Anda di halaman 1dari 18

Ventilasi & AC

Pendahuluan
• Makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) pada dasarnya sangat terikat dengan alam.
• Alam mempunyai dua sisi ekstrim; dibutuhkan untuk kehidupan (mis: air, udara) atau memberi
ancaman/bencana pada manusia.
• Bangunan (arsitektur) menurut sejarahnya dibuat untuk melindungi aktivitas dan apa yang dimiliki manusia
terhadap ancaman alam maupun makhluk lainnya. Karena itu kita mengenal bangunan-bangunan yang
“dikondisikan” sesuai dengan iklim alam setempat.
• Salah satu bagian yang terpenting dari alam adalah udara yang digunakan manusia untuk kelangsungan hidupnya.
Namun udara tersebut dapat menjadi ancaman kesehatan dan kenyamanan manusia meski bangunannya telah
dikondisikan/disesuaikan dengan alam; ancaman tersebut terutama dalam bentuk suhu ekstrim dan pencemaran
udara (manusia rentan terhadap 2 faktor tersebut).
• Karenanya manusia, dengan bantuan teknologi (HVAC) berusaha untuk tetap mendapatkan udara dari alam untuk
kelangsungan hidupnya sambil menghilangkan/meminimalkan ancaman dari iklim setempat.
• Kesimpulan:
- Teknologi HVAC bermanfaat bila kita semua sudah mengenali terlebih dahulu ancaman yang timbul dari iklim
setempat.
- Peralatan HVAC bukan alat membuat udara.

HVAC (Heating, Ventilating, & Air Conditioning)


• Tujuan utama: Mendapatkan kenyamanan dan kesehatan udara dalam ruang.
• Dicapai dengan:
1) Ventilasi alami (pasif): Sistem penggantian udara dalam ruang dengan memanfaatkan kondisi alamiah
tanpa energi tambahan (tanpa menggunakan peralatan mekanis), misalnya: cross-ventilation
2) Ventilasi buatan (aktif): Sistem penggantian udara dalam ruang dengan penggunaan teknologi/peralatan
mekanis untuk melawan kondisi alam yang tidak sehat atau dapat menimbulkan ketidaknyamanan udara dalam
ruang, misalnya: penggunaan fan.
3) Pengkondisian udara, baik untuk ventilasi alami (misalnya: ionizer; filter udara untuk penyaring polutan)
maupun ventilasi buatan (misalnya: mesin pengatur suhu, kelembaban dan kecepatan udara + filter udara).
• Catatan: Mesin AC ada yang tidak mempunyai fasilitas untuk memasukkan udara segar dari luar.

Ventilasi Alami
1. Syarat awal perancangan:
a. Bangunan terletak di lingkungan yang mempunyai udara sehat. Bebas dari bau, debu, polutan yang
mengganggu.
b. Suhu udara luar bangunan tidak terlalu tinggi; maksimal 28oC
c. Tidak banyak bangunan di sekitar yang dapat mengganggu gerak aliran horisontal udara, sehingga arah
gerak dan kecepatannya dapat diperhitungkan.
d. Lingkungan yang ada tidak bising, karena bukaan-bukaan untuk ventilasi alami dapat menyebabkan masuknya
suara yang tidak dikehendaki.
Bila syarat awal di atas tak dapat dipenuhi; maka sebaiknya dilakukan kajian menyeluruh agar dapat ditetapkan
sistem ventilasi yang tepat untuk bangunan.

2. Nilai-nilai negative di iklim tropis basah


a. Sangat tergantung pada iklim dan kualitas udara lingkungan
o Tidak ada perbedaan yang jelas antara musim hujan dengan musim kemarau, dapat saling overlapping;
curah hujan tinggi dan langit berawan.
b. Suhu tidak mudah diatur
o Suhu udara relatif tinggi dengan amplitudo siang-malam kecil (24oC - 32oC)
o Radiasi matahari tinggi (>900 W/m2)
c. Kecepatan angin tidak mudah diatur
o Kecepatan rendah di pagi hari dan malam, siang hari berhembus kuat.
d. Kelembaban tidak mudah diatur
o Kelembaban tinggi (60%-95%), menyebabkan keringat tidak menguap/kulit terasa lengket /tidak nyaman.
o Mudah timbul karat jamur
e. Kualitas udara (debu, bau, polusi) tidak mudah diatur
f. Adanya gangguan serangga
g. Gangguan lingkungan (bising, dll) sulit dicegah

Ventilasi Buatan dengan AC


1) Keuntungan:
- Suhu udara mudah disejukkan dan diatur (24oC < T < 26oC).
- Kecepatan dan arah gerak udara dapat dirancang (0,6 m/dtk < V < 1,5 m/dtk).
- Kelembaban sebagai dapat diturunkan ke comfort zone. (40% < RH < 60%)
Kelembaban di Tropis lembab memberi kontribusi terbesar terjadinya ketidaknyamanan termal.
- Kebersihan/kesehatan udara dapat dijaga dengan filter dan ionizer utk membunuh bakteri, jamur dsb dan
memberi efek segar.
- Karena ruang cenderung tertutup, diperoleh keuntungan sampingan: kenyamanan akustik, pengaturan bau
(aroma teraphy).
- Pencegahan masuknya serangga.
2) Kerugian:
- Boros energi, energi listrik yang digunakan dapat mencapai 60-70% dari total energi (belakangan mulai
ditemukan mesin AC hemat energi/AC inverter).
- Kecenderungan ruang tertutup menyebabkan polutan tertumpuk di dalam. Terjadi ‘sick building syndrom’.
Untuk itu perlu ventilasi buatan dengan ACH (air change per hour) yang memadai.

Aspek Perancangan
1. Prinsip Dasar
- Mencapai kualitas udara maksimum (sehat & nyaman) dengan energi AC minimum.
- Efisiensi energi AC dicapai terutama dari desain bangunannya baru kemudian pemilihan sistem AC yang
disesuaikan dengan kegiatan/fungsi bangunannya.
- Tugas utama dari AC adalah mengangkut kalor dari dalam ruang keluar. Karena itu, panas yang masuk ke
dalam ruang atau yang timbul dalam ruang harus sesedikit mungkin.
2. Saran untuk Desain Bangunan
- Meminimalkan penyerapan radiasi panas matahari dengan mengorientasikan bangunan memanjang ke arah
timur-barat. Bila tidak mungkin, usahakan sisi timur barat terbayangi maksimal dengan pohon, teritisan, tirai
luar atau dengan ‘sun shading device’.
- Kelompokkan ruang-ruang ber AC dan letakkan pada daerah yang terkena penetrasi panas matahari minimum.
- Mengelompokkan ruang-ruang yang menjadi sumber panas, bau dan kelembaban (misal: dapur, k. mandi) dan
diberi exhauster untuk membuang udaranya.
- Gunakan AC pada ruang-ruang yang membutuhkan kenyamanan tinggi saja (skala prioritas) seperti ruang
tidur dan ruang kerja agar manusianya menjadi produktif.
- Memakai bahan bangunan yang dapat menahan panas matahari masuk ke dalam ruang sebanyak mungkin
(nilai transmitan rendah) dan bernilai refleksi tinggi (warna cerah).
- Gunakan kaca-kaca penahan radiasi matahari (lebih tebal lebih baik) dan bila menggunakan film harus
dipasang di sebelah luar.
- Mencegah aliran udara tak terkendali antara luar dan dalam ruang. Kebocoran udara (mengalirnya udara hangat
dari luar ke dalam dan udara sejuk ke luar) menyebabkan AC bekerja keras dan boros energi.
- Sejukkan udara di daerah occupant’s zone saja (0-2 m diatas lantai); dan jangan membuat ruang ber AC yang
tinggi (fenomena: udara sejuk akan berada di bawah).
- Rancang perletakkan indoor unit AC agar udara sejuk merata ke seluruh ruang dan hindarkan hambatan pada
penyebaran udara sejuk. Bila dijumpai partisi setengah tinggi, buatlah lubang/louvre di bagian bawah partisi.
Bila perlu tambahkan kipas angin (fan) untuk meratakan udara sejuk.
- Rancang letak outdoor unit agar tidak mengganggu estetika bangunan, terlindung dari radiasi matahari dan
cukup terkena udara luar.
- Untuk sistem AC yang tidak mempunyai sistem ventilasi, harus ditambahkan sistem ventilasi buatan dengan
filter udara untuk membuang udara kotor.
- Pilih sistem AC yang hemat energi; yang dapat memperlambat atau mempercepat kerja compressor (sistem
inverter).
- Gunakan lampu penerangan dan peralatan lain yang mengeluarkan sedikit panas. (misal: lampu CFL, monitor
LCD dsb.).

Kenyamanan Termal
1) 6 Faktor pendukung kualitas kenyamanan
a. faktor lingkungan
1. Suhu udara; T (temperature); oC
2. Kecepatan angin; V (velocity); m/detik
3. Kelembaban udara; RH (relative humidity); %
4. Rata-rata suhu permukaan ruang, MRT (mean surface radiant temperature); oC
b. faktor manusia
5. Aktivitas manusia; met (metabolisme); W/m2 (1 met = 58,15 W/m2 – 58 W/m2).
6. Pakaian, clo (clothing), m2 K/W (1 clo = 0,155 m2 K/W). Bioclimatic Chart
2) Zona nyaman (comfort zone) di Tropis lembab O.H. Koenigsberger (1973)
- Comfort zone; adalah daerah dalam
bioclimatic chart yang menunjukkan
kondisi komposisi udara yang nyaman
secara termal dan merupakan perpaduan
dari 6 faktor.
- Sebagai acuan secara garis besar,
kenyamanan termal untuk tropis lembab
dapat dicapai dengan batas-batas:
• 24 oC < T (temperature) < 26 oC
• 40% < RH (relative humidity) < 60%
• 0,6 m/dtk < V (velocity) < 1,5 m/dtk
• Pakaian ringan selapis
• Kegiatan santai /tenang
- Pada iklim tropis lembab yang rata-rata bersuhu tinggi (27oC ~ 32oC), suhu 24oC ~ 25oC sudah terasa sejuk.
Bahkan perbedaan suhu lebih dari 6oC secara tiba-tiba, dapat menimbulkan shock.
Bandung
1. Faktor kenyamanan termal
- Temperatur (T) siang 28ooC~29oC. Di daerah Tegallega dan Gedebage telah terbentuk heat island dengan min.
suhu 27oC (Mulyana Wirasasmita: LAPAN, 2004). Temperatur siang dalam keadaan ekstrim mencapai lebih
dari 30oC (Otto Soemarwoto, 2005). Temperatur malam hari 16oC~19oC. Dengan demikian temperatur udara
kota siang Bandung telah melebihi ambang batas kenyamanan 26oC.
- Kelembaban (RH) ± 80% - 90% > batas kenyamanan 60%.
- Arah & kecepatan angin tidak menentu karena terhalang bangunan. Di lingkungan terbuka kecepatan angin
dapat mencapai 2 – 4 m/dtk.
2. Polusi udara
- Kota Bandung tercemaran tertinggi di Jawa-Barat & 70% polusi udara disebabkan asap kendaraan bermotor
(BPLHD Jabar; Feb. 2005)
- Komposisi polutan transportasi: Pb 28%, CO 98%, Nox 62% + polutan lainnya PM , PM , zat padat halus,
10 2,5
Benzene & 1,3 Butadiene.
- Pengukuran Bapedalda Bandung
• Nox 0,076 ppm > 0,05 ppm
• Hidrokarbon 4,457 ppm > 0,24 ppm
• Debu 172 mg/m3 > 150 mg/m3
- Dampak Polusi
• CO2 penyebab efek rumah kaca.
• Pb penyebab Autis, gangguan sistem
reproduksi.
• Nox, PM10 penyebab asma, jantung.
• Benzene, Butandiene penyebab kanker.

Kenyamanan dan kesehatan udara


Comfortable vs Tolerable
a. Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi
aktivitas seseorang, semakin besar panas yang
dihasilkan tubuhnya.
b. Dalam lingkungan yang panas, manusia akan mengurangi kegiatan fisiknya, bahkan bila perlu tidur siang; jadi
makin panas lingkungan maka manusia makin kurang produktif. Padahal di jaman ini manusia dituntut utk aktif
dan produktif.
c. Jadi kenyamanan termal pada hakekatnya adalah bukan mencari kesejukan, tetapi agar manusia menjadi
produktif
d. Kesadaran akan kesehatan juga meningkat dan menjadi tuntutan akan adanya udara sehat, berbanding terbalik
dengan fakta di kota-kota bahwa terjadi penurunan kualitas udara sehat (polusi, hujan asam).
Melihat fakta-fakta termal dan kesehatan udara di Indonesia (Bandung khususnya) sebenarnya kita hidup di iklim yang
sehat dan nyaman (comfortable) ataukah sebenarnya kita berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada
(tolerable)?
Sistem Dasar Pendinginan
1. Siklus Refrigerant
- Refrigerant (freon) disirkulasikan dlm siklus pipa
tertutup; mengalami perubahan fasa dan tekanan.
- Di koil evaporator terjadi uap refrigeran bertekanan rendah
yg dingin, menyerap panas sekeliling koil .
- Kalor dialirkan ke kondensor melalui kompresor;
refrigerant dlm kondensor menjadi uap refrigran bertekanan
tinggi panas, kemudian berubah fasa menjadi cairan sambil
melepas panas ke sekeliling koil
- Refrigerant cair bertekanan dialirkan melalui katup
ekspansi ke evaporator; berubah menjadi uap refrigerant dingin dst.
2. Pemanfaatan Sistem

Window Unit
- Dipasang di jendela atau menembus dinding
- Kapasitas kecil 0,4 kW - 2,2 kW
- Jenis pendingin udara
- Di bagian outdoor mempunyai pipa embun
- Berisik, karena itu sekarang kurang popular

Packaged Unit
1. Unit luar ruang
- Prinsip kerja seperti window unit berukuran besar, karena itu
didudukkan diatas tanah.
- Penyaluran udara dingin & udara sirkulasi dengan pipa
udara.
- Kondensor didinginkan udara luar, tipe yang didinginkan
dengan air juga ada.
- Kapasitas 7,5 kW – 120 kW
2. Unit dalam ruang
- Kapasitas 1,5 kW - 15 kW
- Jenis evaporator dan kondensor disatukan
- Udara dihembuskan langsung kedalam ruang, melalui ruang
plenum
- kondensor dapat didinginkan dengan air (cooling tower) atau lubang udara dibelakang ruang condensor
Split Packaged Unit
1. Tipe Lantai
- Kondensor diletakan di luar (split); didinginkan udara
- Unit dalam ruang; hubungan ke kondensor melalui pipa
refrigerant
- Kapasitas 1,5 kW – 15 kW

2. Tipe di Atap
- Kondensor dan evaporator disatukan, diletakkan di atap,
didinginkan udara luar. Tetapi jenis berpendingin air
(cooling tower) juga ada
- Udara dingin dan udara disirkulasikan melalui pipa udara
(ducting) Packaged Unit dalam
- Kapasitas 2,2 kW – 15 kW Ruang

Packaged Unit
Tipe Atap dengan Pendingin Sekunder
1) Pelembab
2) Pemanas
3) Pendingin
4) Saringan
5) Kipas udara
6) Udara luar
7) Udara kembali
8) Lubang keluar

Sistem Saluran Tunggal


Packaged Unit dengan Unit Sekunder
1. Udara luar
2. Udara buang
3. Penyegar udara primer
4. Kipas udara kembali
5. Pelembab
6. Pendingin
7. Pemanas
8. Saringan
9. Penyegar udara sekunder
10. Koil pendingin/pemanas
Packaged Unit
1. Chiller Plant
- Unit luar berupa kondensor & evaporator yang disatukan
- Kondensor didinginkan air (cooling tower)
- Unit dalam (fan coil) dihubungkan dengan evaporator dengan
media air.
- Jenis langit-langit berukuran kecil (0,6 - 2,2 kW)
- Jenis lantai 0,75 - 120 kW
- Jenis horisontal 7,5 – 120 kW. Udara dingin langsung dihembus
ke dalam ruang atau melalui sistem saluran udara.
2. Lokasi

Split Packaged Unit


Dimensi:

Packaged Unit
Contoh Pemasangan:
Central All Water System
1. Chilled Water Plant

Komponen AC Chilled Water System

a) Udara luar b) Ruangan c) Udara masuk d) udara kembali e) air dingin f) air panas

1) Kipas udara 2) pelembab udara 3) koil pemanas udara 4) koil pengering 5) saringan udara 6) ketel uap 7) pompa air
8) tangki air panas 9) penangkap uap 10) mesin refrigerasi 11) pompa sirkulasi air dingin 12) pompa sirkulasi air
pendingin 13) menara pendingin 14) tangki expansi
Chiller
Nama lain: Mesin Refrigerasi
- Pembuat air dingin (es) untuk sebagai media penghantar kalor.
- Mesin ini bergetar, berisik dan menimbulkan panas, karena itu jangan
diletakkan dekat ruang yang menimbulkan panas.
- Chiller ini dapat diletakkan di mana saja (dari basement sampai roof-
floor).
- Tinggi ruang chiller bervariasi antara 3,66 m (bangunan ukuran sedang)
sampai 4,88 m untuk bangunan sangat besar.
- Chiller dapat didinginkan dengan udara (hrs diletakkan di ruang luar; biasanya atap) atau didinginkan dengan air
(dengan cooling tower).
- Setiap mesin chiller mempunyai panel listrik dan pompa-pompa tersendiri.

-
Cooling Tower
- Diletakkan di atap dan diisolasi akustik terhadap kerangka bangunan. Jangan meletakkan ruang meeting
atau auditorium dibawahnya.
- Berfungsi sebagai pendingin mesin chiller.
- Bentuk ada yang seperti kotak (gb.samping); ada yang seperti
silinder.
- Tinggi 4 m dan diangkat 1,2 m dari lantai.
- Penentuan ukuran cooling tower, AHU dan chiller secara praktis, dengan
nomograph.
Cooling Tower bentuk Silinder

AHU (Air Handling Unit)


- Berfungsi untuk memasukkan udara dari luar, difilter dan dihembuskan
ke ruang melalui saluran udara.
- Udara kembali sebagian dibuang, selebihnya disirkulasikan kembali.
- Jarak bukaan buangan dengan masukan udara minimum 3 m.
- Bila AHU terletak di tengah bangunan maka harus di buatkan ducting ke atap
atau ke dinding luar untuk memasukkan/membuang udara.
- Di hotel untuk daerah kamar/lantai tipikal digunakan 1 buah AHU per lantai
untuk ± 40 kamar.
- Untuk ruang lain yang berukuran besar (restoran, ball room, function, lobby)
biasa digunakan mesin chiller terpisah, dengan satu AHU pada masing-masing ruang.

Central All-Water Systems


1. Single Duck Constant Air Volume
• Aplikasi; untuk ruang yang luas, sedikit jendela dan beban
penyejukkan seragam, misal : lobbi, department store, theater,
auditorium, exhibition hall.
• Keuntungan: kontrol tinggi terhadap kualitas udara, instalasi sederhana
& mudah dipelihara.
• Kerugian: tidak ada mungkin pengaturan suhu ruang secara individual.
2. Single Duck Variable Air Volume
• Aplikasi; baik untuk berbagai jenis ruang yang luas
• Keuntungan: mudah mengatur suhu pada tiap ruang secara ekonomis.
• Kerugian: mempunyai batasan pada luas daerah penyejukannya.
• Kotak kontrol VAV, biasanya tersembunyi dalam plafond, tinggi kotak 20-28 cm utk melayani 150 m2. Tinggi
kotak 46 cm melayani 700 m2. Lebar kotak bervariasi sampai maksimum 1,5 m.
3. Air-Water Induction System
• Operasional: udara sejuk dari fan-room/AHU sebanyak 15% - 25%
dicampur dengan udara luar 75% - 85%, dilewatkan fan-coil
berpendingin air.
• Aplikasi; untuk ruang-ruang yang terletak di tepi bangunan.
• Keuntungan: kontrol suhu per ruang yang tinggi, membutuhkan space
yang kecil dibandingkan dengan yang menggunakan ducting.
• Kerugian: kelembaban udara kurang bisa diatur, agak berisik dan kurang
effisien dalam menggunakan energi.
• Ukuran induction unit berkisar : tinggi 63,5 - 71 cm; tebal 23 - 30 cm
dan panjang 76 - 213 cm; biasanya cocok untuk diletakkan dibawah
jendela luar.
Unit Induksi

Tekanan Tinggi Tekanan Rendah


4. Fan-Coil Terminal
• Operasional: setiap fan-coil terminal berpendingin air bertindak seperti
AHU kecil.
• Aplikasi: untuk ruang yang terletak di tepi bangunan tetapi
membutuhkan berbagai tingkat suhu yang berbeda.
• Keuntungan: tidak perlu fanroom/AHU yang membutuhkan space luas.
• Kerugian: Kelembaban sukar diatur; membutuhkan banyak perawatan.
• Ukuran biasanya dibuat ‘fit’ untuk diletakkan dibawah jendela; tinggi
63,5 - 71 cm; tebal 20 - 30 cm dan panjang 76 - 213 cm.
Koil Kipas Udara
Fain-Coil Terminal

Split System
Memindahkan kalor
dengan media refrigerant
Refrigerant
Jenis

Split System
1. Wall Mounted Type

2. Ceiling Mounted Cassete

3. Ceiling Suspended

4. Ceiling Built-In
5. VRV (Variable Refrigerant Volume)

6. VRV II

7. Ururu Sarara System


Tabel Konversi untuk Perhitungan AC
- Satuan
• Kcal = kilokalori
• BTU = British Thermal Unit
• TR = Ton Refrigeration
• HP = Horse Power = PK (bld:pardekracht)
• CFM = Cubic Feet Minute
- 1 HP = 745,7 watt ~ 0,746 watt = 2.546 BTU
- 1 TR = 12.000 BTU = 3,516 watt
- 1 BTUH = 4,2 calories/minute = 0,2931 watt
- 1 Watt = 3,413 BTU
- 1 CFM = 1,7 m3.hour
- 1 m3.hour = 0,59 CFM
Penggunaan Nomograph
1) Berdasarkan luas lantai bruto (m2) yang disejukkan, dapat ditemukan :
- Kapasitas pendinginan (TR)
- Luas ruang untuk chilled water plant (m2)
- Luas ruang bebas untuk cooling tower (m2)
- Atau dimensi mesin pendingin single package (m’)
- Volume udara untuk penyejukan (m3/detik)
- Luas penampang ducting utama/primer (m3)
- Luas penampang ducting cabang/sekunder (m2)
- Luas ruang untuk AHU atau Fanroom (m2)
- Luas bidang louvres untuk udara segar masuk (m2)
- Luas bidang louvres untuk udara keluar (m2)
2) Untuk mencari ukuran ducting yang lebih kecil, diperkirakan berdasarkan volume ruang yang disejukkan:
- 1 m2 luas penampang ducting untuk setiap 1.000 m2 ruang dengan tinggi 2,5 m’ (2.500 m3) dengan asumsi udara
suplai 5 liter/detik.m2, kecepatan aliran udara 5 m/detik.
3) Rasio ukuran penampang ducting – lebar : tinggi = 4 : 1; jadi untuk ruang seluas 1500 m2, akan dilayani ducting
berpenampang 1,5 m2 (lebar 2,5 m x tinggi 0,6 m).
Catatan : untuk penghitungan beban pendinginan berdasarkan termal dan hemat, digunakan metoda
Keseimbangan Termal serta OTTV.

Contoh Perhitungan (Luasan yang Dilayani)


Berdasarkan Nomograph
Luas Area

Perhitungan Listrik
Berdasarkan Luasan yang Dilayani

Penyegaran Udara
- Untuk hotel digunakan sistem air “chilled water system” karena mempunyai fungsi rangkap sebagai ventilator.
- Mesin chiller dapat diletakkan di atas, di bawah atau sekaligus keduanya.
- Untuk daerah kamar/lantai tipikal
digunakan 1 buah AHU per lantai
untuk ± 40 kamar.
- Untuk ruang lain yang berukuran
besar (restoran, ball room, function,
lobby) biasa digunakan mesin
chiller terpisah, dengan satu AHU
pada masing-masing ruang.

Anda mungkin juga menyukai