah, cepat, dan murah di
setiap zona kota
• Pusat kota untuk pusat kegiatan ekonomi sehingga
ruang di dekat pusat menjadi terbatas dan bernilai
tinggi
>> Faktor khusus yang mempengaruhi pertumbuhan Kota London : Britania Raya merupakan salah satu
negara dengan perekonomian yang paling terglobalisasi, sejak abad 18 telah melakukan industrialisasi dan
pada abad ke 19 dianggap memegang peranan utama dalam perekonomian dunia. London sebagai pusat
perekonomiannya menjadikan London sebagai kota dengan pendapatan perkapita yang tinggi sehingga
menjadi destinasi favorit imigran untuk mengadu nasib.
Teori
Sektoral
Kritik pertama mengenai teori konsentris dilakukan oleh Hoomer Hoyt (1939). Penelitian yang dilakukan oleh Hoyt
berdasarkan akan pemetaan rata-rata nilai sewa permukiman untuk setiap blok di setiap kota. Asumsi yang digunakan
adalah adanya variasi penggunaan lahan di sekitar pusat kota (CBD Zone), lalu berkembang dan masing-masing
meluas ke zona lain. Pengelompokkan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar dan sifatnya lebih bebas.
Hoyt juga mengungkapkan bahwa persaingan spasial bukan satu-satunya sumber perkembangan kota, tetapi juga faktor
kondisi geografis, rute transportasi, dan kekerabatan sosial. Kelemahan teori ini adalah mengabaikan jenis penggunaan
lahan lain selain permukiman.
Orang cenderung membangun aktivitas sedekat mungkin dengan jalur jalan utama. Dengan meningkatnya sistem jaringan jalan
dan lalu lintas, maka aktivitas akan meningkat juga.
LA
San Fransisco merupakan daerah yang miskin, San Fransisco
merupakan zona pemukiman kelas rendah.
San Francisco sekarang sedang bergulat dengan
banyaknya tunawisma dan jalan-jalan penuh sampah
yang menyerupai permukiman kumuh di negara
berkembang, dan ledakan harga properti yang membuat
banyak keluarga pekerja tersingkir ke luar kota.
Pabrik Wine
SACRAMENTO CA Precast Manufacture
Pengelompokan zona menurut teori sektoral ini cenderung lebih bebas tidak berbentuk
lingkaran2 tertentu. Namun Central Bussiness Districtnya tetap ada sebagai pusat
kegiatan kawasan. Contoh kawasan yang penulis ambil adalah california dimana
kesenjangan sosial sangat terlihat.Kesenjangan tsb terasa wajar mengingat california
merupaka negara bagian AS yang dipenuhi imigran dari banyak negara. Meski
beribukota di sacramento, namun Yang menjadi pusat CBD adalah Los Angeles karena
maju dalam berbagai sektor ekonomi.
Kesimpulan
Teori Sektoral pada Negara
Bagian California, AS
Kesimpulan
Asumsi2 teori Sektoral :
• Daerah-daerah dengan harga jual atau sewa
tanah tinggi biasanya terletak di luar kota
• Daerah-daerah dengan harga jual atau sewa
tanah rendah merupakan jalur-jalur yang
memanjang dari pusat ke perbatasan kota
• Zona pusat sebagai daerah pusat kegiatan
Pengelompokan zona menurut teori sektoral ini cenderung lebih bebas tidak
berbentuk lingkaran2 tertentu. Namun Central Bussiness Districtnya tetap ada
sebagai pusat kegiatan kawasan. Contoh kawasan yang penulis ambil adalah
california dimana kesenjangan sosial sangat terlihat.Kesenjangan tsb terasa wajar
mengingat california merupaka negara bagian AS yang dipenuhi imigran dari banyak
negara. Meski beribukota di sacramento, namun Yang menjadi pusat CBD adalah
Los Angeles karena maju dalam berbagai sektor ekonomi.
Teori Inti
Ganda
Teori inti ganda merupakan hasil dari pengamatan yang menunjukkan bahwa sebagian kota besar tidak
tumbuh hanya dengan satu inti, melainkan adanya beberapa inti yang terpisah. Inti-inti tersebut
berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang fungsional dan keuntungan ekonomi menjadi
dasar pertimbangan. Harris dan Ullman juga berpendapat bahwa perkembangan kota juga melihat
kepada situs kota dan sejarahnya sehingga tidak ada urutan yang teratur.
