Anda di halaman 1dari 8

FISIKA BANGUNAN 1

LAPORAN

OLEH
ARRY NAUFAL
170523627047

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JANUARI 2018
FISIKA BANGUNAN 1

LAPORAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Komputer Teknik
yang dibina oleh Drs. Boedya Djatmika, S.T, M.T.

OLEH
ARRY NAUFAL
170523627047

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JANUARI 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika bangunan 1 adalah salah satu referensi atau sumber buku untuk matakuliah Fisika
Teknik yang terdapat pada jurusan Teknik Sipil. Buku fisika bangunan 1 ini berkaitan erat
dengan kenyamanan termal, visual dan audial. Pembahasan buku fisika bangunan 1
berhubungan dengan pengendalian termal serta solar chart (grafik surya) dan sirip penangkal
sinar matahari (SPSM) untuk mendukung kenyamanan termal, yang dibuka oleh pembahasan
iklim, cuaca dan arsitektur. Selain itu, dibahas penghawaan alami untuk mendukung
kenyamanan termal dan penerangan alami untuk mendukung kenyamanan visual.
Laporan ini mengarah kepada pembahasan penghawaan alami yang membahas konsep
dan teknik terkait penerapan penghawaan alami pada bangunan dan site (letak), parameter dan
standar untuk penghawaan alami, serta faktor-faktor desain arsitektur yang harus diperhatikan
mengenai pergerakan udara, baik di dalam maupun di luar bangunan.
Berdasarkan laporan yang dibuat, besar harapan penulis laporan ini bermanfaat bagi
dunia perkuliahan khususnya kepada mahasiswa jurusan Teknik Sipil. Selain itu, penulis sangat
berharap laporan yang dibuat dapat bermanfaat bagi pembaca dan memotivasi pembaca
menjadi lebih baik lagi di masa depan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu tugas matakuliah
Komputer Teknik serta mampu memahami, menganalisis dan mengaplikasikan penghawaan
alami pada bangunan. Untuk itu, laporan ini diharapkan dapat memudahkan dan membantu
seseorang memahamai materi penghawaan alami yang terdapat pada matakuliah Fisika Teknik.

1.3 Identitas Buku


Berdasarkan tujuan laporan yang telah dipaparkan, berikut ini identitas buku dari
sumber rujukan yang diambil.
a. Judul Buku : Fisika Bangunan 1
b. Pengarang : Nur Laela Latifah, S.T, M.T.
c. Penerbit : Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup)
d. Tahun dan Kota Terbit : 2015 Cibubur, Jakarta Timur
e. Cetakan : Pertama
f. Jumlah Halaman : 235 Halaman
BAB II
BAHASAN

2.1 Definisi Penghawaan Alami


Pada penghawaan alami terdapat istilah angin dan ventilasi, yang dalam skala makro
angin adalah udara yang bergerak. Dimana udara yang bergerak dari tempat bertekanan tinggi
ke tempat bertekanan rendah. Sedangkan ventilasi atau ventilation berasal dari kata ventus
(bahasa latin) yang berarti pergerakan udara, ventilasi didefinisikan sebagai proses penyediaan
atau pegantian udara dalam ruang, baik secara alami maupun mekanis. Ventilas (ventilating)
adalah proses pergantian udara dalam ruang untuk memperoleh indoor air quality (IAQ).
Ventilasi alami (natural ventilation) adalah proses untuk menyediakan dan mengganti
udara dalam ruang tanpa menggunakan sistem mekanik. Ventilasi alami disebut juga
penghawaan alami. Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan
kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga
dapat memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan.

2.2 Ventilasi Silang (Cross Ventilation)


Ventilasi Silang (Cross Ventilation) adalah ventilasi/penghawaan dimana pergerakan
udara yang terjadi menyebrang ruang dengan cara menyilang, dari bukaan udara yang masuk
(inlet) ke bukaan udara keluar (Outlet). Pergerakan udara tersebut dapat mengarah horizontal
atau arah vertikal.
Syarat perletakan inlet dan Outlet adalah sebagai berikut:
1) Udara yang masuk (inlet) terletak di daerah muka angin (Windward).
2) Udara yang keluar (Outlet) terletak di daerah bayangan angin (leeward).
3) Secara denah dan potongan, alokasi udara masuk (inlet) tidak frontal (berhadap-hadapan)
dengan udara keluar (Outlet).
4) Elevasi (ketinggian) udara keluar (Outlet) usahakan lebih tinggi dari udara masuk (inlet)
sehingga udara hangat bergerak ke atas ruangan.

Outlet Outlet

Inlet Inlet
Denah Potongan
Gambar 2.1 Cross Ventilation Pada Ruang/Bangunan
2.3 Pergantian Udara per Jam (Air Changes per Hour)
Air changes per hour (ACH)/ pergantian udara per jam adalah jumlah pergantian udara
yang terjadi dalam waktu satu jam di suatu ruang. Pergantian udara sangat dibutuhkan untuk
memperoleh kenyamanan termal, karena udara dalam ruangan yang lebih hangat dan lembap
akan tergantikan oleh udara dari luar ruangan yang lebih sejuk dan kering. Tujuan lain dari
pergantian udara selain kenyamanan termal adalah indoor air quality (IAQ) yang mendukung
kesehatan. Kebutuhan pergantian udara pada suatu ruang ditentukan oleh:
1) fungsi ruang/bangunan
aktivitas yang berbeda menghasilkan tingkat metabolisme yang berbeda serta kebutuhan laju
udara (air flow) dan ACH yang berbeda.
2) Kerapatan penggunaan ruang/bangunan
Makin besar jumlah pengguanan bangunan per satuan luas lantai maka makin tinggi
kebutuhan laju udara (air flow) dan ACH.
3) Kelembapan dan temperatur udara
Makin tinggi kelembapan dan temperatur udara maka kebutuhan ACH makin tinggi.
4) Polusi udara
Makin tinggi polusi udara yang terjadi maka kebutuhan ACH makin tinggi.
Berikut tabel kebutuhan air changes per hour (ACH)/ pergantian udara minimal untuk
sistem ventilasi dari berbagai sumber.

Tabel 2.1 Kebutuhan Pergantian Udara per Jam

No. Fungsi Ruang ACH


SEKOLAH
1. Laboratorium 6
2. Ruang memasak 15
3. Auditorium 6
4. Gimnasium 8
5. Toilet 12
6. Perpustakaan 6
7. Ruang kelas 6

Rumus dan satuan air changes per hour (ACH)/ pergantian udara per jam dalam satuan
imperial, yaitu:
𝑸
N = 60
𝑽
Keterangan:
N = Jumlah air changes per hour (ACH)/ pergantian udara per jam
Q = Besar laju udara dalam cfm (cubic feet per minute atau kaki kubik per menit)
V = Besar volume ruang dalam ft3 (cubic feet atau kaki kubik)

Rumus dan satuan air changes per hour (ACH)/ pergantian udara per jam dalam satuan
metrik, yaitu:
𝐐
N = 60
𝐕
Keterangan:
N = Jumlah air changes per hour (ACH)/ pergantian udara per jam
Q = Besar laju udara dalam m3/min (meter kubik per menit)
V = Besar volume ruang dalam m3 (meter kubik)

Berikut contoh perhitungan air changes per hour (ACH)/ pergantian udara per jam pada
kasus sederhana di Indonesia yaitu pada kasus Perpustakaan di Sekolah. Sebuah ruang
perpustakaan sekolah memiliki dimensi p = 16 m, l = 8 m, dan t = 4 m. luas inlet = 40 m2.
Kecepatan udara yang melalui sistem ventilasi = 0,5 m/det. Berapakah ACH yang diperoleh?
Apakah ACH tersebut telah memenuhi syarat? (syarat ACH perpustakaan 6)
Jawab :

Q = Laju udara
= 0,5682 Av
= 0,5682 x 40 m2 x 0,5 m/det
= 11, 364 m3/min
V = Volume ruang
=pxlxt
= 16 m x 8 m x 4 m
= 512 m3
N = ACH yang terjadi di perpustakaan sekolah
Q
= 60 .
V
11,364 m3/min
= 60 .
512 m3
= 60 x 0,0222
= 1,33 (belum memenuhi syarat ACH)
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Penghawaan alami erat sekali dengan istilah angin dan ventilasi dalam skala makro
angin adalah udara yang bergerak. Dimana udara yang bergerak dari tempat bertekanan tinggi
ke tempat bertekanan rendah. Karena itu perletakan bukaan dinding/lubang angin juga harus
diperhatikan fungsinya. Sedangkan Ventilas (ventilating) adalah proses pergantian udara dalam
ruang untuk memperoleh indoor air quality (IAQ).
Penggunaan ventilasi silang memiliki 4 syarat perletakan inlet dan Outlet, yaitu : (1)
udara yang masuk (inlet) terletak di daerah muka angin (Windward); (2) udara yang keluar
(Outlet) terletak di daerah bayangan angin (leeward); (3) secara denah dan potongan, alokasi
udara masuk (inlet) tidak frontal (berhadap-hadapan) dengan udara keluar (Outlet); (4) elevasi
(ketinggian) udara keluar (Outlet) usahakan lebih tinggi dari udara masuk (inlet) sehingga udara
hangat bergerak ke atas ruangan.
Udara sangat dibutuhkan untuk memperoleh kenyamanan termal, karena udara dalam
ruangan yang lebih hangat dan lembap akan tergantikan oleh udara dari luar ruangan yang lebih
sejuk dan kering. Hal ini dapat terjadi jika air changes per hour (ACH)/ pergantian udara per
jam sudah memenuhi syarat yang telah ditentukan dengan menggunakan rumus:

𝐐
N = 60
𝐕
Dimana untuk satuan metrik:
N = Jumlah air changes per hour (ACH)/ pergantian udara per jam
Q = Besar laju udara dalam m3/min (meter kubik per menit)
V = Besar volume ruang dalam m3 (meter kubik)

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
SUMBER RUJUKAN

Latifa, Nur Laela. 2015. Fisika Bangunan 1. Jakarta: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup).

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai