Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan Modul-2

“Pengertian,Klasifikasi Kota, dan serta


Sejarah Perkembangan Kota”

Rafli Arrasyid
Nim: D051211003

Teori Arsitektur Kota dan Permukiman-1 A

1. Pengertian Kota

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kota, kota adalah pemukiman dan kegiatan penduduk yang
mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan
perundangan serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan kekotaan.

Dalam pengertian lain kota adalah pusat kehidupan yang dapat dilihat dari
berbagai macam sudut pandang pendekatan. Aspek tersebut memberikan
gambaran bahwa kota menjadi tempat manusia atau masyarakat berperilaku
mengisi aktivitas kehidupannya sehari-hari.

Beberapa pengertian kota dari berbagai ahli adalah sbb:

1. Sirjamaki, 1964. Kota adalah pemukiman yang permanen relatif luas,


penduduknya padat serta heterogen, dan memiliki organisasi-organisasi
politik, ekonomi, agama, dan budaya
2. Hamblin (1975), kota adalah tempat yang dihuni secara permanen oleh suatu
kelompok yang lebih besar dari suatu klen. Dengan kata lain, Kota ialah
sebuah permukiman permanen dengan individu-individu yang heterogen,
jumlahnya relatif luas dan padat menempati areal tanah yang terbatas
berbeda halnya dengan apa yang disebutkan desa-desa, kampung-kampung
dan tempat-tempat permukiman lainnya (Louis Wirth).
3. John Sirjamaki (1964), Kota adalah pusat komersial dan industri, merupakan
kependudukan-kependudukan dengan tingkat pemerintah sendiri yang diatur
oleh pemerintah kota. Kota-kota itu juga merupakan pusat-pusat untuk
belajar serta kemajuan kebudayaan.
4. Gordon Childe (1952), memberikan tambahan bagi pengertian kota dalam
ukuran, heterogennya, pekerjaan umum, dan lainnya, yaitu masalah
pengetahuan pertulisan yang merupakan esensi bagi kategorisasi kota yang
memberikan ciri perluasan pengetahuan tertentu dan tinggi dari kelompok
masyarakat non-agraris.
5. Kota memiliki ciri-ciri universal yang berhubungan dengan asal pertumbuhan,
lokasi, ekologi, dan unsur sosialnya. (Kartodirdjo, 1977:1-8)
6. Peter J.M Nas (1986:14) menegaskan, bahwa kota itu adalah: - suatu
lingkungan material buatan manusia; - suatu pusat produksi; - suatu
komunitas sosial; - suatu komunitas budaya; dan - suatu masyarakat
terkontrol.

2. Klasifikasi Kota

Ada 2 macam klasifikasi Kota: Klasifikasi Kualitatif dan Klasifikasi Kuantitatif

1. KLASIFIKASI KUALITATIF, klasifikasi ini bersifat SUBYEKTIF

● TOWER (1905)
○ Kota Dagang, layaknya kota Konstantinopel yang dikelilingi oleh air
yang merupakan jalur transportasi dan perdagangan pada
zamannya.

● Kota industri,Salah satu kota industri yang dikenal saat ini


adalah kota Batam di Indonesia.
● Kota politik
● Pusat kegiatan sosial/tempat peristirahatan

2. AUROUSSEAU

● Kota Administrasi
● Kota Pertahanan,yaitu kota yang dimaksudkan sebagai benteng
pertahanan.
● Kota Budaya
● Kota Industri
● Kota komunikasi
● Kota rekreasi

3. GRIFFITH TAYLOR.

Disebut Antropogeografi

● Tahap bayi, belum memiliki aturan tata guna tanah. penduduk


<5000 orang
● Tahap kanak-kanak, sudah memiliki tata guna tanah. penduduk
5000 - 20.000 orang
● Tahap remaja, sudah ada pabrik, aktivitas kota mulai di
desentralisasi
● Tahap dewasa awal, ada pemisahan pemukiman penduduk
kota.
● Tahap dewasa, sudah ada pembagian zona pemukiman,
industri, perdagangan, dan lain-lain.Penduduk >50.000 orang.
2. KLASIFIKASI KUANTITATIF

Klasifikasi kuantitatif dalah cara penggolongan kota yang didasarkan


atas unsur-unsur kuantitas (jumlah) yang terdapat di kota tersebut, seperti
jumlah penduduk, kepadatan penduduk, luas wilayah kota ataupun
perbandingan jenis kelamin (sex ratio) penduduk yang tinggal di daerah
tersebut. .

Pemerintah Republik Indonesia membuat penggolongan kota berdasarkan


jumlah penduduk sebagai berikut (diolah dari Urban Population Growth of
Indonesia, 1980-1990):
● Kota kecil, jumlah penduduk antara 20.000 s/d 50.000 orang jiwa.
Contohnya Padang panjang (32.104 orang)..
● Kota sedang, jumlah penduduk antara 50.000 s/d 100.000 jiwa.
Contohnya Palangkaraya (99.693 orang) dan Gorontalo (94.058
orang).
● Kota besar,jumlah penduduk antara 100.000 orang sampai dengan
1.000.000 orang. Contoh: Padang 477.064 orang; Jambi 301.430
orang; Cirebon 244.906 orang;Surakarta 503.827 orang; Kediri
235.333 orang.
● Metropolis, jumlah penduduk di atas 1.000.000 jiwa. Contoh: Jakarta
dengan jumlah penduduk 8.222.515 orang, dan Medan dengan jumlah
penduduk 1.685.272 orang.

Klasifikasi kota berdasarkan fungsi

● Kota pusat perdagangan, baik perdagangan domestic maupun


internasional. Contonya kota Singapura, Hongkong, Jakarta.
● Kota pusat kebudayaan. Misalnya Kota Yogyakarta dan Surakarta
● Kota pusat perkebunan. Misalnya Bogor, Tanjung Balai
● Kota pusat pemerintahan. Misalnya Jakarta, Kuala Lumpur
● Kota pusat Pelabuhan. Misalnya Timika, tembagapura

Berdasarkan tingkat perkembangannya, kota diklasifikasikan menjadi


beberapa bentuk, yaitu:

● Tingkat eopolis, yaitu suatu wilayah yang berkembang menjadi kota


baru.
● Tingkat polis, yaitu suatu kota yang masih bersifat agraris.
● Tingkat metropolis, yaitu kota besar yang perekonomiannya sudah
mengarah kepada perekonomian industri.
● Tingkat megapolis, yaitu wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa
kota metropolis yang berdekatan sehingga membentuk jalur perkotaan
yang besar.
● Tingkat tyranopolis, yaitu kota yang kehidupannya sudah dipenuhi
dengan kerawanan sosial, seperti kemacetan dan angka kriminalitas
yang tinggi.
● Tingkat nekropolis, yaitu suatu kota yang berkembang ke arah
keruntuhan.

Bentuk Kota ditentukan oleh 6 unsur, yaitu:

● Size (ukuran atau besaran penduduk atau geografis kota.


● Population density (pola persebaran penduduk)
● Geometric arrangement (pola jaringan jalan)
● Grain (dalam konteks ini dimaksudkan sebagai diversity in urban
environment
● Accessibility (adalah kemampuan penduduk, barang atau informasi
untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain)
● Character (menyangkut corak atau kesan estetis suatu lokasi)

Struktur Kota dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

● Pola jaringan jalan


● Daya dukung lahan
● Sebaran sumberdaya alam
● Hubungan fungsional antar kegiatan
● Kebijaksanaan

3. Sejarah perkembangan kota di Indonesia

MASA KOMPOLEKSITAS PENDEKATAN


PERENCANAAN
MASALAH

Pra-Kolonial Kelompok kelompok - Pendekatan tradisi spiritual


kekuasaan pemerintah kecil antara lain Hasta Kosala kosali
(Pra VOC)
(Bali).
- Sistim penguasa dan yang
Dikuasai

VOC Konflik colonial melawan Terbentuknya lingkungan


penguasa pribumi colonial di wilayah wilayah
pantai atau muara sungai
- Pertahanan dan perluasan
dengan pola abad
kekuasaan colonial
pertengahan Eropa (kota
Perbentengan)
Awal abad ke 20 Dampak revolusi industry di Introduksi perencanaan kota
Eropa terhadap tanah jajahan modern
Perkembangan pemanfaatan Terbentuknya kota kota
sumber daya alam di tanah modern
jajahan (pertambangan dan
Penataan kota dengan
perkebunan)
bangunan bergaya Eropa
Perekonomian colonial yang untuk kepentingan colonial
makin meningkat Perkembangan pusat pusat
perekonomian
Kepadatan penduduk Jawa
dikurangi dengan Desentralisasi Pemerintah
transmigrasi Jajahan (1905)
ke Sumatera (1905)

