Anda di halaman 1dari 9

Tugas: Membuat Resume

Mata Kuliah: Manajemen Pembangunan Wilayah dan Kota


Dosen Pengampu: Michael.M.RENGKUNG, ST, M.Si

Disusun oleh:

Nama: Febriana Ruth Anapu


NIM: 210211050060

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


UNIVERSITAS SAM RATULANGI

[Type here]
Resume Tinjauan Historis Terhadap Perkembangan Kota dan Perencanaan Kota

 Tinjauan Historis Perkembangan Kota

Periodisasi Kota Tradisional – Kota Modern

- Sejarah Perkembangan Kota : Catanesse & Snyder, 1988

1. Peradaban Mesir Kuno ( Kota Babilonia):Memiliki ciri-ciri yaitu kota sebagai


benteng pertahanan dan pusat perdagangan; Jumlah penduduk sebesar 3000-
5000 jiwa, pola jalan yang teratur; pusatnya terdiri dari kuil, istana, taman
gantung di tengah kota; dan berbentuk segi empat.

2. Peradaban Yunani (Kota Athena): Dimulai Abad 5 SM. Memiliki struktur


jaringan jalan diarahkan sehingga membentuk pola kota yang geometris (grid
iron); Bentuk kota dipengaruhi sistem ketatanegaraan (demokrasi); Jumlah
penduduk 10.000 jiwa; Pusat kota terdiri dari agora (pusat perdag.) dan forum
(tempat pertemuan); dan sudah dimulai budaya tinggal di pinggir kota untuk
penduduk  ekonomi tinggi

3. Peradaban Romawi (Kota Militer): Dasar-dasar perencanaannya adalah fisik


yang ditandai gridiron dan  berbentuk persegi; Panjang Pusat kota didominasi
pusat keagamaan dan pemerintahan; Sarana rekreasi dan kesehatan
diutamakan (adanya taman dan pemandian umum); Terpengaruh jaman
Yunani, yaitu terdapat forum yang dinamakan astas setiap penguasa sehingga
terkonsentrasi di pusat kota; Terjadi kecemburuan sosial antara kelompok
kaya dengan kelompok miskin (dampak sosial); Terdapat pula pola aksis,
jaringan jalan dari utara ke selatan.

4. Abad Pertengahan (Renaisance): Dibuat benteng-benteng sebagai


perlindungan dari perang (dampak ditemukannya bahan peledak). Benteng
terdiri dari benteng dalam dan benteng luar yang memiliki pintu gerbang;
Terjadi dukungan dari gereja dan keluarga elit untuk mengembangkan seni
dan kemanusiaan termasuk dalam perencanaan bentuk fisik kota; Selain
bangunan utama dibangun taman-taman umum sebagai citra kota; Mulai
dipikirkan keindahan kota dengan bentuk fisik yang teratur; Pembangunan
urban desain didahulukan, misal pembangunan gereja.           

[Type here]
5. Revolusi Industri (Abad 18 ): Industri berkembang besar-besaran di kota
sehingga terjadi urbanisasi yang tidak diimbangi dengan penyediaan fasilitas
sehingga terjadi masalah kekurangan rumah, transportasi; Masalah transportasi
menjadi prioritas dengan dibuat kanal, KA;  Terjadi konsentrasi industri di
pusat kota; Kepadatan yang tinggi di pusat mengakibatkan keluarga elit pindah
ke pinggiran kota (sub urbanisasi).

6. Abad 20 (Gerakan Reformasi): Diberlakukan UU Kesehatan sebagai bentuk


reaksi terhadap tumbuhnya kota-kota industry; Peraturan penggunaan tanah
(Zoning), tinggi bangunan, dll; Dibuat sarana dan prasarana; Munculnya
Garden City of Tommorow (Ebenezer Howard) sebagai solusi kepadatan kota
industri yg kemudian berkembang menjadi Neighboorhood Unit

- Sejarah Perkembangan Kota : Gallion, Arthur B., 1986

1. Kota Zaman Kuno

2. Kota Klasik

3. Kota Abad Pertengahan: Ditandai dengan ciri kota yang megah; memiliki tiga
pola kota; Dalam segi social, terjadi kecemburuan sosial (banyak rakyat kecil
tersingkir) karena mementingkan kemegahan dan seni.