Perumahan
Mewah di area
SCBD
Senopati Suites
Apartment
Perumahan Kelas Atas
Mewah di area
SCBD
Teori Inti Ganda pada SCBD : Zona Pemukiman Kelas Menengah
Jl. Tulodong
Pemukiman dengan rumah
kelas menengah dan Jl. Widya Chandra 12
pertokoan Pemukiman dengan rumah
kelas menengah
Teori Inti Ganda pada SCBD : Zona Pemukiman Kelas Bawah
Jalan
Jalan Senopati dalem Kebalen
Area yang masih Pemukiman
terbilang semrawut dengan gang
dengan bangunan2 dari yang hanya
kayu, dan seng dapat dilalui
Banyak terdapat kosan motor
untuk pekerja kawasan
SCBD yang merantau
Teori Inti Ganda pada SCBD : Zona Grosir dan Manufaktur
Electronic
City
Salah satu
Pemukiman Suburban, daerah sub industri suburban, titik di Zona
dan manufaktur berat berada tidak jauh dari SCBD, Grosir dan
Manufatur di
PUSAT
SCBD
Teori Inti Ganda pada SCBD Kesimpulan
Aspek-aspek Kepadatan
Guna lahan
Kepadatan rendah
Homogen, terpisah-pisah
Kepadatan tinggi
“Mixed”, cenderung menyatu
compact city Transportasi yang berorientasi pada
Transportasi multi-sarana,
disamping akan Transportasi
kendaraan pribadi, kurang
penghargaan pada pejalan kaki,
penghargaan pada pejalan kaki,
digunakan sepeda, dan transit publik
sepeda, dan transit publik
Menara
dynaplast
Menara
Kondomonium Matahari
Golf Apartment
Karawaci
Apartemen UPH
Apartemen
Amartapura
Site Plan Lippo Karawaci
Dari segi kepadatan, pada site plan tampak pembagian lahan masih banyak mengarah
kepada daerah landed housing dimana banyak terdapat perumahan (area kuning) yang
dipasarkan yang terbagi banyak komplek perumahan. Namun hunian vertikal saat ini sudah
ada 8 apartemen dan beberapa lagi yang masih dalam tahap pembangunan.
Aspek Aspek
Guna Lahan
Siloam Hospital
Tata
Mall karawaci Taman Sari Resto
Guna
Kampus UPH
Lahan
Univ. Gunadarma
Maxxbox Lippo
Site Plan Lippo Karawaci Masjid Al Hidayah
Tata guna lahan kota Lippo pada bagian tengahnya memiliki aktivitas fungsi komersial, pendidikan, rumah sakit, perkantoran,
tempat ibadah dan juga perumahan, sedangkan pada bagian agak ke barat memiliki fungsi perumahan dan perkantoran. Pada
bagian timur dan selatan hanya terdapat perumahan. Dilihat dari kondisi ini, Lippo Karawaci pada bagian pusatnya memiliki
fungsi yang sangat mixed-use dan sisanya memiliki tata guna lahan yang lebih tersebar dan tampak homogen karena pada satu
daerah hanya terdapat satu fungsi saja yaitu perumahan.
Halte angkot
Aspek
Jembatan
Aspek
penyebrangan
Guna Lahan
Transportasi Trotoar
cukup
lebar 2m
lebih
dengan
elemen
vegetasi
Sistem transportasi pada kota Lippo masih tertata dengan baik karena telah dimasukkan dalam konsep desain. Jalur pedestrian
memiliki ukuran yang lebar, cukup untuk 2 pejalan kaki berpapasan sehingga dapat dikatakan lebar pedestrian nyaman bagi pejalan
kaki diperhatikan sehingga para pengguna merasa nyaman melewatinya juga terdapat terminal bus yang terletak bersebelahan
dengan supermall Karawaci. Namun jika dilihat dari segi komunitas, shopping mall dan fasilitas lainnya dapat dikatakan berjauhan,
karena peletakan/ pembagian aktivitas kawasan yang hampir semuanya tampak tersebar dan homogen sehingga pada titik ini,
pencapaian penduduk untuk menuju pusat perbelanjaan sulit tanpa penggunaan kendaraan bermotor dimana pada kota ini walaupun
terdapat stasiun bus dan angkot, namun didominasi oleh penggunaan mobil pribadi.
Konsep traffic calming
Aspek dengan shading yg optimal
dan jalur yang jelas
Guna Lahan
Aspek
beragam seperti pada daerah
perumahan, peletakan bangunan tidak
Guna Lahan menempel pada jalan namun ditarik