Anda di halaman 1dari 50

PL 3111 Perencanaan Kota

Modul 2
SEJARAH PERKEMBANGAN KOTA
DAN PERENCANAAN KOTA

Dr. Ir. Iwan Kustiwan, MT


Program Studi PWK SAPPK ITB
Sejarah Perkembangan
Kota dan Perencanaan
Kota
1. Perkembangan Kota
2. Perbedaan Kota Tradisional
dan Kota Modern
3. Perkembangan
Perencanaaan Kota
4. Perkembangan Kota dan
Perencanaan Kota di
Indonesia
5. Perkembangan Pranata
Perencanaan Kota di
Indonesia
Perspektif Sejarah
Perkembangan Kota dan Perencanaan Kota

Fenomena Kota
Fenomena kota sudah Perencanaan Kota
dikenal di berbagai bangsa
sejak ribuan tahun lalu Berkembangn sebagai
seni dan ilmu sejak 6000
tahun lalu

Dinamika kota
Dipengaruhi secara timbal Evolusi
balik oleh perkembangan
masyarakatnya Konsep Kota
Praktik perencanaan
kota

Cikal bakal kota


Permukiman dengan
tujuan memberikan
perlindungan kepada
warganya.
Lingkup Pembahasan
Sejarah Perkembangan Kota

1
Lingkup tinjauan
• Perkembangan ekologi kota
Kronologis/periodisasi
Kota tradisional – Kota modern
• Transformasi sosial ekonomi Kota pra kolonial – Kota kolonial
• Sistem sosial, problem sosial,
mobilitas spasial

Tematik
Dikaitkan dengan problematika
yang berkembang di kota (sosial,
ekonomi, lingkungan)
2
Periodisasi Sejarah Perkembangan Kota (1)
(Catanesse & Snyder, 1988)

Abad 20
Gerakan
Revolusi Reformasi
Industri
Peradaban Peradaban Peradaban Abad Kota Moderrn
Mesir Kuno Yunani Rowawi Pertengahan Kota Modern
Kota Kota Kota Militer Renaisance
Babilonia Athena

4000 SM 3000 SM 400 SM 100 SM 500 – 1500 M Akhir Abad 18 Abad 20

Kota Kuno – Kota Klasik – Kota Abad Pertengahan – Kota Neo Klasik – Kota Modern / Pasca Revolusi Industri (Gallion, Arthur,
1986)
Periodisasi Sejarah Perencanaan Kota (2)
Masa Purba Masa Revolusi
Industri

