uk
Provided by SMARTek
ek
SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
Abstract
About twotThird part of a town is housing and settlement, hence it’s development orientation
should be observed, especially for a new town. Oriention toward its inhabitant’s prosperity with
the support of good quality infrastructure will push the town growth. Local characteristics
represent the important asset which can entirely come up along with the spirit of “otonomi
daerah”. A New Town can be perceived as a land development project which it’s area is able to
provide a complete and integral urban elements which include housing, public facility,
commerce and industry. Empowerment pattern rely on the community in the form of
participation should become a real framework in a development of quality of housing and
settlements. Early involvement of the society can support the sustanability development because
of the high sense of ownership and caring to its own environment
Keywords: New town, settlement
Abstrak
Dua pertiga bagian kota adalah perumahan dan permukiman, karenanya arah perkembangan
kota perlu dicermati, khususnya bagi kota baru. Orientasi terhadap kesejahteraan pemukimnya
dengan dukungan infrasturktur yang bermutu pada giliranya akan mendorong perkembangan
kota. Kekhasan lokal merupakan aset penting yang dapat tampil secara utuh sesuai dengan
semangat otonomi daerah. Kota Baru dapat dipahami sebagai sebuah proyek pengembangan
lahan yang luasannya mampu menyediakan unsur-unsur perkotaan secara lengkap dan utuh,
yang mencakup tempat tinggal (perumahan), fasosum, perdagangan dan industri. Pola
pemberdayaan/bertumpu pada masyarakat dalam bentuk partisipatif harus menjadi dasar kerja
yang nyata dalam pengembangan mutu perumahan dan permukiman. Penyertaan masyarakat
sejak awal dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan karena rasa kepemilikan dan
kepedulian terhadap lingkungannya sendiri yang lebih tinggi.
Kata kunci: Kota baru, Permukiman
* Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 27-36
28
Kota Baru dan Aspek Permukiman Mendepan
(Zubair Batudoka)
29
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 27-36
30
Kota Baru dan Aspek Permukiman Mendepan
(Zubair Batudoka)
31
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 27-36
dipelihara dan sistem transportasi yang oleh nilai norma dan membentuk
memperbaiki aksesibilitas barang- struktur pranata sosial, ekonomi dan
barang, jasa, fasilitas dan pekerjaan budi daya untuk memanfaatkan
lingkungan alam buat menopang
3.6 Sarana dan Prasarana Permukiman kehidupan bersamanya dengan
Permukiman berkembang menciptakan lingkungan buatan seperti
bermula dalam lingkup yang lebih kecil. membangun jalan, sekolah, sanitasi,
Pada awalnya manusia membuat tempat ibadah dan sebagainya .
rumah sebagai tempat untuk Demikian halnya yang dikemukakan
berlindung. Dari rumah ini timbul oleh Sugandhy (1991), bahwa Suatu
perumahan yang dihuni keluarga- permukiman adalah lingkungan
keluarga. Perumahan yang dari banyak perumahan atau hunian yang terdiri dari
rumah ini kemudian berkembang dan kumpulan bangunan rumah dengan
melengkapi diri dengan sarana seperti berbagai fasilitasnya, antara lain,
sarana-sarana sosial, pendidikan, jaringan jalan, saluran-saluran kotoran,
pemerintahan, keagamaan, olah raga, saluran air hujan, kualitas udara bersih,
bermain anak, kesehatan, MCK, tempat bermain lapangan
perekonomian dan prasarana terbuka, pusat lingkungan dengan
lingkungan seperti jalan-jalan fasilitas pasar, sekolah dam lain-lain
lingkungan dan jalan akses, saluran yang didesain perunit lingkungan atas
pematusan, tempat sampah, jaringan dasar struktur yang hirarkis atau multiple-
listrik, telepon, dan air bersih. Maka use.
timbullah suatu permukiman.
Selanjutnya permukiman tersebut akan 3.7 Kondisi Fisik Hunian
bersinggungan dengan lingkungan Sixmith (1986) sebagaimana yang
alam, lingkungan binaan dan dikemukakan Turner (2001),
lingkungan sosial, yang dapat mengidentifikasi aspek-aspek kunci
berbentuk kawasan-kawasan tertentu. rumah fisik itu sebagai; struktur, layanan
Misalnya kawasan pesisir (lingkungan bangunan, arsitektur, lingkungan untuk
alam), kawasan industri (lingkungan aktivitas dan spasialitas. Sedang
buatan) dan kawasan permukiman lain Rapoport (1969) menekankan kekuatan
(lingkungan sosial). Tampak bahwa yang memberi bentuk dan karakter
permukiman yang baik memerlukan identitas dari penghuni dan memberi
dukungan sarana dan prasarana yang batasan pada ruang serta termasuk di
memadai. Pada perencanaan kota dalamnya apa yang dibuat manusia
baru kebutuhan akan sarana dan sejak mulai membangun dan mencari
prasarana dapat diprioritaskan untuk beberapa bentuk maupun tipe rumah
dapat memberi stimulan bagi sampai pada penyebab terjadinya hal
keberlangsungan dan perkembangan tersebut. Hal ini berkaitan dengan
perumahan dan permukiman. pemahaman terhadap bentuk-bentuk
Sarana dan prasarana yang menentukan hunian secara tidak
permukiman merupakan aspek penting. langsung memberi penghuninya bekal
Bagaimanapun, sebuah permukiman pengetahuan dikemudian hari. Faktor
baru tidak dapat mengabaikan penentu bentuk rumah antara lain; iklim,
keberadaan lingkungan sekitarnya, baik teknologi bahan bangunan , lokasi,
sebelum maupun sesudah pertahanan, ekonomi dan
perencanaan dan pengembangan kepercayaan.
