Anda di halaman 1dari 25

TUGAS BESAR

PENCEMARAN SUNGAI LANDAK

DI SUSUN OLEH :
ANDRI DWI SAPUTRA

NIM D1091141038

ELSA YULIANTI UTAMI

NIM D1091141021

GANJAR ILHAM WAHYUDI

NIM D1091141020

HUSNUL GHAIBIYAH

NIM D1091141035

RESTU AL-AZMI

NIM D101141003

REZA AKBAR .V

NIM D1091141015

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat
dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallallahualaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini
kami tujukan kepada dosen mata kuliah Pengantar Perencanaan Wilayah dan
Kota, Ibu Agustiah Wulandari, ST., MT. sebagai syarat untuk memenuhi Tugas
besar mata kuliah.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada banyak pihak terutama dosen
mata kuliah ini dan kedua orangtua atas ilmu dan motivasi untuk menyelesaikan
paper ini. Penulis memohon kepada Bapak/Ibu dosen khususnya, umumnya para
pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini,
baik dari segi bahasanya maupun isinya.
Akhirnya , kami sadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan paper ini.

Pontianak, 20 November 2014


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................... 2
1.3 TUJUAN.............................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 3
BAB III STUDI KASUS..................................................................................... 5
A. PENCEMARAN SUNGAI..................................................................... 5
BAB IV KESIMPULAN..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN
3

1.1

Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat
penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya serta sebagai
modal dasar dalam pembangunan. Pemanfaatan air untuk menunjang
seluruh kehidupan manusia jika tidak dibarengi dengan tindakan bijaksana
dalam pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumber daya
air.
Air permukaan dapat mengakibatkan pencemaran. Pencemaran
adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya.menurut tempat
terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi pencemaran udara, air
dan tanah. Berdasarkan PP nomor 82 tahun 2001 pasal 1, pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran sungai di Indonesia suatu masalah yang penting harus
diperhatikan. Di Kalimantan Barat terdapat sungai utama adalah sungai
Kapuas yang merupakan Sungai terpanjang di Indonesia (1.086 km)
Sungai Melawi (471 km), Sungai Pawan (197 km), Sungai Sambas (233
km), Sungai Landak (390 km), Sungai Menyuke (120 km) yang
merupakan anak Sungai Landak. Sungai-sungai tersebut memiliki nilai
dan fungsi srategis bagi masyarakat, serta mempunyai peran yang sangat
besar dalam era pembangunan di daerah Kalimantan Barat. Sungai landak
merupakan sumber air yang memiliki manfaat yang sangat besar. Di
Indonesia beberapa sungai besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana serta untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Namun saat ini kondisi sungai landak sudah sangat tercemar dan sudah
tidak jernih lagi dikarenakan banyak terdapat pertambangan.
Secara resmi aktivitas pertambangan emas yang dikelola
masyarakat tidak diizinkan oleh pemerintah, baik tingkat propinsi maupun
tingkat kabupaten. Salah satu masalah yang paling meresahkan bagi

masyarakat di sekitar lokasi PETI adalah penggunaan bahan berbahaya


beracun (B3) yaitu : merkuri (Hg).
Para penambang emas yang mengolah biji emas dengan
menggunakan merkuri di perairan Sungai Landak sebagian besar
mengatakan bahwa gejala gejala kesehatan yang timbul pada tubuh para
penambang emas yang terkontaminasi metal merkuri tidak langsung
nampak atau dirasakan pada saat itu juga. Secara umum, para penambang
emas mengatakan bahwa gejala-gejala kesehatan yang sering timbul hanya
merupakan penyakit biasa saja, antara lain : penyakit gatal-gatal, sakit
perut, mual, muntah-muntah, demam, pilek, sesak napas pusing- pusing,
sakit kepala.
Untuk menangani pencemaran sungai landak harus adanya
pengelolaan penambangan emas rakyat secara komunal. Artinya, ada
pengawasan secara khusus dan tersistematis tentang cara-cara yang benar
dalam menambang emas. Oleh karena itu, diperlukan kajian mengenai
pencemaran sungai Landak untuk mengetahui alternatif terbaik untuk
pencemaran sungai.

