Anda di halaman 1dari 11

Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

IDENTIFIKASI KAWASAN KOTA LAMA GRESIK

Anak Agung Sagung Alit Widyastuty

Abstrak

Keberadaan kota lama semakin memudar seiring dengan terdapatnya fenomena


perubahan yang mengakomodasikan perkembangan yang terjadi. Kota lama Gresik terletak di
sekitar alon – alon yang merupakan perkampungan kuno dan terletak di dalam kota. Seiring
dengan perkembangannya perubahan fisik dan lingkungan ditandai dengan penambahan,
perubahan dan pembongkaran bangunan bersejarah yang mencerminkan identitas kawasan
dengan bangunan baru yang jauh berbeda dari karakteristik bangunan asli. Studi ini bertujuan
untuk mendapatkan arahan pelestarian kawasan kota lama dengan terlebih dahulu mengetahui
tingkat perubahan fisik dan lingkungan yang terjadi dengan membandingkan kondisi dulu dengan
kondisi saat ini. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kawasan kota lama Gresik dalam
perkembangannya semakin mengalami perubahan fisik maupun lingkungan mengakibatkan
kaburnya / hilangnya identitas kota. Terjadinya perubahan fisik dan lingkungan tersebut di
indikasikan karena factor fisik (pengguna lahan dan kondisi bangunan) dan factor non fisik
(ekonomi, social budaya dan masyarakat sekitar dan factor hokum) terjadinya perbedaan
infrastruktur kawasan, terjadinya perubahan fungsi bangunan, belum terdapatnya peraturan
bangunan / lingkungan serta terjadinya perbedaan struktur pertumbuhan ekonomi kawasan serta
kurangnya pengetahuan dan keperdulian masyarakat akan sejarah dan kebudayaan yang dimiliki
merupakan beberapa factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan fisik dan lingkungan di
kawasan kota lama Gresik.

Kata Kunci : Kota Lama Gresik, identitas kota, pelestarian kota.

PENDAHULUAN
Gresik secara administrasi Sebagai kota pelabuhan Gresik
merupakan wilayah daerah tingkat II yang memiliki asset yang sangat besar dalam
dikepalai oleh seorang Bupati di bawah hubungannya dengan daerah – daerah luar,
pemerintahan propinsi Jawa Timur. Dengan hal ini berperan dalam tatanan perencanaan
lokasi yang terletak di pesisir pantai, kota kota maupun bentuk bangunan yang ada
Gresik memiliki potensi yang cukup besar yang masih terlihat sampai saat ini meskipun
bagi pengembangan wilayahnya. sebagian dari bangunan – bangunan itu
Apabila ditinjau dari kurun perjalanan bahkan tidak dihuni bahkan tidak dirawat
sejarah, kota Gresik pernah mengalami sama sekali.
masa kejayaan yang menjadikannya sebagai Melihat kondisi masa lalu yang gemilang,
pusat kegiatan yang multi dimensi baik di sangat bertolak belakang dengan keadaan
bidang perdagangan, pendidikan, Gresik pada masa ini dimana pelabuhan
keagamaan dan pemerintahan serta yang dulunya ramai oleh pendatang dan
masyarakat dengan kultur yang heterogen pedagang bahkan berkesan menjadi lokasi
yang merupakan pembauran berbagai etnis yang rawan dan sepi, demikian juga pada
seperti Cina, India, Arab dan Melayu dengan pemanfaatan lahan kota dan bangunan –
penduduk setempat. bangunan baru yang bermunculan seolah
Pada masa ini pola kehidupan dan tanpa kendali.
tatanan perkotaan sudah tertata dengan baik Sehingga dengan melihat kejayaan
sesuai dengan lokasi masyarakat pada masa masa lalu dan keterpurukan masa kini
itu. Kota berkembang dengan pesat namun diharapkan akan ditemukan gambaran bagi
tetap dapat melayani dan memenuhi perencanaan kota Gresik untuk masa yang
kebutuhan masyarakat baik dari sarana dan akan datang. Fenomena – fenomena yang
prasarana kota. Bahkan pemanfaatan terjadi saat ini yang pertama telah terjadi
lahannya sesuai dengan kebutuhan peningkatan penggunaan lahan terutama
berdasarkan lokasi kegiatan, bentuk
bangunan yang mencerminkan si pemilik
bangunan serta ruang – ruang public yang
dimanfaatkan sesuai dengan rencana. *) Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

6 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

pada daerah Lumpur (sekitar jalan dalam, bisa ditemui di tempat – tempat
Sindujoyo) berupa bangunan fungsi – fungsi berkumpul semacam itu. Tinjauan
dengan peruntukan permukiman campuran Ruang public Kota. Ruang kota adalah
(lebih didominasi oleh masyarakat ruang – ruang geometris yang dibatasi
pendatang ras Melayu), kedua fungsi oleh elevasi – elevasi sebuah ruang luar
bangunan – bangunan kuno yang sekarang yang terbuka, bebas halangan sehingga
ada, sebagian besar adalah milik perorangan memungkinkan pengaliran segala
dan difungsikan sebagai bangunan niaga macam pergerakan dan bersifat public.
(perdagangan dan jasa), namun sebagian Ruang ini pada dasarnya terdiri dari dua
lagi telah mengalami pergeseran fungsi macam : jalan (street) dan lapangan
seperti sarang burung wallet. Hal ini terlihat (square), (Andy Siswanto, 1997)
pada bangunan – bangunan jl. Nyai Ageng 3. Pengertian Kota Lama
Pinatih dan Jl. Nyai Ageng Arem – Arem dan Kawasan kota lama merupakan bagian
ketiga adanya perubahan fungsi ruang public elemen fisik dari sebuah kota yang
yang berupa bangunan kuno untuk aktivitas memiliki potensi untuk dikembangkan
pemerinth menjadi bangunan kosong atau dalam membentuk karakteristik sebuah
bahkan menjadi perumahan untuk kalangan kota. Karena merupakan kawasan yang
pemerintahan, misalnya rumah Bupati dan memiliki nilai sejarah dan ekonomi
rumah Pembantu Bupati untuk pengembanan kota. Kawasan
beserta bangunan – bangunan kuno
Rumusan masalah merupakan suatu eprwuudan bentuk
1. Bagaimana arahan pengembangan nyata peninggalan menjadi bukti fisik
bangunan kuno dan lingkungannya kekayaan budaya bangsa.
dapat seoptimal mungkin dirasakan 4. Pusaka (cagar Budaya)
kehadirannya oleh masyarakat, Pengertian Cagar Budaya
sehingga mampu meningkatkan nilai Dalam peraturan daerah kota Surabaya
dari keberadaannya. no. 5 tahun 2005 tentang pelestarian
2. Bagaimana mengoptimalkan bangunan bangunan dan atau lingkungan
– bangunan ruang public kuno agar membagi Cagar budaya menjadi 2 jenis
dapat dirasakan kegunaannya sebagai :
bangunan sarana dan prasarana kota 1) Bangunan cagar budaya :
3. Sejauhmana perubahan dan dampak Bangunan buatan manusia yang
pergeseran yang terjadi baik dari segi berumur sekurang – kurangnya 50
fungsi maupun bentuknya yang terjadi tahun yang mewakili masa gaya
akibat pengaruh – pengaruh baik dari yang khas dan mewakili masa gaya
luar maupun dari dalam kota Gresik sekurang – kurangnya 50 tahun
sendiri terhadap perkembangan kota. serta dianggap mempunyai nilai
penting bagi sejarah, ilmu
Tinjauan Pustaka pengetahuan dan kebudayaan.
1. Tinjauan Teori Pertumbuhan Kota Penentuan bangunan cagar budaya
Ada beberapa teori pertumbuhan kota ditetapkan berdasarkan
yang dapat digunakan dalam penelitian criteria:Umur, Estetika, Kejamakan,
ini antara lain : Kelangkaan, Nilai sejarah,
a. Teori Konsentris Memperkuat kawasan, Keaslian,
b. Teori Poros Keisimewaan, tengeran
c. Teori Lokasi 2) Lingkungan cagar budaya :
2. Tinjauan Dampak Pertumbuhan Kota Adalah kawasan di sekitar atau di
Menurut pandangan Lewis Mumford sekeliling bangunan cagar budaya
(1976) meskipun perkampungan yang diperlukan untuk pelestarian
permanen baru dimulai sejak zaman bangunan cagar budaya dan atau
Neolitik namun kebiasaan untuk kawasan tertentu yang berumur
berkumpul untuk penyelenggaraan sekurang – kurangnya 50 (lima
upacara bersama – sama tampaknya puluh) tahun, serta dianggap
telah dimulai sejak periode awal : dan mempunyai nilai penting bagi
seluruh masyarakatnya telah hidup sejarah, ilmu pengetahuan dan
dalam daerah – daerah yang sangat kebudayaan.
terpencar sampai saat ini. Pola garis Penentuan lingkungan cagar budaya
kota baik sebagai bentuk luar ditetapkan berdasarkan criteria
manusiapun sebagai pola kehidupan ke

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867 7
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

:Umur, ,Keaslian, Nilai sejarah, 5) Adaptasi / Revitalisasi


Kelangkaan, Ilmu pengetahuan Adalah merubah tempat agar dapat
5. Pelestarian Kota digunakan untuk fungsi yang lebih
Beberapa batasan pengertian tentang sesuai. Yang dimaksud dengan
istilah – istilah yang disepakati dalam fungsi yang lebih sesuai dengan
Piagam Burra antara lain : kegunaan yang tidak menuntut
1) Konservasi perubahan draktis atau yang hanya
Adalah segenap proses pengelolaan memerlukan sedikit dampak minimal.
suatu tempat agar makna cultural 6) Demolisi
yang dikandungnya terpelihara Adalah penghancuran atau
dengan baik. Konservasi dapat pengrombakan suatu bangunan
meliputi seluruh kegiatan yang sudah rusak atau
pemeliharaan dan sesuai engan membahayakan.
situasi dan kondisi setempat dapat Klasifikasi atau jenis pelestarian
pula mencakup preservasi, restorasi, lainnya
rekonstruksi, adaptasi dan 1) Gentifikasi
revitalisasi Upaya perbaikan kualitas kota
2) Preservasi dengan perbaikan kualitas
Adalah pelestarian suatu tempat lingkungan tetapi tanpa membuat
persis seperti keadaan aslinya, perubahan penting pada struktur fisik
tanpa ada perubahan, termasuk bangunan, melalui rehabilitasi,
upaya pencegahan penghancuran. renovasi
3) Restorasi/rehabilitasi 2) Renovasi
Adalah mengembalikan suatu Perubahan kembali bangunan –
tempat ke keadaan semula dengan bangunan lama melalui perubahan
menghilangkan tambahan – fungsi/kegiatan dalam bangunan
tambahan dan memasang dengan tidak merubah penampilan
komponen semula tanpa fisik bangunan
menggunakan bahan baru. Mengenai tingkat perubahan yang
4) Rekonstruksi diakibatkan oleh masing – masing
Adalah mengembalikan suatu kategori kegiatan tersebut dapat
tempat semirip mungkin dengan dilihat dalam tabel 1.1 sebagai
keadaan semula sejauh yang berikut :
diketahui dengan menggunakan
bahan lama maupun bahan baru.

Tabel 1.1 : Kategori Kegiatan Konservasi

Tingkat perubahan
No Kegiatan
Tidak ada sedikit Banyak Total
1 Konservasi * * * *
2 Preservasi - - - -
3 Restorasi - * * -
4 Rekonstruksi - - * *
5 Adaptasi/revitalisasi - * - -
6 Demolisi - - - *

METODOLOGI PENELITIAN Metode pengumpulan data adalah cara


Pendekatan penelitian digunakan yang digunakan oleh peneliti uyntuk
dalam penelitian adalah pendekatan memperoleh data yang dibutuhkan
positivism yang bersumber pada fakta dalam rangka mencapai tujuan dan
empiris. Jenis penelitian ini adalah penelitian sasaran penelitian. Proses
deskriptif dengan metode eksplorasi. Analisis pengumpulan data dilakukan dengan
deskriptif dilakukan pada penyusunan hasil menggunakan teknik survey data
pengisian kuisioner dan diharapkan dapat sekunder dan primer. Pengumpulan
dijadikan dasar preskriptif. data sekunder bersumber dari dokumen
1. Metode Pengumpulan Data perencanaan wilayah, BPS Surabaya,
Dinas pendidikan dan kebudayaan dan

8 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

sumber – sumber lainnya. Kemudian bersifat kuantitatif di deskripsikan


pengumpulan data primer bersumber secara kualitatif guna mencari
hasil pengamatan, penyebaran penggolongan kawasan atas dasar
kuisioner dan wawancara terhadap urgensi kepentingan pelestarian benda
masyarakat yang tinggal disekitar atau kawasan bersejarah di kota lama
kawasan kota lama dan pakar. Gresik, setelah diketahui criteria –
2. Variabel Penelitian criteria utama dalam pelestarian
Variable dalam penelitian ini antara lain kawasan kota lama.
: bentuk fisik bangunan (status
kepemilikan, usia bangunan, kondisi ANALISA DAN PEMBAHASAN
bangunan, perubahan selera pemilik, Identifikasi perubahan fisik dan
infrastruktur), social budaya lingkungan di kawasan kota lama Gresik
(pengetahuan masyarakat), ekonomi Untuk mengetahui tingkat perubahan
dan hukum. bangunan dan lingkungan di kawasan kota
3. Teknik sampling lam Gresik, yaitu dengan menganalisi
Sebelum dilakukan survey penelitian perubahan dari karakteristik bangunan dan
maka dilakukan survey pendahuluan lingkungan kawasan dengan kondisi
sebesar 25 responden secara acak sekarang.
untuk mengetahui jumlah sampel Tipe perubahan fisik dan lingkungan di
minimum yang harus diambil. Adapun Kawasan kota lama Gresik dapat di jelaskan
pengambilan sampel yang digunakan seperti di bawah ini :
pada penelitian ini melalui metode 1. Kawasan Kampong Pecinan
pengambilan sampel acak sederhana. Karakteristik Kawasan
Metode ini digunakan untuk penentuan  Merupakan perkampungan lama
sampel konsumen, dimana untuk dengan fungsi bangunan yaitu rumah
memilih sampel dari populasi dengan tinggal etnis Cina
cara sedemikian rupa sehingga setiap  Karakteristik masyarakat
anggota populasi memiliki peluang yang Cina/Tionghoa
sama besar untuk diambil sebagai  Karakteristik bangunan menggunakan
sampel. Populasi merupakan populasi arsitektur Cina, yakni atap bangunan
terhitung dengan metode pengambilan yang menyerupai bangunan klenteng,
sampel secara acak dimana populasi warna yang mencolok (merah) dan
adalah homogeny. Berikut rumus bau dupa yang khas di sekitar
perhitungannya kawasan pecinan
 Karakteristik adat berupa pengadaan
n = N / ( 1 + N x e2 ) barongsai dan acara sembahyang
pada hari – hari tertentu
Dimana  Karakteristik penduduk sebagai
n = jumlah responden pedagang.
N = jumlah populasi
e = besarnya toleransi yang Gambaran Eksisting
digunakan (0,1)

Dengan demikian sampel total


responden (n) pada wilayah
penelitian adalah sebanyak

n = 1406 / (1 + 1406 x 0,01 )


= 99 responden

4. Teknik Pengolahan dan Analisa Data


Teknik analisa yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif. Analisa
kualitatif bertujuan untuk mengetahui
factor – factor yang menjadi Karakteristik Sekarang
pertimbangan dalam pelestarian  Merupakan perkampungan etnis
kawasan kota lama Gresik. Teknik Jawa dan Madura
analisa yang digunakan adalah teknik
scoring. Hasil dari teknik scoring yang

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867 9
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

 Karakteristik masyarakat Jawa dan  Tradisi Qudrah di lingkungan


Madura masyarakat sekitar pada hari
 Sudah tidak diketemukan lagi Ramadhan
kegiatan sembahyang di Klenteng 3. Kawasan Kampong Kemasan
dan kegiatan barongsai sebagai Karakteristik Kawasan
acara perayaan hari besar.  Merupakan perkampungan lama
 Tidak ada aktivitas di tempat (kuno) dengan fungsi bangunan yaitu
peribadatan (Klenteng) tempat tinggal etnis Jawa
 Karakteristik bangunan berupa atap  Karakteristik bangunan bergaya
yang masih menyerupai bangunan Eropa-Cina dengan ciri khas berupa
Klenteng namun terdapat perubahan tiang–tiang penyangga yang besar
warna dan bangunan berlantai dua dan atap
 Penduduk berprofesi sebagai bangunan terdapat ukir ukiran dan
pengrajin kue dan makanan warna yang mencolok (merah).
Bangunan atas bersifat tertutup
dengan jendela–jendela yang besar
2. Kawasan Kampung Arab yang menyerupai pintu.
Karakteristik Kawasan
 Karakteristik masyarakat berupa
 Merupakan perkampungan lama terdapat ikatan kerabat dalam satu
(kuno) dengan fungsi bangunan yaitu lingkungan atau kampong
rumah tinggal etnis Arab.
 Karakteristik masyarakat berupa
 Karakteristik bangunan, teras terbuka pengrajin emas
dengan tiang penyangga yang tinggi
dan teras terbuka Gambaran Eksisting
 Karakteristik lingkungan kuldesac
(tertutup)
 Tradisi pengrajin sarung tenun dan
kopyah serta pengrajin kaligrafi
 Tradisi Qudrah pada hari – hari besar
Islam

Gambaran Eksisting

Karakteristik Sekarang
 Merupakan perkampungan lama
(kuno) dengan fungsi sarang burung
wallet dan permukiman
 Karakteristik bangunan dan
lingkungan masih terjaga aslinya
walau dalam kondisi tidak terawatt
Karakteristik Sekarang (kotor)
 Merupakan perkampungan dengan  Karakteristik bangunan dan
fungsi bangunan perumahan dan lingkungan berupa warna mencolok
perdagangan dan jasa sudah mulai pudar seiring dengan
 Karakteristik bangunan berupa atap, usia bangunan dan tidak adanya
teras dan keranda 50% telah berubah perawatan
dari aslinya karena proses renovasi  Tidak ada ikatan kerabat dalam satu
 Karakteristik lingkungan masih dalam lingkungan (perkampungan)
kondisi asli yakni (lingkungan yang  Karakteristik berupa
tertutup) pengusaha/pegawai yang tinggal di
 Karakteristik wilayah berupa pengrajin luar kota
sarung tenun dan kopyah serta
kaligrafi

10 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

4. Kawasan Kampong Kepatihan Gambaran Eksisting


Karakteristik Kawasan
 Merupakan perkampungan lama
(kuno) dengan fungsi bangunan yakni
tempat tinggal
 Karakteristik bangunan berupa
bangunan pendopo dengan teras
yang lebar, tiang penyangga yang
besar
 Karakteristik penduduk merupakan
para pegawai pemerintah.

Gambaran Eksisting
Karakteristik Sekarang
 Merupakan perkampungan lama
(kuno) dengan fungsi sebagai tempat
tinggal.
 Karakteristik bangunan lama masih
terlihat pada atap yang terdapat
menara – menara kecil, sedangkan
keranda pada depan rumah masih
dijumpai pada beberapa rumah
dengan penambahan ornament
depan rumah
 Karakteristik masyarakat berupa
pengrajin dan pedagang.
Karakteristik Sekarang
 Merupakan perkampungan lama 6. Kawasan Kampong Pekauman
(kuno) dan berungsi sebagai tempat
Karakteristik Kawasan
tinggal
 Merupakan perkampungan lama
 Karakteristik bangunan, sudah tidak
(kuno) dengan fungsi bangunan yakni
ditemukan lagi teras yang lebar, atap
tempat tinggal.
bangunan masih berbentuk pendopo,
 Karakteristik bangunan merupakan
bagian depan direnovasi sehingga
bangunan dengan dua lantai bersifat
tidak terdapat atap penyangga yang
terbuka terdapat ukir – ukiran pada
besar.
bagian atap bangunan dan terdapat
 Karakteristik masyarakat yang sudah
keranda pada bagian depan rumah
berubah menjadi pengrajin dan
dan atap yang berbentuk melengkung
pedagang.
 Karakteristik masyarakt berupa
pengrajin
5. Kawasan Kampung Pakelingan
Karakteistik Kawasan Gambaran Eksisting
 Merupakan perkampungan lama
(kuno) dengan fungsi bangunan yaitu
tempat tinggal.
 Karakteristik bangunan merupakan
gabungan antara Eropa dan Cina
berupa atap menara – menara kecil
terdapat keranda pada bagian depan
rumah, terdapat ukir – ukiran pada
bagian teras depan.
 Karakteristik masyarakat berupa
pedagang

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867 11
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

Karakteristik Sekarang
 Dominasi bangunan berupa
perdagangan dan jasa
 Ketinggian dua lantai, bagian bawah
merupakan took dan bagian atas
berfungsi sebagai tempat tinggal,
atap berbentuk bangunan modern
(tidak ditemukan lagi atap yang
melengkung, serta jendela yang
berukuran seperti pintu )
 Karakteristik masyarakat berupa
pedagang.
Karakteristik Sekarang
 Fungsi bangunan masih berupa 8. Kawasan Jalan K.H Kholil
perumahan (tempat tinggal) Karakteristik Kawasan
 Karakteristik bangunan masih berupa  Merupakan bentukan koridor dengan
bangunan dengan dua lantai, masih fungsi bangunan sebagai tempat
terdapat ukir – ukiran pada atap, tinggal dan fasilitas umum berupa
terdapat penambahan bangunan sekolah rakyat.
berupa pagar, sehingga bersifat  Karakteristik bangunan lama
tertutup dan bagian atap masih terdapat keranda di bagian depan
berbentuk melengkung. rumah dan terdiri dari dua lantai,
 Karakteristik masyarakat berupa bagian samping atap terdapat ukir –
pedagang. ukiran, yang merupakan ciri dari
perkampungan Srab serta sebagian
7. Kawasan Jalan Samandhudi besar bangunan yang terdiri dari
Karakteristik Kawasan bahan kayu.
 Merupakan bentukan koridor dengan  Cirri khas lingkungan, terdapat
fungsi bangunan sebagai taman pada bagian depan rumah
rumah/tempat tinggal etnis Jawa  Karakteristik masyarakat berupa
 Karakteristik bangunan berupa atap pedagang
berbentuk lengkung, bagian depan
terdapat teras yang lebar dan bersifat Gambaran Eksisting
terbuka terdapat tiang – tiang
penyangga, jendela berukuran seperti
pintu.
 Karakteristik bangunan terdiri dari dua
lantai dengan penyangga atap (tiang)
yang tinggi dan ukir – ukiran pada
atap bangunan
 Karakteristik masyarakat berupa
pengrajin kopyah dan sarung

Gambaran Eksisting

Karakteristik Sekarang
 Fungsi bangunan sebagian besar
merupakan perdagangan dan jasa,
tempat tinggal dan perkantoran.
 Karakteristik bangunan pada
beberapa rumah masih mencirikan
bangunan lama, tapi dalam keadaan
tidak terawatt

12 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

9. Kawasan Jalan Pahlawan Karakteristik Sekarang


Karakteristik Kawasan  Dominasi bangunan berupa
 Merupakan bentkan koridor dengan perdagangan dan jasa
fungsi bangunan sebagai  Ketinggian satu lantai dengan fungsi
rumah/tempat tinggal etnis Jawa. sebagai took dan bagian atas
 Karakteristik bangunan berupa atap berfungsi sebagai tempat tinggal atap
berbentuk melengkung bagian depan berbentuk bangunan modern (tidak
terdapt teras yang lebar dan bersifat ditemukan lagi atap yang melengkung
terbuka terdapat tiang – tiang serta jendela yang berukuran seperti
penyangga jendela yang berukuran pintu)
seperti pintu  Karakteristik masyarakat berupa
 Karakteristik bangunan terdiri dari dua pedagang
lantai dengan penyangga atap (tiang)
yang tinggi dan ukiran – ukiran pada Berdasarkan cirri dari penggolongan atau
atap bangunan pengelompokkan di atas maka kawasan kota
lama Gresik dapat dikelompokkan menjadi :
Gambaran Eksisting 1. Kawasan dengan kondisi sedang, yang
ditunjukkan perubahan sebagian
bangunan atau kawasan, yakni kampong
Arab, kampong Kemasan dan kampong
Kepatihan dan Kampung Pecinan
2. Kawasan dalam kondisi buruk karena
banyak mengalami perubahan adalah
koridor jalan Pahlawan, Koridor jalan K.H
Kholil, kampong Kemuteran dan Koridor
jalan Samanhudi.
3. Sedangkan untuk tipe A yakni kawasan
yang masih dalam kondisi baik, tidak
terdapat di kawasan penelitian karena
rata – rata bangunan dan lingkungan
sudah mengalami perubahan, baik itu
karakteristik bangunan, lingkungan
maupun karakteristik masyarakatnya

Tabel 5.3 : Arahan pelestarian kawasan kota lama pada kawasan dengan tipe B
Kawasan
No Arahan
(Daerah)
1 Kampong Mempertahankan bangunan dan lingkungan sekitar dengan pembuatan desain
Arab, kawasan yang sesuai dengan kawasan sekitar terkait dengan bahan atau
Kampung ornament, warna dan desain arsitektural
Kemasan, Penambahan fungsi atau adaptive reuse yang mengacu kepada UU no. 5 tahun
Kampung 1992 dan untuk kawasan kota lama Gresik yakni daerah pariwisata berupa
Kepatihan pariwisata religi pariwisata kuliner dan pariwisata kampong kuno
dan Mempertahankan dan mengendalikan bangunan dan lingkungan dengan
Kampung penambahan bangunan baru dengan pembatasan bangunan yang boleh dibangun
Pekauman adalah bangunan public dan disesuaikan dengan karakteristik kawasan.
dan Di dalam persil atau lahan bangunan bersejarah dimungkinkan adanya bangunan
Kampung tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama dan
Pecinan direncanakan dengan penuh kepekaan sehingga tidak merubah karakteristik asli
dari bangunan itu sendiri
Bangunan yang dalam kondisi berubah fungsi menjadi sarang burung wallet,
sehingga menjadi kotor dan tidak terawat diarahkan untuk mempertahankan
langgam atau gaya bangunan semula berupa tampilan luar dan atap bangunan
Pelestarian bangunan dan lingkungan kawasan bersejarah dengan pemberian

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867 13
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

keringan pajak PBB, kemudahan dalam balik nama, penghargaan dengan imbalan
bantuan dana dalam perawatan bangunan apabila mau melestarikan bangunan dan
lingkungan yang dimiliki
Untuk bangunan yang telah berubah sebagian dikarenakan terjadinya perubahan
fungsi sehingga merusak karakteristik kawasan sekitar dilakukan penertiban ijin
sehingga bangunan yang telah berubah fungsi dan fisik menjadi kawasan
perdagangan tanpa melalu perubahan ijin dikenakan sanksi atau denda
Pemberian roh kawasan yakni dapat berupa :
 Pengadaan agenda kegiatan, berupa pagelaran seni adat tradisional pada hari
– hari tertentu, seperti hari kemerdekaan RI, hari besar Islam dan lain
sebagainya.
 Pelestarian karakteristik kegiatan berupa kerajinan sarung tenun, kopyah dan
seni kaligrafi di kampong Arab
 Pengadaan kegiatan bazaar atau stan untuk penjualan produk – produk yang
mencirikan local, seperti sarung, kopyah dan kaligrafi

Tabel 5.4 : Arahan pelestarian kawasan kota lama pada kawasan dengan tipe C
Kawasan
No Arahan
(Daerah)
1 Koridor jalan Mempertahankan bangunan dan lingkungan yang masih tersisa dengan pembuatan
Samanhudi, desain kawasan berupa pengaturan massa, KLB dan ketinggian bangunan yang
koridor jalan menunjang bangunan/kawasan bersejarah sekitar sebagai zona penyangga yakni
K.H Kholil kawasan yang sudah banyak berubah baik fisik maupun fungsi namun masih
koridor jalan mendukung melindungi dan menandakan karakteristik kawasan
pahlawan, Penambahan fungsi atau adaptive use yang mengacu pada UU no. 5 tahun 1992
koridor jalan yakni daerah yang menunjang kegiatan sekitar, yakni daerah perdagangan dan jasa
Basuki yang bersifat local dan menjual barang – barang yang merupakan cirri khas daerah
Rahmat setempat.
Penambahan bangunan baru hanya dapat dilakukan untuk kepentingan public dan
disesuaikan dengan karakteristik bangunan sekitar
Pemberian insentive berupa kemudahan perijinan, dalam bentuk ijin usaha dan IMB
untuk bangunan yang mengalami perubahan fungsi dan fisik namun masih
mengindahkan bangunan lama dan menyesuaikan dengan karakteristik kawasan
sekitar sebagai bentuk pengendalian perubahan fisik dan lingkungan
Pengendalian dalam perubahan fisik dan lingkungan dilakukan dalam bentuk
pemberian disinsitiv yakni berupa penertiban ijin (ijin usaha dan IBM)
Pemberian roh kawasan yakni dapat berupa :
 Pengadaan agenda kegiatan, berupa pagelaran seni adat istiadat pada hari –
hari tertentu, seperti hari kemerdekaan RI hari besar Islam dan lain sebagainya
 Pengadaan kegiatan bazaar atau stan untuk penjualan makanan asli untuk
penjualan makanan asli yang mencirikan local, jajanan pudak, nasi krawu dan
lain sebagainya
 Pengadaan festival Grissee tempoe doeloe yang menonjolkan karakteristik
kawasan yang dimiliki

KESIMPULAN berupa fungsi kawasan dan bangunan,


Kesimpulan yang dapat diambil dari berubahnya fisik bangunan yakni dalam
penelitian mengenai arahan pelestarian hal penambahan ornament berupa
kawasan kota lama Gresik adalah bahwa sosoran, perubahan dalam warna cat,
perubahan fisik dan lingkungan di kawasan penambahan bangunan depan naming
kota lama Gresik dapat diidentifikasi menjadi masih mencirikan karakteristik kawasan,
dua tipe perubahan yakni : serta masih terdapatnya karakteristik
1. Kawasan dengan tipe B yakni kawasan masyarakat berupa adat atau tradisi.
yang telah mengalami sebagian Tipe kawasan dengan kriteria ini
perubahn bangunan atau kawasan, tersebut adalah kampong Arab,
yang ditandai dengan masih kampong Kemasan, kampong
terdapatnya karakteristik kawasan Kepatihan dan kampong Pekauman.

14 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

2. Kawasan dengan tipe C yakni kawasan karakteristik masyarakat berupa


yang dalam kondisi buruk karena adat/tradisi. Kondisi tersebut
banyak mengalami perubahan baik fisik diidentifikasi terdapat di koridor jalan
maupun lingkungan. Hal ini Samanhudi, koridor jalan KH Kholil,
diindikasikan dengan telah berubahnya koridor jalan Pahlawan, dan koridor
karakteristik kawasan, berubahnya jalan Basuki Rahmat.
karakteristik fisik yakni bangunan dan

DAFTAR PUSTAKA

Athur Gallion (1994) Pengantar Perencanaan Kota, Airlangga.

Budihardjo, Eko (1994) Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan dan Perkotaan, Alumni
Bandung

Budihardjo, Eko (1991) Arsitektur dan kota di Indonesia, Alumni Bandung

Budihardjo, Eko (1994) Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di


Surakarta, Gajah Mada University press

Catannesse Anthony J dan James Cz Snyder (1989) Urban Planning (Perencanaan kota)
Erlangga Jakarta

Danisworo M, (1996) Konsep untuk Mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan


peremajaan dan konservasi dalam pembangunan kota.

Lynch Kevin (1981) Good City Form, The MIT Press, Cambrudge Massachusetts.

Lynch Kevin (1961) the image of the city, The MIT Press, Cambrudge Massachusetts

Moloeng Lexy J (2001), Metodologi Penelitian Kualitatif, Cetakan ke empatbelas PT remaja


rosdakarya, Bandung

Rappoport Amos Human Aspect of Urban Form, Oxford Pergamon Press, 1980.

Sidharta dan Eko Budihardjo, Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di
Surakarta, Gajah Mada University Press Yogyakarta, 1989

Suryabrata sumadi (1983) Metodologi Penelitian, Universitas Gajah Mada Yogyakarta

The Burra Charter for Conservation of place of cultural significance dalam Sidharta dan Eko
Budihardjo, konservasi lingkungan dan bangunan kuno bersejarah di Surakarta, Gajah
Mada Universitas press Yogyakarta 1989

Trancik roger Finding the Lost Space Van Nostrand Reindhold, co NY 1986

Zanh Markus (1999) Perancangan Kota secara terpadu, penerbit kanisius Semarang

Rencana Tata Ruang Kota Gresik tahun 2002 – 2007

Ratniarsih I (2001) Perubahan Perumahan Kampung Arab di Gresik (dari sudut Tinjau
Diskonstruksi) Thesis pasca sarjana arsitektur tidak diterbitkan Surabaya jurusan Teknik
Arsitektur ITS

Kwanda Timocin (2004) Desain bangunan baru pada kawasan pelestarian di Surabaya, Jurnal
dimensi teknik arsitektur vol 32 no 2 Desember 2004; 102 – 109

Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867 15
Anak Agung Sagung Alit Widyastuty : Identifikasi Kawasan Kota Lama Gresik

Pratomo Andri S, et All (2006) Pelestarian Kawasan kampong batik laweyan kota Surakarta
dimensi teknik arsitektur vol 34 no 2 Desember 2006 93 – 105

Risbiyanto Ervin et All (2008) pelestarian kampong Arab Malik Ibrahim di Kota Gresik, Jurnal
Arsitektur e-journal volume 1 nomor 1 Maret 2008.

16 Jurnal Teknik WAKTU Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 – 1867

Anda mungkin juga menyukai