Anda di halaman 1dari 5

PERANCANGAN SISTEM HVAC (HEATING,

VENTILATION, AND AIR CONDITIONING) PADA


GEDUNG BERTINGKAT

Disusun Oleh Kelompok :


Nama : Ketut Ariska Pramawiguna (1815234020)
I Kadek Dwiana (1815234005)
Kelas : IV A

PROGRAM STUDI S1 Tr. TEKNOLOGI REKAYASA UTILITAS –


MEKANIKAL PENDINGIN DAN KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BALI


TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara yang wilayahnya memiliki 2 musim


yaitu, musim panas dan dingin. Manusia membutuhkan lingkungan udara ruang
yang nyaman (thermal comfort) untuk melakukan aktivitas secara optimal.
Dengan adanya lingkungan udara yang nyaman ini manusia akan dapat
beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara pada suatu ruang aktifitas
sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu. Bila dalam suatu
ruangan yang panas dan pengap, manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya
tentu juga akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya secara
baik.

Untuk mencapai kenyamanan aktivitas kerja, kesehatan dan kesegaran


hidup dalam rumah tinggal atau bangunan-bangunan bertingkat, khususnya di
daerah beriklim tropis dengan udara yang panas dan tingkat kelembaban tinggi,
diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar, baik udara segar dari alam dan
aliran udara buatan.

Cara memperoleh udara segar dari alam adalah dengan cara memberikan
bukaan pada daerah yang diinginkan dan memberikan ventilasi. Udara yang
nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam dengan suhu atau
temperatur kurang dari 30 derajat celcius dan banyak mengandung oksigen (O2)

Daerah di indonesia kebanyakan kurang memberikan kenyamanan karena


udaranya panas(23-34 derajat celcius), udaranya kotor (berdebu, berasap) dan
angin tidak menentu, khususnya pada bangunan tinggi, angin mempunyai
kecepatan tinggi. Kualitas udara kini juga mengalami penurunan terutama di kota-
kota besar. Polusi udara akibat dari gas buang kendaraan bermotor maupun dari
industri semakin hari semakin meningkat, sebagai contoh di kota Jakarta dengan
penduduknya yang padat dan banyaknya kendaraan bermotor mengakibatkan
tingginya tingkat polusi udara. Sekitar 70% polusi udara diakibatkan oleh asap
kendaraan bermotor, sedangkan 30% sisanya diakibatkan oleh berbagai macam
sebab, antara lain asap pabrik, kompleks pertokoan, asap rokok, dapur hotel,
dapur rumah sakit, dan dapur rumah tangga.

Semakin bertambahnya jumlah penduduk juga menyebabkan


bertambahnya sampah dan barang-barang bekas. Sungai-sungai ataupun selokan-
selokan yang semula bersih, kini berubah menjadi keruh, bahkan dipenuhi dengan
sampah dan bau-bauan yang tidak sedap. Angin yang seringkali bertiup
menyebabkan berbagai debu, virus, bakteri, dan bibit penyakit berterbangan. Hal
tersebut menyebabkan udara menjadi tidak sehat untuk dihirup. Kualitas udara
menjadi sangat berbeda bila dibandingkan dengan udara pegunungan atau di
daerah pedesaan.

Selain berbagai macam hal diatas, efek rumah kaca dan juga adanya
pembangunan besar-besaran khususnya di Indonesia saat ini, juga dapat menjadi
penyebab bertambah panasnya cuaca. Area yang seharusnya digunakan untuk
tumbuh-tumbuhan guna mengurangi tingkat polusi dan mampu menghasilkan
oksigen justru malah digunakan sebagai lahan untuk pembangunan.

Berbagai macam cara dan usaha dilakukan manusia untuk mengurangi


panasnya cuaca yang ada. Salah satu cara dengan menggunakan sistem
pendinginan udara berupa AC (Air Conditioning). Seiring dengan perkembangan
jaman dan kemajuan teknologi, maka AC juga mengalami perkembangan.
Berbagai macam refrigeran juga dikembangkan untuk memperoleh pendinginan
yang lebih baik dan untuk mengurangi tingkat kerusakan lapisan ozon. Berbagai
macam merk AC juga dikembangkan, baik untuk AC central maupun AC split.

Disamping penggunaan AC yang berfungsi sebagai sistem pendinginan


udara berskala kecil, ada pula sistem HVAC (Heating Ventilating and Air
Conditioning) yang digunakan pada gedung bertingkat seperti gedung
pemerintahan, gedung perhotelan, gedung perbankan, gedung industri, dan
gedung sekolah. HVAC adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengatur
temperatur dan kelembaban udara pada suatu ruangan, mengontrol kadar air di
udara, dan mengatur pergerakan udara yang tepat agar kondisi temperatur dan
kelembaban udara pada suatu ruangan tersebut menjadi nyaman.

Keberadaan sistem HVAC telah menjadi keharusan bagi bangunan-


bangunan besar, khususnya di negara yang beriklim tropis seperti di Indonesia.
Jakarta merupakan ibu kota Indonesia sekaligus sebagai pusat ekonomi Indonesia,
segala bentuk aktivitas bisnis banyak berpusat di Jakarta. Kondisi tersebut
mengharuskan adanya sistem HVAC yang dapat memberikan kenyamanan udara
di dalam gedung bertingkat bagi pelaku yang beraktivitas.

Perancangan sistem HVAC pada gedung bertingkat yaitu Hotel dimana


sistem HVAC ini merupakan pengeluaran biaya Hotel yang paling besar, untuk itu
dengan perancangan sistem HVAC yang baik tentu sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan bangunan tersebut dan juga sesuai dengan SOP (Standar Operasi
Prosedur) dapat menekan biaya pengeluaran pada sistem tata udara (HVAC).

Seperti yang sudah dijelaskan diatas Indonesia memiliki 2 musim yaitu,


musim panas dan musim dingin. Pada saat musim panas sistem HVAC atau yang
bekerja pada saat itu yaitu AC (Pendingin udara) akan melaksanakan tugasnya
sebagai pendingin ruangan dimana panas ruangan diserap di evaporator dan
dilepas ke lingkungan setelah itu ditukar menjadi udara dingin atau sering disebut
proses pendinginan (cooling) dan proses penurunan kandungan uap air
(dehumidifikasi). Pada saat musim dingin AC indoor yang semula mengeluarkan
udara dingin kemudian akan mengeluarkan udara panas, karena pada musim
dingin kelembaban udara sangat rendah dengan itu perlunya penambahan
kandungan uap air. Proses ini sering disebut heat pump (pompa kalor) dan juga
disebut proses pemanasan (heating) dan proses penambahan kandungan uap air
(humidifikasi)

Dilakukannya renovasi pada instalasi penerangan di gedung bertingkat,


membuat bertambahnya jumlah penghuni gedung, peralatan elektronik, yang
dengan sendirinya akan menaikkan beban panas, sehingga keadaan tersebut
mengakibatkan kenaikan beban pada sistem HVAC yang telah ada. Dengan latar
belakang diatas perlu dilakukannya perancangan ulang pada sistem HVAC yang
terpasang dengan dasar data baru penambahan beban.

Anda mungkin juga menyukai