Masa Yunani Masa Pasca


Revolusi Industri

Masa Abad Masa Abad 20


Pertengahan

Masa Peralihan Masa Globalisasi


(Renaisance) Abad 21
Sejarah Perkembangan Kota dan Perencanaan Kota/2

Modul 2.2
PERKEMBANGAN KOTA
DARI MASA KE MASA
PL 3111 Perencanaan Kota
Kota Masa Purba:
Babilonia
• 4000 – 3000 SM
• Kota sebagai benteng pertahanan
dan pusat perdagangan
• Jumlah penduduk 3000 – 5000
jiwa
• Pola jalan teratur
• Pusatnya terdiri dari kuil, istana,
taman gantung di tengah kota
• Berbentuk segi empat
Kota Masa Yunani:
Athena
• Dimulai Abad 5 SM
• Struktur jaringan jalan diarahkan
sehingga membentuk pola kota yang
geometris (gridiron)
• Bentuk kota dipengaruhi sistem
ketatanegaraan (demokrasi), tempat
persidangan menjadi pusat peradaban
menggantikan kuil.
• Hanya Athena yang berpenduduk
100.000 Jiwa, kota-kota yang lain
penduduknya 10.000 jiwa
• Pusat kota terdiri dari agora (pusat
perdagangan) dan forum (tempat
pertemuan)
• Sudah dimulai budaya tinggal di pinggir
kota untuk penduduk dengan tingkat
ekonomi tinggi
Kota Masa Romawi:
Roma
• Roma menggantikan Athena sebagai pusat
Dunia Barat selama kekaisaran Romawi (27
SM – 324 M)
• Dasar-dasar perencanaannya adalah fisik
yang ditandai gridiron dan berbentuk
persegi panjang
• Pusat kota didominasi pusat keagamaan
dan pemerintahan
• Sarana rekreasi dan kesehatan diutamakan
(adanya taman dan pemandian umum)
• Terpengaruh jaman Yunani, terdapat forum
yang dinamakan astas setiap penguasa
sehingga terkonsentrasi di pusat kota
• Terjadi kecemburuan sosial antara
kelompok kaya dengan kelompok miskin
Terdapat pula pola aksis, jaringan jalan dari
utara ke selatan
Kota
Abad Pertengahan
• Kota ditandai dengan benteng-benteng
sebagai perlindungan dari perang
(dampak ditemukannya bahan peledak).
Benteng terdiri dari benteng dalam dan
benteng luar yang memiliki pintu gerbang
• Terjadi dukungan dari gereja dan keluarga
elit untuk mengembangkan seni dan
kemanusiaan termasuk dalam
perencanaan bentuk fisik kota
• Selain bangunan utama dibangun taman-
taman umum sbg citra kota
• Mulai dipikirkan keindahan kota dengan
bentuk fisik yang teratur
• Pembangunan urban desain didahulukan,
misal pembangunan gereja
Kota Masa Peralihan
(Renaisance)
• Zaman Baroque
• Ditandai dengan ciri Kota yang megah
• Ada tiga Pola Kota :
• Kota-kota menjadi pusat
pembangunan
• Desain mengutamakan ruang
terbuka dan jalan yang lebar
• Terdapat rumah-rumah besar untuk
kaum elit dan sebagai tempat
ekspresi artis
• Pengaruh terhadap Aspek Sosial:
• Terjadi kecemburuan sosial (banyak
rakyat kecil tersingkir) karena
mementingkan kemegahan dan seni.
Kota
Masa Revolusi Industri
• Industri berkembang besar-
besaran di kota sehingga terjadi
urbanisasi yang tidak diimbangi
dengan penyediaan fasilitas
sehingga terjadi masalah
kekurangan rumah, transportasi
• Masalah transportasi menjadi
prioritas dengan dibuat kanal,
rel kereta api
• Kepadatan yang tinggi di pusat
mengakibatkan kelompok
masyarakat berpendapatan
tinggi pindah ke pinggiran kota
(sub urbanisasi)
GERAKAN
REFORMASI Abad 20
• Diberlakukan Undang-undang
Kesehatan (di Inggris) sbg bentuk
reaksi thd tumbuhnya kota-kota
industri
• Diterapkannnya peraturan
penggunaan lahan (Zoning),
ketinggian bangunan, dll
• Dibuat sarana dan prasarana
perkotaan/pelayanan dasar
• Munculnya konsep Garden City
(Ebenezer Howard) sebagai solusi
kepadatan kota industri;
• Muncul konsep Neighboorhood Unit
sebagai unit terkecil pembangunan
kota,
Sejarah Perkembangan Kota dan Perencanaan Kota/2

Modul 2.3
PERBEDAAN KOTA
TRADISIONAL
DAN KOTA MODERN
PL 3111 Perencanaan Kota
Perbedaan
Kota Tradisional dan Kota Modern

• Perkembangan kota berdasarkan


perspektif historis dapat dibedakan
antara kota tradisional dan kota
modern.
• Pembedaan secara dikotomis
mengacu pada aspek kompleksitas
kota-kota dalam tatanan fisik-
spasialnya, dengan Revolusi
Industri di akhir abad 18 sebagai
tonggak terpenting perkembangan
kota dan proses pengkotaan
(urbanisasi) pada masa modern.
Perbedaan
Kota Tradisional dan Kota Modern (2)

• Pembedaan dikotomis terhadap


aspek kompleksitas kota-kota
dalam tatanan fisik-spasial:
– Ruang/morfologi,
– Ekonomi
– Politik
– Sosial-budaya.

