Anda di halaman 1dari 33

Desain Pasif dalam Arsitektur

- Mempelajari prinsip-prinsip dan cara-cara pengendalian


pasif (panas, cahaya, dan bunyi) pada bangunan, untuk
memperoleh kenyamanan termal, visual, dan audial
bagi pengguna bangunan.
- Selalu menyesuaikan desain dengan kondisi iklim dan
lingkungan sekitar.
- Optimalisasi cara natural → Ramah Lingkungan

Kenyamanan Termal
Pengendalian termal di tapak, kulit bangunan dan di dalam bangunan pada
daerah beriklim tropis hangat lembab.
Pengendalian iklim mikro / tapak.
- Heat Avoidance (Penghindaran panas)
- Building cooling (Pendinginan bangunan)
Dengan melakukan:
- Pengendalian pada kulit bangunan / fasad
- Pengendalian di dalam ruangan
- Meminimalisir penggunaan penyejuk Ruangan

Kenyamanan Visual
- Prinsip cahaya
- Desain pencahayaan alami
Beberapa strategi memasukan cahaya alami ke dalam ruang:
1) Light Well
2) Roof Monitors
3) Light Shelf
4) External Reflectors
5) Atrium
6) Lught Duct
7) Clerestory
8) Reflective Blinds

Kenyamanan Audial
- Prinsip Bunyi
- Pengendalian suara/bunyi yang tidak diinginkan → Bising
Bising:
Jalan Raya
Oudoor
Material Atap
Indoor

Alat Ukur Termal


Alat Ukur Visual

Alat Ukur Audial

Materi:
1. Iklim dan arsitektur
2. Prinsip termal dan kenyamanan termal
3. Building cooling – ventilasi & evaporative cooling
4. Heat avoidance – pembayangan tapak dan kulit bangunan
Iklim dan Arsitektur
Iklim Global

Pengertian Iklim
- Keadaan/kondisi yang ada.
- Definisi: Keadaan fisik (tempertaur, kelembaban, angin, cahayam dsb.) rata-rata di lingkungan atmosfir di atas
suatu wilayah geigrafi tertentu untuk suatu jangka waktu yang Panjang.
- Sifat iklim permanen (tidak dapat diramalkan)
- Cuaca: Keadaan fisik sementara di lingkungan atmosfir di atas suatu wilayah geografi terntu untuk suatu jangka
waktu yang pendek.
Iklim:
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim
2. Elemen-elemen Iklim
3. Iklim Tropis
4. Iklim Tapak

Faktor yang Mempengaruhi Iklim


A. Radiasi Matahari
- Merupakan energi radiasi terbesar yang diterima oleh
bumi.
- Rata-rata intensitas harian radiasi sinar matahari di
Indonesia sekitar 4.8 kWh/m2. Berpotensi menghasilkan
sekitar 207.9 GWp (Gigawatt-peak) listrik. Beberapa
daerah terutama di bagian timur Indonesia bahkan
memiliki intensitas radiasi yang lebih tinggi dari rata-rata
nasional. Dapat mencapai 5-6 kWh/m2.
- Kualitas dan Kuantitas Radiasi Matahari (Buku Hlm. 3)

B. Kemiringan Poros Bumi terhadap Bidang Orbit Bumi Mengelilingi Matahari


Latitude (Garis Lintang) dan Longitude (Garis Bujur)

Intensittas maximum diterima oleh bidang yang


tegak lurus arah radiasi.
C. Intensitas Radiasi Matahari pada Permukaan Bumi

- Intensitas radiasi yang diterima bumi besarnya tergantung:


a. Hukum Cosinus
b. Lama Penyinaran (Panjang siang/malam)
- Keseimbangan radiasi panas yang datang:
a. Pelepasan panas oleh permukaan tanah

D. Pola Angin Global di Bumi


Angin merupakan arus konveksi di atmosfir yang mengatur kesimbangan
pada daerah yang berbeda panasnya, di mana pola pergerakan globalnya
disebabkan oleh rotasi bumi pada porosnya.

