Anda di halaman 1dari 14

Kota

Kajian teori dan preseden tentang:


1. Definisi-definisi kota (terminology)
2. Kota sebagai entitas fisik-spasia
3. Kota sebagai entitas sosial
4. Kota sebagai entitas kultural

Roget’s Dictionary
- Dalam Bahasa Inggris dibedakan antara “City” dan “Town”.
- City = a large town = Kota besar.
- Town = any collection of houses larger than a village = Kota kecil.

- Bahasa Belanda: “Stad” yang berarti Town, sedangkan City diterjemahkan sebagai Grote Stad (Kota besar).
- Bahasa Indonesia: tidak ada kata khusus untuk “Kota Besar” maupun “Kota Kecil”

Terminologi Eklesiastik Kuno:


- Di Inggris kata “City” dipakai untuk mengacu pada Kota kecil yang juga merupakan Pusat kekuasaan gereja.

Padanan kata “City”


- A Borough = a town with a municipal government.
- A Bishop’s Set = a seat of episcopal power.

Di Amaerika Serikat, berlaku dalam terminology hukum


- City adalah suatu jenis sebutan atau kategori khusus dari Lembaga pemerintah kota.

Secara Etimologis (asal usul kata):


- Kata Inggris “Town” aslinya berarti “Hedge” (pagar) atau ”Enclosure”.
- Kata “Kota” (Town) berkaitan “dinding pelingkup suatu daerah”, menggambakan dinding pertahanannya.

Tempat ibadah sebagai pusat suatu kota

Terminologi Kota
- Aksara CINACheng (城) adalah tembok kota; berarti sekaligus KOTA dan DINDING.
- Secara harafiah, Cheng Huang berarti parit pelindung benteng kota.
- Huang (隍) adalah parit kering di luar tembok kota;
- Ye (爺) adalah kakek/tuan terhormat.
- Cheng Huang Ye secara keseluruhan memiliki arti Kakek Pelindung Kota/ Dewa Kota.
- di EROPA :yang berdinding adalah seluruh Kota,
- di CINA :yang berdinding adalah kota dan Istana
- di JAWA :yang berdinding adalah Keraton.
Kata INDONESIA “KOTA” adalah suatu daerah PERUMAHAN dan BANGUN-BANGUNAN yang merupakan
TEMPAT KEDIAMAN.
“KOTA” berasal dari Bahasa SANSEKERTA: “KOETA”, artinya tempat kekuasaan atau pemerintahan.
Dubrovnik, Kota Benteng di Pesisir Laut Adriatik

- The GREAT WALL


Dibangun mulai tahun 221 sebelum Masehi, Kaisar Qinshihuang menyatukan Tiongkok.
- Negara-negara itu demi pertahanannya sendiri membangun tembok besardi atas bukit
dan gunung, yang terletak di daerah perbatasan.
- KUMBHALGARH
Menjadi tembok besar pelindung, untuk sebuah benteng yang berisi 300 kuil-kuil Kuno,
dan bagian RAJASTHAN, India bagian Barat.

- Keraton Kasultanan Yogyakarta didirikan pada tahun 1756 Masehi oleh pangeran Mangkubumi, yang kemudian
bertahta sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Kota sebagai Entitas Sosial


Kota sebagai fenomena Kumpulan manusia
- Tidak ada suatu definisi untuh tentang “Kota”
- Ragam pengertian tergantung pada yang mendefinisikan: Ahli demografi, politikus, ekonom, sosiolog, atau
sejarawan: bisa berbeda, antara dulu dengan sekarang, antara kultur satu dengan kultur lainnya.
Pengertian mengenai kota tergantung dari fokus pendekatan:
- DARI GEOGRAFIS-DEMOGRAFIS:
Melihat kota sebagai tempat pemusatan penduduk, walaupun jumlah penduduk tersebut tidak dapat dinyatakan
secara eksak.
- DARI EKONOM:
Melihat kota sebagai pusat pertemuan lalu lintas ekonomi dan perdagangan dan kegiatan industri serta tempat
perputaran uang dengan cepat dan volume yang banyak.
- DARI SOSIO-ANTROPOLOGIS:
Melihat hubungan antar manusia yang tinggal di kota sudah renggang dan tidak homogen lagi seperti keadaan
masyarakat di desa yang biasanya masih sangat pribadi dan homogen.

- Pada umumnya “KOTA” juga dikaitkan dengan STATUS ADMINISTRATIF, terutama dalam hubungannya
dengan PEMERINTAHAN
- Pada hakekatnya “KOTA” punya dua macam pengertian
A. KOTA sebagai suatu WADAH yang mempunyai BATASAN ADMINISTRASI WILAYAH, seperti
• KOTAMADYA,
• KOTA ADMINISTRATIF,
Sebagaimana telah diatur dalam perundang undangan
B. KOTA sebagai LINGKUNGAN KEHIDUPAN PERKOTAAN yang mempunyai CIRI NON AGRARIS,
seperti
• Ibukota KABUPATEN,
• Ibukota KECAMATAN
Yang berfungsi sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pusat Pemukiman

- Pada musyawarah
DEWAN PIMPINAN BADAN KERJA SAMA ANTAR KOTAPRAJA SELURUH INDONESIA (BKS AKSI)
Tahun 1969 di BUKITTINGGI, disepakati pengertian KOTA sebagai berikut:
KOTA adalah “Kelompok orang orang dalam jumlah tertentu, hidup dan bertempat tinggal bersama dalam satu
wilayah geografis tertentu, berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualistis”.
- Antara
“KOTA” = City, Town dan “PERKOTAAN” = Urban dibedakan seperti diuraikan sebagai berikut:
• Pemukiman sebagai pembentuk kota.
• Kota pusat lalu lintas ekonomi.
• Masyarakat kota yang heterogen.
- KOTA = City, Town adalah
pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam
peraturan perundangan serta pemukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan
- PERKOTAAN = Urban adalah satuan kumpulan pusat pusat pemukiman yang berperan di dalam satuan wilayah
pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa.

Kota sebagai Entitas Kultural


- Kondisi KEHIDUPAN PENDUDUK KOTA bisa disebut sebagai bersifat PERKOTAAN (Urban Life) yang
berbeda dengan (in contrast with) KEHIDUPAN PERDESAAN (Rural Life)
- Dalam pengertian ini KOTA adalah suatu fenomena UNIVERSAL CIVILIZED
SOCIETY
- Gambaran kota sebagai KONSENTRASI PENDUDUK dengan KEHIDUPAN
PERKOTAAN.
- KOTA ditinjau dari segi geografi dapat diartikan suatu sistim jaringan kehidupan
manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan
strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis.
- Ruang dan Aktivitas Urban
Atau Kota dapat pula diartikan sebagai
- BENTANG BUDAYA yang ditimbulkan oleh unsur unsur ALAMI dan NON ALAMI dengan gejala gejala
PEMUSATAN PENDUDUK yang cukup besar dengan CORAK KEHIDUPAN yang bersifat HETEROGEN dan
MATERIALISTIS dibandingkan dengan daerah belakang (pedalamamannya).

Kota sebagai Entitas Fisik Spasial


Fenomena fisik spasial
- in Medieval Europe and up to
the INDUSTRIAL REVOLUTION even many of the farmers lived in fortified cities, where the daily ritual of their
lives involved departing at daybreak through one of THE CITY GATES to tend their fields in the surrounding
countryside, …
- … and then returning in the evening to their abodes, the center of their world within the safety of the CITY’S
ENCLOSING WALL. The times of day were marked by the CITY’S CHURCH BELLS, giving time a place in
THE DAILY RITUALS OF LIFE.
- In Medieval Europe
- City Enclosing Wall
- The city gates
- The city’s Church Bells
- The daily rituals of life

- THE CITY like every DOMICILE within it, evoked a further SENSE of ENCLOSURE in THE WAY it was situated
in THE LANDSCAPE.
- Seen from afar it appeared as a MONUMENT on the horizon defined by its ENCIRCLING WALL

KOSTOF mengajukan banyak pengertian mengenai


- KOTA (What Is A City …?), terutama dikaitkan dengan TEMPAT (Cities Are Places …?)
- Dalam hal ini salah satu pernyataannya bisa menjadi landasan untuk mata kuliah ARSITEKTUR KOTA ini.

- MANUSIA dan KEGIATANNYA selalu membutuhkan RUANG, dan untuk itu manusia membangun
LINGKUNGAN BINAAN FISIK SPASIAL
- Pendekatan ARSITEKTUR melihat KOTA pertama tama sebagai FENOMENA FISIK SPASIAL, baru kemudian
lingkungan binaan itu ditinjau sebagai WADAH KEGIATAN MANUSIA, dengan berbagai PERLENGKAPAN
dan PERALATANNYA.
- Dalam KONTEKS ARSITEKTUR KOTA , pengertian “KOTA” terutama ditinjau sebagai FENOMENA FISIK
SPASIAL yang DIHUNI:
- Finally, cities are PLACES made up of BUILDINGS and PEOPLE.
- I agree with Kevin Lynch:
“CITY FORMS, their ACTUAL FUNCTION , and THE IDEAS and VALUES that PEOPLE ATTACH to them
make up a SINGLE PHENOMENON.”
- CITIES in their PHYSICAL ASPECT are stubbornly long lived. As vance put it, the most enduring FEATURE OF
THE CITY is its physical build , which remains with remarkable persistence, gaining increments that are …

- RESPONSIVE to the most recent economic demand and


- REFLECTIVE of the latest stylistic vogue,
- but CONSERVING EVIDENCE of PAST URBAN CULTURE for PRESENT and FUTURE generations.

- At the same time, URBAN SOCIETY changes more than any other HUMAN GROUPING, ECONOMIC
INNOVATION comes usually MOST RAPIDLY and BOLDLY IN CITIE , …]

- …immigration aims first at the URBAN CORE forcing upon CITIES THE CRITICAL ROLE of acculturating
refugees from many countryside, and the winds of intellectual advance blow strong in cities ……
- Places made up of building and people.

Prinsip Arsitektur
URBAN FORMS
1. Menjelaskan konsepsi konsepsi arsitektur kota
2. Menjelaskan elemen pembentuk urban forms
3. Menjelaskan relasi dan koneksi antar elemen pembentuk terhadap konteks
tempat
Menurut Kostof,Castillo dan Tobias,1999, Elemen Pembentuk URBAN FORMS,
terdiri dari
1. Access/ Streets;
2. Edges;
3. Subdivisions;
4. Open spaces;
5. Buildings.

- Geografi demografi: konsentrasi penduduk pada suatu wilayah


- Ekonomi: pusat pertemuan lalulintas ekonomi, perdagangan dan industry
- Sosiologi antropologi: hubungan antar manusia, tidak homogen
- Pemerintahan: status administratif, ‘kotapraja’
- Musyawarah BKS AKSI, Bukittinggi 1969: Kota adalah kelompok orang-orang dalam jumlah tertentu, hidup dan
bertempat tinggal bersama dalam satu wilayah geografis tertentu, berpola hubungan rasional, ekonomis dan
individualistis

- Urbanism: a concentration of large numbers of people, craft specialization, a redistributive economic mode,
monumental public architecture, developed social stratification, the use of writing, exact and predictive sciences,
naturalistic art, foreign trade, group membership based on residence rather than kinship (Childe).

- ALDO ROSSI, ARCHITECTURE OF THE CITY :


… the city is to be understood here as architecture
… the city is seen as a gigantic man made object , work of engineering and architecture that is large and complex
and growing over time
- … physical spatial entity made up of (thousands of) buildings and other elements spread out on earth surface forming
spaces inside and between them inhabited by (millions of) people doing activities
The City as Artifact/Kota sebagai (Obyek dan Konteks) Arsitektur
KOSTOF , THE CITY SHAPED, Cities are places:
- … where a certain energized crowding of people takes place
- … (cities) come in clusters
- … that have some physical circumscription , whether material or symbolic
- … where there is a specialized differentiation of works
- … favored by a source of income
- … that must rely on written records
- … that are intimately engaged with their countryside
- … distinguished by some kind of monumental definition
... made up of buildings and people

Kota sebagai Lingkungan Binaan


- Kota dilihat pertama tama sebagai Lingkungan Binaan: entitas fisik spasial yang terhampar di muka bumi.
- Kota d ilihat sebagai konsentrasi bangunan bangunan dan elemen fisik lainnya yang dibangun serta di tata bangun
bangunan, pohon pohonan).
- Konsentrasi Elemen elemen Fisik
Konsekwensi Langsung dari Konsentrasi Manusia dan Aktivitasnya
- Karena bangunan bangunan termasuk b e bangunan pepohonan) dibangun dan ditata untuk menyediakan ruang
(space) bagi kegiatan manusia.
- Elemen elemen fisik ( massa) membentuk ruang-ruang dalam interior, internal ) dan ruang luar exterior, external)
dibangun oleh masyarakat penduduk kota yang bersangkutan secara kolektif.
- KOLEKTIF: orang membangun bangunan masing masing secara bersamaan, bergenerasi generasi, sejak awal
‘embrio’ kota itu.
- dalam hal ini PEMBANGUNAN itu bisa terencana (planned) dan bisa tidak terencana unplanned: organic.
- Bentuk Kota: Pola-Tipe-Sistem
- Konteks Alam: Dataran tinggi vs dataran rendah.
Aliran air: gravitasi meluncur, kritikal sudut elevasi.
Pencapaian manusia: naik dan turun, kritikal skala humanum, perlu elemen tangga/ramp
Urban Morphology
(Roget’s Thesaurus and English Dictionary)
- Morphology the science which treats the form and arrangement of the structures of plants and animals
(Tom Porter, ARCHISPEAK, 2004)
- URBAN MORPHOLOGY The study of changing structure of an architectural form and its formation in response
to different conditions, such as time or function or to the relationship of a form to existing typologies.
(Spiro Kostof THE CITY SHAPED, 1991
- URBAN MORPHOLOGY It is about urban form and urban process it is a discussion of some patterns and elements
of urban form seen in a historical perspective has to do with the people and forces and institutions that bring about
urban form
(D.I. Scargill THE FORM OF CITIES, 1979
- URBAN MORPHOLOGY What is meant by the FORM of CITIES? To some the word may suggest involvement
only with the morphology of the city, i.e. its physical fabric, dwellings and the more specialized structures that house
retail, office and manufacturing functions.

Urban Form & Urban Process


Spiro Kostof THE CITY SHAPED, 1991
- Urban design is of course an art and like all design it does have to consider, or at least pay lip service to human
behavior.
- how and why cities took the shape they did not (with form in the abstract or with form studied for its behavioral
possibilities but with form as a receptacle of meaning And ARCHITECTURAL MEANING is ultimately always
lodged in history, in cultural contexts.
- … analysis of urban form.
- To the form seeker for example, a grid is a grid is a grid it is a visual theme upon which to play variations…
- (but)… how, and with what intentions, … The fact that the grid has accommodated a startling varietry of social
structures CITY FORM is neutral until it is impressed with specific cultural intent.

Kota sebagai Lapisan Sejarah


- Karya kolektif: diakronik dan sinkronik.
- Diakronik: dari cikal bakal sampai keadaan sekarang.
- Sinkronik: dibangun dan ditata secara bersamaan oleh banyak orang.
- Fragmen fragmen perkembangan transformasi pada berbagai skala besaran (rumah, kompleks, lingkungan, dst.)
- Ujud kota sekarang: produk Sejarah superimposisi lapisan jaman cerminan berbagai kekuatan sepanjang proses
pembentukannya.

Metafor Kota sebagai Tissur/Jaringan


- METAFOR CITY as tissue
melihat lingkungan binaan sebagai morphological interweaving
of built open space.
- POLA POLA JALINAN ( i nterweaving ) antara BUILT and
OPEN SPACE yang kongkrit.
- Mencari TEMA TEMA MORFOLOGIS yang mendasari
jalinan itu.
- CITY AS TISSUE sebagai reaksi terhadap CITY as MACHINE dari modernisme
- RUANG ‘MODERN digambarkan sebagai systematic collection of specialized and functionally clearly defined
architectural elements.
- METAFOR CITY AS MACHINE : tiap bagian punya fungsi yang jelas dan bentuk akhir yang lengkap karena
fungsi tersebut
- maka sedikit kemungkinan untuk TUMBUH dan BERUBAH ada ISU KEKABURAN dan PLURALITAS
MAKNA
Kota sebagai Mesin
- Modernisme: functional zonin,
3 fungsi dasar: living – working - recreation,
- Kota berfungsi – mesin
- Tata fisik: pola dan skema abstrak, konsekwensi linier fungsi fungsi.
- Skala besaran pen zona an: jumlah penduduk kota.
- INTERAKSI MORFOLOGIS yang intens antara bangunan dengan jalan dan ruang terbuka hilang.

Kota sebagai Tissue


- Physical spatial entity: bangunan, jalan, pohon, sungai, bukit, bangun bangunan, dengan konfigurasi tertentu.
- Ruang ruang di antara dan di dalam elemen elemen bentuk bentuk ruang kota: linier, pusat).
- INTERAKSI MORFOLOGIS antara built open spaces pola jalinan bangunan dan ruang terbuka.
- Urban tissue tidak identic dengan batas batas administrative.