kawasan permukiman dilakukan. Seperti yang tampak pada
Sebagaiman yang dikemukakan oleh permukiman pascarelokasi kondisi fisik
Hasan Poerbo (1986), sebuah hunian umumnya memiliki karakterisitik
lingkungan permukiman merupakan yang sama (tipikal) dimana unsur
hasil dari proses-proses interaksi manusia teknologi dalam pembangunan
dengan lingkungannya, karena manusia dengan bahan bangunan dasar yang
mempunyai akal budi, yang dilandasi sama (konstruksi tiang utama dan atap)
32
Kota Baru dan Aspek Permukiman Mendepan
(Zubair Batudoka)
serta tata masa bangunan secara fisik lebih rinci diuraikan Kluckhohn dalam
pada kondisi awal menghasilkan bentuk Koentjaraningrat (1982), bahwa budaya
yang relatif sama. terdiri dari unsur-unsur kebudayaan yang
universal (cultural universals). Unsur-unsur
3.8 Aspek Non Fisik Permukiman tersebut mencakup bahasa, sistem
Rumah Sebagai citra diri (Cooper, pengetahuan organisasi sosial, sistem
1972 ; Amiranti 2002), self peralatan hidup dan teknologi serta
dipresentasikan dengan simbol fisik, sistem mata pencaharian, religi dan
dimana body manifestasi dari pelindung kesenian. Keseluruhan unsur tersebut
self yang pertama dan paling disadari selalu mempunyai perwujudan
oleh manusia dan home sebagai fisik.Terdapat tiga wujud kebudayaan
proteksi dasar lingkungan internal diluar yaitu culutral system berupa sistem nilai,
kulit manusia dan bajunya. Sedang norma dan perangkat aturan; social
Sixmith (1986) mengutip james (1982) system yang merupakan suatu aktivitas
seperti yang dikemukakan turner (2001), manusia secara holistik dan physical
bahwa dimensi personal rumah itu system yang berupa benda hasil karya
adalah suatu perluasan dari “I” self dan manusia (Koentjaraningrat, 1982).
“me” self. “I” self , atau self subjektif, Arsitektur sebagai wujud fisik
diekspresikan dalam emosi-emosi seperti kebudayaan merupakan hasil dari
misalnya kesenangan/kebahagiaan kompleksitas gagasan sebagai kesatuan
dan rasa memiliki, respon afektif, seperti sistem budaya, dan tercermin dalam
misalnya privacy. “Me” self pada sisi lain keseluruahan sistem sosial masyarakat.
di dasarkan dalam ekspresi diri sendiri, Poerwanto,(2000) lebih melihat
pengalaman asosiatif dan formatif yang kepada sejauh mana kebudayaan
kritis, persepsi tentang permanensi, yang dimiliki oleh suatu komunitas
perspektif waktu (masa lalu, masa dipakai sebagai suatu strategi adaptasi
sekarang dan masa depan) dan arti dalam menghadapi suatu lingkungan
dan pengetahuan tentang tempat. biogeofisik tertentu sehingga ia tetap
Sixmith mencatat variabel-variabel mampu melangsungkan kehidupannya,
berikut sebagai indikasi rumah pribadi ; selanjutnya mengutip Spradley (1972)
kesenangan, kepemilikan, ekspresi diri, dikemukakan bahwa proses adaptasi
pengalaman kritis, kepermanenan, juga dipengaruhi oleh presepsi dan
privacy, pengetahuan dan kehendak interpretasi seseorang terhadap suatu
untuk kembali. obyek, yang kemudian menuju pada
Bagi banyak masyarakat sistem kategorisasi dalam bentuk respon
Indonesia terutama golongan atas kompleksitas suatu lingkungan yang
menengah ke bawah, rumah juga sesuai untuk di adaptasi, memberikan
merupakan barang modal, karena arah bagi perilaku mereka sehingga
dengan aset rumah ini mereka dapat memungkinkan dapat mengantisipasi
melakukan kegiatan ekonominya. peristiwa-peristiwa yang akan datang.
Pembangunan perumahan diyakini Menurut Pedro Arupe dalam
dapat mendorong lebih dari seratus Eko Budiharjo(1988), rumah bukan
macam kegiatan industri lainnya, hanya sekedar bangunan tetapi
sehingga sangat potensial dalam merupakan suatu konteks atau
menggerakkan roda ekonomi dan hubungan sosial dari suatu keluarga.
upaya penciptaan lapangan kerja Sedang Irwin Altman (1989) melihat
produktif. rumah sebagai refleksi dari hubungan
Hal lain yang berkaitan dengan antara kebudayaan dan lingkungan.
aspek non fisik adalah kebudayaan hal Tampak bahwa peran kebudayaan
mana merupakan sebuah batas proses dalam membentuk akan terlihat jelas
interaksi dinamis antar manusia sebagai dari keterlibatan segi-segi budaya
mahluk individu dan mahluk sosial tersebut yakni kosmologi, agama serta
dengan dunia materi nyata dalam struktur keluarga dan struktur sosial dan
kompleks ide-idenya (Rapoport, 1985) sebaliknya rumah akan merefleksikan
33
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 27-36
34
Kota Baru dan Aspek Permukiman Mendepan
(Zubair Batudoka)
35
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 27-36
36