Perang Dunia II Perang Kolonial dengan Stagnasi permbangunan


dan Perang Jepang
- Pada tahun 1948 keluar SVO
Kemerdekaan Dampak perekonomian dari dan 1949 SVV untuk
pendudukan Jepang memecahkan pembangunan
kota yang mengalami
Perang kemerdekaan
kerusakan karena perang

Awal Kedaulatan Pembangunan perekonomian Pembangunan Semesta


(1950-1960 Berencana
Peningkatan urbanisasi
Peningkatan kesadaran esensi
Bantuan ekonomi
perencanaan pembangunan
internasional
Perlunya peningkatan sumber
Konflik polotik danh regional
daya manusia di bidang
Pembangunan nasional perencanaan
Perencanaan wilayah dan kota
baru

Decade 1970-an Perkembangan kota kota Perkembangan perencanaan


besar wilayah
Urbanisasi dan kota
Pengembangan pertanian Pengembangan model model
perencanaan wilayah dan kota
Permbangunan berwawasan
pemerataan Introduksi model model
perencanaan
Pembangunan berwawasan
lingkungan (Habitat Stockholm
1971)

Sejak 1980-an Urbanisasi yang semakin Perencanaan berwawasan


sampai sekarang meningkat pembangunan yang
berkelanjutan
- Keterbukaan investasi dalam
pembangunan perumahan Pengembangan perangkat
perencanaan tata ruang
dan prasarana
Pengembangan kemitraan
- Dampak globalisasi
pemerintah swasta dan
perekonomian pada
pemerintah dalam
pembangunan wilayah dan
pembangunan wilayah dan
kota.
kota
Perencanaan pengembangan
regional antar negara

Kota Prasejarah

Diyakini bahwa dalam masa permulaan sejarah pemukiman di Indonesia,


telah terbentuk semacam kota-kota awal tempat berkumpul dan beraktifitas
bagi para penduduknya. Berbagai fasilitas perkotaan itu menyatu dalam satu
tempat tertentu saja.

Kota Tradisional

Arti kota tradisional secara umum sering diartikan adalah kota pusat
kerajaan-kerajaan awal di Nusantara atau ibukota kerajaan yang ada.
Umumnya kota-kota tradisional itu adalah pusat kerjaaan kerajaan di masa
lalu.
Kota Kolonial

Kota kolonial ditandai dengan benteng dan barak, perkantoran, rumah-


rumah, gedung societeit, rumah ibadah vrijmetselarij. Selain itu, kota-kota
karesidenan di zaman sebelum perang banyak menunjukkan aktivitas sosial
dan kultural yang menandainya sebagai sebuah kota kolonial.

Kota Modern

Salah satu ciri khas kota modern adalah pembagian pemukiman yang
kebanyakan berdasarkan atas kelas sosial. Terlihat makin tergesernya
penghuni kota yang lama oleh penghuni baru yang menempati bagian-bagian
kota strategis. Dalam kota modern, pembagian penduduk berdasarkan kelas
sosial dengan mobilitas sosial yang lebih lentur.

4. Pola pertumbuhan dan perkembangan kota menuju megapolitan

Megapolitan adalah kumpulan pemerintah kota besar (kota inti) dan kota-kota
sekitar dalam satu kesatuan geografis yang merupakan satu kesatuan
perencanaan pembangunan dan dikelola dalam satu koordinasi, tanpa
menghilangkan kewenangan setiap pemerintah kota (kuncoro,2011:272).

Megapolitan itu terbentuk apabila terdapat suatu daerah pemerintahan yang


paling maju dan beberapa entitas pemerintahan daerah yang lebih kecil bersatu
padu secara harmonis untuk melakukan pembangunan berkelanjutan melalui satu
pola perencanaan jangka panjang yang dibuat oleh otoritas yang ditunjuk oleh
pemerintah.

Disamping itu, aglomerasi industri dapat mengakibatkan suatu daerah yang


maju akan bergabung dengan daerah-daerah sekitarnya sebagai tuntutan dari
tingginya populasi dan mobilitas

5. Klasifikasi Makassar Sebagai Kota

Kota Makassar adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan sekaligus
sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan kota
terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai
pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kota Makassar berperan
sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan
pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut
maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Alasan kenapa Makassar dikategorikan sebagai Kota, secara sederhananya
dapat dilihat dari jumlah populasi dari Makassar itu sendiri, bahawa penduduk dari
Makassar pada tahun 2000 saja mencapai 1.130.384 jiwa dengan pertumbuhan
rata-rata 1,65%. Selain itu, Makassar juga memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan
pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai pengertian kota itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai