Anda di halaman 1dari 13

THE CITY SHAPED

introduction

Jason Albert Halim 6111901077


Adrian Putra Wahono 6111901107
Azmi Hibatullah 6111801087
The City as Artifact

Para ahli sejarak arsitektur telah berusaha untuk membahas


mengenai peran arsitektur dalam skala urban, pemabahasan lebih
spesifik adalah mengenai elemen urban dari perspektif sejarah.

Mereka berpendapat bahwa sebuah kota bukan berasal dari wujud


abstrak atau prediksi dari studi perilaku pengguna, tetapi sebagai
wadah yang memiliki arti yang akan selalu terhubung lewat sejarah
dalam konteks budaya. Semakin kita mengetahui budaya dan
struktur masyarakat pada berbagai periode waktu dalam suatu
wilayah yang beragam, maka semakin baik kemampuan untuk
membaca lingkungan binaannya.
Affiliates of Method
Pendekatan yang digunakan oleh buku ini lebih banyak berkaitan dengan sejarah sosial dan geografi perkotaan. Namun
kedua pendekatan ini bertentangan. Dalam pendekatan sejarah sosial, sebuah kota menjadi sangat sulit untuk dikenali
secara fisik karena nilai dan tindakan sosial yang begitu abstrak. Berbeda dengan pendekatan geografi perkotaan yang
begitu mudah dikenali melalui pola-pola fisik. Pendekatan geografi perkotaan juga memiliki kelebihan yaitu dapat sekaligus
mengetahui nilai dan tindakan sosial berdasarkan pola-pola fisik.

Tujuan utama buku ini adalah untuk menjelaskan lanskap perkotaan dengan tidak mengacu pada teori perkotaan prior.
Diyakini oleh sejarah bahwa bentuk kota yang sama tidak memaksa manusia untuk mengekspresikan konten yang
identik, atau bahkan serupa, dan sebaliknya, bahwa tatanan politik, sosial atau ekonomi yang sama tidak akan
menghasilkan matriks desain arsitektur yang tidak berubah-ubah. Sehingga seiring berjalannya waktu arsitektur terus
mengalami perkembangan dalam mendesain
City as Diagram
The Painting of Saragossa
(Spain) tahun 1646 oleh J.B.
del Mazo dan Velazques

Palmanova, Italy. Dibangun tahun


1593-1623. Pasukan Venesia
menduduki pusat kota

Forbidden City di Beijing,


dibangun kembali pada
tahun 1421, dikelilingi oleh Commemorative city
parit.
Periods and Categories
Pada bagian ini terdapat pembagian kronologis sebagai berikut :
- Tipe A, adalah kota terbuka, dengan contoh seperti Yunani dan Roma. Definisi terbuka ini bukan dari apakah
terdapat dinding pelingkupnya, melainkan terbuka untuk pedesaan di sekitarnya.
- Tipe B, yaitu kota tertutup yang lebih mandiri, eksklusif, dan tidak mempercayai penduduk desa dan pendatang
baru, dengan kerajinannya yang lebih dijaga ketat merupakan Kota abad pertengahan adalah kasus klasik .
- Tipe C, terdiri dari kota-kota yang ditaklukan pada zaman modern awal, mulai dari zaman renaisans dan
seterusnya. Kota yang disiplin dan dikontrol oleh pemimpinnya atau negaranya.

Selain itu dapat juga dibedakan menjadi tiga kategori :


- Kota pre-industrial yang pertama kali disebutkan pada buku tahun 1960 karya Gideon Sjoberg, umumnya diisi
oleh kurang dari 100.000 orang. Struktur sosial ini dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas elit dan kelas rendah.
- Kota industrial sendiri dirancang sebelumnya oleh kapitalisme. Lansekap kotanya ditransformasi menjadi lahan
kota saat dilihat menjadi sumber pendapatan, dan properti hanya dilihat sebagai bahan sewa.
- Kota sosialis, dimana terdapat penghapusan kepemilikan kapitalis atas tanah dan properti. Seperti polandia, yang
¾ lahan pertaniannya dimiliki oleh petani.
The City in History
Urban Cycles
Berdasarkan hubungannya dengan awal mula perkotaan, buku ini
mengatakan bahwa ada dua poin yang dapat disimpulkan. Poin pertama
yaitu perlu ditekankan bahwa terdapat ketidakmerataan pada
perkembangan perkotaan. Hal ini ditinjau dari konteks ruang dan waktu
perkembangan tersebut. Perkembangan perkotaan terikat dengan
peradaban, contohnya yaitu seperti Revolusi Neolitikum di mana terdapat
transisi budaya manusia berskala besar.

Poin kedua menekankan bahwa jika pembuatan kota dan kehidupan


perkotaan tidak stabil eksistensinya; berada di siklus yang tidak
teratur, maka langkah alternatif terkait proses bermukim manusia perlu
diperhatikan. Kota tidak selalu dianggap sebagai unit utama pemukiman,
tergantung pada otoritas yang berlaku pada masyarakat.
The City In History
Urban Origins
Kota berawal dari adanya pergeseran ekonomi desa yang sederhana dan berkecukupan. Konsep surplus,
membuat orang dapat memiliki pekerjaan yang tadinya hanya bertani menjadi lebih spesifik. Surplus juga membuat
perubahan prioritas yang menyebabkan perubahan teknologi dan gagasan tentang kehidupan.

Jane Jacobs The Economic Cities (1969), kota dibuat sebagai pusat perdagangan, namun perdagangan ini tidak
selalu menjadi alasan kota terbentuk. Menurut teori militer dan keagamaan kota merupakan agen pertahanan dan
dominasi serta tempat suci.

Dalam Introduction to Urban Historical Geography (1983) Harold Carter mengatakan, hanya satu faktor saja tidak
cukup untuk membentuk sebuah kota, melainkan membutuhkan suatu instrumen otoritas sebagai stabilitas politik dan
militer yang menjaga dan menggabungkan kekuatan sebuah kota.

Pada akhirnya kota dibangun oleh dan untuk manusianya. Keputusan yang diambil juga diambil oleh orang-orang
tersebut, sehingga tidak ada faktor-faktor yang tidak penting. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan berbeda pada
kota lainnya, tergantung pada faktor-faktor dan tujuan pembentukannya.
Early City Form

Whatever the actual practices of urbanization may have been,


ancient traditions insisted that making cities was an
intentional act, approved, and implemented at the highest
level.

● Kepercayaan berperan penting dalam pembentukan kota-kota


kuno dalam sepanjang peradaban manusia.
● Kebanyakan raja-raja peradaban awal sering dikaitkan dengan
karakteristik yang digambarkan sangat tinggi merepresentasikan
dewa atau Tuhan.
● Sehingga bisa dikatakan kota-kota awal merupakan gambaran
rumah dari dewa atau Tuhan yang dipercayai dalam masyarakat
Early City Form

Kota-kota dibuat pada kebudayaan awal manusia untuk


menegaskan kekuatan peradaban dimana kota itu dibangun.

Di dalamnya sudah dapat dilihat adanya elemen-elemen kota, antara


lain:

1. Paths
2. Edges
3. Districts
4. Nodes
5. Landmarks
Kota-kota yang dibangun merupakan karya besar manusia
pada peradaban itu, sehingga sering kali dikorelasikan dengan
kejayaan peradaban di mana kota itu dibangun pada masa
yang mendatang.
Seiring perkembangan orang-orang
Yunani mulai menyadari konsep polis
atau kota merupakan puncak dari
peradaban manusia.

Kota-kota kemudian berkembang


semakin pesat walaupun tanpa adanya You yourselves are the town, wherever you choose to
raja-raja.
settle … it is men that make the city, not the walls and
ships without them.
– Thucydides vii.63
What is a City?
Pada buku ini disebutkan bahwa, walaupun lokasi, dimensi, asal-usul, dan penemu/pembuat kota-kota berbeda, antar kota ini
memiliki benang merah berupa kesamaan karakteristik sebagai berikut.

Energized Crowding
Kota merupakan suatu wilayah dimana ada keramaian manusia di dalamnya (manusia bermukim, dsb).

Urban Clusters
Suatu kota dikelilingi atau berlokasi berdekatan dengan pemukiman lainnya (dapat berupa desa atau kota lain) membentuk
sistem urban/hirarki urban.

Physical Circumsciption
Suatu kota memiliki batas yang terbentuk secara fisik/berwujud maupun simbolik untuk membedakan dengan wilayah
sekitarnya.

Differentiation of Uses
Kota merupakan suatu wilayah dimana orang dari berbagai latar belakang dan pekerjaan dapat hidup berdampingan. Hal ini
memunculkan adanya kesenjangan sosial (social hierarchies).
What is a City?
Urban Resources
Kota menjadi tempat dimana manusia dapat memperoleh penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidupnya (SDA, SDM, dsb.)

Written Records
Kota memiliki peraturan-peraturan tertulis (untuk hak kepemilikan, pemerintahan, dan lain-lain.)

City and Countryside


Suatu kota tidak lepas dari pedesaan sekitarnya. Pedesaan biasanya terbentuk terlebih dahulu dan mempengaruhi bentuk serta
perkembangan suatu kota. Desa yang tersisa menjadi bagian dari kota yang harus dilindungi dan difasilitasi.

Monumental Framework
Suatu kota memiliki monumen (dapat berupa bangunan maupun landmark) sebagai identitas yang membedakan kota tersebut
dengan kota lain.

Building and People


Kota terdiri dari manusia dan bangunan.
Characteristic of Cities :

A. Energized crowding
B. Urban clusters
C. Physical circumscription
D. Differentiation of uses
E. Urban resources
F. Written records
G. City and countryside
H. Monumental framework
I. Buildings and people

Sumber : Buku The City Shaped – Introduction

Anda mungkin juga menyukai