(Zahnd, 1999)
Asal-usul Perkembangan Kota Tradisional
• Evolusi kehidupan
perdesaan ke arah
Pendekatan
perkotaan yang secara
Teknologi teknis merupakan akibat
dari revolusi pertanian

• Faktor ekonomi yang


mengubah permukiman
Pendekatan desa menjadi kota
Ekonomi • Lokasi serta hubungan
dengan lingkungan menjadi
faktor paling strategis

• Faktor utama yang


menyebabkan permukiman
Pendekatan perdesaan menjadi
Ideologi perkotaan adalah budaya
Sumber: Zahnd (1999) yang diekspresikan secara
religius-simbolik
Perbedaan Kota
Tradisional dan Modern
Kota Modern susunan kotanya
Kota Tradisional mempunyai
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
pola-pola demografis dan tidak lagi dipengaruhi oleh batasan
ekologis yang dilintasi budaya tertentu:
tradisional setempat; susunan • Ketidakterbatasan dalam
kotanya dipengaruhi oleh komunikasi dan pengaruh
faktor yang membatasi pola pada masyarakat secara indi-
susunannya: vidual;
• keamanan dan persatuan • ketidakterbatasan teknologi
• keterbatasan teknologi yang menyebabkan
• keterbatasan mobilitas perbedaan bentuk kota dan
• struktur sosial yang kaku citranya;
• perkembangan agak lambat. • ketidakterbatasan mobilitas
yang mengarah pada
perluasan dan kepadatan
kawasan kota.
Perbedaan Pola Ruang
Kota tradisional (praindustri) Kota modern (industri)
• Kota disusun dengan memusatkan • Kota disusun dengan memusatkan institusi
bangunan-bangunan simbolis dan publik,
serta tempat tertentu. • Simbol: CBD (Central Business District),
pencakar langit, gedung pemerintahan
• Simbol: istana, gedung religi, benteng
• Hubungan yang erat dengan lingkungan
• Hubungan dengan lingkungan yang jauh
yang dekat. lewat teknologi komunikasi dan lalu-lintas.
• Wilayah-wilayah dibatasi secara jelas
berdasarkan kelompok etnis.
Perbedaan Karakteristik Ekonomi
Kota tradisional (praindustri) Kota modern (industri)

• Sistem tukar menukar/sistem keuangan yang • Sistem perdagangan luas dan kompleks.
sederhana.
• Kekayaan berdasarkan pemilikan tanah atau • Kekayaan dihitung dengan kapital.
barang. • Landasan pada teknologi industri.
• Landasan pada teknologi pertanian lokal.
• Keterkaitan secara regional, nasional, dan
• Masyarakat cenderung berfokus pada internasional.
penyediaan kebutuhan sendiri.
• Sistem pertukangan. • Pembagian kerja berlangsung secara rumit dan
spesifik.
Perbedaan Karakteristik Politik
Kota tradisional (praindustri) Kota modern (industri)
• Otoritas tradisional. • Otoritas legal/rasional.
• Tradisi-tradisi rohaniah.
• Tradisi-tradisi sekuler.
• Ahli-ahli tertentu memiliki monopoli pengetahuan
• Jarak pengetahuan jauh antara para ahli dengan orang
• Ancaman hukuman secara informal. biasa.
• Hukum bersifat represif.
• Kekuasaan dikelola oleh para kapitalis, teknokrat, dan
• Kontrak secara informal. birokrat.
• Kekuasaan pada elite religi/politik.
• Ancaman hukuman secara institusional.
• Pentingnya hubungan dengan yang berkuasa.
• Hukum bersifat restitusi.
• Latar belakang keluarga penting.
• Kontrak secara formal.
• Penghargaan lebih berdasarkan pada hasil usaha
daripada hubungan dg yang berkuasa.
• Latar belakang keluarga dipandang sekunder.
Perbedaan Sosial-budaya

• Penekanan pada • Penekanan pada


hubungan dalam individu sebagai unit.
keluarga besar
• Peranan terpisah-
• Rasa kebersamaan. pisah.
• Komunikasi secara • Mobilitas sosial
berhadapan muka.
(hubungan fungsional).
• Kohesi etnis.
• Komunikasi massal.
• Budaya homogen.
• Kepercayaan ritual. • Budaya heterogen.
• Status diberikan. • Keterasingan.
• Status dicapai sendiri.
Kota Kota
Tradisional Modern (Industri)
(Pra industri)
Sejarah Perkembangan Kota dan Perencanaan Kota/4

Modul 2.4
PERKEMBANGAN
PERENCANAAN KOTA
PL 3111 Perencanaan Kota
Perkembangan
Perencanaan Kota
• Proses dan produk perencanaan kota
dimanifestasikan dalam bentuk, struktur
ruang, pola ruang/penggunaan lahan
kota yang berbeda-beda dalam setiap
zamannya
• Perbedaan antar-kota erat kaitannya
dengan perkembangan peradaban,
kebudayaan, dan penguasaan teknologi
di samping dinamika masalah yang terjadi.
• Sejarah perencanaan kota perlu dipelajari
sebagai preseden dari praktik
perencanaan kota di masa lalu, untuk
pengembangan pendekatan perencanaan
kota yang lebih baik di masa yang akan
datang.
PERKEMBANGAN PERENCANAAN KOTA (1)
Masa Peradaban Kompleksitas Pendekatan
dan Teknologi Masalah Perencanaan Kota

Purba Peradaban masih Sangat sederhana • Didominasi oleh alam


< 400 SM rendah, dengan • Pemenuhan kebutuhan
kemapuan teknologi sangat sederhana
relatif nihil • Kebutuhan fisik
diutamakan

Pendekatan: Fisik

Yunani Peningkatan peradaban Sederhana Sudah mampu mengubah


dan Romawi Teknologi terbatas Sistem penguasa alam sesuai dengan
400 SM - 500 M dan yang dikuasai kebutuhan

Pendekatan:
Fisik-estetis
Kota-kota
Masa
Yunani
Romawi

Map of Rome from Topographia Italiae, published


by Matthaeus Merian's heirs in 1688.

Rome: Ruins of the


Forum, Looking
towards the Capitol
(1742)

The Roman settlement of Londinium, c. AD


200, which developed into the modern
metropolis of London.Encyclopædia
Britannica, Inc.
PERKEMBANGAN PERENCANAAN KOTA (2)
Masa Peradaban Kompleksitas Pendekatan
dan Teknologi Masalah Perencanaan Kota

Abad Pertengahan Peradaban lebih tinggi • Persaingan antar • Terbentuknya kelompok


Teknologi lebih maju kelompok penguasa dan rakyat yang
500 - 1500 • Peningkatan budaya dikuasai
tukar-menukar • Dominasi agama dan
• Peperangan untuk kekuasaan
memperebutkan • Produksi dan pertukaran
hegomoni • Pertahanan dan keamanan

Pendekatan: Fisik estetis

Peradaban semakin tinggi • Kompleksitas masalah Prestise bangsa/ kekuasaan


Masa Peralihan dan merupakan awal makin meluas penonjolan diri/bangsa
1500 - 1750 penemuan teknologi dan • Pertukaran (ekonomi) Skala pemanfaatan fisik
perkembangan ilmu antar bangsa bersifat kolosal
pengetahuan dan seni • Sistem hubungan
terbuka Pendekatan: Fisik estetis
Kota Abad
Pertengahan
PERKEMBANGAN PERENCANAAN KOTA (3)
Peradaban dan Kompleksitas Pendekatan Perencanaan
Masa Teknologi Masalah Kota

• Peradaban semakin • Kompleksitas sangat tinggi • Efisiensi ekonomis


Masa Revolusi berkembang dan mengawali • Urbanisasi (migrasi desa – • Kapitalistik
Industri perkembangan teknologi
maju •
kota)
Hubungan antar negara


Persaingan
Produktivitas tinggi
1750 - 1850 • Dimulainya industrialiasi • Pningkatan perdagangan
• Berkembangnya jalur antar wilayah Pendekatan:
transportasi: jalan dan • Perkembangan teknologi Fisik – arsiteksionis – ekonomis
kereta api transportasi

• Peradaban teknologi maju • Super kompleks • Efisiensi ekonomi


Pasca Revolusi • Kemajuan ilmu pengetahuan • Urbanisasi tinggi • Politik antar-bangsa
Industri •
dan teknologi
Perkembangan sistem
• Negara maju vs negara
berkembang


Perencanaan pembangunan
Pendekatan sistem dan cybernetics
➢ 1850 informasi dan komunikasi, • Pergerakan yang semakin • Pembangunan berkelanjutan
teknologi automasi cepat
• Pertentangan kapitalistik – Pendekatan: Komprehensif
sosialistik
• Hubungan antar
negara/blok
• Ekspoitasi sumberdaya
besar-besaran
Sejarah Perkembangan Kota dan Perencanaan Kota/5

Modul 2.5
PERKEMBANGAN KOTA
DAN PERENCANAAN KOTA
DI INDONESIA
PL 3111 Perencanaan Kota
Sejarah Perkembangan Kota
di Indonesia
• Indonesia sebagai negara yang mengalami
masa penjajahan, mempunyai sejarah
perkembangan dan perencanaan kota yang
dipengaruhi oleh perkembangan kota-kota
kolonial, selain bermula dari kota-kota
tradisionalnya.
• Pada masa pra-kolonial, pengaruh Islam
pada perkembangan kota-kota pesisir di
Indonesia sangat besar, melengkapi
perkembangan kota-kota tradisional di
pedalaman yang berkembang pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Budha pada
masa-masa sebelumnya.
• Kedatangan Belanda pada akhirnya turut
pula mewarnai bentuk dan perkembangan
kota-kota di Indonesia di masa kolonial.
Periodisasi Perkembangan Kota
di Indonesia

Perioda IV
(Sumber: Lombard, Periode III Abad XIX-XX
dalam Sumalyo, 1993)
Abad XV-XVIII Kota-kota kolonial
Periode II modern
Kota-kota pesisir
Abad IX-XV Kota-kota kolonial

Kerajaan Kediri-
Periode I Singasari, Majapahit

Abad III-IX
Kota Masa Kolonial
Kerajaan Hindu-Budha

Kota Masa Pra Kolonial


Perkembangan Kota di Indonesia

Kota Masa
Kota Kota Masa
PD II
Kolonial Reformasi
(2000 –
Kota Pra Kota Masa sekarang)
VOC/Kolonial Kota Kota Masa Repelita
Kota-kota Kolonial 1950-1970 (Orde Baru)
Tradisional Modern

Abad 7 Abab 7 -16 1600 - 1800 1870 194 1950 1970 2000
2
Tipologi Kota
dan Pertumbuhan Pra Kolonial
• Kota Pantai
• Kota Pedalaman
Lokasi
Geografis
Faktor Faktor
Eksternal Internal
Landasan Surplus Munculnya
Ekonomi produksi pusat
permukiman
• Kota Agraris Mekanisme
• Kota Komersia Peranan pertukaran Peningkatan
barang produktivitas
Budaya

• Kota pusat agama vs kota pusat pasar


• Kota ortogenetik vs Kota heterogenetik
Perkembangan Perencanaan Kota di Indonesia (1)
MASA KONDISI PENDEKATAN
PERENCANAAN KOTA
Pra Kelompok-kelompok pemerintahan/ - Tradisi dan spiritual, yang dikenal
Kolonial kerajaan kecil antara lain:
Penguasa dan yang dikuasai 1. Hasta Kosala-Kosali (Bali)
2. Bintal Jemur (Jawa)

Masa - Konflik kolonial vs pribumi - Bentuk kota kolonial yang


Kolonial/ - Permasalahan kepentingan berlandaskan pendekatan
VOC pertahanan dan perluasan perencanaan abad
kekuasaan kolonial pertengahan di Eropa

Kota Pengaruh revolusi industri di Eropa - Mulai diperkenalkan pendekatan


Kolonial Peningkatan produksi barang perencanaan kota modern
Modern mentah alam (perkebunan) - Bentuk kota kolonial modern
(Awal Ekonomi kolonial makin meluas dengan suatu perencanaan modern
Abad ke Kepadatan penduduk Jawa – - Pengembangan penataan fisik kota
20) Transmigrasi (1905) pengembangan kota untuk
kepentingan ekonomi kolonial
Perkembangan Perencanaan Kota di Indonesia (2)
MASA KONDISI PENDEKATAN
PERENCANAAN KOTA
-
Masa PD II Masalah perekonomian bangsa Stagnasi
(Jepang) - Masa perang dan perjuangan Pada tahun 1948 diterbitkan Ordonansi
Perencanaan Kota (SVO) dan Peraturan
kemerdekaan Pembentukan Kota (SVV)

-
Masa Pasca - Masalah pembangunan Perlunya pendekatan perencanaan
Perang perekonomian nasional komprehensif
- Hubungan bantuan Perencanaan pembangunan nasional
pembangunan antar bangsa Perencanaan kota mengalami stagnasi
(Marshall Plan)
- Tingkat urbanisasi meningkat

- Konflik Regional Pembangunan Semesta Berencana


Dekade - Pembangunan nasional yang Kesadaran perencanaan mulai
1950-an dan semakin kompleks meningkat
Awal 1960- Peningkatan tenaga ahli perencanaan
an wilayah dan kota
Perkembangan Perencanaan Kota di Indonesia (3)
MASA KONDISI PENDEKATAN
PERENCANAAN KOTA
-
1970 sd Kompleksitas pembangunan Pendekatan perencanaan pembangunan
1992 mnasional, regional dan lokal Perencanaan Wilayah dan Kota digalakkan
(Orde Baru) semakin meningkat Pengembangan metoda perencanaan
Pengaruh metoda-metoda dan Peningkatan program transmigrasi
teknologi negara maju
Diterbitkannya Undang-undang 24 Tahun
Tingginya tingkat urbanisasi 1992 tentang Penaataan Ruang
1992 – 2007
Deraan krisis ekonomi dan Perencanaan berwawasan pembangunan
ketidakstabilan politik nasional berkelanjutan
Dampak globalisasi ekonomi Pengembangan perangkat perencanaan tata
terhadap perkembangan wilayah ruang
dan kota Pengembangan kemitraan pemerintah dan
swasta
Kerjasama pengembangan regional antar
2007 - Isu pemekaran daerah otonom negara
Sekarang baru
Sinkronisasi rencana
pembangunan dan rencana tata Diterbitkannya Undang-undang 26 Tahun
ruang 2007 tentang Penataan Ruang sebagai
Pengendalian pemanfaatan ruang pengganti Undang-undang sebelumnya
dan pengawasan tata ruang Penguatan perangkat pengendalian
Morfologi Kota Tradisional di Jawa
• Struktur dasar kota terdiri dari
empat elemen (catur gatra
tunggal): alun-alun dengan
keraton, masjid (di sebelah barat)
dan pasar di sekelilingnya.
• Di seputaran empat elemen
terdapat kampung-kampung yang
masing-masing warganya
mempunyai fungsi dan/atau
berasal dari etnis yang sama.
• Di belakang mesjid terdapat
kampung Kauman, tempat
bermukim para pemuka agama
yang bertugas mengurus masjid.
Kota Kolonial: Batavia
Kota Kolonial: Bandung
Sejarah Perkembangan Kota dan Perencanaan Kota/6

Modul 2.6
PERKEMBANGAN PRANATA
PERENCANAAN KOTA
DI INDONESIA

PL 3111 Perencanaan Kota


Perkembangan Pranata Perencanaan Kota di Indonesia

I. Masa Pemerintaham Hindia Belanda De Statuten-Van 1642


• Masa kota-kota VOC (Abad XVII) Localen - Raden Ordonantie 1905 No.191
• Masa awal urbanisasi (1905) Peraturan pembentukan stadsgemeente.
Kampong Verbetering Ordonantie 1934.
• Masa perbaikan lingkungan Stadverordenings Ordonantie Stadgemeenten Java, 1938
II. Masa Revolusi/Kemerdekaan Stadvorming Ordonantie (SVO) Stadsblad No. 168 tahun 1948
Stadvorming Verordening (SVV), Stadsblad No. 40 tahun 1949.
III. Masa pembangunan berencana Rancangan Undang-undang tentang Pokok-pokok Bina Kota
(1960–1970; 1970–1985) PerMenDagri 4/1980 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota

IV. Masa Pra UU 24/1992 (1985 – 1992) SKB Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum No. 650−1595
dan Nomor: 503 / KPTS / 1985 tentang Tugas-tugas dan Tanggung
Jawab Perencanaan Kota.
KepMen PU No. 640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata Ruang Kota.
PerMenDagri No. 2/1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota.
V. Masa UU 24/1992 (1992 – 2006) Undang-undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

VI Masa UU 26/2007 - Sekarang Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
.
Prosedur Perencanaan Kota di Indonesia
dari masa ke masa (1)

Masa Revolusi/ STADSPLAN


Rencana Induk Kota (masterplan)
mencakup wilayh Kota secara keseluruhan
Kemerdekaan Skala Peta = 1 : 20.000 s/d 1 : 10.000

Prosedur Perencanaan Kota Rencana Rinci dari bagian-bagian kota


diundangkan untuk Pembagian peruntukan kota berdasarkan
pertama kalinya pada tahun STAD ZONINGEN wilayah administrasif kawasan fungsional kota
1948 dengan lahirnya: Skala Peta = 1 : 5.000
Stadsvormingsordonantie
(SVO) dan
Stadsvormingsveroderning Rencana Rinci dari kawasan fungsional
(SVV) DETAIL PLAN Pada bagian wilayah kota, berupa
rancangan tata letak, tata bangunan dan
tata lansekap
Skala Peta = 1 : 2.000 s/d 1 : 1.000
Prosedur Perencanaan Kota di Indonesia (2)

Masa 1970-an RENCANA INDUK


Rencana Induk Kota
Skala Peta = 1 : 20.000 s/d 1 : 10.000
RUU Bina Kota

Rincian rencana bagian-bagian wilayah kota


Wilayah administratif atau kawasan fungsional
RENCANA TERPERINCI
Skala Peta = 1 : 5.000 s/d 1 : 1.000

Rancangan rinci unsur-unsur penunjang pembangunan


UNSUR RENCANA KOTA kota seperti jalan dan utilitas umum dan tata lansekap
Skala Peta = 1 : 1.000 s/d 1 : 500
Prosedur Perencanaan Kota di Indonesia (3)
Permendagri No. 4 Tahun 1980
Rencana Induk Kota
RIK Wilayahnya mencakup wilayah administratif kota
memuat arahan umum pemanfaatan ruang dan tata ruang kota umum
Skala Peta = 1 : 20.000 s/d 1 : 10.000

Rencana Bagian Wilayah Kota


Rencana yang merupakan penjabaran RIK menjadi peruntukan di bagian-
RBWK bagian wilayah kota sebagai wilayah administratif atau kawasan
fungsional kota
Skala Peta = 1 : 5.000

Rencana Terperinci Kota


Perincian/penjabaran rencana bagian wilayah kota di bagian-bagian
RTK
wilayah kota atau kawasan fungsional kota.
Substansi RTK ini berupa rencana tata letak, rencana tata unsur kota dan
rencana lansekap
Prosedur Perencanaan Kota di Indonesia (4)
SKB Menteri Pekeerjaan Umum – Menteri Dalam Negeri
No.503/KPTS/1985/No. 650-1595
Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan
RUTRP Wilayah kota dan wilayah pengaruhnya, wilayah fungsional
• Keputusan Menteri PU Skala Peta = 1 : 100.000 s/d 1 : 50.000
No. 640/KPTS/1986
tentang Perencanaan Rencana Umum Tata Ruang Kota
Tata Ruang Kota. RUTRK Wilayah administratif kota dan memuat arahan umum
• PerMenDagri) No. 2 pemanfaatan ruang.
Skala Peta = 1 : 20.000 s/d 1 : 10.000
tahun 1987 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota
Rencana Kota. RDTRK Penjabaran rinci dari RUTRK untuk bagian wilayah kota
Skala Peta = 1 : 5.000

Rencana Teknik Ruang Kota


RTRK Perincian dari RDTRK untuk bagian dari kawasan fungsional atau
bagian wilayah kota; berisi arahan perencanaan tata letak, tata
bangunan, tata lansekap dan unsur perkotaan; Skala peta = 1: 1.000
Prosedur Perencanaan Kota di Indonesia (5)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
UU No. 24 Tahun 1992 RTRWN Skala peta: 1: 1.000.000
Jangka Waktu: 25 tahun
tentang Penataan Ruang
RTRWP
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
• Penataan ruang: proses Skala peta: 1 : 250.000; Jangka waktu: 15 tahun
perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab/Kodya DT II
pengendalian pemanfaatan RTRW Kab/Kota Skala peta: 1:100.000 – 1: 50.000
ruang. Jangka waktu: 10 tahun
• Perencanaan tata ruang Rencana Detail Tata Ruang Kota
dilakukan berjenjang sesuai RDTRK Penjabaran rinci dari RUTRK untuk bagian wilayah kota
dengan wilayah adminitrasi: Skala Peta = 1 : 5.000
Nasional, Provinsi, dan Rencana Teknik Ruang Kota
kabupaten/kotamadya RTRK Perincian dari RDTRK untuk bagian dari kawasan fungsional
atau bagian wilayah kota, berisi arahan perencanaan tata
letak, tata bangunan, lansekap, unsur perkotaan
Skala Peta = 1 : 1.000
Prosedur Perencanaan Kota di Indonesia (6)
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Rencana Umum Rencana Rinci

Dilengkapi
Peraturan
Zonasi
Bacaan Lanjut
1. Basundoro, P. 2012. Pengantar Sejarah Kota.
Penerbit Ombak, Yogyakarta
2. Catanesse, A.J. and Snyder, J.C (ed), 1988, Urban
Planning, McGraw Hill, New York.
3. Colombijn, Freek et al (eds). 2005. Kota Lama Kota
Baru: Sejarah Kota-kota di Indonesia. Penerbit
Ombak, Yogyakarta
4. Branch, Melville C., 1985. Comprehensive City
Planning : Introduction and Explanation. APA
Planners Press, Indianapolis
5. Gallion, A.B., and Eisner, Simon, 1986, The Urban
Patern : City Planning and Design. New York: Van
Nostrand Reinhold
6. Nas, PJM, Kota di Dunia Ketiga, Bhratara, Jakarta,
1977
7. Pontoh, Nia K., I. Kustiwan. 2009. Pengantar
Perencanaan Perkotaan. Penerbit ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai