Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH VENTILASI TERHADAP SIRKULASI DI DALAM

BANGUNAN CAGAR BUDAYA PASEBAN TRI PASCA TUNGGAL


KUNINGAN
Dosen pengampu : Anisa, ST., MT.

Nama Anggota :
Jajang Nurjaman (2018460059)
Yudi Kurnia (2018460067)

ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Jl. Cempaka Putih Tengah No. 27, Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 10510
2019-2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
Panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayahnya, sehingga Kami dapat menyesaikan laporan penelitian tentang Pengaruh Bukaan
Terhadap Sirkulasi di Dalam Bangunan Cagar Budaya Paseban Tri Panca Tunggal Kuningan.
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu Kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan
ini.

Akhir kata Kami berharap semoga laporan Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap
Sirkulasi di Dalam Bangunan Cagar Budaya Paseban Tri Panca Tunggal Kuningan ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.

Jakarta, 2 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................2

1.4 Metode Penelitian ..................................................................................................2

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 3

2.1 Literatur ventilasi ..................................................................................................3

2.2 Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal .................................................................4

BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................................. 6

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................................6

3.2 Metode Penelitian ..................................................................................................8

3.3 Studi Penelitian ......................................................................................................9

3.4 Hasil Penelitian .................................................................................................... 11

KESIMPULAN ................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara yang kita hirup setiap hari adalah kebutuhan dasar hidup manusia yang
ketersediaan dan kwalitasnya harus terjaga dengan baik. Karena itulah kwantitas dan
kwalitas udara merupakan isu global yang menjadi perhatian seluruh manusia di Bumi ini.
Kenyamanan rumah tinggal banyak dipengaruhi oleh iklim alam dan iklim setempat yang
dipengaruhi oleh lingkungan buatan manusia. Pengaruh iklim yang sangat dirasakan
manusia khususnya di dalam bangunan, adalah suhu udara yang di daerah tropis banyak
dipengaruhi oleh radiasi sinar Matahari yang rata-rata bersinar sepanjang hari.
Pengudaraan silang alami atau cross ventilation adalah hal yang penting untuk memenuhi
kenyamanan manusia didalam ruang.

Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam kenyamanan
penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang baik dapat
mempengaruhi aspek fungsi bangunan, penghematan energy, psikologi pengguna,
kesehatan pengguna, bahkan penghawaan suatu bangunan.

Ventilasi merupakan peran penting dalam memaksimalkan kualitas udara dan


kenyamanan thermal suatu bangunan. Untuk memenuhi aspek ini, ventilasi berhubungan
langsung dengan topic yang berkaitan dengan servis dan desain bangunan. Sebagai contoh,
kecukupan udara, emisi polusi yang dihasilkan dari material, panas yang diterima dari sinar
matahari, lampu dan perlengkapan alat-alat elektronik, mempengaruhi kedua aspek
ventilasi dan performa dari ventilasi tersebut.

Maka dari itu dari permasalahan yang ada kami meneliti bangunan sejarah yang
mengarah pada ventilasi sirkulasi udara pada bangunan tersebut melihat suhu di dalam
rumah bereda dengan bangunan situs cagar budaya. Bangunan yang diteliti adalah
Bangunan Cagar Budaya Paseban Tri Pasca Tunggal Kuningan, Jawa Barat.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengaruh ventilasi terhadap sirkulasi di dalam bangunan?
b. Bagaimana ventilasi udara dalam bangunan yang menyebabkan di dalam bangunan
terasa sejuk?
c. Bagaimana pergerakan aliran udara di dalam bangunan?

1
2

1.3 Tujuan Penelitian


a. Mempelajari kajian tentang standar kenyamanan ternal pada ruangan bangunan cagar
budaya.
b. Memberikan keluaran apakah ventilasi tambahan berperan penting dalam kondisi
termal ruangan atau apakah tidak mempengaruhi sama sekali.
c. Memberikan gambaran alur sirkulasi udara untuk bangunan sekitar.

1.4 Metode Pembahasan


Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode kualitatif.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Literatur Ventilasi


Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam
kenyamanan penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang
baik dapat mempengaruhi aspek fungsi bangunan, penghematan energy, psikologi
pengguna, kesehatan pengguna, bahkan penghawaan suatu bangunan.
Ventilasi merupakan peran penting dalam memaksimalkan kualitas udara dan
kenyamanan thermal suatu bangunan. Untuk memenuhi aspek ini, ventilasi
berhubungan langsung dengan topic yang berkaitan dengan servis dan desain
bangunan. Sebagai contoh, kecukupan udara, emisi polusi yang dihasilkan dari
material, panas yang diterima dari sinar matahari, lampu dan perlengkapan alat-alat
elektronik, mempengaruhi kedua aspek ventilasi dan performa dari ventilasi tersebut.
Perlu dipahami telebih dahulu tentang fungsi ventilasi dalam bangunan :
 Untuk memenuhi persyaratan kesehatan.
Keperluan dasar ini perlu dipatuhi tanpa pengecualian. Secara mudah
persyaratan ini bermaksud untuk memberikan oksigen yang cukup untuk
pernafasan dalam bangunan, serta untuk mencegah kenaikan kadar kandungan
karbondioksida dan bau dalam ruangan. Contoh : sebuah ruang pada rumah
tinggal harus memiliki ventilasi tidak kurang dari 5% dari luas lantai ruangan dan
jendela 20% dari luas lantai ruangan, syarat-syarat minimum dalam SNI
Departemen Pekerjaan Umum seperti inilah untuk memenuhi fungsi bukaan
untuk kesehatan. Oleh sebab itu, apabila persyaratan tersebut tidak terpenuhi,
maka dampak-dampak negatif yang mengancam kesehatan seperti sesak nafas,
rasa penggap dan bau dalam ruangan yang tidak diingini senantiasa mengganggu
hidung akan dialami oleh penghuninya. Suasana tidak nyaman ini kerapkali
berlaku pada waktu malam atau hujan apabila penghuni menutup semua jendela
dan tidak terdapat bukaan permanen pada dinding atau atap bangunan.
 Untuk menghasilkan Kenyamanan Termal.
Kandungan Kelembaban Udara dan panas matahari yang senantiasa tinggi
menyebabkan kulit kita senantiasa terasa lekit dan tidak nyaman. Fenomena iklim

3
4

panas lembab ini hanya boleh diredakan dengan meniupkan angin untuk
mempercepat proses penguapan pada kulit dengan menghadirkan bukaan-bukaan
pada bangunan yang memenuhi syarat standar bukaan bangunan untuk daerah
iklim tropis. Dalam hal menyediakan keadaan termal yang nyaman, yaitu
mencegah ketidaknyaman yang disebabkan oleh kepanasan dan kelekikan kulit,
diperlukan Kecepatan Aliran Udara dan Kadar Udara yang cukup dalam ruangan,
yang dipengaruhi oleh Geometri Ruang dan Luas Bukaan.
 Untuk Pendinginan Ruang.
Dengan menghadirkan ventilasi pada ruangan, diharapkan bahwa udara
segar dan bersuhu lebih rendah dari pada suhu dalam ruang dapat menghambat
naiknya suhu udara dalam ruang.
2.2 Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal
Paseban Tri Panca Tunggal adalah sebuah bangunan cagar budaya yang sudah
berdiri sejak 1840. Lokasinya terletak di Jalan Raya Cigugur tepatnya di Kampung
Wage, Kelurahan Cigugur, Kuningan, Jawa Barat.
Bangunan cagar budaya ini memiliki atap bertingkat disertai tonggak besi
berkelopak bunga dibagian ujungnya. Paseban Tri Panca Tunggal telah lama menjadi
bagian dari upacara adat Seren Taun, yaitu upacara yang dilaksanakan oleh
masyarakat Sunda sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.
Paseban Tri Panca Tunggal didirikan oleh Pangeran Sadewa Madrais atau yang
lebih dikenal dengan Kyai Madrais. Beliau adalah pewaris tahta Kerajaan Gebang di
Cirebon yang telah dibumi hanguskan oleh pasukan VOC. Saat terjadi
pembumihangusan Kyai Madrais masih balita. Kemudian setelah dewasa, belaiu
mendirikan padepokan yang hingga kini masih berdiri. Bangunan Paseban Tri Panca
Tunggal memiliki bentuk yang membujur dari timur ke barat. Ini menggambarkan
perjalanan hidup manusia bahwa ada awal mula kedatangan dan ada akhir untuk
kembali. Semua bagian Paseban Tri Panca Tunggal tidak lepas dari makna
filosofisnya masing-masing, begitu juga dengan nama Paseban Tri Panca Tunggal.
Secara etimologi, nama Paseban Tri Panca Tunggal berasal dari kata Paseban yang
berarti tempat bertemu atau berkumpul. Tri berasal dari bahasa Sangsekerta yang
dapat dimaknai sebagai rasa, budi, dan pikir. Sedangkan Panca adalah panca indra,
dan tunggal adalah Tuhan Yang Maha Esa.
5