E. Topografi – Altitude (Ketinggian)


Pada skala benua angin dan cuaca adalah hasil interaksi
antara pola angin global dan tekanan udara setempat
serta pola temperature yang disebabkan oleh efek
pemanasan yang berbeda pada bahan permukaan yang
bervariasi seperti tanah, hutan, air, salju, dsb.

Gaya, arah, serta kandungan airnya juga sangat


dipengaruhi oleh lapisan permukaan yang dilalui.
Elemen-Elemen Iklim
a. Temperature Udara – DBT/WBT/GT → ° C
- Dry Bulb Temperature (DBT)
- Diukur dengan: Mercury Thermometer
- Data yang diperlukann: Temperature max. rata-rata tiap bulan dan temperature minimum rata-rata tiap bulan
(data diambil dari data harian).
b. Kelembaban Udara – RH → %
RH = AH/SH X 100%
AH (Absolute Humidity) jumlah uap air yang terdapat pada satuan unit massa/volume udara (g/kg atau g/m3).
SH (Saluration Point Humidity) jumlah uap air yang dapat dikandung udara.
- RH (Relative Humidity) berguna untuk memberi petunjuk kemampuan penguapan.
- Kelembaban udara diukur menggunakan:
• Wet and Dry Bulb Hygrometer (tidak langsung)
• Polimeter (pembacaan langsung)
c. Angin – Kecepatan dan Arah → m/dtk atau ft/menit atau mph (mile per hour) atau knot
- Kecepatan angin diukur dengan Anemometer dan arah angin diukur dengan Kincir Angin.
- Anemograph dapat mencatat kecepatan angin dan perubahan arah angin secara berkesinambungan.
d. Curah Hujan mm/satuan waktu (hari/bulan/tahun)
- Pekiraan drainase (talang/pipa talang/permukaan paving/selokan/parit/dsb) agar tidak banjir/bocor.
- Curah hujan dalam satu hingga beberapa tahun menunjukkan musim hujan (basah) dan musim kemarau (kering)
dari suatu daerah.
e. Kondisi Langit → %awan
Dinyatakan dengan ada/tidaknya awan. Diperlukan untuk menghitung kuat penerangan alami dari bangunan.
f. Radiasi Matahari → W/m2
Dihitung mempergunakan suatu seri protractor.
g. Karakteristik Khusus
- Topan/Badai/Petir/Gempa Bumi/ Dsb.
- Perlu diperhatikan karena menyangkut keselamatan jiwa.
h. Vegetasi
Sangat berpengaruh terhadap iklim tapak, elemen penting dalam perancangan ruang luar. Fungsinya:
- Menghasilkan pembayangan
- Melindungi dari silau
- Menyaring debu
- Mencegah erosi (pada tanah miring)
- Membelokkan/mengarahkan angin

Iklim Tropis
- Klasifikasi Iklim Tropis:
• Iklim Warm Humid (Terdapat di sepanjang garis khatulistiwa, Indo), sub-group: Warm Humid Island
(Kepulauan Filipina, Karibia, kepulauan di Lautan).
• Iklim Hot Dry Dessert (pada dua daerah lintang), sub-group: Maritime Dessert Pasifik
• Iklim Monsoon, sub-group: Tropical Upland
Buku Hlm. 13-15
- Karakter iklim akan terlihat dari:
• Temperatur dan beda temperatur siang dan malam ( max-min )
• Tingkat kelembaban
• Kecepatan angin
• Curah hujan
• Kondisi langit

Iklim Tapak/Iklim Mikro


- Dipengaruhi oleh: Topografi, Lapisan Permukaan, Objek tiga dimensi di atasnya. (Buku hlm. 21-24)
Arsitektur Tradisional di Daerah Tropis Hangat Lembab
Kesesuaian bentuk dengan iklim dan lingkungan sakitar

Arsitektur Tradisional di Daerah Tropis Hangat Lembab


Arsitektur Modern vs Iklim
Analisa Iklim

Bioclimatic Diagram – Givoni


- DBT max + RH min → Batas Atas
- DBT min + RH max → Batas Bawah

Psychrometric Chart dengan Batas Comfort dan Rekomendasi Desain Sederhana

- Coba untuk memasukan data iklim kota masing-masing ke kolom di atas


- Gabungkan data:
• DBT max dengan RH min
• DBT min dengan RH max
Dari tiap bulan
- Gabungkan kedua titik tersebut untuk menjadi wakil data per bulan
- Buat analisa apakah rekomendasi yang sesuai untuk kondisi iklim kota masing masing.
Bioclimatic Diagram – Givoni

Rekomendasi Desain

Contoh Rekomendasi Desain untuk Dua Kota Berbeda di Amerika


Mahoney Table
- Butuh data iklim yang lebih lengkap
- DBT max dan DBT min
- RH max dan RH min
- Curah Hujan
- Kecepatan dan Arah Angin
- Rekomendasi Desain yang didapat juga lebih detail
Tabel 1 – Data
- Data DBT max/min tiap bulan high & low
- AMT - Annual Mean Temperature (high + low)/2
- AMR - Annual Mean Range (high - low)
- AMT > 20 / 15-20 / < 15
- Humidity Group 1 s/d 4
- Batas Comfort Day & Night (tergantung AMT dan humidity group)
Tabel 2 – Diagnosa Data
Cari Thermal Stress dari Kondisi Tiap bulan → Hot ( H ) / Comfort ( O ) / Cold ( C )
Cara:
- Bandingkan rata rata bulanan max dg day comfort dan rata rata bulanan min dengan night comfort
- Bila di dalam batas comfort → comfort ( O )
- Bila di atas batas comfort → hot ( H )
- Bila di bawah batas comfort → cold ( C )
Jumlahkan bulan dengan sifat H1, H2, H3, A1, A2, A3
Tabel 3

- Spesifikasi Rekomendasi
- Sesuaikan nilai pada kolom indikator dengan kolom kolom di bawahnya untuk mendapatkan rekomendasi desain
→ Layout / Spacing / Pergerakan Udara / Bukaan / Dinding / Atap / dsb
Tabel 4 Rekomendasi lebih Detail
→ Besar Bukaan / Posisi Bukaan / Proteksi pada Bukaan / Dinding / Lantai / Atap / dsb

Wawasan: Simulasi menggunakan Program Andrew


Marsh
Butuh data iklim dengan file epw dari kota yang diteliti.
Diagram Givoni

Standard Comfort SO
Kenyamanan Termal
- Merupakan proses yang melibatkan proses fisik fisiologis dan psikologis. Kenyamanan termal adalah kondisi pikir
seseorang yang mengekspresikan kepuasan dirinya terhadap lingkungan termalnya.
- Tubuh manusia dilihat sebagai sebuah mesin yang menghasilkan panas, di mana makanan menjadi sumber energi.
Tubuh manusia akan melepaskan panas yang berlebih ke lingkungan, sehingga tubuh dapat terus bekerja.
- Kriteria kenyamanan termal total tergantung dari ‘rasa/sense’ tiap-tiap individu.
- Kenyamanan termal → Subjektif
- Suatu kondisi dimana panas tubuh dalam keadaan seimbang. Faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan termal:
• Perolehan panas = pelepasan panas
• Met – Evp ± Cnd ± Cnv ± Rad = 0
Metabolisme, Evaporation, Conduction, Convection, Radiation.
- Faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan termal (Buku hlm. 1-5):
• Perolehan panas tubuh
• Pelepasan panas tubuh
• Keseimbangan panas tubuh
• Variasi subjektif

Standar Kenyamanan Termal


Karena tingkat kenyamanan termal tiap orang berbeda →
subjektif., maka perlu ditetapkan standar kenyamanan termal
yang dapat diterima sebagian besar pengguna ruang (lebih dari
80 -90 %)
Siklus Keseharian
- Perlu Lingkungan Termal yang mendukung → NYAMAN. Bila tidak,
maka akan menimbulkan gangguan kesehatan dan menurunkan
produktivitas

- Faktor iklim setempat paling mempengaruhi tingkat kenyamanan


termal seseorang ketika berada di dalam sebuah bangunan maupun di ruang terbuka.
- Elemen-elemen iklim yang mempengaruhi atara lain: variabel radiasi matahari, suhu udara, angin, curah hujan
dan kelembaban udara.

Faktor yang Berpengaruh pada Kenyamanan Termal


- Faktor lingkungan
• Temperatur udara (air temperature) °C
• Kelembaban udara (relative humidity) %
• Kecepatan udara (air velocity) m/dt
• Radiasi (radiant temperature) °C
- Faktor individual
• Level aktifitas kerja (activity level) met
• Pakaian (clothing) clo
Skala Kenyamanan Termal
- Kenyamanan termal → subjektif
Bisa bervariasi tergantung gender/bentuk tubuh/tingkat metabolisme/adaptasi tubuh/dsb.
Beberapa Standar dan Indeks Pengukuran Kenyamanan Termal (Hlm.5-7):
- ET (Effective Temperature)/CET (Corrected Effective Temperature) Nomogram
- Diagram givoni
- skala ashrae - PMV & PPD
- Teori ‘Adaptive

1. ET/CET Nomogram
Cara mengolah data termal → Temperatur Efektif
Gunakan Psychrometric Chart
- Data DBT dan RH →WBT/WBGT
- Data DBT/WBT → RH
Gunakan ET/CET Nomogram
- Data DBT, WBT, AV → ET
- Data GT, WBT, AV → CET

Psychrometric Chart
Perlu bila data yang dimiliki hanya 2 data:
- Data DBT dan RH →WBT/WBGT
- Data DBT/WBT → RH
Dengan:
- DBT dinyatakan oleh garis vertical. Satuan °C atau °F
- RH dinyatakan oleh garis lengkung. Nilainya berkisar antara 0-100%
- WBT dinyatakan oleh garis diagonal. Satuan °C atau °F
Untuk Mencari WBT, bila diketahui:
- DBT 25 °C
- RH 76%
- Cari WBT
Untuk Mencari RH, bila diketahui:
- DBT 20 °C
- WBT 20 °C
- Cari RH
ET/CET Nomogram
Untuk mendapatkan ET/CET, perlu data: DBT/GT + WBT + AV
Nomogram Effective Temperature
Data yang dibutuhkan:
- DBT/GT
- WBT/WBGT
- Air Velocity
Batas nyaman ET 22 °C – 27 °C
Dengan AV 0.1-1.5 m/dtk
- Bila menggunakan data GT (ada muatan radiasi) maka hasil akhirnya
menjadi CET (Corrected Effective Temperature)

Contoh Kasus
Bila diketahui pada suatu saat terukur
Kondisi Ruang 1:
- DBT 24°C
- RH 60%
- AV 1 m/dtk
Kondisi Ruang 2:
- DBT 30°C
- RH 90%
- AV 0.1 m/dtk
Kondisi di Sebuah Teras Rumah:
- DBT 30°C
- RH 50%
- AV 2 m/dtk
Apakah dari ketiga ruang ada yang memiliki
kondisi yang nyaman? Bila tidak nyaman, upaya
apa yang dapat dilakukan?

Jawab:
Batas Comfort, Bioclimatic Diagram – Givoni
Pergeseran Batas Comfort perlu dilakukan bila:
- Mean Radiant Temperature (MRT) tinggi
➔ Batas Zona Comfort turun
- Air Velocity tinggi
➔ Batas Zona Comfort naik
- Physical Activity tinggi
➔ Batas Zona Comfort turun

Standar Kenyamanan Termal – Ashrae 55


Kenyamanan Termal – Teori
“Adaptive” – Auliciems

Tn = 9.22 + 0.48 Ta + 0.14 Tmmo

Tn = temperature normal/nyaman
Ta = temperatur udara
Tmmo = temperatur rata-rata
bulanan outdoor
Pengendalian Panas (Heat Avoidance)

Pengendalian panas pada tapak (ruang luar) dan pada bangunan dan selubung bangunan.

Variasi Sumber Panas


Kenaikan temperature di sebuah ruangan disebabkan oleh beberapa sumber panas:
- Sumber panas alam, seperti: sinar matahari dan panas bumi.
- Sumber panas biologis, seperti: manusia dan hewan.
- Sumber panas mekanik elektri, seperti: api, kompor, mesin, lampu, dan peralatan lainnya.

Heat Transfer → Pemindahan Kalor


- Conduction adalah pemindahan panas di sepanjang benda
padat.
- Convection memindahkan panas melalui pertukaran panas dan
molekul dingin.
- Radiation adalah perpindahan panas melalui radiasi
elektromagnetik (biasanya inframerah).

Strategi Desain Pengendalian Panas


Pengolahan Tapak (Ruang Luar)
1. Pemilihan Bahan Permukaan
• Untuk meningkatkan radiasi
panas pada tapak
Gunakan banyak bahan yang
memantulkan radiasi, seperti:
keramik, beton, aspal, paving blok,
dsb.
2. Untuk menurunkan radiasi panas pada tapak
Gunakan banyak bahan seperti: rumput, semak, grass blok, dsb.
• Untuk pemantulan cahaya gunakan bahan yang bewarna terang, radiasi panas berkurang, tapi kesilauan
meningkat; dan berlaku sebaliknya
• Nilai-nilai pemantulan dan penyerapan cahaya untuk berbagai bahan dan jenis permukaan, tidak hanya penting
sehubungan dengan kesilauan tapi juga merupakan data yang sangat penting untuk penggunaan bahan bangunan
yang tepat.
Catatan: Nilai bervariasi tergantung kandung air,
sudut sinar dating, dll.

Pembayangan untuk Pnedinginan Tapak


- Membuat pembayangan pada daerah-daerah yang mendapat radiasi matahari langsung yang berlebihan, missal:
dinding Barat bangunan.
- Membuat pembayangan di daerah yang banyak menggunakan bahan berdaya pantul besar, seperti: area parkir,
jalan raya, plaza,
dsb.

- Pembayangan dari vegetasi atau massa lain di sekitar pada saat bulan yang berbeda
- Pembayangan antar massa bangunan

Contoh Teknik Penataan Lansekap pada Tapak

Pembayangan berubah arah sesuai bulan dan waktu


Simulasi pembayangan → Maket/Komputer

Solarchart – Sunpath Diagram


Analisis

Strategi Desain Pengendalian Panas – Pengolahan pada bangunan


dan selubungnya
1. Pengaturan Orientasi Bangunan terhadap Sinar Matahari
a. Sumbu bangunan memanjang ke B – T sehingga orientasi
bukaan menghadap U – S untuk mengurangi pencahayaan
langsung radiasi dan silau.
b. Bangunan berbentuk persegi Panjang dengan sisi pendek yang
diarahkan ke B – T lebih menguntungkan daripada bentuk
bujur sangkar atau lingkaran.

Pengendalian Selubung Bangunan


Pengendalian Sinar Matahari (Solar Control)
- Efek radiasi matahari pada permukaan Opaque → Nilai conductance dan Absorbance dari bahan permukaan.
- Efek radiasi yang menembus permukaan transparan akan menghasilkan lebih banyak panas → Green House
Effect.

- Orientasi dan dimensi jendela


- Tirai dan internal blind
- Kaca khusus
- Sirip Penangkal Sinar Matahari (SPSM)

Orientasi Selubung Bangunan

Orientasi dan Besar Jendela


- Pada daerah dekat dengan equator, jendela utama sebaiknya menghadap Utara/Selatan, bukaan pada daerah Barat
dibuat sekecil mungkin.
- Pada daerah yang lebih ke Utara/Selatan, jendela utama diarahkan kea rah equator untuk mendapatkan panas pada
musim dingin, sedangkan pada musim panas bukaan pada daerah Barat sebaiknya dihindari.
Orientasi Bukaan – Variasi bukaan pada dinding Barat/Timur
Trial dan Internal Blind

Double Skin Façade

Kaca Khusus
Sirip Penangkal Sinar Matahari (SPSM)
- Sirip Vertikal
- Sirip Horizontal
- Sirip Gabungan
Sudut Pembayangan (Shadow Angle)
- δ = Sudut Bayangan Horisontal
(HSA/Horizontal Shadow Angle) (Sirip Vertikal)
- ε = Sudut Bayangan Vertikal
(VSA /Vertical Shadow Angle) (Sirip Horizontal)
Cara Merencanakan SPSM

Sirip Horizonal

Sirip Vetikal

Sirip Gabungan
Perhitungan Sudut VSA dan HSA menggunakan Solar Chart + Protector

Bila diketahui bahwa VSA = 50°C


Buatlah berbagai alternatif desain (sun-shading/SPSM, kanopi, teritis, penataan
lansekap, tata ruang, dll) untuk melindungi bukaan dari panas matahari.

Desain SPSM (denah+potongan)

Pengujian Kehandalan SPSM pada bulan dan


waktu tertentu
Pengendalian Panas
Pendinginan Bangunan (Building Cooling)

Pendinginan Pasif pada Bangunan


Menyeimbangkan suhu dan kelembaban dalam bangunan melalui aliran energi (radiasi, konduksi, atau kenveksi)
secara alami (tanpa menggunakan daya listrik). → Hemat
Energi
- Ventilasi Alami
- Massa Termal/Thermal Mass
- Pendinginan Evaporatif
- Pendinginan Radiasi

Ventilasi Alami
Pertukaran udara antara bagian dalam (bangunan) dengan
bagian luar (udara luar).
Fungsi Ventilasi:
- Untuk Kesehatan
a. Mengurangi konsentrasi CO2 hasil pernapasan
b. Mengusir bau-bauan yang tidak diinginkan
c. Memindahkan panas dari orang, lampu, peralatan, dsb.
d. Memindahkan uap air
e. Mengurangi/mengusir asap rokok, gas beracun, bakteri, dll.
- Untuk pendingin tubuh (kenyamanan termal):
a) Menghasilkan pergerakan udara yang cukup dirasakan oleh tubuuh untuk mempercepat penguappan keringat.
b) Menambah pelepasan panas dari kulit dengan cara konveksi.
Efek pendingin terjadi karena kecepatan aliran udara mempercepat proses evaporasi dan pelepasan panas.
- Untuk pendinginan dari struktur bangunan
Salah satu cara untuk menjaga agar ruangan jangan terlallu cepat panas, udara dingin di malam hari dapat dipakai
untuk mendinginkan bangunan.

Ventilasi alami pada bangunan ditimbulkan oleh 2 macam gaya yang bekerja secara bersama-sama/masing-masing:
a. Gaya termis terjadi bila ada perbedaan temperatur.
b. Gaya angin terjadi bila ada perbedaan tekanan udara.

Ventilasi Alami – Gaya Termis


- Cara menghitung keceptaan angin yang mengalir melalui inlet dan outlet sebagai fungsi dari beda temperature dan
beda ketinggian.
- Rumus laju aliran pertukaran udara biasanya dalam satuan m3/menit per 1 m2 lubang bukaan.

Ventilasi karena gaya termis kecil kuantitasnya, namun untuk kondisi tertentu, ventilasi ini dapat dimanfaatkan,
terutama:
- Jika tidak ada angin atau gaya angin sangat kecil
- Pada bangunan yang rapat/padat dimana gerakan angin minim
- Untuk memaksimalkan cooling power dari stack effect maka bila mungkin pergerakan udara di luar harus dilibatkan
sehingga gabungan kedua gaya tersebut akan saling menguatkan.
- Inlet yang rendah diletakkan pada dinding arah angin datang dan outlet yang lebih tinggi diletakakan pada dinding
daerah bayangan angin sehingga pergerakan udara akan baik.

Ventilasi karena Gaya Angin


Cross Ventilation – Ventilasi Silang
Pengaruh Kondisi Eksternal
- Kualitas udara luar perlu dikondisikan sebelum masuk melalui jendela.
- Agar terjadi aliran udara pada ruangan, harus disediakan jarak bangunan ± 5x tingginya.
- Hindarkan penggunaan perkerasan dengan warna gelap → udara menjadi panas.
- Permukaan tanah/pasir dapat menambah kandungan debu di udara, jadi gunakan vegetasi yang akan memberi
pembayangan, menyejukkan udara dan menyaring debu.
- Kemiringan atap akan mempengaruhi distribusi tekanan udara pada atap.

Tata letak bangunan pada tapak harus memperhatikan arah datangnya angin

Situasi dapat diperbaiki dengan tindakan-tindakan yang tepat dengan pengaturan tekanan dan menggunakan vegetasi.

Bila di muka bangunan terdapat banyak pohon, akan mengurangi beda tekanan angin (∆P) sehingga tidak efektif.

Pohon peneduh dapat ditanam agak dekat bangunan


tapi dipilih yang berdaun tidak terlalu rimbun. Kalau
pohon agak berjauhan, ∆P tidak terlalu terpengaruh.
Skala Beaufort
Pada skala Beaufort kecepatan angin diukur pada
ketinggian 10 m dari permukaan tanah yang lapang.

Efek dari desain eksternal pada aliran udara


internal

Yang menetukan meratau atau tidaknya


aliran udata:
- Letak lubang ventilasi
- Posisi dinding partisi/penyekat dalam
ruangan

Bukaan
a. Besar Bukaan
b. Posisi Bukaan

c. Pengaruh elemen overstek, lisplank, sirip penangkar sinar matahari terhadap pola aliran udara

d. Tipe Bukaan
Ventilasi pada Atap

Natural Ventilation
menggabungkan Cross
Ventilation dengan Stack
Effect

Night Ventilation
- Adalah penggunaan udara malam yang dingin untuk mendinginkan
struktur bangunan sehingga dapat menyerap keuntungan panas di siang
hari, mengurangi kenikan suhu disiang hari.
- Night ventilation dengan bantuan angin atau menggunakan kipas
tambahan bila kecepatan angin sangat rendah/tidak ada.
Thermal Mass
- Thermal mass → Kemampuan suatu bahan untuk
menyerap, menyimpan, dan melepaskan kalor.
- Menstabilkan lingkungan internal
- Dapat digunakan untuk menyimpan beban termal tinggi dengan menyerap panas yang diterima dari luar, seperti
radiasi matahari, atau oleh sumber internal seperti peranti,
penerangan, dan sebagainya, yang akan dilepaskan ketika
kondisinya lebih dingin.
➔ Insulasi termal
➔ Kapasitas termal
Insulasi Termal
- Insulasi termal → Bahan dengan U-Value (Air to Air
transmittance) rendah.
- Insulasi termal tidak signifikan bila beda temperature
kecil.
- Gunakan data Sol-air temperature untuk mengetahui
beda temperature.
- Ts = To + ( l x a / fp)
Ts = Temperatur Sol-air
To = Temperatur luar
I = Intensitas radiasi
a = Koefisiensi absorbs bahan permukaan
fo = Konduktan permukaan luar.

Kapasitas Termal
- Kapasitas termal akan lebih signifikan bila diurnal besar.
- Kapasitas termal dicapai dengan pengguanaan bahan yang memiliki
konduktivitas rendah dan nilai transmitans rendah.
- Kapasitas termal – Timelag

Heat transfer → Pemindahan Kalor


Conduction is the transfer of heat along a solid object
Convection transfers heat through the exchange of hot and cold molecules
Radiation is the transfer of heat via electromagnetic radiation (usually
infrared)
Konveksi → sangat dipengaruhi gravitasi, jadi panas tidak pernah
dikonveksikan ke bawah.

Natural Convection → Udara/cairan yang lebih panas akan naik dan


udara/cairan yang lebih dingin akan turun karena gravitasi.
Radiasi → Tidak terpengaruh gravitasi, jadi pancaran panas ke segala
arah sama banyaknya.

Warna gelap menyerap panas lebih banyak dibanding


warna terang.

Teksture kasar menyerap panas lebih banyak dibanding


teksture halus.
Pendingin Evaporatif
Pendinginan yang terjadi karena panas diambil untuk proses penguapan → memanfaatkan unsur air.

Penggunaan kolam/air mandur di daerah panas dan kering

Penggunaan Kolam di Atap

Penggunaan Wind Catcher

Pendingin Radiasi (Radiant Cooling) – Semi Active


Dengan Cooling Pipe → Mengalirkan air dingin (2°C - 4°C di bawah suhu udara yang diinginkan) lewat pipa di area
plafon atau lantai.

Anda mungkin juga menyukai