Anda di halaman 1dari 13

Tugas ke-1 Sejarah Arsitektur

Dosen : Debri A. Amabi. ST MT.


Mahasiswa : Prico Enjelina Natty
Nim : 1906090013
Mata kulia : Sejarah Arsitektur
Judul Tugas : Membuat Paper tentang Aliran-aliran Seni yang
Mempengaruhi Perkembangan Arsitektur Moderen.

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2020
Aliran-Aliran Seni yang mempengaruhi perkembangan Arsitektur
Moderen.

BAB 1 PENDAHULUAN.
1.Latar belakan
Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya
manusia. Dengan
segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring
dengan perkembangan
kebudayaan manusia, kesenian sebagai produk budaya juga terus
berkembang sesuai dengan
keadaan masanya. Dalam perkembangan seni, muncul seni kontemporer
sebagai refleksi fenomena
sosial yang menunjukkan kondisi kreatif pada masa terakhir. Seni
kontemporer memiliki sifat yang
lebih membumi (karena kebanyakan merupakan refleksi fenomena
sosial), dan populis daripada seni
tradisional. Berkembangnya seni rupa kontemporer diikuti dengan
banyaknya seniman yang terjun
dalam seni rupa kontemporer. Banyaknya jumlah perupa kontemporer
tersebut menimbulkan
masalah tersendiri yang pelik. Sebagai perupa mereka di tuntut untuk
berkarya dan menggelar karya-
karya mereka. Yang berujung pada keinginan untuk mendapatkan
apresiasi dari orang lain
(masyarakat dan pelaku seni), untuk menuju ke sana mereka tentu butuh
wadah serta fasilitas yang
memadai.
Seni rupa memiliki banyak konsep dalam penerapannya, salah satunya
adalah konsep
kontemporer atau modernitas. Seni rupa itu merupakan seni yang
mengikuti perkembangan
peradaban dunia, sehingga dari seni rupa banyak yang menghasilkan
sejumlah karya yang unik,
menarik, dan sering kali menghibur untuk dinikmati. Hal itu membuat seni
rupa pada saat ini
termasuk dalam salah satu aliran seni yang diminati oleh para pecinta seni
hingga masyarakat awam.
Seniman-seniman yang mencintai dan menganut aliran kontemporer
umumnya adalah seniman
generasi muda. Bagi masyarakat Semarang, seni adalah salah satu bidang
yang sangat dibanggakan
dan diminati sehingga seni rupa dan seni budaya sangat berkembang dan
terlestarikan di Semarang.
Seni rupa pun ikut terjaga dan ikut berkembang, hal ini dibuktikan dengan
banyaknya seniman dan
perupa yang ada di Semarang

2. Rumus Masalah.
mencari Aliran-aliran Seni yang mempengaruhi perkembangan Arsitektur
Moderen.

3. Tujuan.
Mengetahui dan memahami Aliran-aliran Seni yang mempengaruhi
kehidupan manusia. Terutama Seni yang mempengaruhi Arsitektur
Moderen.

BAB 2. LANDASAN TEORI.


Aliran seni rupa adalah pergerakan seniman-seniman yang memiliki
satu prinsip/asas dan gaya yang sama dalam menciptakan karya pada
periode waktu tertentu. Ada pergerakan yang sengaja dicetuskan oleh
suatu kelompok atau individu, ada juga yang terjadi secara alamiah
muncul dalam konteks tertentu.
Aliran seni rupa sangat beranekaragam, terdapat banyak aliran-aliran kecil yang
masih belum mendapatkan banyak sorotan publik seni. Aliran juga dapat bersifat
saling berdialog satu sama lain. Artinya aliran B dapat menjadi pergerakan
menentang aliran A yang telah mapan terlebih dahulu.

BAB 3. PEMBAHASAN.
ARSITEKTUR MODERN PERTENGAHAN KONSEP ALIRAN-ALIRAN.

Art Deco
Art Deco adalah pergerakan internasional seni desain yang populer dari
1925 sampai 1939, yang mempengaruhi seni dekorasi seperti arsitektur,
desain interor, dan industri, termasuk juga seni visual seperti fesyen,
lukisan, seni grafis dan film. Pada waktu itu temanya adalah elegan,
glamor, fungsional, dan modern.

Pergerakan ini merupakan campuran beberapa gaya dan pergerakan dari


awal abad 20, termasuk Neoclassical, Constructivism, Cubism,
Modernism, Art Nouveau, dan Futurism. Puncak kepopulerannya di Eropa
selama The Roaring Twenties dan berlanjut dengan kuat di Amerika
Serikat sampai tahun 1930an. Meskipun banyak pergerakan desain
mempunyai akar politik dan filosofi art deco benar-benar murni dekoratif.

Art Deco mengalami kemunduran pada akhir tahun 30an dan awal 40an,
dan segera dilupakan oleh publik. Art Deco mengalami kebangkitan lagi
dengan kepopuleran desain grafis pada 1980. Art Deco banyak
mempengaruhi banyak gerakan seni selanjutnya seperti Memphis dan
Pop art.

Pengaruh desain Art Deco diekspresikan dalam bentuk-bentuk seperti


Kubisme dan Futurisme yang dekoratif. Tema populer lainnya adalah,
trapesium, zig-zag, geometris, dan bentuk campuran, yang dapat dilihat
pada karya-karya awal. Contoh dari gaya dan tema ini ada di Detroit,
Michigan: Fisher Building dan Guardian Building.

Art deco mempunyai karakter dengan penggunaan material seperti


aluminium, stainless steel, pernis, dan kayu. Material eksotik seperti kulit
hiu dan zebra juga tampak. Penggunaan garis tebal dari bentuk-bentuk
dan kurva( tidak seperti bentuk berliku-liku yang merupakan ciri Art
Nouveau), pola Chevron, dan Motif seperti matahari adalah tipe art deco.

Gaya khusus art deco mempengaruhi beberapa pergerakan lain yang


sejenis sejak kemundurannya. Art Deco mempengaruhi gaya berikutnya
seperti Memphis dan Pop Art. Art Deco juga mempengaruhi arsitektur
dan gaya post modern, pada tahun 1970an. Art Deco juga tampak
mempengaruhi seni kontemporer.
Contoh Aliran Desain Art Deco :

De Stijl
De Stijl (after style; bahasa belanda dari “The Style”, dikenal sebagai
neoplasticism, adalah gerakan pada tahun 1917, masa de stijl juga
merupakan nama jurnal yang diterbitkan oleh pelukis, desainer, penulis,
dan kritikus belanda Theo van Doesburg (1883-1931), anggota grup ini
adalah Piet Mondrian (1872-1944), Vilmos Huszàr (1884-1960), dan Bart
van der Leck (1876-1958), dan arsitek Gerrit Rietveld (1888-1964), Robert
van ‘t Hoff (1887-1979), dan J.J.P. Oud (1890-1963). neoplasticism – seni
plastic baru (atau Nieuwe Beelding di Belanda)

Nama De stijl berasal dari Gottfried Semper’s Der Stil in den technischen
und tektonischen Künsten oder Praktische Ästhetik (1861-3), dimana
lingkaran memberi kesan salah pada materialism dan functionalism. Pada
umumnya de stijl menampilkan kesederhanaan dan abstraksim pada
arsitektur dan lukisam, hanya menggunakan garis lurusvertikal dan
horisontal dan bentuk-bentuk persegi. Lebih jauhnya, mereka membatasi
pada warna-warna dasar, merah, biru, dan kuning, dan hitam, putih, serta
abu-abu. Mereka menghindari bentuk semetri dan keseimbangan dengan
penggunaan oposisi, elemen pergerakan adalah arti lain dari de stijl: “a
post, jamb atau support”, hal ini banyak terlihat di karya yang
menggunakan kayu.

Pada pekerjaan tiga dimensi, garis vertikal dan horisontal di posisikan


pada lapisan yang tidak berpotongan, dengan membiarkan tiap elemen
tetap kelihatan tanpa mengganggu elemen lainnya. Hal seperti ini dapat
ditemukan pada Rietveld Schröder House dan Red and Blue Chair.

Gerakan De Stijl dipengaruhi oleh lukisan kubisme seperti mysticism dan


pikiran tentang bentuk geometris yang ideal di neoplatonic. Karya de stijl
mempengaruhi gaya bauhaus dan gaya internasional dan gaya arsitektur
internasional seperti pakaian dan desain interior. Namun demikian, tidak
mengikuru aliran-aliran desain secara umum “ism” (cubism, futurism,
surrealism), tidak juga mengikuti prinsip sekolah seni seperti bauhaus.

Dalam musik, De Stijl berpengaruh pada pekerjaan Jakob van Domselaer


teman dekat Mondrian. Antara tahun 1913-1916, dia menggubah
Proeven van Stijlkunst(Eksperimen dalam gaya artistik), yang terinsprirasi
dari lukisan Mondrian.

Karya dari anggota De Stijl menyebar di seluruh dunia, tetapi pameran De


Stijl terorganisir dengan baik. Musium dengan banyak koleksi De Stijl
termasuk Gemeentemuseum di The Hague) dimana banyak karya
Mondrian, dan Amsterdam Stedelijk Museum, dimana banyak karya dari
Rietveld dan Van Doesburg. Centraal Museum of Utrecht mempunyai
koleksi Rietveld yang paling besar, dan mempunyai Rietveld Schröder
House, Rietveld’s adjacent “show house,” dan the Rietveld Schröder
Archives.
Contoh Aliran Desain De Stijl :
ARSITEKTUR MODERN FUNGSIONALISME, RASIONALISME DAN
KUBISME (1900-1940)

Perkembangan Arsitektur Modern Fungsionalisme diwarnai dengan anti


pada pengulangan bentuk-bentuk lama dengan teknologi baru (beton
bertulang, baja). Dan pada awal abad XX terjadi perubahan besar, radikal,
cepat, dan revolusioner dalam pola pikir.
Dalam pandangan arsitektur modern (1910-1940-an), terjadi perubahan
dalam pola dan konsep keindahan arsitektur, di mana keindahan timbul
semata-mata oleh adanya fungsi dari elemen-elemen bangunan. Oleh
karena itu aliran ini disebut sebagai Arsitektur Fungsionalisme atau
Rasionalisme (berdasarkan rasio/pemikiran yang logis). Bangunan
terbentuk oleh bagian-bagiannya apakah dinding, jendela, pintu, atap, dll
tersusun dalam komposisi dari unsure-unsur yang semuanya mempunyai
fungsi.
Teori, bentuk dan konsep lama tentang keindahan seni termasuk
arsitektur telah lalu ditinggalkan. Hubungan dengan masa lampau
berusaha diputus oleh para arsitek modern menjadi bentuk baru yang
“murni” tanpa dekor selain bagian bangunan yang masing-masing
berfungsi, disebut aliran arsitektur murni atau Purism.
Dalam penerapan konsep Fungsionalisme, Pusrime atau rasionalisme
mewujudkan bangunan “bersih”,”murni” tanpa hiasan, sederhana
berupa komposisi bidang, kotak, balok, dan kubus. Memandang bahwa
seluruhnya merupakan kesatuan bentuk, sehingga disebut
arsitektur Cubism. Aliran ini menekankan pada dimensi waktu dalam
bangunan, diwujudkan dengan menyatunya ruang luar-dalam oleh
jendela-jendela lebar, jarak antar kolom yang relatif lebar, saling
berhubungan secara berkesinambungan.
Contoh Bangunan dan Ciri Bangunan Modern Fungsionalisme
Maison La Roche (1923), Paris, Le Corbusier dan Pierre Jeanneret

Maison Laroche
Denah rumah berbentuk huruf L, dimaksudkan untuk memisahkan 2
penghuni berbeda.
Sisi utama di depan (untuk gallery) berupa ruang, luas dan tinggi karena
adanya mezzanine kombinasi dengan 2 atau 3 lantai dengan sisi lainnya.
Di atas terdapat sebuah balkon menjorok melayang dan ada semacam
jembatan menghubungkan ruang-ruang berseberangan
dengan mezzanine. Selain tangga, Le Corbusier juga merancang jalur naik
landai (ramp). Banyak jendela besar dan lebar di atas dan disamping.
Jendela ini bentuknya tidak lagi seperti dinding dilubangi pada bangunan
klasik, tetapi berupa bidang membentuk komposisi horizontal-vertikal
(terdiri dari bidang kaca dan rangka aluminium).
La Samaritene (1926), Paris, Henry Sauvage dan Frantz Jourdan
Konstruksi beton bertulang dinding dan lantainya dipadukan dengan baja
cetak prefabricated pada ruang dalamnya yang bergaya Art Deco. Jendela
kaca sangat lebar mendominasi bagian depan dan mezzanine
menyatukan ruang-ruang di lantai berbeda. Merupakan
penerapan Cubism.
Notre Dame du Raincy (1922-1924), Paris, Auguste Perret

Interior Notredame
Bentuk monumental gereja dicapai dengan pola simetris, menggunakan
sistem kons-truksi beton bertulang exposed, dengan kolom-ko-lom dalam
hal ini bentuknya silindris, menjulang tinggi pada setiap sudut sebuah me-
nara di tengah-depan. Menara makin ke atas semakin ram-ping seperti
bentuk gereja Gothik. Nave (ruang utama umat) atapnya melengkung,
dindingnya berupa krawang beton (concrete grilles), untuk menghindari
angin dan air tetapi tetap tembus pandang, krawang ditutup kaca. Bentuk
dan susunan krawang geometris perpaduan segi empat, bujur sangkar,
dan diagonal-diagonalnya membentuk segi tiga. Bekas perancah beton
membentuk garis-garis sesuai dengan pemasangannya.
Sistem beton exposed temuan Auguste Perret diterapkan dengan sangat
baik dan pada akhirnya banyak diikuti oleh arsitek-arsitek lain dalam
publikasi, perencanaan,maupun pelaksanaan.
Apartment House (1902-1903); Paris; Auguste Perret
Menggunakan sistem beton bertulang, yang dapat dilihat pada
facadenya. Sistem beton exposed-nya diberikan ornamen-ornamen
panel. Façade yang menjorok kedalam dengan bukaan jendela yang lebar
memperlihatkan pembagian lantai yang indah pada bangunan tersebut.
Peng-gunaan kaca (termasuk kaca hias) memperindah tampilan
bangunan pada lantai dasar. Di mana kantor Perret berada.
Abattoirs de La Mouche (1909); Lyons; Tony Garnier
Ruang utama (markethall) luas lebar tanpa tiang di tengah, dapat
terbentuk berkat sistem konstruksi dari rangka baja. Menggunakan atap
kaca yang tegak lurus memasukkan sinar dari samping dan atap metal
datar sehingga konstruksi atap ini membentuk undak-undakan. Bentuk
atap ditunjukkan pada wajah depan dan belakang, sehingga pandangan
depan simetris juga undak-undakan ke arah kiri-kanan.
AEG High-Tension Plant (1909-1910), Berlin, Peter Bahrens
Menggunakan atap kaca diletakkan diantara dua atap parallel lainnya.
Bangunan bertingkat enam lantai terbagi menjadi dua, yang berupa
sayap. Bangunan melintang empat lantai, menerus melalui hall yang
menghubungkan bagian bangunan yang terpisah tersebut.
Fagus Shoe Last Factory (1910-1914), Alfeld/ Leine, Walter Gropius, Adolf
Meyer, Eduard Werner
Façade sebagai bagian yang mendominasi bangunan tersebut
membedakan dengan jelas dari lingkungannya. Rangka besi (ironframe)
di-letakkan di antara kolom dinding bata kuning mendukung penampilan
kaca (glazing) dan lem-baran-lembaran baja (metal heets) pada area din-
ding. Emphatic, kesolidan pada sudut diperlihat-kan pemecahannya,
transparan penuh yang me-nyatukan ruang luar dan dalam. Kesederha-
naan dan penerapan bahan bangunan modern diutama-kan dalam
rancangannya.
Goldman & Salatsch Building (1909-1911), Wina, Adolf Loos
Menggunakan beton bertu-lang dengan din-ding bata. Lantai 1-4
diplester dengan lapisan halus, ringan-stuc–co berwarna lantai dasar
dan mezzanine dibungkus dengan hijau Yunani ber-corak marmer,
didasari de-ngan granit. Pilar-pilarnya monolit dengan corak marmer,
terbuat dari kayu dikelilingi oleh kaca yang sudah berbentuk (formal glass
cabinet) searah dengan sumbu utama.
Berkembangnya Fungsionalisme atau sering disebut pula Rasionalisme ke
seluruh dunia membuatnya disebut Langgam Internasional atau
International Style, yang sangat erat terkait dengan perkembangan
arsitektur modern berikutnya.
The International Style
Ludwig Mies van der Rohe
German Pavilion at the International Exhibition in Barcelona (1929)
Semua dinding jendela dan pintu utuh dari atas sampai bawah
membentuk bidang-bidang vertikal. Atap datar dari beton bertulang
berwarna kontras dengan dinding dalam komposisi keseluruhan menjadi
unsur horizontal, seolah melayang ringan di atas dinding kaca dan
marmer. Selain itu kolam di dalam dengan karakter dan warna air, juga
menjadi elemen bidang horizontal dalam komposisi ini. Dalam
rancangannya terlihat kederhanaan dan kemurnian dan kesatuan ru-ang
luar-dalam, komposisi blok, kotak dan kubus. Hubungan antara ruang
dalam dan ruang luar, salah satu ciri khas dari arsitektur Cubism,
dikuatkan dengan pintu-jendela lebar, luas dan trans-paran, bidang-
bidang menerus dari luar (halaman) menyatu dengan dinding ruang
dalam.
Hans Scharoun
Villa Schminke in Lobau, Saxony (1933)
Bentuk dan orientasi bangunan diperoleh dari keadaan tapak dan
lingkungannya. Banyak ruangan terbuka yang memang dengan sengaja
dibuat untuk memperoleh sinar dan menyatukan ruang luar-dalam.
Penggunaan material kaca dengan buka-an besar dan lebar,
menggunakan kusen dan rangka alumunium banyak mendomi-nasi
bangunan ini. Sederhana namun ele-gan. Pada bagian taman terdapat
kaca dengan kemiringan tertentu, untuk men-dapatkan sinar bagi
tanaman. Lingkaran-lingkaran pada atap datar diwarnai de-ngan lampu-
lampu yang memantulkan sinarnya pada kolam taman di malam hari.
Alvar Aalto
Tuberculosis Sanatorium in Paimio (1928-1933)
Bangunan ini tercipta berdasarkan dua pertimbangan yang diambil Alvar
Aalto, yaitu:
1. adanya area yang ditujukan khusus untuk pekerja/personel dengan
lingkungan yang tenang, seperti : perawat/suster, dokter, administrasi,
dan lainnya.
2. Pemecahan yang baik untuk akomodasi pasien: dengan ketinggian,
pengakhiran blok yang ramping dengan teras yang menjorok keluar. Ia
meran-cang ruang-ruang berdasarkan garis-garis linear yang berorientasi
ke arah dimana dapat diperoleh sinar matahari dan udara yang maksimal
sehingga kelihatannya tidak beraturan.
Interiornya mencerminkan gambaran lamanya jam pasien yang terbaring
di tempat tidur. Plafondnya di warna berbeda, berkesan lebih dalam dan
penataan lampunya secara tidak langsung (indirect). Penerapan konsep
modern berupa keseder-hanaan tanpa elemen dekorasi, dimana yang
mejdi elemen dekorasi itu sendiri ialah jendela memanjang (ribbon
window), lantai, balustrade dan atap datar, semua dindingnya berwarna
cerah.
Bangunan ini, dengan pembagian bangunan berdasarkan fungsi dan
kegunaan yang berbeda kedalam area yang berbeda pula menjadikannya
sebagai contoh dalam pem-buatan bangunan rumah sakit di seluruh
dunia
Richard Neutra
“Health House”, Villa for Philip Lovell in Los Angeles (1927-1929)
Menampilkan penerapan stuktur baja yang ringan perpaduan dengan
beton bertulang sebagai dasar pembentuk dari bangunan ini. Dibangun di
sisi gunung. Jendela berkerangka baja dengan berbagai bentuk dan
ukurannya, semuanya menyatu dengan konstruksi dinding dan
balustrade putih, horizontal berkesan ringan melayang. Bentuk tiga
dimensional dari lantai dan dinding menjorok ke luar dari balkon, lantai
atas dan atap datar semakin terlihat bila timbul warna gelap dan terang
oleh bayangan matahari. Merupakan penerapan dari konsep Cubism.
Prinsip kesederhanaan ungkapan dari fungsional dan purism terlihat pula
pada ruang dalamnya.
Frank Lloyd Wright
“Falling Water”, Villa for Edgar J. Kaufmann, Bear Run, Pennsylvania
(1935-1939)
Interior Falling water house, karya Frank Lloyd Wright
Sebuah tower batu dengan perapian sebagai pusat dari bentuk yang
berdasarkan sumbu vertikal-horizontal sebagai elemen utama terlihat
sebagai sentral dari orientasi bangunan ini. Pewarnaan yang sederhana
dan ringan pada dinding beton teras dan beranda menggambarkan
kejinakan hutan belantara. Selain itu penggunaan batu alami menjadi
bagian itu sendiri dari alam sekitarnya. Atapnya adalah atap plat datar
terbuat dari beton bertulang.
Penggunaan unsur garis, bidang-bidang menerus dari luar sampai dalam,
banyak jendela (tranparansi bangunan), menunjukkan masih dipengaruhi
oleh aliran Cubism namun dengan ciri dan style yang berbeda menurut
Franl Llyod itu sendiri, Penggunaan material bangunan yang bervariatif,
simplicity, perpaduan dengan alam, memberikan gaya arsitektur
tersendiri bagi arsitek pada masa itu.
Rudolf M. Schindler
House for Victoria McAlmon in Los Angeles (1935)
Masih menonjolkan elemen-elemen garis dengan bukaan-bukaan yang
terbilang sedikit. Menggunakan beton bertulang sebagai bahan utama
bangunan ini. Seperti kumpulan segi empat yang dicoak/dilubangi yang
memberi khas tersendiri gaya Schindler.
Le Corbusier dan Pierre Jeanneret
Salvation Army Shelter in Paris (1929-1933)
Tubuh bangunan yang menunjukkan kesan individual stereometrik
ditempatkan sebelum bangunan utama yang panjang. Sebuah jembatan
menuntun dari pintu utama terbuka yang berbentuk kubus ke ruang
resepsionis berbentuk silinder. Disampingnya terdapat ruang duduk
(lounge). Bangunan diperuntukkan sebagai tempat asrama mahasiswa
berkapasitas 900-1500 mahasiswa. Facadenya berupa kaca-kaca dengan
besar dan ukuran yang berbeda-beda. Sebuah sistem ventilasi yang
diterapkan masih kurang tepat. Pada musim panas, bangunan tersebut
terkena efek rumah kaca, menimbulkan panas, yang akibatnya
menimbulkan ketidaknyamanan bagi si pengguna.
Eugene Beaudoin dan Marcel Lods
Open- Air School in Surenes ( 1932-1935 )
Bangunan terbuat dari beton baja bertulang, sisi/ dindingnya terbuat dari
beton prefab sebagai elemen, dikembangkan dalam kolaborasi dengan
Eugene Freyssinet. Pavilion untuk mengajar dapat langsung diubah
menjadi terbuka hanya dengan membuka dinding kaca lipat. Kesan open
space, ringan, dan fungsional terlihat dengan jelas di sini.

BAB 4. PENUTUPAN.
KESIMPULAN
Dalam ilmu arsitektur,
teminologi arsitektur futuristik masih rancu atau belum dapatdigolongka
n ke dalam kriteria arsitektur modern, terlambat modern juga pos mode
rn. Terlambatmodern iotu sendiri adalah mengambil ide dan bentuk dari
modern gerakan, yangini secara ekstrim, berlebihan dan tidak alam. Ima
jinasi tentang teknologi bangunan menggambarkan usaha untuk mencap
ai kesenangan dsebuah keindahan.keindahan sendiri,sedangkan pos mo
dern selesai kemonotonan arsitektur modern dengan
menggabungkan tidak
yakin moder dengan lainnya sehingga bersifat ganda. PedomanPerencan
aan Berdasarkan Ungkapan Futuristik

Anda mungkin juga menyukai