Maka bila diartikan secara harfiah, Paseban Tri Panca Tunggal adalah tempat
untuk mempersatukan tiga kehendak yaitu Cipta, Rasa, dan Karsa yang diwujudkan
dalam sikap perilaku. Lalu diterjemahkan melalui panca indera ketika mendengar,
melihat, berbicara, bersikap, bertindak, dan melangkah, untuk mendekatkan diri
kepada Sang Maha Tunggal.
Di dalam Paseban Tri Panca Tunggal terdapat pendopo yang ditopang oleh 11
pilar disekelilingnya. Pada bagian tengah terdapat lambang burung Garuda
mengepakan sayap, berdiri di atas lingkaran bertuliskan huruf Sunda "Purna Wisada".
Burung Garuda ini disangga oleh sepasang naga bermahkota, yang ekornya saling
mengait. Di tengah lingkaran terdapat simbol yang merupakan lambang Tri Panca
Tunggal. Selain itu, di dalam Paseban Tri Panca Tunggal juga terdapat beberapa
ruangan lain, seperti ruang Jinem, Pasengetan, Pagelaran, Sri Manganti, Mega
Mendung (ruang kerja Pangeran Djatikusumah), dan Dapur Ageng.
Khusus Ruang Sri Manganti, ruangan yang terletak di ujung bagian dalam ini
berfungsi sebagai tempat pertemuan dan persiapan upacara Seren Taun yang diadakan
setiap tahun. Selain berfungsi sebagai salah satu tujuan wisata sejarah di Kuningan,
Paseban Tri Panca Tunggal juga kerap digunakan sebagai padepokan. Di padepokan
inilah masyarakat sekitar diperkenalkan berbagai seni dan budaya Kuningan, agar
kebudayaan tetap terjaga dan lestari.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan yakni dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan
dan konsep pemanfaatan ventilasi terhadap sirkulasi dengan metode kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah metode yang datanya diambil dan dijelaskan dalam bentuk gambar,
deskripsi, dan kalimat. Dengan mencari informasi literature bangunan yang diteliti dan
dilakukan survei secara langsung pada bangunan tersebut.

3.2 Materi Penelitian


Ventilasi di dalam suatu ruang sangatlah penting. Tidak ada satupun kemenerusan
visual dengan ruang yang berdekatan yang dimungkinkan tanpa adanya ventilasi di dalam
bidang-bidang penutup sebuah area spasial. Pintu menyediakan akses masuk ke dalam
ruangan dan mempengaruhi pola pergerakan dan kegunaan di dalamnya. Jendela
memungkinkan cahaya menembus ruang dan menembus ruang dan menerangi permukaan
ruangan, memberikan pemandangan dari ruang ke area luar, menciptakan hubungan visual.

Pengudaraan / penghawaan alami

Orientasi bangunan gedung antara lintasan matahari dan angin. Letak gedung yang
paling menguntungkan untuk memilih arah dari timur ke barat. Bukaan-bukaan
menghadap Selatan dan Utara agar tidak terpapar langsung sinar matahari.

6
7

Gambar 3.2.1 Ilustrasi (atas) (Sumber


: Google diakses 2 November 2020
Letak gedung tegak lurus terhadap arah angin

Bangunan persegi persegi panjang, hal ini menguntungkan dalam ventilasi ventilasi silang

Gambar 3.2.2 Ilustrasi (Sumber : Systems, Sites, and Building 2012 diakses 2Novemver
2020 )

Menghadirkan pohon peneduh di halaman yang dapat menurunkan suhu


8

Gambar 3.222 Ilustrasi (Sumber : Systems, Sites, and Building 2012 diakses 2 Novemver
2020 )

Memiliki bukaan yang cukup untuk masuknya udara


 Penempatan secara horizontal maupun vertikal
 Penempatan ruangan yang lebih besar ke arah aliran angin
 Kalimat penempatan bukaan dengan jarak yang terlalu dekat, hal ini menyebabkan
perputaran angin telalu cepat
 Kalimat penempatan bukaan yang benar-benar berseberangan, hal ini menyebabkan
angin yang masuk langsung keluar begitu saja
 Memperhatikan orientasi jendela terhadap matahari, misalnya ruang tidur tidak boleh
menghadap ke barat
 Memakai menara angin, yang berfungsi menangkap dan menghisap angin, sehingga
udara dapat terus bersirkulasi
 Bahan memakai alami yang lebih menyerap panas, seperti perlengkapan interior dari
kayu, pagar dan dinding tanaman.
9

3.3 Studi Penelitian


The Falling Water

Gambar 3.3.1 The Falling Water (Sumber : Google diakses 2


November 2020)
The Falling Water adalah rumah yang dirancng oleh arsitek Frank Lloyd Wright pada tahun
1935 untuk keluarga Liliane Kaufmann dan suaminya. Rumah ini di bangun diatas air
terjun Bear Run di area Stewart Township, Fayette County, Pennsylvania, lokasinya berada
di dataran tinggi Laurel di Pegunungan Allegheny. Rumah ini menggunakan pendekatan
kontekstual untuk menunjukan keterkaitannya terhadap lingkungan sekitarnya. Rumah ini
memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alam pada siang hari. Oleh karena itu
rumah ini memiliki banyak sekali bukaan pada dinding The Falling Water adalah rumah
yang dirancang oleh arsitek Frank Lloyd Wright pada tahun 1935 untuk keluarga Liliane
Kaufmann dan suaminya.

Gambar 3.3.2 : Bangunan Tri Pnaca Tunggal (sumber : Dokumentasi pribadi)


Objek bangunan yang di teliti adalah bangunan Cagar Budaya Paseban Tri Pasca
Tunggal Kuningan, Jawa Barat. Penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pada
10

rumah sekitar bangunan Cagar budaya yang memiliki kesejukan yang berbeda pada satu
daerah yang sama. Maka dari itu kami melaukukan penelitian pada bangunan tersebut.

Gambar 3.3.3 : Pasad bangunan Tri Pnaca Tunggal (sumber : Dokumentasi pribadi)

Gambar 3.3.3 :Bentuk ventilasi (sumber : Dokumentasi pribadi)


Ventilasi udara pada bangunan ini terdapat di semua atas jendela dengan lubang
ventilasi yang cukup besar, dengan sekatan kayu. Lubang ventilalsi dibuat lebar dari ujung
jendela ke ujung jendela. Hal ini menyebabkan banyak udara yang masuk ke dalam
ruangan yang meyebabkan sirkulasi udara di dalam banguna terasa sejuk. Ventilasi yang
besar menyebabkan sirkulasi di dalam bangunan terasa sejuk. Ukuran ventilasi bangunan
ini ada beberapa ukuran ada yang 0,30x1,2m, 0,30x 2m dan ada juga yang berukuran
11

0,30x4m. Ventilasi di bangunan ini sangat banyak semua jendela yang mengelilingi
bangunan ini terdapat ventilasi udara.
Dengan sirkulasi seperti ini pada bangunan Cagar Budaya yang memaksimalkan
penghawaan masuk ke dalam bangunan dengan ventilasi yang cukup besar, maka sirkulasi
di dalam bangunan terasa sejuk.

Gambar 3.3.4 :Bangunan sekitar (sumber : Dokumentasi pribadi)


Bisa kita lihat sekitar bangunan yang berada di sebrang percis Cagar Budaya meiliki
kesejukan yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh ventilasi udara yang tidak terlalu banyak
dan kecil yang berada di depan saja.

3.4 Hasil Penelitian


Pengaruh sirkulasi yang diterapkan pada Ventilasi bangunan Cagar Budaya Cagar
Budaya Paseban Tri Pasca Tunggal di Kuningan di Jawa Barat Mempengaruhi sirkulasi dan
kenyamanan dalam bangunan. Hal ini bisa dibuktikan pada siang hari udara didalam
bangunan ini tidak mencapai 23 °. Penggunaan bahan material bangunan pun ikut
mempengaruhi kenyamanan dalam bangunan cagar budaya ini. Salah satu faktor utamanya
adalah pada sirkulasi ventilasi bangunan ini.
12

Gambar 3.3.5 :Bangunan Tri Panca Tunggal (sumber : Dokumentasi pribadi)

Gambar 3.3.6 :Bangunan Tri Panca Tunggal (sumber : Dokumentasi pribadi)


KESIMPULAN

Pengaruh bukaan dalam bangunan Cagar Budaya Paseban memiliki sirkulasi udara
yang baik. Bangunan Cagar Budaya Cagar Budaya Paseban Tri Pasca Tunggal di Kuningan
di Jawa Barat Mempengaruhi sirkulasi dan kenyamanan dalam bangunan. Hal ini bisa
dibuktikan pada siang hari udara didalam bangunan ini tidak mencapai 23 °. Penggunaan
ventilasi yang tepat akan mempengaruhi sirkulasi dalam bangunan. Bentuk yang lebar dan
banyak membuat ruanagan di dalam abangunan ini terasa sejuk . selain itu juga penggunaan
bahan material bangunan pun ikut mempengaruhi kenyamanan dalam bangunan cagar
budaya ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

I Power Blogerr. 2010. Bukaan . http://yell-art.blogspot.com/2010/06/bukaan-ruang.html

diakses pada tanggal 2 November 2020

UIN Malang. 2016. Sirkurasi http://etheses.uin-


malang.ac.id/709/6/07510120%20Bab%202.pdf
Diakses pada 2 November 2020
Cryptowi. 2020. Contoh Kajian Pustaka. https://www.cryptowi.com/contoh-kajian-pustaka/
Diakses pada 4 Novemver 2020
Docplayer. 2020. Pendahuluan. https://docplayer.info/69808943-Bab-i-pendahuluan-latar-
belakang-ventilasi-suatu-bangunan-merupakan-salah-satu-elemen-penting-dalam.html
Diakses pada tanggal 7 November 2020

14

Anda mungkin juga menyukai