Anda di halaman 1dari 33

MODERN MOVEMENT DAN PERKEMBANGAN PERKOTAAN

MODERNISM:
Modernism, in general, includes the activities and creations of those who
felt the traditional forms of art, architecture, literature, religious faith,
philosophy, social organization, activities of daily life, and even the
sciences, were becoming ill-fitted to their tasks and outdated in the new
economic, social, and political environment of an emerging fully
industrialized world.
A notable characteristic of modernism is self-consciousness and
irony/critics concerning literary, social traditions and irrational
belief/occultisms, or a particular trend.
a socially progressive trend of thought that affirms the power of human
beings to create, improve and reshape their environment with the
aid of practical experimentation, scientific knowledge, or technology.
encouraged the re-examination of every aspect of existence, from
commerce to philosophy
MODERN:
HASIL DARI BERPIKIR SECARA KRITIS DAN RASIONAL TANPA
TEKANAN (NILAI2 KEYAKINAN, OTORITAS TERTENTU YANG LEBIH

Modern Movement I
EARLY RATIONALISM

Latar belakang
1. Dampak dari revolusi industri
mendorong tumbuhnya semangat
kapitalisme.
Pembangunan
kota
dikendalikan oleh para kaum elite
kota.
2. Berkembangnya industri ke
seluruh penjuru Eropa dan Amerika
Serikat. Pusat-pusat kota dirancang
sebagai
pusat
ekonomi
dan
perdagangan
hingga
menarik
urbanisasi.
3. Ketersediaan ruang terbuka kota
mengalami
krisis.
Ketersediaan
lahan terbuka untuk permukiman/
perumahan baru semakin minim.
Tumbuhnya daerah kumuh.
4. Pemerintah kota menawarkan
konsep
perumahan
seragam
(prototype)
dengan
standar
desain
berdasar
kebutuhan
minimal, tapi tanpa partisipasi

Seorang perencana kota bernama Patrick Geddes berupaya memperbaiki


ketimpangan dalam proses perencaanaan kota periode awal. Geddes
berupaya melibatkan partisipasi seluruh warga kota yang kemudian
menjadi pondasi bagi perencanaan kota-kota rasionalis selanjutnya.

Tulangan baja dan pembetonan diperkenalkan pertamakali oleh


tukang kebun, Joseph Monier pada tahun 1849 di Perancis yang
membuat cetakan beton untuk pot tanaman. Konsep rencana kota
early rasionalism terpengaruh oleh penemuan beton dan baja.

Arsitek muda Perancis, Tony Garnier, memamerkan konsep kotanya


dalam sebuah eksibisi tahun 1904. Karyanya mempengaruhi arsitek
aliran Rasionalis lainnya termasuk Le Corbusier. Gagasannya berupa
Kota Industri (Cite Industrielle) yang menjadi model kota-kota abad
XX. Garnier merancang kota untuk populasi penduduk tidak
lebih dari 35.000 jiwa, yang dilengkapi dengan fungsi lahan
permukiman, pemerintahan dan komersial, industri, stasiun
kereta api dan fasilitas publik lainnya, namun tanpa dilengkapi
kantor polisi, penjara atau gereja. Selain itu, desain sistem jalan
memperlihatkan pembedaan antara jalur-jalur untuk pejalan kaki
dengan kendaraan bermotor. Hal tersebut karena Garnier adalah
seorang Arsitek berhaluan komunis yang menolak campur tangan
agama serta visinya akan kota yang relatif aman sehingga tidak

EXPRESSIONISM
Aliran expressionisme tidak menghasilkan konsep kota yang
revolusioner karena tekanan politik, ekonomi dan sosial budaya
yang dialami oleh warga kota.
1. Antara tahun 1910 1925 di Eropa terjadi perubahan sosial yang
besar akibat peristiwa Perang Dunia I.
2. Setelah Perang Dunia I, kota-kota di Eropa khususnya Jerman
didominasi oleh kota-kota miskin serta kota industri yang jauh dari
pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kota-kota
miskin mencoba menerapkan permukiman pedesaan secara
independen yang berbasis pada pertanian
4. Hubungan antara kaum intelektual dengan pemerintah kota
terganggu karena pemerintah kota metropolitan lebih menekankan
kepentingan ekonomi kapitalis/imperealis daripada untuk melayani
kebutuhan masyarakat umum.
5. Ketakutan akan perang dan trauma penderitaan yang dialami
sesudah PD I, mengakibatkan para seniman menarik diri
menjadi sosok yang individual dan lebih berorientasi pada
diri sendiri/membangun dunia personalnya.
6. Arsitektur lebih berkonsentrasi pada objek-objek

ORGANIK
Efek Perang Dunia I masih berlanjut
hingga menjelang Perang Dunia II.
Setelah PD II, muncul visi baru dari
kehidupan demokratis yang lebih
memungkinkan
setiap
individu
untuk berekspresi secara bebas
dan menjadi bagian dari sebuah
dinamika kota
Penemuan
Besi
baja
sebagai
material bangunan, beton dalam
konstruksi baru, sistem plumbing
dan AC, fabrikasi dan perakitan,
pembangunan areal permukiman
secara massal mendominasi kota.
Jiwa seni arsitektur organik adalah
semangat romantik, individualistik,
anti sejarah, terpengaruh oleh
aliran
Art
Nouevau
dan
ekspresionistik yang ditandai oleh
munculnya elemen mistik. Elemen
tersebut
turut
memperlihatkan

KONSEP GARDEN CITY


Garden City karya Ebenezer
Howard dihubungkan dengan ide
utopis (impian) yang dipengaruhi
oleh dimensi lingkungan/alam.
Fungsi ruang terbuka hijau, lahan
pertanian dan hunian penduduk
yang nyaman di daerah pinggir
kota mendominasi konsep kota
Garden City.
Konsep tersebut lahir sebagai
respon terhadap isu lingkungan
yang diakibatkan oleh semangat
industrialisasi.

Visi bagi pusat kota maupun kota satelit yang berada di luar pusat kota
adalah lingkungan kota yang bebas dari permukiman kumuh, tetap
memiliki kemampuan untuk menikmati kemajuan yang sama diperoleh di
pusat kota seperti peluang/kesempatan kerja, akses terhadap berbagai
sarana hiburan, sistem pengelolaan limbah yang baik serta alam kota
yang mempertahankan suasana pedesaan yang indah, memiliki udara
segar dan biaya sewa lahan yang rendah.

KONSEP LIVING CITY


Konsep Living City direncanakan oleh
Frank Lloyd Wright pada tahun 1958
untuk Kota Broadacre.
Setiap warga Amerika saat itu sangat
tergantung
pada
kepemilikan
kendaraan pribadi. Mobil menjadi
simbol kebebasan individu untuk
memperlihatkan status sosial dan
ekonomi. Ekspresi kota modern
menurut pandangan Wright harus
mencerminkan
semangat
kebebasan/liberalisme.
Lahan
industri, ruang terbuka hijau dan
permukiman
direncanakan
mempertimbangkan
efesiensi
pergerakan kota. Melalui konsep
living city, Wright menunjukkan
bahwa
rencana
lansekap
kota
horizontal (horizontal city landscape)
adalah yang paling ideal bagi kota
industri.

RASIONALISME
Latar belakang :
1. Kebijakan Pemerintah Amerika
Serikat untuk
Meningkatkan pembangunan pabrik
industri peralatan perang.
2.
Tanggung
jawab
untuk
menyediakan perumahan bagi para
pekerja pabrik industri perang shg
perusahaan armada perang wajib
mensubsidi pembangunannya.
3. Setelah perang usai, lahan pabrik
dan
proyek
perumahan
dijual
menurut
aturan.
Maka
lahan
perumahan dibagi-bagi dengan pola
grid untuk mempermudah penjualan.
4. Setelah PD I, terjadi kestabilan
ekonomi di Rusia. Gerakan sosialis
mempengaruhi negara Eropa lainnya.
5. Pada dekade tahun 1920-an, arus
urbanisasi meningkat sehingga isu
permukiman padat dengan kualitas
yang buruk, kesehatan lingkungan

Kritik terhadap kekacauan kota:


Charles Dickens,
menggambarkan keburukan

terjadi perluasan kota ke daerah pinggir kota


untuk daerah hunian. Daerah pertanian menjadi
langka dan punah karena aktivitas perluasan wilayah
perkotaan

Dipengaruhi
paham
sosialisme
(lahan
untuk
semua orang, pembagian
lahan yang seimbang antar
berbagai fungsi); muncul
pemahaman
bahwa
penggunaan ruang kota
harus
rasional
dan
terukur.
Spekulasi tanah dan lahan
untuk kepentingan pribadi
harus
dibatasi
untuk
mencapai
proses
rasionalisasi yang ideal.
Muncul
konsep
kota/visi
UTOPIA kota-kota yang
ideal di masa depan.
Penemuan teknik beton
bangunan ikut mendorong

Usaha
pemecahan
masalah
permukiman padat dengan kualitas
hidup yang buruk, adalah:
1.Metode pengukuran dalam
perencanaan
kota
yang
dilakukan dengan membandingkan
komposisi
jumlah
penduduk
dengan luas wilayah.
2.
Badan
perencanaan
kota
dibentuk
untuk
menjalankan
proyek revitalisasi dan perbaikan
kondisi permukiman kumuh.
3.
Peraturan
tata
guna
lahan/zonasi di dalam kota yang
mengatur letak daerah industri,
hunian,
perdagangan,
pusat
pemerintahan, fasilitas ibadah,

KONSEP
LA
VILLE
CONTEMPORAINE (Le Corbusier,
1922) - rancangan kota Paris yang
diilhami penggabungan konsep Cite
Industrielle
Garnier
dan
prinsip
estetika Citta Nuova Antonio Sant
Elia:
Hunian
massal
vertikal
mulai
dipertimbangkan
sebagai
solusi
rasional
utk
memecahkan
permasalahan
over-density
pusat
kota.
1. Kota terdiri dari menara-menara
pencakar langit (untuk perkantoran
dan apartement) dikelilingi oleh
ruang terbuka yang luas.
2. Kota memiliki ruang terbuka hijau
yang sangat besar sebagai pusat.
3. Bangunan kantor bertingkat 60
lantai 1,200 orang/Ha hanya dengan
memanfaatkan 5% dari luas kota.

Adanya
kompleks
Cite
Jardin
sebagai wilayah hunian yang
terdiri dari unit-unit rumah tunggal
di daerah pinggir kota yang
dilengkapi
dengan
taman.
Kompleks tersebut direncanakan
untuk 3 juta orang.

7.
Konsep
La
Ville
Contemporaine
diterapkan
pada proyek Plan Voisin Kota
Paris pada tahun 1925, Plan
Obus antara tahun 1930 hingga
tahun 1934 dan pada proyek
Ville Radieuse, antara tahun
1930 hingga tahun 1936.
8.
Konsep
perkotaan
Le
Corbusier terintegrasi dengan
diskusi
CIAM
IV
(Congres
International d Architecture
Moderne) pada tahun 1933
yang diterbitkan pada tahun
1943 dalam piagam Athena / La
Charte dAthenes.

Inti
Perencanaan
Kota
Rasional:
1.Keseimbangan
persyaratan
kebutuhan
individual
dengan
komunal
2.Lansekap
lebih
dominan
daripada bangunan, area hijau
untuk fungsi hunian dan rekreasi
3.Pertimbangan kondisi iklim
4.Perawatan bangunan historis
5.Pembedaan dan pemisahan
fungsi-fungsi lahan di dalam
kota
6.Legislasi dan peraturan.

TRADISIONALISME
Aliran ini tidak terpengaruh oleh situasi politik, ekonomi dan sosial,
namun muncul dari selera kaum bourgeoisie yang masih ada
meski di era modernism.
Secara politik:
Kebijakan mengatur agar area permukiman disatukan di daaerah
pinggir kota untuk menghindari dekonsentrasi organisasi pekerja di
pusat kota. Pembentukan permukiman di setiap pinggir kota besar
justru mempererat hubungan antar pekerja sehingga terbentuk
komunitas masyarakat tradisional
Secara teknik:
lahan kota diatur agar tidak terlalu padat dan di atasnya
Secara budaya:
direncanakan
bangunan hunian dengan ketinggian 1 sampai 3
1.Pengaruh
dari
ideologi
lantai.
individual para borgeouis
2.Produk
romantik/keterikatan
dengan tradisi,
3.Pengaruh
konsep
kesederhanaan dalam semua
aspek yang mempengaruhi bentuk
permukiman dan perumahan

Gambar 9.17. Desain kota Staaken


Garden City di Jerman antara tahun
1914
hingga tahun 1917 yang terinspirasi
oleh Konsep Garden City Howard
Sumber:
www.commons.wikimedia.org

NEO KLASIK
Latar belakang dari aliran tersebut adalah:
1. para nasionalis dan aliran totalitarian (yang
menginginkan
perubahan
total)
berusaha
memperoleh kekuasaan/ kekuatan yang lebih besar
hampir di seluruh Eropa pada periode tahun 1929
setelah PD I.
2. Hitler berkuasa memimpin Nazi di Jerman sejak
1921 didukung oleh pemerintahan Bavaria di
Munich. Pemerintah totalitarian Rezim Nasional
Sosialis ini menyetujui kebijakan desentralisasi
dengan membuka lapangan pekerjaan baru bagi
buruh di luar kota. Buruh juga diharuskan bertani,
dan kebijakan kota bersifat anti urban. Sehingga
kontrol ketat pemerintah meluas sampai keluar kota
3. Krisis ekonomi paska perang
mengakibatkan kota penuh dengan
penderitaan dan kelaparan, dan
kebebasan pribadi adalah langka.

Kebangkitan kembali industri &


ambisi kekuasaan rezim totalitarian
mengakibatkan
evaluasi
kembali
terhadap struktur kota.
Dalam evaluasi tersebut, para
kapitalis dan borgouise konservatif
menuntut
efisiensi
produk,
pemusatan kekuatan ekonomi tetap
di pusat kota serta kebutuhan akan
legitimasi sejarah (nilai-nilai sejarah
lebih diakomodir dalam perencanaan
kota).
Mengakibatkan bentuk-bentuk yang
kontradiktif dalam perencanaan kota:
Satu sisi ada bagian kota yang
berupa
kawasan
dengan
gaya

Ancaman perang akibat dominansi Nazi di Eropa Tengah, maka di


Amerika Serikat industri dialihkan pada produksi bahan perang dengan
mendirikan: pabrik perang dan perumahan bagi pekerja pabrik dalam
skala besar termasuk fasilitas pendukung hunian di daerah pinggir kota.
terjadi urbanisasi pekerja ke wilayah tersebut dalam jumlah besar untuk
bekerja sebagai buruh pabrik

Perang Dunia II berhasil dimenangkan oleh sekutu dan Amerika


atas Nazi Jerman dan Jepang sekitar tahun 1945. Setelah Perang
Dunia II, Pemerintah kota di Amerika melalukan upaya
rekonstruksi/ pembangunan kembali ruang kota. Dalam bidang
perumahan, Pemerintah Amerika merencanakan pembangunan
permukiman yang khusus ditujukan bagi para tentara perang
yang kembali ke Amerika serta hunian bagi para keluarga Amerika
yang tidak mampu.

