Anda di halaman 1dari 27

URBAN SPRAWL

Pengambil-alihan lahan non urban oleh

penggunaan lahan urban di daerah pinggiran


invasion.
Proses perembetan kenampakan fisik kekotaan
ke arah luar urban sprawl.
Harvey and Clark (1971)
Urban sprawl refers to continous expansion
around large cities, where by there is always a
zone of land that is in the process of being
converted from rural to urban use

3 Faktor Utama Pola Perkembangan


Kota :
1. Faktor manusia perkembangan penduduk

kota
2. Faktor kegiatan manusia kegiatan

perekonomian kota & kegiatan hubungan


regional yang lebih luas
3. Faktor pola pergerakan

Ekspansi Kota Mengikuti Jalur Transportasi

Perluasan mengikuti pertumbuhan sumbu mengikuti jalur

jalan transportasi ke daerah-daerah perbatasan kota


star shape.
Daerah-daerah hinterland di luar kota semakin lama

semakin berkembang dan akhirnya menggabung pada


kota yang lebih besar.
Menggabungkan kota inti dengan kota-kota kecil yang

berada di luar kota inti konurbasi.

Layout Of Street (Pola Jalan)


1. Pola jalan tidak teratur
(irregular system)
Ketidakteraturan sistem jalan

ditinjau dari segi lebar


maupun arah jalannya
Ciri kota di negara

berkembang

Pola Jalan Radial Konsentris


Bagian pusatnya

daerah kegiatan
utama (pasar,
kompleks
perbentengan, alunalun, komplek
ibadah
Secara keseluruhan

membentuk jaringan
sarang laba-laba
Jalan besar menjari

dari titik pusat

Pola Bersiku/Sistem Grid (The Rectangular


Or Grid System)
Bagian kota dibagi per blok-blok empat persegi panjang

dengan jalan-jalan paralel membentuk sudut siku-siku


Jalan utama membentang dari gerbang utama kota
hingga alun-alun utama pada bagian pusat kota
Banyak diterapkan kota-kota di Amerika

Pengaruh Perkembangan Transportasi


Terhadap Morfologi Kota

1. Masa dominasi pejalan kaki


2. Masa dominasi kereta binatang
3. Masa dominasi kereta listrik kecil
4. Masa domiansi kereta api antar kota
5. Masa dominasi mobil antar kota
6. Masa perkembangan jalan-jalan bebas

hambatan
7. Masa perkembangan jalan-jalan lingkar

Concentric Development/Low Density


Continous Development (Perembetan
Konsentris)
Perembetan areal
perkotaan yang paling
lambat.
Perembetan berjalan
perlahan-lahan pada
semua bagian luar
kenampakan fisik kota.
Perembetan merata
sehingga membentuk
kenampakan morfologi
kota yang relative
kompak.
Peranan transportasi tidak
begitu besar.

Ribbon Development/ Linear


Development/ Axial Development
(Perembetan Memanjang)
Menunjukkan
ketidakmerataan
perembetan areal
perkotaan di semua
bagian sisi-sisi luar
daerah utama kota.
Perembetan paling cepat
di sepanjang jalur
transportasi yang ada,
khususnya yang bersifat
menjari (radial dari
pusat kota)

Leap Frog Development/ Checker-board


Development (Perembetan Meloncat)
Perembetan paling merugikan
lingkungan, tidak efisien dalam
arti ekonomi, tidak mempunyai nilai
estetika, dan tidak menarik.
Perkembangan kota terjadi
berpencar secara sporadic dan
tumbuh di tengah-tengah lahan
pertanian.
Menyulitkan untuk pembangunan

sarana & prasarana karena tidak


kompak
Cepat atau lambat daerah antar

non-urban tersebut akan menyatu


dan membentuk urban
landscapes yang kompak

Klasifikasi Urban Sprawl Menurut Russwurm (1980)


Bentuk

KOSENTRIS KONSTELASI MEMANJANG TERSERAK

KOSENTRIS

KONSTELASI

MEMANJANG

TERSERAK

Sumber: Struktur Tata Ruang Kota, Hadi Sabari Yunus, 2001.

POLA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK


KOTA

Suatu kota dapat tercipta karena proses pertumbuhan dan

perkembangan fungsinya (Kota tumbuh)

Kota merupakan lingkungan binaan yang bersifat dinamis

dan selalu akan berkembang. Perkembangan fisik kota


dibagi 3:

1. Perkembangan horizontal

Cara perkembangannya mengarah ke luar daerah


bertambah, sedangkan ketinggian dan kuantitas lahan
terbangun (coverage) tetap sama. Perkembangan
dengan cara ini sering terjadi di pinggir kota, dimana
lahan masih murah dan dekat jalan raya yang mengarah
ke kota (dimana banyak keramaian).

2. Perkembangan vertikal
Cara perkembangannya mengarah ke atas daerah
pembangunan & kualitas lahan terbangun tetap sama,
sedangkan ketinggian bangunan bertambah.
Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat
kota, dimana harga lahan mahal dan di pusat-pusat
perdangan yang memiliki potensi ekonomi.

3. Perkembangan
interstisial
Cara
perkembangannya mengarah ke
dalam daerah & ketinggian bangunan ratarata tetap sama, sedangkan kuantitas lahan
terbangun (coverage) bertambah.
Perkembangan dengan cara ini sering terjadi
di pusat kota dan antara pusat kota dengan
pinggiran kota yang kawasannya sudah
dibatasi dan hanya dapat dipadatkan.

Perkembangan Dasar di Dalam Kota

a. Perkembangan
Horizontal

b.
Perkembangan
Vertikal

c. Perkembangan
Interstisial

Sumber: Perancangan Kota Secara Terpadu (Markus Zahnd, 1999:25)

7 Alternatif Model Bentuk Kota


(Hudson, 1970)
1. Bentuk satelit dan
pusat-pusat baru
Kota satelit penyerap

arus urbanit dari kota


utama dengan jalan
peningkatan akses dan
fungsi-fungsi di kota satelit
working opprtunities
Contoh: kota Stockholm,

London, Copenhagen,
Jabodetabek,
GerbangKertasusila,
Bandung raya

2. Bentuk staller / radial


Pada masing-masing lidah

hendaknya dibentuk pusatpusat kegiatan kedua


(subsidiary centers)
Pada bagian yang menjorok

kedalam direncanakan
sebagai RTH (sarana
olahraga, tempat rekreasi,
dll)

3. Bentuk cincin (ring


plan)
Terdapat beberapa pusat

kota yang berkembang


disepanjang jalan melingkar

Bagian tengah dipertahankan

sebagai open space

Contoh: RandstadH olland

di Belanda yang
menghubungkan pusat kota
Utrecht, Rotterdam,
Denhhaag, Harlem,
Amsterdam, dll

4. Bentuk linear bermanik


Pengembangan dari pola linear
Beberapa pusat kota yang lebih kecil
tumbuh dikanan dan kiri dari pusat kota
Di pinggir jalan ditempati bangunan
komersial sedangkan dibagian belakang
berupa permukiman penduduk

5. Bentuk inti/kompak (the core or


compact plan)
Adanya konsentrasi bangunan yang
banyak pada area yang relatif kecil
Perkembangan areal perkotaan
biasanya didominasi oleh perkembangan
vertikal
Contoh: Hongkong, Tokyo, New York

6. Bentuk memencar (dispersed city


plan)
Merupakan kesatuan morfologi yang
besar dan kompak
Terdapat beberapa urban centers yang
masing-masing memilikif ungsi khusus
dan berbeda satu dengan yang lain
Menghadirkan suasana rural urban
(fasilitas perkotaan namun atmosfer
perdesaan)
7. Bentuk kota bawah tanah
Struktur perkotaannya dibangun
dibawah permukaan bumi
Daerah diatas akan tetap berfungsi
sebagai jalur hijau atau daerah
pertanian

2 Kekuatan Dinamis Struktur Keruangan


Kota
1. Kekuatan-kekuatan

centrifugal (centrifugal
forces) pergerakan dan
fungs-fungsi perkotaan dari
bagian dalam suatu kota
menuju ke bagian luarnya.
2. Kekuatan-kekuatan

centripetal (centripetal
forces) pergerakan yang
berasal dari bagian luar
menuju kebagian dalam
daerah perkotaan.

Pul Forces
(Place of Destination)

Push of forces
(Place of Origin)

Centripet
al
movemen
t

Attractive Qualities of Inner


Zones :
High access to rest of city
High access to other central
firm
Prestige site
Many services & facilities, etc.

Unattractive Qualities
Peripheral
Zones :
Low access to rest of city
Lack of many Services
Lack of many Facilities Low
prestige sites, etc.

Centrifug
al
movemen
ts

Attractive Qualities of
Peripheral Zones :
Pleasant environment
Plenty cheap land
Less traffic congestion
Free pollution

Unattractive Qualities Inner


Zones :
Congestion
Expensive land
Land shortage
Prohibitive regulation
High taxes
Pollution, etc.

3 Hubungan Batas Fisik & Batas


Administrasi Kota
1. Sebagian besar batas fisik

kekotaan berada jauh di


luar batas administrasi
kota Under Bounded
City
2. Sebagian besar batas fisik

kekotaan berada di dalam


batas administrasi kota
Over Bounded City
3. Batas fisik kota koinsiden

dengan batas administrasi


True Bounded City

Dampak Urban sprawl


1. Morfologi kota yang semakin tidak teratur
2. Meningkatnya biaya pajak lokasi kawasan

permukiman
3. RTH berkurang
4. Kemacetan lalu lintas
5. Kesenjangan sosial slum & squater area
6. Peningkatan limpasan air permukaan
7. Meningkatnya tingkat polusi pada tanah, air dan

udara serta meningkatnya konsumsi energi oleh


manusia.

Slums in between modern buildings

Slums

Squatters

Lack of basic
infrastructure
Very dense populated: >
1000 persons/ha
Bad construction of
housing
Legal ownership

Lack of basic infrastructure

Very dense populated: >

1000 persons/ha
Bad construction of
housing
Illegal ownership

Slums and squatters

Anda mungkin juga menyukai