4. Kota Neo Klasik

5. Kota Modern / pasca Revolusi Industri

 Tinjauan Historis Perencanaan Kota


 Proses dan produk perencanaan kota dimanifestasikan dalam bentuk struktur,
bentuk
 Perbedaan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan peradaban, kebudayaan
dan kemampuan manusia

 Sejarah perencanaan kota perlu dipelajari karena terdapat dugaan akan/telah


terjadi sesuatu yang meleset dari rencana semula dimana bisa dijadikan sebagai
acuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan bentuk –bentuk perencanaan
kota

 Tinjauan Historis Perkembangan Perencanaan Kota


[Type here]
1. Purba
2. Yunani
3. Abad Pertengahan (1)
4. Abad Pertengahan (2)
5. Masa Peralihan
6. Revolusi Industri
7. Pasca Revolusi Industri

 Tinjauan Historis Pendekatan Perencanaan Kota


1. Dreadful Night (1890): Kota sebagai malam yang mencekam karena keadaan
lingkungan kota di malam hari dianggap tidak aman karena banyaknya slum area
2. The City Health (1890-1900): PerencanaanKota lebih menitikberatkan pada
perbaikan kesehatan lingkungan
3. The City Beautiful: Perencanaan kota lebih mempedulikan faktor keindahan
4. Garden City (1901-1940): Perencanaan kota yang bergaya arsitektur ‘Kota Taman’
5. City of Monuments (1915-1940): Perencanaan kota dengan
6. membangun kota seindah - indahnya dengan membangun berbagai monumen
7. City of Tower (1970): Perencanaan dengan konsep bahwa pembangunan kota
dipusatkan pada satu titik dan titik tsb berupa bangunan/menara
8. The City Fungsional (1916-1939): Perencanaan kota yang menitik-beratkan pada
fungsi/kegunaan unsur/fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan kota
tsb, tidak hanya segi keindahan
9. Zoning (1920): Perencanaan kota dengan membagi kota berdasarkan fungsi
tertentu yang ditentukan luas dan kepadatannya agar terjadi pemisahan antara
kegiatan-kegiatan yang uncompatible
10. Birth of Regional Planning (1940): Pembangunan kota tidak boleh dilepaskan
dengan lingkungan sekitarnya
11. The City Visionary (1923-1936): Pembangunan kota harus serasi dengan
lingkungan-lingkungan alam, Pembangunan kota harus melihat latar
belakang/hinterland, Suatu kota harus dekat dengan kultur sosial, Kota harus
dekat dengan Pertanian, Kota harus menampung masalah-masalah sosial dalam
perencanaan kota, Konsep Neighbourhood Unit

[Type here]
12. The City Renewable (1937-1964): Peremajaan dengan, Perbaikan perumahan
kumuh; Perbaikan kota-kota yang rusak akibat perang; Meningkatkan nilai
ekonomi kota.
13. The City on Highway (1920-1987): Perencanaan dengan membangun
14. kota sesuai dengan pola jaringan jalan dan Perencanaan yang berorientasi pada
pembangunan jalan-jalan utama (highway) untuk menghubungkan dengan kota-
kota kecil (suburb) yang semula tidak terjangkau
15. The City Grassrooted (1965-1980): Pendekatan Perencanaan Bottom up Planning,
yaitu perencanaan yang dimulai dari advokasi/diskusi dengan pihak-pihak
masyarakat bawah
16. The City Theoritical (1921): Pendekatan dengan menggabungkan antara teori dan
action
17. The City Enterprising (1980): Planning turned up side down; Sebagian besar
pembangunan kota berada di tangan developer sehingga pembangunan kota
menuju dekonsentrasi; Banyaknya proyek-proyek besar dan pembangunan real
estates sebagai akibat masuknya peranan swasta dalam pembangunan
18. The City of Ecological Concious (1980): Munculnya kesadaran lingkungan dalam
perencanaan kota

 Perkembangan Perencanaan Kota di Indonesia


- Perkembangan Kota di Indonesia
1. Kota Masa Pra Kolonial / Tradisional
2. Kota Kolonial
3. Kota Kolonial Modern
4. Kota Masa PD II / Perang Kemerdekaan
5. Kota Masa Tahun 50 – 60 an
6. Kota Masa Repelita / Akhir tahun 70-an
- Secara historis, jenis-jenis kota di Indonesia
1. Kota Tradisional/Pre-industrial City: Kota pesisir dan kota pedalaman
2. Kota Kolonial
3. Kota Modern: Kota bekas jajah

 Tujuan Perencanaan Kota:


[Type here]
1. Penyediaan fasilitas umum yang memadai
2. Penyediaan utilitas
3. Penyediaan perumahan (lokasi,distribusi,estetika)
4. Penyediaan transportasi

 Cakupan Penataan Ruang


1. Perencanaan tata ruang kota
2. Pemanfaatan ruang kota
3. Pengendalian pemanfaatan ruang kota

 Prosedur Perencanaan
- Merupakan suatu urutan kerja atau tata cara di dalam penyusunan rencana yang
secara formal dan ofisial telah ditentukan berdasarkan ketentuan, peraturan
perundangan tertentu
- Suatu prosedur mempunyai urutan kerja yang tetap dan bersifat mutlak serta
mengikat dan hanya dapat diubah berdasarkan ketetapan tertentu
- Prosedur Perencanaan Kota di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 30-an, yaitu
sejak dikembangkannya Perencanaan Kota oleh Thomas Karsten
- Secara ofisial di Indonesia, Prosedur Perencanaan Kota diundangkan pada tahun
1948 dengan lahirnya SVO (Stadsvormingsordonantie) 1948 dan SVV
(Stadsvormingsveroderning) 1949 yang mencakup prosedur penyusunan rencana
kota dan pengesahannya.

 Prosedur Perencanaan di Indonesia


- Berdasarkan SVO tahun 1948:
1. STADSPLAN: Rencana Induk Kota (masterplan) yang mencakup wawasan
Kota secara keseluruhan (wilayah stadsgemeente)
Skala Peta = 1 : 2.000 s/d 1 : 1.000
2. STAD ZONNIGEN: Rencana rinci dari bagian-bagian kota yaitu pembagian
peruntukan kota berdasarkan wilayah administrasif dan
kawasan fungsional kota
Skala Peta = 1 : 5.000
3. DETAIL PLAN: Rencana rinci dari Kawasan fungsional di suatu bagian
[Type here]
wilayah kota yang berupa rancangan tata letak, tata bangunan
Dan tata lansekap
Skala Peta = 1 : 2.000 s/d 1 : 1.000
- Berdasarkan RUUBK tahun 1971:
1. Rencana Induk: Rencana Kota yang didasari latar belakang perkembangan
Wilayah perkotaan Skala Peta = 1 : 2.000 s/d 1 : 1.000
2. Rencana Terperinci: Rincian rencana bagian-bagian wilayah kota yang berupa
Wilayah administratif atau kawasan fungsional perkotaan Tertentu;
Skala Peta = 1 : 5.000 s/d 1 : 1.000
3. Unsur Rencana Kota: Rancangan rinci unsur-unsur penunjang pembangunan
kota seperti jalan dan utilitas umum Dan tata lansekap; Skala Peta = 1 : 1.000
s/d 1 : 500
- Rencana Induk Kota tahun 1973:
1. SW: Struktur wilayah yaitu suatu struktur perwilayahan yang mendudukan kota
dalam sistem perkotaan dan wilayahnya Skala Peta = 1 : 100.000
2. RUTR: Rencana Umum Tata Ruang yaitu rencana struktur kota di dalam
lingkup wilayah perkotaan, yaitu kota dengan wilayah sekitarnya; Skala Peta =
1 : 50.000
3. RUTRB: Rencana Umum Tata Ruang Bagian kota Rencana Detail Kotayaitu
rencana umum tata ruang kota yang meliputi wilayah administarsi kota Skala
Peta = 1 : 20.000 s/d 1 : 10.000
4. RUTRB: yang merupakan perincian/penjabaran dari RUTRB dalam lingkup
kawasan fungsional kota atau bagian-bagian wilayah kota
5. RUTRB: Rencana Teknis Ruang yang merupakan penjabaran rinci dari RDK
pada rencana teknis, yaitu rencana tata letak, tata bangunan, tata lansekap dan
rencana tata unsur kota
- Berdasarkan permendagri No. 4 Tahun1980
1. RIK: Rencana Induk Kota yaitu rencana kota yang wilayahnya mencakup
wilayah administratif kota dan memuat arahan umum pemanfaatan ruang dan
tata ruang kota umum; Skala Peta = 1 : 20.000 s/d 10 : 1.000
2. RBWK: Rencana Bagian Wilayah Kota yaitu rencana yang merupakan
penjabaran RIK menjadi peruntukan di bagian-bagian wilayah kota sebagai
wilayah administratif atau kawasan fungsional kota
[Type here]
Skala Peta = 1 : 5.000
3. RTK: Rencana Terperinci Kota yaitu perincian/penjabaran rencana bagian
wilayah kota di bagian-bagian wilayah kota atau kawasan fungsional kota.
Substansi RTK ini berupa rencana tata letak, rencana tata unsur kota dan
rencana lansekap
- Rencana SKB Menteri PU-Menteri Dalam Negeri No.503/KPTS/1985/No.650-
1595
1. RUTRP: Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan yaitu wilayah kota dan wilayah
pengaruhnya (wilayah perkotaannya) dimana yang ditinjau adalah wawasan
fungsional bukan wawasan wilayah administratif kota dengan Skala Peta = 1 :
100.000 s/d 1 : 50.000
2. RUTRK: Rencana Umum Tata Ruang Kotayang wilayahnya mencakup wilayah
administratif kota dan memuat arahan umum pemanfaatan ruang dan tata ruang
kota umum; Skala Peta = 1 : 20.000 s/d 1 : 10.000
3. RDTRK: Rencana Detail Tata Ruang Kota yaitu penjabaran rinci dari RUTRK
untuk suatu atau beberapa bagian wilayah kota baik dalam batas administratif
maupun fungsional ; Skala Peta = 1 : 5.000
4. RTRK: Rencana Teknik Ruang Kota yaitu perincian dari RDTRK untuk bagian
dari kawasan fungsional atau bagian bagian dari bagian wilayah kota; berisi
arahan perencanaan tata letak, tata bangunan, tata lansekap dan unsur perkotaan;
Skala peta = 1 1.000
- Masa Pra UU No. 24 Tahun 1992
1. SNPPTR: Struktur Nasional Pola Pengembangan Tata Ruang yaitu suatu
rencana struktur untuk seluruh wilayah nasional yang mendasarkan kepada
Kawasan Lindung dan Wilayah Budidaya dengan Skala Peta = 1 : 250.000
2. RSTRP: Rencana Struktur Tata Ruang Provinsi yaitu rencana struktur yang
mencakup rencana umum untuk propinsi dengan Skala Peta = 1 : 100.000 s/d 1 :
50.000
3. RUTRD&RUTRK: Rencana Struktur Tata Ruang untuk Wilayah DT II
Kabupaten dan Rencana Struktur Tata Ruang untuk Wilayah DT II Kotamadya
Skala Peta = 1 : 50.000 s/d 1 : 25.000 untuk RUTRD dan Skala Peta = 1 :
20.000 s/d 1 : 10.000 untuk RUTRK

[Type here]
4. RUTRB: Rencana Detail Tata Ruang Kota yaitu penjabaran rinci dari RUTRK
untuk suatu atau beberapa bagian wilayah kota baik dalam batasan administrasi
maupun fungsional; Skala Peta = 1 : 5.000
5. RUTRB: Rencana Teknik Ruang Kota yaitu perincian dari RDTRK untuk
bagian dari kawasan fungsional atau bagian-bagian dari bagian wilayah kota
yang berisi arahan perencanaan tata letak, tata bangunan, lansekap, unsur
perkotaan dengan Skala Peta = 1 ; 1.000
- Berdasarkan UU No. 24 Tahun 1992
1. RTRWN: Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional berupa rencana struktur tata
ruang untuk keseluruhan wilayah nasional; pedoman pengendalian pemanfaatan
ruang nasional. Dasar Utama adalah Penetapan Kaw. Lindung; Kaw. Budidaya,
Kaw. Tertentu Nasional
2. RTRWP: Struktur dan pola penataan ruang provinsi dan pedoman pengendalian
pemanfaatan ruang provinsi berisi arahan pengembangan permukiman,
pertanian, kehutanan, dst; Arahan kebiijaksanaan Tata Guna Tanah, Udara,
SDA, dsb,
3. RTRW Kab/Kota: Rencana umum tata ruang kotamadya dan kabupaten DT II
berupa penatagunaan tanah, penataan air, penataan udara dan penataan SDA
4. RTRW Kaw: Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan yaitu rencana tata ruang
dari bagian wilayah kota atau bagian wilayah kabupaten sampai kepada rencana
detail, rencana teknis dan rancangan rekayasa

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai