Anda di halaman 1dari 21

ARSITEKTUR KOTA

KOTA DAN
PERMASALAHAN
KOTA

KELOMPOK 2
ANGGOTA: M. SALMAN
ALFARISI
HAFIDHAH
RAHMAH BALQISS
DEFINISI KOTA secara geografis, kota didefinisikan
sebagai suatu tempat yang
penduduknya rapat, rumah-rumahnya
Kota adalah barisan pertemuan berkelompok, dan mata pencaharian
semua kepentingan manusia penduduknya bukan pertanian /
dalam sebuah kolase ruang besar, perkebunan.
sehingga kota dapat dikatakan
sebagai sebuah organisme, yang
merupakan sebuah pusat industri,
kota secara fisik terdiri atas 3 tingkatan,
perdagangan,
yaitu bangunan-bangunan dan
pendidikan, pemerintahan, atau
kegiatannya yang berada diatas atau
mencakup semua kegiatan
dekat dengan muka tanah, instalasi-
tersebut.
instalasi dibawah tanah, dan kegiatan-
kegiatan didalam ruangan "kosong"
diangkasa.
ciri-ciri kota
adanya dominasi sektor sekunder
(industri) dan tersier (jasa perdagangan)
jumlah penduduk relatif meningkat
susunan sosial penduduk yang
sangat heterogen
bangunan-bangunan yang cukup
besar
Hakikat Kota
Beberapa pandangan tentang hakikat kota menurut ahli
dibidang perencanaan dan perancangan kota

menurut Dickinson menurut Max Weber


kota merupakan suatu permukiman kota merupakan suatu permukiman
yang bangunan rumahnya atap,dan yang bangunan rumahnya atap,dan
penduduknya bernafkah bukan dari penduduknya bernafkah bukan dari
pertanian. pertanian.
menurut Mumford menurut simmel
kota merupakan suatu pertemuan kota dari sudut psikologi membawa
yang
berorientasi keluar dimana peningkatan ransangan syaraf.
kota
merupakan daya tarik bagi penghuni luar menurut Spengler
kota untuk kepentingan perdangangan
Spengler meletakkan hubungan antara
dan kerohanian.
pengertian kota,perdesaan dan
menurut Christaller kebudayaan alam.
kota merupakan tempat pelayanan atau menurut wirth
penyediaan jasa-jasa /pemasaran bagi Kota semakin bertambah besar, semakin
daerah lingkungannya. padat dan dihuni oleh orang-orang
heterogeny, berubah pula sifat-sifat
menurut Marx dan Engels masyarakat.
negara yang ideal: kota/pedesaan = tidak menurut tonnies
terasing-terasing. Tonnies membedakan 2 type hubungan
masyarakat desa dan kota yaitu
gemeinschaft dan gesellscaft.
Fungsi kota
fungsi kota secara internal (sekunder) yaitu:

1. sebagai wadah kehidupan sosisal


budaya penduduk setempat.
2. Sebagai wadah kegiatan ekonomi local
3. sebagai satuan fisik infrastruktur local
4. sebagai wadah politik dan administrasi
pemerintahan

Fungsi kota secara eksternal (primer) yaitu:


1. Sebagai pusat interaksi dan wadah kegiatan social
budaya bagi masyarakat yang lebih luas
2. Fusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor sehingga
mempengaruhi manajemen transaksi industry untuk
wilayah luas
3. Sebagai simpul komunikasi yang lebih lengkap dan
cepat dengan jangkauan wilayah yang lebih luas
4. Sebagai satuan fisik infrastructural terkait dengan
wilayah luas
5. Pusat politik, administrasi pemerintahan yang lebih
atas
Kualitas dasar manusia yang
menjadi penghuni sebuah kota

1. Kota harus dihuni komunitas


filosof
2. Kota harus dihuni oleh seniman
3. Kota harus dihuni oleh teknokrat
4. Kota harus dihuni oleh pembisnis
5. Kota harus dihuni oleh ulama
Bentukan struktur
ruang kota
1. Sebagai kerangka jaringan pembentuk utama
struktur ruang kota
2. Sebagai pembentuk jaringan sirkulasi trasportasi
3. Sebaran penduduk kota
4. Membentuk zonasi dan intensitas kegiatan
pelayan kehidupan dan penghidupan kota
Adapun system yang menghubungkan antar kota yaitu :
5. Batasan bnetuk ruang kota dengan terwujudnya
area kehidupan/ruang terbangun kota 1. Kota sebagai pusat layanan kepada wilayah sekitarnya (hinterland)
6. Order atau tingkatan bentuk layanan kota 2. Sistem kota-kota atau system perkotaan merupakan jaringan
produksi wilayah dengan bagian (Kawasan-Kawasan) lainnya
3. Kegiatan kehidupan kota sebagai unsur penggerak keseluruhan
struktur ruang sistemik terhadap kawasannya
4. Lingkup layanan perkotaan
5. Pemenuhan kebutuhan sabagai solusi produksi layanan
6. Rancangan system penyampaian atau pelayanan /pemenuhan
kebutuhan
HUBUNGAN ARSITEKTUR DAN PERKOTAAN

Ilmu arsitektur adalah ilmu yang menyangkut bentuk fisik ruang


buatan sebagai tempat (place) bagi manusia yang berhubungan
dengan segalam kompleksitas kebutuhan kehidupannya, baik
individu maupun komunal.
Keberadaan ruang buatan kehidupan manusia itu mencapai
skala yang luas didalam alam atau sector budidaya alam yang
menjamin kelangsungan kehidupan manusia,oleh karena itu
ilmu arsitektur merupakan bagian dari ilmu tempat bermukim
manusia (human settlement).

Doxiadis membagi human settlement dalam dua elemen besar


yaitu:
1. Fisik wadah (container),yaitu ruang fisik buadan dan ruang
alam
2. Isi (the content ), yaitu manusia dan masyarakat

Dari dua elemen besar tersebut terbagi menjadi :


• Shell
• Network
• Nature
• Human resources
Arsitektur dan perkotaan sebagai hasil bentuk build environment dan
kehidupan manusianya (sebagai container dan content) terjadi dalam
proses yang terencana dan terancang (design) secara formal maupun
tidak, merupakan karya manusia. Oleh karena itu,ilmu arsitektur dan
perkotaan menyangkut ilmu perencanaan (planning) dan perancangan
(design).

Ilmu arsitektur lahir lebih dulu sebagai


akibat dari tuntutan akan kebutuhan
mendasar manusia akan tempat bernaung,
sedangkan ilmu perencanaan kota muncul
karena adanya permasalahan lingkungan
fisik pada skala yang lebih besar.

Dalam bidang arsitektur terdapat ilmu


“perancangan kota” sebagai perluasan
bidang arsitektur.sebagai ekstensi dari
bidang arsitektur,maka bidang
perencanaan kota (urban design) sering
disebut dengan arsitektur kota, yang
merupakan perluasan dari konteks mikro
ke mezzo sehingga terbentuk 3 implikasi
yaitu:
1. Klien dan partisipasi
2. Masalah lingkungan
3. Masalah social (hubungan antar
manusia)
Ilmu arsirtektur dan perkotaan, keduanya tidak
terlepas dari setting ekonominya yaitu berkaitan
dengan ketiga aspek tersebut :

1 Lokasi

Kegiatan
2
1. Kegiatan formal
2. Kegiatan informal

3 Infrastruktur

Arsitektur kota sebagai


artefak
Salah satu arsitek kelahiran milan, italia yaitu
Aldo Rossi melihat kota sebagai artefak yang
merupakan gabungan dari tapak (site),
peristiwa ( event) dan tanda (sign). Selain itu
gagasan “locus” yang merupakan suatu tempat Kondisi artefak perkotaan di Yogyakarta
(place) tertentu dimana terjadinya suatu
peristiwa dikota (urban ritual) adalah sangat
penting bagi kesinambungan sejarah.
PERMASALAHAN
KOTA
MASALAH SOSIAL

Masalah social dapat dilihat sebagai sebuah perjuangan antar


individu atau kelompok untuk memenangkan suatu tujuan yang
sama-sama ingin mereka capai. Berbagai masalah yang timbul
dan dihadapi diperkotaan, antara lain:

1. Masalah lalu lintas,


2. Masalah pengembangan daerah industry dan permukiman
3. Masalah sarana pelayanan umum
4. Pedangan asongan dan kaki lima
5. Masalah pembebasan tanah
6. Banyaknya masalah SARA yang akan menjurus pada tindak
anarkis
7. Masalah kenaikan bahan bakar minyak
8. Masalah pengangguran
9. Pengembangan daerah pariwisata
Berdasarkan kondisi yang ada serta dengan memperhartikan
kedudukan kota maka perlunya pendekatan yang dilakukan
dalam perencanaan kota yaitu dengan mengembangkan
system zonasi tata guna lahan (land use) yang masing-masing Beberapa alokasi system
lahan diarahkan untuk dipergunakan sesuai dengan masing-
zonasi tata guna lahan,
masing fungsinya dan dilengkapi dengan fasilitas dan utilitas
kotasesuai dengan peruntukannya. antara lain:

Pusat kota diperuntukkan untuk fungsi


perkantoran

Penyebaran fasilitas Pendidikan tinggi


“keluar” dari pusat kota

Penyebaran lingkungan perumahan


dan permukiman kearah luar kota

Pembangunan fasoilitas perdagangan


dan jasa kearah luar kota

Pembangunan sentra-sentra industry


diarahkan keluar kota
Masalah lingkungan
Desakan penduduk yang semakin tinggi terhadap lahan yang
terbatas akan menyebabkan tumbuhnya pemanfaatan ruang
diluar batas toleransi sehingga menimbulkan masalah
ketidakseimbangan lingkungan, yaitu:

a. Penebangan vegetasi disertai penurunan


kandungan air tanah secara Bersama-sama
b. Peningkatan erosi tanah dsan semakin kecilnya
pori-pori permukaan tanah
c. Penurunan kapasitas infiltrasi tanah
d. Kurang tersedia prasana penampung dan
pengalir limpasan air permukaan
e. Banyaknya drainase yang tersumbat
f. Timbulnya lingkungan-lingkungan permukiman
kumuh dan “slum”

Perlunya pertimbangan lingkungan dalam perencanaan ruang


menurut Setiawan (2005) sebagai berikut:
 Konservasi Kawasan lindung
 Konservasi keanekaragaman hayati
 Konservasi Kawasan resapan-resapan air
 Konservasi natural lansekap
 Konservasi Kawasan-Kawasan pertanian
 Konservasi permukiman perdesaan
 Konservasi pusaka budaya dan saujana budaya (kultural
lansekap)
Masalah industrialisasi

Masalah industrialisasi tersebut pada umumnya sangat


berkaitan dengan aspek politik, ekonomi, social dan budaya,
serta keamanan. Beberapa factor yang memiliki pengaruh
penting dari masalah industrialisasi diantaranya :

1. Pertumbuhan penduduk dan laju urbanisasi yang tinggi


2. Pengembangan tata ruang yang tidak seimbang
3. Tendensi perubahan gaya hidup oleh pertumbuhan
ekonomi
4. Masyarakat membutuhkan sumber energi yang lebih besar
5. Bertambahnya alat trasnportasi
Upaya-upaya yang bisa dilakukan
dikawasan penyangga
1. Pembatasan pengembangan wilayah
permukiman padat

2. Penggunaan material infrastruktur dengan


kontruksi yang dapat meresapkan air secara
maksimal

3. Perlindungan kerapatan dan penataan vegetasi

4. Pembuatan kolam-kolam resapan, sumur dan


lubang resapan pada setiap blok-blok
perumahan

5. Metode kolam konservasi

6. Metode river side polder


Masalah pertumbuhan perkotaan yang
tidak seimbang

Permasalahan utama dalam pembangunan perkotaan adalah


petumbuhan yang tidak seimnbang antara kota-kota
besar/metropolitan dengan kota-kota menengah dan kecil.

Adapun permasalahannya meliputi:


1. Belum optimalnya fungsi ekonomi perkotaan, terutama
dikota-kota menengah dalam hal penciipttaan lapangan
kerja
2. Kualitas lingkungan fisik Kawasan perkotaan yang tidak
berkelanjutan dan cenderung memburuk
3. Kualitas hidup (social) masyarakat diperkotaan yang
menurun karena social ekonomi, serta karena penurunan
kualitas pelayanan kebutuhan dasar perkotaan dan
pendesaan.

1. Kegagalan konsep modernism perkotaan


2. Perbedaan pembangunan kota secara
acak dan tak terkendali
Pertumbuhan perumahan dan bangunan-bangunan yang
terus meningkat, tetapi cenderung tidak rasional tersebut
menyebabkan terjadi pembangunan tidak terkendali/
terkontrol (urban sprawl).

Dampak negative terjadinya urban sprawl menurut setiawqn


(2005):
1. Perkembangan kota yang sprawling menyebabkan
inefisiensi lahan
2. Banyak tanah-tanah kosong/ vacant/ terlantar
3. Terjadinya spekulasi tanah yang tidak terkontrol
4. Terjadinya proses konversi tanah-tanah pertanian subur
yang berlebihan
5. Terjadinya travel costs yang berlebihan karena lokasi
perumahan yang sprawling
6. Tidak tersedia ruang terbuka hijau yang cukup
Pembangunan yang tidak terkendali akan menimblkan
kritik-kritik terhadap perencanaan kota, antara lain:
a. Terlalu sentralistik,formalitik,legalistic,teknokratik
b. Terlalu menekankan pada perencanaan spasial
c. Terlalu berorientasi pada city beautification
d. Kurang melihat energi masyarakat / komunitas
e. Melupakan aspek penting modal social
f. Tidak dijabarkan dalam instrument—instrument
growth management/development control yang
detail dan efektif
g. Melupakan aspek politik perencanaan
Thank
You!
KOTA DAN PERMUKIMAN

Anda mungkin juga menyukai