1.2

Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dikutip dari latar belakang adalah :
1. Apa saja faktor-faktor penyebab meningkatnya pencemaran sungai
Landak?
2. Bagaimana dampak negatif dari pencemaran sungai bagi masyarakat
Kabupaten Landak?

3. Bagaimana upaya untuk menanggulangi pencemaran air Sungai


Landak?

1.3

Tujuan
Dilihat dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang diperoleh adalah
1. Dapat mengetahui penyebab air Sungai Landak menjadi tercemar
2. Dapat mengetahui dampak dari pencemaran sungai bagi masyarakat
Sungai Landak
3. Dapat mengetahui upaya untuk menanggulangi pencemaran air Sungai
Landak

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Pencemaran Air


Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat
penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya serta sebagai
modal dasar dalam pembangunan. Pemanfaatan air untuk menunjang
seluruh kehidupan manusia jika tidak dibarengi dengan tindakan bijaksana

dalam pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumber daya


air.
Air permukaan dapat mengakibatkan pencemaran. Pencemaran
adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Menurut tempat
terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi pencemaran udara, air
dan tanah. Berdasarkan PP nomor 82 tahun 2001 pasal 1, pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
2.2

Peraturan Pemerintah dan Undang-undang yang mengatur :


Berdasarkan Pasal 1 angka 12 UU No. 23 Tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup, bahwa

Pencemaran lingkungan hidup

adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,


dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya
Bagi mereka atau orang yang berperan vital dalam pertambangan
emas tanpa izin tersebut, maka dapat dikenakan Pasal 31 ayat (1) UU No.
11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan, yaitu
Dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya enam tahun dan/atau
denda setinggi-tingginya Lima ratus ribu rupiah, barangsiapa yang tidak
mempunyai kuasa pertambangan melakukan usaha pertambangan
2.3 Cara penambangan bersih tanpa merusak kualitas air sungai
Cara penambangan bersih tanpa merusak kualitas air sungai ialah
dengan tidak merusak ekosistem sungai, maksudnya yaitu tidak
menimbulkan kerusakan terhadap komponen-komponen ekosistem sungai,
yaitu komponen abiotik (fisik, kimia) dan komponen biotik (tumbuhtumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Ekosistem sungai dapat berubah
menuju ke kondisi lebih buruk oleh aktivitas manusia, misalnya tidak
tersedia aliran pemeliharaan sungai, sungai tercemar oleh air limbah dan
sampah, serta terjadi pengambilan bahan komoditas tambang yang tidak
7

terkendali. Menurut pasal 3(2) tentang sungai , pengelolaan sungai di


lakukan secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan dengan
tujuan untuk mewujudkan kemanfaatan fungsi sungai yang berkelanjutan.
2.4 Dampak Pertambangan Tanpa Izin (PETI)
Dampak pertambangan tanpa izin (PETI) yang tidak mengikuti kaidahkaidah pertambangan yang benar :
1. Menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga Negara/Pemerintah
harus mengeluarkan dana yang sangat besar untuk memperbaikinya.
2. Mengubah keseimbangan ekosistem yang berpengaruh secara
signifikan terhadap terjadinya kerusakan jenis, spesies dan habitat flora
dan fauna.
3. Pemborosan sumber daya mineral.
4. kecelakaan tambang.

2.5 Manfaat Sungai


Manfaat Sungai Landak adalah :
1. Sebagai sumber bahan baku air minum Penduduk
2. Sebagai sumber protein hayati (perikanan) dan irigasi
pertanian.
3. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri,
sanitasi

lingkungan,

pertahanan,

pembangkit

pariwisata,
tenaga

olahraga,
listrik

dan

transportasi.
2.6 Studi Perbandingan
Sungai Cheonggyecheon (seoul), Sungai Bersih Dulunya Kumuh Dan
Kotor

Sejak lima tahun terakhir, penduduk Kota Seoul punya tempat


menarik yaitu sungai Changgyecheol yang biasa di gunakan untuk
bersantai.

Sungai ini terletak di jantung kota, sungai itu juga mampu menarik
minat para turis lokal dan mancanegara. Suasananya cukup tenang walau
di atasnya berlalu-lalang beragam kendaraan bermotor. Sisi kiri dan kanan
sungai itu disediakan jalur khusus untuk pejalan kaki, sehingga mereka
bisa merasakan langsung kesejukan udara sekaligus mendengarkan aliran
air yang menyegarkan. Kendati tidak bisa diminum, namun air di sungai
itu

sangat

jernih.

Sungai sepanjang hampir 6 km itu dulunya sangat kumuh, bahkan


menjadi jamban dan tempat buang sampah bagi banyak orang. Menurut
laman

pemerintah

Seoul,

setelah

Perang

Korea

(1950-1953),

Cheonggyecheon menjadi lokasi pemukiman kaum pendatang yang ingin


mengadu

nasib

di

ibukota.

Pada dekade 1970-an, Cheonggyecheon berubah fungsi menjadi salah


satu simbol "modernisasi" Korsel. sungai itu dibangun banyak tiang
pancang

dan

beton

untuk

pembangunan

jalan

layang.

Namun, pada 2003, walikota Seoul saat itu, Lee Myung-bak melakukan
perubahan revolusioner. Lee, yang kini sukses menjadi presiden Korsel
berkat visinya yang ramah lingkungan, ingin Cheonggyecheon kembali
kepada statusnya semula sebagai anak sungai kecil yang mengalir di
jantung ibukota.
(di

bikin

paragraph

baru)

Jalan-jalan layang di atas sungai itu disingkirkan, begitu pula dengan


tiang pancang dan lapisan beton yang menutupnya. Maka, dua tahun
kemudian, Cheonggyecheon "lahir kembali" sebagai sungai sungguhan
dan kini menjadi salah satu kebanggaan Seoul sebagai ibukota moderen
yang

turut

memperhatian

kelestarian

lingkungan

hidup.

Menurut keterangan pemerintah Seoul, kelahiran kembali sungai itu

bahkan turut menurunkan tingkat polusi udara dan kian menyejukkan


udara di tengah kota.
(bikin paragraph baru . rapikan tulisannye jar jangan sampai ade yang
tengah

nye

kosong)

Berikut Foto-foto sungai Masih Kumuh & kotor

Gambar 2.1 Keadaan perumahan dekat sungai Cheonggyecheon


(seoul) yang masih kumuh dan tidak terawatt
Sumber : http://azizulhakim91.blogspot.com/2013/03/sejarah-sungaiyang-dahulunya-jamban

10

Gambar 2.2 Keadaan air sungai Cheonggyecheon


Sumber : http://azizulhakim91.blogspot.com/2013/03/sejarah-sungaiyang-dahulunya-jamban

Berikut Foto-foto sungai Setelah Dibersihkan

Gambar 2.3 Keadaan sungai Cheonggyecheon yang telah bersih di siang hari

11

Sumber : http://azizulhakim91.blogspot.com/2013/03/sejarah-sungaiyang-dahulunya-jamban

Gambar 2.4 Keadaan sungai Cheonggyecheon yang telah bersih di malam


hari
Sumber : http://azizulhakim91.blogspot.com/2013/03/sejarah-sungaiyang-dahulunya-jamban

12

BAB III
STUDI KASUS
3.1

Gambaran umum Sungai Landak

Gambar 1.2 Peta Administratif Kabupaten Landak


Sumber : loketpeta.pu.go.id
Kabupaten

Landak

terdiri

atas

13

Kecamatan

(sebelum

dimekarkan, terdiri 10 Kecamatan) dan 156 Desa serta 553 Dusun.


Kabupaten Landak terletak pada koordinat 100 LU - 052 LS dan
1091042 - 11010 BT.
Secara administratif batas Kabupaten Landak adalah :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Landak;
- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sanggau;
13

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pontianak;


- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pontianak.
Apabila dicermati, letak Kabupaten Landak sangat strategis.
Dikatakan sangat strategis karena kabupaten ini terletak di tengah-tengah
Propinsi Kalimantan Barat, juga merupakan daerah lintasan jalur
Pontianak Entikong Kuching Brunei Darussalam maupun jalur
Pontianak Jagoibabang Kuching. Letak ini memiliki dampak sosial dan
ekonomi yang besar sebagai konsekuensi logis dari berbagai kegiatan yang
dilakukan di sepanjang jalur tersebut. Letak demikian ini merupakan salah
satu potensi dan modal bagi pengembangan Kabupaten Landak di masa
mendatang.
Luas wilayah Kabupaten Landak secara keseluruhan 9.909,10 Km 2
atau setara dengan 6,75% luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Rincian
luas wilayah per kecamatan dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1
Luas Wilayah Kabupaten Landak Per Kecamatan

No

Kecamatan

Sebangki

Sengah Temila

Sebelum Pemekaran
Luas (Km)

Setelah Pemekaran, 2007


Luas (Km)

885.60

8.94

885.60

8.94

1,963.00

19.81

1,963.00

19.81

Mandor

455.10

4.59

455.10

4.59

Menjalin

322.90

3.26

322.90

3.26

Meranti

372.34

3.76

372.34

3.76

Kuala Behe

968.00

9.77

968.00

9.77

Air Besar

1,361.20

13.74

1,361.20

13.74

Ngabang

1,996.90

20.15

1,153.10

11.64

Jelimpo

0.00

843.80

8.52

14

10

Menyuke

867.96

8.76

597.44

6.03

11

Banyuke Hulu

0.00

270.52

2.73

12

Mempawah Hulu

716.10

7.23

496.34

5.01

13

Sompak

0.00

219.76

2.22

Jumlah

9,909.10

100.00

9,909.10

100.00

Sumber : Bappeda dan BPS Kab. Landak

Mayoritas penduduk di Kabupaten Landak adalah suku Dayak.


Dikatakan demikian karena ada bukti konkritnya yaitu masih adanya
peninggalan rumah Panjang/Betang di Kabupaten Landak sampai saat ini,
tepatnya terletak di Desa Saham. Selain Suku Dayak, Kabupaten Landak
juga dihuni oleh Suku Melayu, Tionghoa, Madura dan etnis lainnya. Mata
pencaharian mayoritas bergerak pada sektor pertanian. Jumlah penduduk
di Kabupaten Landak 340,635 jiwa.
Tabel 2.2
Penduduk menurut Kecamatan, Jenis Kelamin, dan Sex Ratio
2012
LakiPerempuan/Fema Jumlah/Tot
Sex Ratio
laki/Male
le
al
1. Sebangki
8,804
8,288
17,092
106
2. Ngabang
33,958
31,594
65,552
107
3. Jelimpo
12,540
11,363
23,903
110
4. Sengah Temila
28,382
26,142
54,524
109
5. Mandor
15,232
14,303
29,535
106
6. Manjalin
9,938
9,090
19,028
109
7. Mempawah Hulu
17,623
15,783
33,406
112
8. Sompak
7,276
6,648
13,924
109
9. Menyuke
13,547
12,321
25,868
110
10. Banyuke Hulu
6,497
5,725
12,222
113
11. Meranti
4,889
4,340
9,229
113
12. Kuala Behe
7,370
6,506
13,876
113
13. Air Besar
12,062
10,414
22,476
116
Jumlah/Total
178,118
162,517
340,635
110
Sumber/Source : Proyeksi Pendudukan Pertengahan Tahun/Population Projection
Kecamatan/District

15

Sistem hidrologi Sungai Landak yang merupakan sungai utama,


lebarnya rata-rata 60 meter dengan kedalaman rata-rata 4 meter. Pola
aliran dari sungai-sungai tersebut merupakan pola dendritik yang dicirikan
dengan aliran menyebar.
Sungai-sungai yang berada di wilayah Kabupaten Landak
merupakan sungai-sungai yang mengalir sepanjang tahun, karena itu perlu
diamati debit aliran sungainya. Pengamatan yang dilakukan terhadap debit
aliran sungai merupakan debit sesaat. Fluktuasi debit yang terjadi akan
selalu berubah dan akan dipengaruhi oleh keadaan iklim, sifat fisik DAS
dan penutupan lahan. Pada keadaan sifat fisik DAS dan penutupan lahan
yang tetap, maka fluktuasi debit sungai terutama dipengaruhi oleh variasi
curah hujan. Tindakan manusia berupa kegiatan-kegiatan perkebunan yang
merubah pola penutupan lahan akan mempengaruhi fluktuasi debit.
Berdasarkan sebaran kelas lereng dan sebaran penutupan lahan dapat
diperkirakan koefisien aliran dan debit puncak, sedangkan padatan
tersuspensi (TSS) berpengaruh terhadap besarnya kandungan sedimen.
Sungai Landak mempunyai potensi air terjun, karena debit air yang
sangat besar dengan kecepatan 0,71 meter/detik maka dapat digunakan
sebagai sumber pembangkit listrik mikro hidro. Air terjun Melanggar ini
memiliki ketinggian 25 meter dan berada dibagian hulu Kota Ngabang,
secara geografis posisi air terjun berada pada 0 51 23,26 LU dan 108
16 16,56 LS.

16

Gambar 3.1 Keadaan Sungai Landak


Sumber : http//arneldini.blogspot.com/2011/03/sungai-landakberwisata-air-bagai-di.html
3.2 Kegiatan Pertambangan di Kabupaten Landak
Kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dilakukan oleh
pihak swasta dan umumnya dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu :

Pra operasi/persiapan meliputi :


1. Penyediaan bahan dan pembuatan rakit
2. Pengadaan peralatan dan mesin.
Tahap penambangan/operasi meliputi :
1. Perekrutan tenaga kerja
2. Penyediaan bahan bakar minyak dan pelumas
3. Penentuan lokasi penambangan
4. Proses penambangan
5. Proses pengolahan dan pemurnian emas
6. Pemasaran dan distribusi hasil.
Tahap pasca operasi atau setelah penambangan berakhir adalah
pemindahan rakit ke lokasi-lokasi baru karena lokasi sebelumnya
dinilai tidak menguntungkan lagi.
Penentuan lokasi kegiatan PETI biasanya dilakukan secara cobacoba. Dalam hal ini umumnya penambang mencoba terlebih dahulu
menyedot endapan pasir dan lumpur di dasar sungai selama 1 2 jam.
Apabila dalam kurun waktu tersebut ditemukan bahan endapan (sedimen)
yang diperkirakan mengandung bijih/butiran emas, maka kegiatan pada
lokasi tersebut akan diteruskan. Sebaliknya jika selama kegiatan coba-coba

17

tersebut tidak ditemukan endapan yang mengandung bijih/butiran emas,


maka kegiatan penambangan harus berhenti dan penambang harus pindah
guna mencari lokasi baru ke tempat lain.
Lahan yang digunakan sebagai tempat kegiatan PETI dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu dari tebing sungai dan tengah sungai.
Namun demikian kegiatan PETI lebih banyak dilakukan di tengah sungai,
hal ini berarti bahan sedimen yang disedot berasal dari dasar sungai.
Proses penambangan dilakukan dengan cara menyedot sedimen dasar
sungai yang terdiri dari lumpur, pasir, batuan kerikil, dan batuan kecil atau
campurannya menggunakan alat penghisap/pompa yang disebut KATO
yang digerakkan oleh mesin penggerak diesel. Pompa KATO tersebut
mempunyai diameter input (water intake) maupun output 4 sampai 6 inci.
Pada proses berikutnya akumulasi air, pasir, batu dan lumpur yang
tersedot dialirkan melalui pipa paralon (PVC) ke cash box pertama yang
letaknya lebih tinggi (dibagian atas rakit), untuk kemudian diteruskan
mengalir dan melewati cash box kedua di bagian bawah. Cash box terbuat
dari kayu yang di dalamnya dilapisi dengan karpet beledru atau sejenisnya
yang berfungsi sebagai penangkap endapan yang diyakini mengandung
bijih/butiran emas yang disebut puya, sedangkan komponen pasir, batu,
dan lumpur akan mengalir terbawa oleh air ke badan sungai. Hal tersebut
disebabkan butiran emas dan komponen logam lain (puya) mempunyai
berat jenis yang lebih besar namun mempunyai luas permukaan kecil
sehingga lebih dapat bertahan dibandingkan lumpur, pasir maupun batuan
kecil, yang mempunyai sifat sebaliknya. Kumpulan puya tersebut
selanjutnya didulang secara manual untuk memisahkan dari komponen
lain sampai sekitar 70 80 % mendapat bijih/butiran emas mentah.
Bijih/butiran masih becampur dengan komponen logam lain sehingga
perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut yaitu proses pemurnian.
Proses pemurnian yaitu dengan memisahkan bijih/butiran emas
yang masih tercampur dengan komponen lain (mentah) dengan
menggunakan bahan kimia yaitu raksa/merkuri (Hg). Dalam prosesnya
bijih/butiran emas mentah tersebut harus dicampur dengan Hg agar emas
terpisah dari logam lain.
Secara ilmiah hal tersebut bukanlah proses pemisahan tetapi emas
tidak bereaksi dengan Hg, namun komponen lain tersebut yang bereaksi
dengan Hg, sehingga larut, yang akhirnya tersisa adalah murni emas.
Limbah Hg dan komponen lain tadi kemudian dibuang ke lingkungan atau
perairan sungai tanpa memikirkan akibat selanjutnya. Butiran emas murni
18

akan dibentuk menjadi batangan emas. Proses pengolahan/pemurnian


emas ini dapat dilakukan di darat ataupun langsung rakit tempat
penambangan. Karena rata-rata rakit tempat alat penyedot sedimen
tersebut diatasnya sekaligus dibuat pondok sebagai tempat tinggal para
penambang.

Gambar 3.2 Kegiatan penambang emas cemari Sungai Landak


Sumber : tataruangpertanahan.com/kliping-69-penambangan-emasdan-intan-cemari-sungai-landak.html
3.3 Penyebab tercemarnya Sungai Landak
Pencemaran Sungai Landak terjadi akibat penambangan emas
tanpa izin di hulu sungai dan sekitarnya sejak puluhan tahun lalu.
Pencemaran itu mengakibatkan air Sungai Landak berwarna kuning dan
bercampur lumpur. Para penambang umumnya kurang mempedulikan
dampak limbah yang mengandung merkuri karena kurangnya pengetahuan
yang di miliki. Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah
bekas proses pengolahan ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri
tersebut selanjutnya berubah menjadi metil merkuri karena proses alamiah.
Kandungan merkuri yang sekarang tergolong kelas tiga atau hampir
mencapai 1 part per million, Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam
tubuh manusia melalui media air, akan menyebabkan keracunan, gangguan
ginjal dan kanker.
3.4 Dampak pencemaran air sungai Landak

19

Dampak Merkuri terhadap Manusia


Semua komponen merkuri baik dalam bentuk metil maupun
bentuk alkil yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan
kerusakan permanen pada otak, hati dan ginjal. Secara umum, para
penambang emas mengatakan bahwa gejala-gejala kesehatan yang
sering timbul hanya merupakan penyakit biasa saja, antara lain :
penyakit gatal-gatal, sakit perut, mual, muntah-muntah, demam, pilek,
sesak napas pusing- pusing, sakit kepala.

Dampak Ekonomi
Penurunan hasil panen karena berkurang produksi pertanian
berarti pendapatan menurun, ikan dan hasil sungai lainnya yang
terkontaminasi

tidak

dapat

dipasarkan,

sehingga

mengurangi

pendapatan dari sektor perikanan, Biaya untuk program kesehatan dan


pendidikan khusus akan meningkat.
3.5

Upaya penanggulangan dampak merkuri


Penanggulangan secara non-teknis .
Penanggulangan secara non teknis yaitu usaha penanggulangan dengan
cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan,
mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran, misalnya meliputi
AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) oleh Pemerintah. Peran
pemerintah untuk melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang
menggunakan air raksa harus dilakukan dengan benar dan sanksi yang
tegas apabila AMDALnya membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan.
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air.


Penanggulangan secara teknis
Penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri
terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses,
mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi

20

pencemaran,

misalnya

PROKASIH

(Program

Kali

Bersih).

PROKASIH merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair


khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar,
serta

dilakukan

secara

bertahap

untuk

mengendalikan

beban

pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha


untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan

masyarakat setempat (KLH, 2004).


Penyuluhan kepada masyarakat penambang.
Pada kasus PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin), kebijakan publik,
Gubernur, Bupati, dan Departemen Pertambangan sangat menentukan
dalam mengurangi pencemaran sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan
memberikan penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat penambang
agar wawasan pengetahuan masyarakat dapat bertambah tentang
penggunaan merkuri terkait dengan mata pencaharian serta juga
pendapatan daerah.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1

Kesimpulan

Berdasarkan studi kasus tersebut dapat kami simpulkan


bahwa :

Pencemaran sungai landak disebabkan oleh pertambangan


tanpa izin (PETI) yang limbahnya mengandung merkuri

21

sehingga menyebabkan air sungai landak menjadi keruh


dan berwarna kuning.

Sungai landak yang tercemar

merkuri memberikan dampak kesehatan dan ekonomi, jika


masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan kerusakan permanen
pada otak, hati dan ginjal. Gejala-gejala kesehatan yang sering timbul
hanya merupakan penyakit biasa saja, antara lain : penyakit gatal-gatal,
sakit perut, mual, muntah-muntah, demam, pilek, sesak napas pusingpusing, sakit kepala. Dampak ekonomi yang di timbulkan berupa
penurunan hasil panen menyebabkan pendapatan menurun, ikan dan hasil
sungai lainnya yang terkontaminasi tidak dapat dipasarkan, sehingga
mengurangi pendapatan dari sektor perikanan. Cara menanggulangi
pencemaran di wilayah ini adalah Penanggulangan secara non-teknis
AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) dan teknis (Prokasih) dan
penyuluhan kepada masyarakat penambang.
4.2

Rekomendasi

Kepada masyarakat yang mengkonsumsi air untuk diminum yang


sudah terkontaminasi merkuri terlebih dahulu dimasak sampai matang
untuk mengurangi kadar merkuri yang ada pada air dan mengurangi
dampak keluhan penyakit akibat merkuri.
Bagi para penambang yang ingin membuang limbah sungai seharusnya
diproses atau disuling agar air yang dibuang ke sungai tidak
mencemari ekosistem yang ada di dalam sungai.
Adanya aturan atau denda bagi orang atau pihak yang membuang
limbah ke sungai agar tidak mengulangi lagi.
Penyadaran tentang nilai-nilai ekologis ekosistem sungai dan
lingkungan hidup serta manfaat penanggulangan kerusakan ekosistem
sungai.
Penyadaran tentang konservasi sungai .
Mengadakan pengolahan limbah secara benar.

22

DAFTAR PUSTAKA
Http:/Landakkab.go.id
Badan Pusat Statistik Kabupaten Landak dalam Angka (2011)
Loketpeta.pu.go.id
http://lib.ui.ac.id/opac/themes/green/detail/jsp?id=103409&lokasi=lokal
BAPEDALDA., Profil Kualitas Air Daerah Aliran Sungai Kapuas Propinsi
Kalimantan Barat suatu Tinjauan Akibat Aktifas Pertambngan Emas Tanpa
Izin(PETI), Kalimantan Barat Pontianak., 2007
Darmono, Lingkungan Hidup dan Pencemaran, Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam. Universitas Indonesia (UI-Press),
Jakarta, 2001

23

Wardhana, W.A, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun


1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bapedal, Jakarta,1997.
http//arneldini.blogspot.com/2011/03/sungai-landak-berwisata-air-bagaidi.html

to ganjar
- Benarkan paragraph yang di kasi warne tu , jangan
sampe ade jarak spasi yang panjang
- Atur margin sesuai power point tugas besar yang di kasi
ibu
- Buat daftar isi berdasarkan tadi, buat no halaman jangan
lupa
- Rapikan foto
- Rapikan tabel, jangan sampai ade tabelnye terbagi jadi
2 page. Jadikan satu jak.
- Perikse tiap halaman times new roman 12 spacing 1,5
- Yang di blok kuning atas nye bikin paragraph baru,
- Selamat mengerjekan jarrr, mudah2an sesuai dengan
keinginan kami dan bu teta amiiiiiin
- Daftar isi yang di sini masih salah, sesuaikan. Aku ade
ngirim daftar isi punya utin kaya gitu yeee.
- Kalo udah langsung kirimkan ke email bu teta
teta.firsta02@gmail.com
- Di print yeee jar heheheheh
- Besok harus masuk wajib eaaaaah
- Byeeeeee

24

25

Anda mungkin juga menyukai