Aliran Modern Movement II

LATE RATIONALISM, NEO


MANNERISM, ARCHITECTURE
ENGINEERING
Ketiga aliran tersebut memiliki latar
belakang, antara lain:
1. Adanya sikap skeptis terhadap
program-program pembangunan yang
bersifat teoritis. Ketiga aliran tersebut
memiliki sifat yang cenderung progresif,
antusias dan sangat optimistis.
2. Konsentrasi perencanaan kota adalah
pada
jumlah
kebutuhan
akan
hunian/perumahan
yang
dapat
terpenuhi secara kuantitatif.
3. Merupakan pengembangan dari
prinsip
rationalisme
yang
mengedepankan pertimbangan rasional
dalam
merencanakan
kota
serta
menolak pengaruh dari pola pikir

4. Pemisahan yang jelas antara


tempat kerja dengan tempat
tinggal melalui rencana zonasi
kota serta dibangunnya kembali
perumaha/permukiman
yang
hancur akibat perang.
5. Terjadi inovasi dalam bidang
teknologi
yang
mempengaruhi
desain-desain
arsitektur.
Contoh:
bangunan vertikal perkantoran shear
building di Amerika Serikat yang
menggunakan material dan tenologi
modern hingga menghasilkan desain
yang inovatif.

REGIONALISM, EMPIRICISM, NEO-EXPRESSIONISM


Latar belakang:
1. aspek kualitas desain mulai lebih diperhatikan dibanding
hanya sekedar aspek kuantitas/jumlah yang terbangun.
2. Adanya kontrol yang ketat terhadap proyek industri. Setiap
kota industri diwajibkan membangun area hijau berbentuk
linear/green belt di sekeliling pusat kota untuk memperbaiki
kualitas lingkungan kota.

3. Prinsip-prinsip perencanaan kota:


Rencana perluasan/ pemekaran wilayah kota harus efektif dan
terkoordinasi.
Kontrol penggunaan lahan dan bangunan diatur agar lebih mudah.
Desentralisasi/pemusatan kekuasaan di daerah sehingga tercipta
pusat kota kecil yang independen/mandiri (kota swadaya).
Pengembangan strategi kebijakan new towns/kota baru/kota satelit.
Pembangunan highrise buildings untuk memecahkan masalah hunian
dan keterbatasan lahan di pusat kota yang semakin padat.

CONTEMPORARY
MOVEMENT
Latar belakang:

1. Pembagian fungsi lahan


semakin
terasionalisasi
untuk
mengurangi
spekulasi
penggunaan
dan harga lahan yang
tidak terkendali.
2. Diskusi terkait
permasalahan
perencanaan
semakin gencar

dengan
kota

3. Lahirnya piagam Machu


Picchu (1977) di Lima
dan
Cuzco,
Peru
memperbaharui
perencanaan
kota-kota

4. Machu Picchu mengatur:


Harus ada integrasi pembangunan
antara pusat kota dengan pinggir
kota.
Kontrol pertumbuhan perkotaan
dalam hal ekologi, energy dan
pangan.
Pengintegrasian antara fungsifungsi lahan kota.
Pelestarian terhadap identitas kota.
Teknologi untuk memperbaiki
fasilitas
layanan
umum
kota
diprioritaskan.
Pemerintah dan organisasi profesi
dalam
bidang
arsitektur
harus
menetapkan sejumlah indikator untuk
mengukur kualitas kota yang ideal.
Pembaruan idiom arsitektural yang
mengedepankan keberlanjutan dalam
desain kota. Bangunan sebaiknya
tidak dirancang sebagai sebuah objek
individual, melainkan sebagai objek

Implementasinya dalam skala mikro:


Adanya subsidi perumahan
sebagai pengembangan sosial yang
lebih efektif bagi masyarakat
berpendapat rendah
Prioritas pada sistem public
transportation
Adanya peraturan dan
perundangan yang efektif
Memperhatikan aspek energi dan
kesehatan lingkungan

PERKEMBANGAN PERKOTAAN TERAKHIR


1. Munculnya tantangan climate change
2. Isu Ekologi dan rasionalisasi lahan semakin ditekankan
3.Muncul inovasi berbasis kolaborasi teknologi dan ekologi (ECOTECHNOLOGY)
4. Vertical, Compact dan Smart Cities diimplementasikan
5. Spekulasi dan kapitalisasi lahan secara berlebihan semakin
ditentang.
6. Prinsip pemerataan lahan dan rumah untuk semua semakin
diupayakan.
7.Perhatian mendalam terhadap pengurangan kemiskinan kota melalui
program perumahan untuk semua kalangan

Anda mungkin juga menyukai