Urban Design
- Urban design is that part of the PLANNING PROCESS
- that deals with the physical quality of the environment .
- Urban design is a complex INTERDISCIPLINARY FIELD
- Simply put, urban design is concerned with the FORM of URBANIZED AREAS
- One common error is to view urban design as so called LARGE SCALE ARCHITECTURE.
- For the architect, the simple act of locating a building in an urban setting is an act of urban design,
- Urban design should serve the public at large , the plural society.

- The main issue is how much control “urban design” should establish and how much flexibility and freedom should
be left in the hands of the architect or the individual building designer.
Masalah utama adalah berapa banyak pengendalian "desain urban" harus membentuk dan berapa banyak
fleksibilitas dan kebebasan harus dibiarkan di tangan arsitek atau perancang bangunan individu.

Bentuk dan Tatanan Kota


…kota sebagai entitas fisik-spasial yang terhampar di muka bumi; konsentrasi bangunan-bangunan dan elemen-elemen
fisik lainnya yang dibangun dan ditata (bangun-bangunan, pohon-pohonan); konsekuensi langsung dari konsentrasi
manusia dan kegiatannya. .... tiap skala besaran: terdiri atas elemen-elemen lebih kecil, bagian elemen lebih besar.
.... batas fisik (bukan administratif): elemen pemisah, penyatu.
.... hubungan struktural timbal-balik yang kompleks antara skala besaran.
.... tiap tingkat skala besaran punya Logikanya sendiri (tipologi), perlu dilihat sebagai bagian elemen lebih besar
(morfologi).

- Bentuk kota selalu berubah walaupun ada bagiannya yang tetap.


- Deskripsi tentang kota, (terutama) terkait dengan bentuknya.
- Bentuk ini tergantung pada fakta, yang dapat dialami secara nyata (dari kota-kota terdahulu yang telah terbentuk).
- Untuk mendapatkan fakta empiris, dapat dilakukan dengan observasi yang tepat.
- Deskrisi itu disebut sebagai morfologi perkotaan, yaitu suatu deskripsi tentang bentuk-bentuk artifak perkotaaan

Bentuk Kota
- Morfologi perkotaan merupakan ilmu yang mempelajari transformasi perkembangan bentuk kota, yang dapat
dipengaruhi oleh perubahan zaman dan gaya bangunan.

Planned vs Unplanned
- Organic Growth: The ville spontanee / the spontaneous city,
- Planned Growth: “created” city (Pierre Lavedan: ville creee)
The Planned or Design Created City
- Diatur pada satu ketika. Polanya ditentukan sekaligus dan untuk semua berdasarkan pengawasan pihak yang
berwenang.
- Teratur, geometrik, grid atau konsentrik (lingkaran, poligon) dengan jalan radial dari pusat kota. Kadang-kadang
geometrinya lebih kompleks.

The Ville Spontanee/The Spontaneous City


- “grown”, “kebetulan tumbuh (chance-grown)”, “generated”, “tidak dikenakan (against imposed)”.
- “geomorphic” – dikembangkan tanpa perancang – tidak ada master plan – irregular, non geometric, “organic” –
“unplanned evolution” or “instinctive growth”

Organic Growth
- jalan bengkok dan melengkung
- ruang terbuka didefinisikan secara acak
- evolusi yang tidak direncanakan
- pertumbuhan naluriah

Planned Growth … the planned – designed – “created” city – ville creee


Seringkali geometriknya lebih rumit, mengkombinasikan berbagai bentuk murni dan bentuk yang sengaja dibiaskan.

The City as Diagrams


Circle Polygons

The Grid: grid-iron, checkerboard


Beberapa isu yang harus diperhitungkan adalah:
- Ukuran dan bentuk blok, serta organisasi internalnya
- Ruang terbuka dan penyebarannya
- Akomodasi bangunan umum
- Sifat grid jalan: apakah penekanan dibuat, atau perbedaan sistematis dibuat antara jalan primer dan sekunder
- Penghentian grid: tidak berujung
- Hubungan grid ke kawasan sekitarnya dan fitur topografi
- Paling kritis, efek dari grid dalam tiga dimensi

The Grand Manner


Konsep Perencanaan “Grand Manner” Adalah kemegahan urban diatas utilitas, diatas pertimbangan pragmatik. Dan
Instrumennya adalah pada skala heroik, kesinambungan visual, dan bahanbangunan yang mewah.
- Terdapat titik fokus kota yang dibuat dalam ukuran yang besar, tersebar di seluruh kota.
- Antar titik fokus dihubungkan secara langsung. Kadangkala membentuk drama topografi.
- Perhatian pada lanskap jalan-jalan utama.
- Penciptaan vista.
- Ruang publik sebagai tempat monumen.
- Efek dramatis seperti air terjun dan sejenisnya

- Semuanya itu ditumpangkan pada jalinan kehidupan lokal sehari-hari.


- Bangunan membentuk jalan yang diupayakan harus tampak sebagai entitas tersendiri.
- Penerusan fasade bangunan.
- Alun-alun (lapangan) kota, menjadi pertemuan tiga jalan radial (“trivium”).
- Menghubungkan gereja dan bangunan publik lainnya dengan jalan-jalan yang lurus, dengan demikian membentuk
Kumpulan / konstelasi yang monumental. Sebagai contoh di Rennaissance Florence, sistem jalur pejalan kaki yang
baru diletakkan sepenggal demi sepenggal, dirancang untuk menghubungkan gereja-gereja di tepian dan alun-alun
ke Duomo.
Paris, Perancis
- Awal pertengahan abad ke-19, Paris dikenal sebagai kota terkotor di Eropa.
- Populasi yang berlebih dan tidak adanya ruang terbuka menambah kondisi kota yang tidak sehat dan seharusnya hal
itu menyebabkan sebuah tempat yang sangat tidak nyaman untuk tinggal.
- Menuju ke akhir abad ke-17, rumah tinggal dibangun semakin ke atas, halama digusur dan lalulintas kacau di jalan-
jalan yang sempit.
- Abad ke-18 kondisi Paris terus menurun akibat tekanan pertumbuhan yan konstan dari populasi. Pada pergantian
abad ini kota berpenduduk sekitar setengah juta orang.
- Awal pertengahan abad ke-19 populasi Paris 1.053.000, sepadan dengan populasi dari kota berukuran menengah.
Akan tetapi jaringan kota di pusat kota dari warisan Medieval dan memiliki standar yang buruk.

Dari PARIS Ke WASHINGTON D.C


WASHINGTON D.C., A.S.
- Pada abad ke-17 Paris sedang menuju jadi titik tumpu politik dan sosial di Eropa. Populasi Perancis menjadi
20.000.000 jiwa , menyebabkannya menjadi negara yang terbesar di Eropah. Negara ini memberikan administrasi
terpusat/tersentralisasi yang menangani segalanya dari pemerintahan hingga arsitektur.
- “Grand Manner” menjadi terinstitusi tidak hanya melalui perlindungan Kerajaan, akan tetapi juga melalui struktur
kelembagaan pendidikan dari “Academie” dan penerusnya,
- “Ecole des Beaux-Arts”. Menjadi ekspor budaya utama dari Perancis. Menyebar melintasi Eropah, bersarang di
luasnya Rusia dengan kreasi St. Petersburg yang menakjubkan. Bergerak melintasi Atlantik ke “Pedalaman
Baroque” di Detroit dan rencana magisterial dari
- (Major) Peter Charles L’Enfant untuk Washington, D.C., sebuah demonstrasi yang tepat dari “Grand Manner” dari
sekolah Perancis untuk urbanisme saat itu. Dan dengan menyebarnyaKolonialisme di abad ke-19 dan ke-20, “Grand
Manner” menjadi tatanan menginternasional yang dibuat dari serpihan, atau dibuat kembali secara drastik, di kota-
kota sejauh New Delhi (India) dan Canberra (Aystralia), Chicago (A.S.) dan Rabat (Marokko).

Kota-kota Medieval
- Juga memiliki ciri-ciri visual yang hampir sama, yaitu:
- Bangunan-bangunan vernakular setempat berderet membentuk pola grid pada kota-kota yang direncanakan,
- Bentuk-bentuk informal pada bagian-bagian yang tumbuh secara amorf/organic
- Kota-kota medieval awal didominasi oleh gereja atau monasteri sebagai simbol keagamaan, atau oleh istana tuan
tanah (landlord)
- Ruang terbuka yang ada di depan gereja dimanfaatkan untuk pasar
- Komponen yang biasanya terdapat pada kota-kota medieval adalah:
- Tembok kota, dengan menara-menara dan gerbangnya,
- Lorong-lorong dan ruang-ruang penghubung di antara bangunan,
- Pasar yang mungkin disertai bangunan-bangunan komersial
- Gereja, dan kesatuan massa bangunan-bangunan kota, bersama kebun-kebun pribadi yang saling berhubungan.
- Lahan-lahan kota umumnya mengambil tempat di perbukitan atau di pulau, bertujuan memperkuat perlindungan
terhadap kota.
- Untuk menyesuaikan dengan topografi yang sulit, terbentuk karakter informal dari pola-pola bangunan dan
sirkulasinya.
- Jalur sirkulasi utama menghubungkan plaza gereja dan pasar dengan gerbang-gerbang kota
- Jalur-jalur sekunder menghubungkan jalur primer (seringkali melingkar mengelilingi kota)
- Pola-pola tidak teratur/amorf sengaja dibuat untuk membingungkan musuh yang ingin memasuki kota.
- Tampak bangunan pada masa ini merupakan satu kesatuan karena kesamaan material (karena terbatasnya pilihan),
proporsi, dan bagian-bagiannya.
- Bangunan-bangunan rumah dibangun berderet di sepanjang lorong-lorong sempit (belum mengenal jalan):
- Untuk mempertahankan suhu udara pada musim dingin,
- Karena terbatasnya lahan kota

Ciri-ciri Kota Medieval


- Berakhirnya kekuasaan Roma meninggalkan beberapa kelompok permukiman yang membentuk inti (nuclei) dari
sebuah masyarakat yang tumbuh membesar dan menjadi sebuah kota.
- Timbul sistem sosial baru yaitu ‘feodalisme bentuk baru’ di mana gereja mempunyai kekuasaan dan pengaruh besar
terhadap kehidupan penduduknya.
- Terlihat pada bentukan pola kotanya, di mana gereja selalu menjadi pusat orientasi.
Ciri-ciri umum kota medieval:
- Terletak pada tanah yang tinggi.
- Bentuk geometrik sederhana.
- Orientasi kampung/kota medieval ini selalu ke arah gereja
- Dibangun dengan dikelilingi benteng

- Tidak ada yang disebut jalan, yang ada adalah lorong-lorong. Sirkulasi sengaja dibuat menyesatkan untuk
keamanan.
- Pengertian jalan di sini adalah ruang yang menghubungkan antar kota
- Arsitektur tidak ditampakkan secara keseluruhan tetapi hanya detil-detil atau bagian-bagian kecil saja
- Gedung yang penting adalah kastil dan gereja.

Skyline
- Jakarta, Shanghai. Shenzen, Dubai, Singapore, Sydney
Some Principles:
- Height
- Shape
- Approach
- Color & Light
The Modern Skyline
- Forging The Stadtkrone
- Skyscraper City
- Tower Of Glass

Elemen Fisik Kota Sebagai Citra Kota


Untuk dapat memahami peran citra lingkungan dalam kehidupan urban kita, sebaiknya kita mengamati secara
seksama beberapa area kota dan berbicara dengan penduduknya. Kitaperlu untuk mengembangkan dan mentes ide
tentang kemampuan pencitraan, dan juga melalui sebuah perbandingan dari citra dengan realitas visual untuk
mempelajari bentuk-bentuk apa saja yang menghasilkan citra yang kuat, sehingga dapat mengusulkan beberapa prinsip
untuk rancang kota.

Citra kota yang sejauh ini telah dianalisis, yang mengacu ke bentuk fisik, dapat diklasifikasikan ke lima tipe elemen,
yaitu:
- PATHs / LINTASAN/JALUR
Adalah suatu garispenghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan
kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.
- NODEs / SIMPUL
Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi
dimana transportasi memecah,paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik. Ruang kota yang ditandai
oleh Node/Simpul, dibentuk oleh Tepi/Edge, akhir dari Jalur/Path
- EDGEs / TEPI
Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara 2 jenis fase
kegiatan. Edges berupa dinding, pantai, hutan kota, dan lain-lain.
- DISTRICTs / DISTRIK
Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, ataubisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan
visual. Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
- LANDMARKs / TENGARAN
Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung,
sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau
kawasan.

Urban Process
- “produk” : fisik (terukur) tentang tata ruang di kota.- bagaimana bentuk masa-ruang tersusun di tempatnya hingga
urusan relasinya. Sangat erat dengan urusan /paradigm arsitektur yaitu merancang atau desain, di sini urusannya
skala makro –terhampar sebagai kota. Karenanya kota dapat diurai/ dibedah/ di scanning figure-ground untuk
mengenali dan membaca konsepsi susunannya. Dikenal sebagai pengetahuan morfologi, melalui metoda sinkronik-
diakronik dan analisis tisu.
- “proses”: text / cerita atau pemaknaan dibalik terjadinya produk di kota – sangat terkait dengan perjalanan waktu
dan mencari fakta-fakta yang mendasari konsep rancangan. Terbuka banyak aspek yang mempengaruhi /
menentukan ( politik-sosial-budaya-ekonomi). Perlu penelusuran faktor-faktor determinan dan merelasikan fakta
faktanya secara logik. Dikenal dengan pengetahuan hermeneutik melalui pendekatan metoda interpretasi / tafsir.

- Tahapan PEMBANGUNAN ARSITEKTURAL di kota berjalan seiring dengan PROSES WAKTU.


- Suatu Lingkungan atau Kawasan mempunyai peran dan posisi tertentu di dalam jaringan urban, serta
mempunyai TEMA MORFOLOGIS yang menjadi ISU SPESIFIK bagi lingkungan tersebut.

A. Konteks Tempat: Lingkungan alam/natural, topografi


B. Konteks Dimensi Waktu: Urban History, Faktor Pemicu.

MORFOLOGI memiliki dua aspek yaitu


- ASPEK DIAKRONIK yang berkaitan dengan perubahan ide dalam sejarah dan
- ASPEK SINKRONIK yaitu hubungan antar bagian dalam kurun waktu tertentu yang dihubungkan
dengan aspek lain.
- Kota berubah dalam MASSA, KECEPATAN, dan LEVEL-LEVEL.
- Kota tidak berubah dari JARINGAN, dan SEGMEN-SEGMENNYA
- Secara TIPOLOGI, ELEMEN KOTA dilepas dari LINGKUNGAN,
- Secara MORFOLOGI, ELEMEN KOTA terikat , tidak bisa dipisahkan terhadap JARINGANNYA
- Aspek METAMORFOSIS adalah sejarah kehadiran bangunan dan kota, kesemuanya ini harus dilakukan
dalam analisis tipo-morfologi.

- EMBRIO KOTA : di pesisir (coastal),di pedalaman (hinterland);


- KOTA TUMBUH: berbasis agraris, perdagangan, kekuasaan, industri;
- KOTA BERKEMBANG : kota agraris, kota dagang, kota agama- kota kekuasaan; kota industri
- KOTA MUSNAH : bencana alam (gempa bumi, banjir, topan), perang, kebakaran, demolis;
- KOTA DI TATA ULANG: kota polusi/tidak sehat, kota dibedah (haussmannization), untuk menjadi
lebih sehat kembali, kota kembali ke alam, kota pindah dari pusat ke suburban, kota taman, rekonstruksi,
urban renewal, gentrifikasi, konservasi,;
- KOTA BANGKIT KEMBALI: Kota redevelopment, kota lama ke baru (newcity), kota pintar (smart
city), Kota berkelanjutan.
- EMBRIO KOTA : (berbasis Geografis)

- Di PESISIR (coastal), sebagai kota sungai, kota pantai; Bersifat kota terbuka/ gerbang masuk ke daratan,
sebagai:kota pelabuhan/ transit, kota perdagangan, kota pertahanan, kota wisata/ waterfront, kota
industri; Contoh: Jakarta,Semarang,Banjarmasin, Cirebon, Amsterdam, Sydney, Miami, dll
- Di PEDALAMAN (hinterland), sebagai kota pelintasan, kota dataran tinggi/pegunungan, kota
‘dalam’/kerajaan; Bersifat kota daratan, sebagai: kota singgah/transit; kota agraris, kota kekuasaan, kota
sosial/komunitas, kota budaya, kota industri; kota wisata; Contoh: Jogjakarta,Solo,dll

Kota tumbuh berbasis


- Agraris
- Perdagangan
- Kekuasaan
- Budaya
- Industri

KOTA DI TATA ULANG:


- Kota Polusi/tidak sehat,
- Kota Dibedah (haussmannization), untuk menjadi lebih sehat
kembali,
- Kota Kembali Ke Alam,
- Kota Pindah Dari Pusat Ke Suburban,
- Kota Taman,
- Rekonstruksi Kota,
- Urban Renewal,
- Gentrifikasi Kota,
- Konservasi Kota;

Anda mungkin juga menyukai