Anda di halaman 1dari 17

Tugas individu

ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

“PENDEKATAN BIOKLIMATIK”

OLEH :

INTAN LA HUSEN

E1B117056

JURUSAN S1 ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I: PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................
C. TUJUAN..........................................................................................................................

BAB II: PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK........................................................


B. PENGARUH IKLIM TERHADAP MANUSIA.............................................................
C. HUBUNGAN ANTAR ELEMEN-ELEMEN IKLIM TERHADAP KENYAMANAN
D. GRAFIK PSIKOMETRI

BAB III: PENUTUP...................................................................................................................

A. KESIMPULAN................................................................................................................
B. SARAN............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan Arsitektur Bioklimatik berawal dari 1960-an. Arsitektur


Bioklimatik merupakan arsitektur modern yang di pengaruhi oleh iklim. Arsitektur bioklimatik
merupakan pencermian kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang terkenal dengan
arsitektur yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan prinsip utamanyabahwa didalam seni
membangun tidak hanya efisiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangannya, keselarasan,
kebijaksanaan, kekuatan bangunan dankegiatan yang sesuai dengan bangunannya.

“Oscar Niemeyer dengan falsafaharsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadaan alam dan
lingkungan, penguasaansecara fungsional, dan kematangan dalam pengolahan secara pemilihan
bentuk,bahan dan arsitektur”.

Akhirnya dari Frank Wright dan Oscar Niemeyer lahir lah arsitek lain
seperti Victor Olgay pada tahun 1963 mulai memperkenalkan arsitektur bioklimatik. Setalah
tahun1990-an Kenneth Yeang mulai menerapkan arsitektur bioklimatik pada bangunantinggi bioklimatik
yang memenangkan penghargaan Aga Khan Award tahun 1966 dan Award pada tahun 1966.

Arsitektur dewasa ini juga dihadapkan pada suatu isu bau. Krisi energikarena sumber daya alam
yang dieksploitasi sejak industrialisasi dunia kini terasagejalanya. Perubahan iklim, pemanasan global, dan
bencana lainnya menjadi salahsatu penyebabnya. Seprtinya pernyataan tentang isu berkelanjutan melalui
konferensiinternasional yang menghasilkan pernyataan :

“... Sustainable development is development that meets the needs of the present without
compromising the ability of future generation to meet their own needs...” (Bruntdland
report, 1987 )

Pemanasan global merupakan isu utama yang saat ini sedang di pecahkan
caramengatasinya. Arsitektur juga dapat berefek negatif terhadap kondisi lingkungan, olehsebab itu perlu
adanya konsep arsitektur baru yang ramah lingkungan.
Green Architecture merupakan salah satu solusinya. Bagian dari arsitektur hijau ad
alaharsitektur Bioklmatik yang merupakan perancangan gedung yang menyesuaikandengan iklim
tempat bangunan berada. Namun saat ini sedikit yang mengetahuibahawa arsitektur bioklimatik juga
memilki aspek keindahan tersendiri yang jugamemiliki fungsi yang menguntungkan bangunan tersebut.
Penting bagi arsitek-arsitekmuda untuk mengetahui aspek estetika dari arsitektur bioklimatik ini sehingga
padamasa depan Indonesia dapat memiliki bangunan yang ramah lingkungan serta
sesuaidengan iklimnya.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pendekatan bioklimatik terhadap arsitektur....?


2. Apa saja pengaruh iklim terhadap manusia...?
3. Apa hubungan antara elemen-elemen iklim terhadap kenyamgnan...?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pentingnya arsitektur bioklimatik yang berampak baik bagi manusia
2. Hubungan antara elemen-elemen iklim terhadap arsitektur
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Pendekatan desain arsitektur bioklimatik dengan demikian mengandung


keandalansebagai salah satu tipe desain arsitektur yang hemat energi ditinjau dari
penggunaanenergi saat pengoperasian bangunan yang bersangkutan. Sebagai bagian dari
kelompok eko-arsitektur, maka tujuan dari arsitektur bioklimatik juga menghadirkan
bangunan yangramah lingkungan, diantaranya turut berperan serta dalam meredam efek
rumah kacapada lingkungan urban, misalnya melalui upaya pengurangan produksi gas
CO2 dan CFCke atmosfer.Dalam praktek proses perancangan arsitektur bioklimatik,
digunakanlah diagram bioklimatik sebagai bagian dari strategi teknik perancangan
bangunan hemat energi.

Kontrol akan variabel iklim dalam koridor kenyamanan termis dilakukan


melaluipenggunaan diagram bioklimatik. Pada diagram tersebut tergambar area zona
nyamantermis menurut fungsi waktu harian, untuk kondisi rencana di dalam ruang
maupunkeadaan di ruang luarSejumlah negara, dalam rangka kebijaksanaan penghematan
energi di berbagai sektor,telah menerapkan rancangan arsitektur dengan pendekatan
bioklimatik sepertiCommerzbank di Frankfurt, NMB Bank Amsterdam, Audubon House
di New York,Centre International Rogier di Brussels.Di Lingkungan berikim tropis
lembab, penerapan desan arsitektur dengan pendekatanbioklimatik pada kasus bangunan
tinggi, diantaranya adalah hasil karya Ken Yeang yaituMenara Mesiniaga setinggi 15
lantai di Kuala Lumpur yang mendapatkan Aga KhanAward of Architecture pada Tahun
1995 dan Arcasia Award pada Tahun 1996. Menurutperancangnya, Menara Mesiniaga ini
mampu mencapai efisiensi hingga 80%.
B. PENGARUH IKLIM TERHADAP MANUSIA

Iklim merupakan salah satu faktor yang membentuk dan menentukan tinggi
rendahnya kebudayaan manusia, bahkan merupakan kunci peradaban atau kebudayaan
penduduk. Hal ini dapat dipahami mengingat beberapa hal:
1. Manusia akan mencari tempat tinggal di daerah yang iklimnya baik. Misalnya di
daerah sedang, tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin, dan di daerah yang banyak
airnya.
2. Daerah yang sangat dingin, daerah yang sangat panas, atau kering merupakan daerah
yang memengaruhi dan membatasi bidang-bidang pertanian. Namun karena
keterbatasan tersebut dapat memacu kreativitas dan inovasi sehingga menghasilkan
teknologi tinggi. Contoh: negara-negara Eropa dan Jepang.
3. Daerah yang mempunyai temperatur panas dapat melemahican energi. aktivitas kerja
fisik, dan rohani. Contoh: negara-negara Afrika.
4. Usaha budi daya manusia di bidang industri banyak berhubungan dengan iklim,
terlebih yang bersifat biotik. Contoh: pembuatan pakaian di daerah dingin.
5. Perubahan iiclim berpengaruh terhadap kesehatan manusia, misalnya penyakit yang
disebarkan nyamuk (seperti penyakit malaria dan penyakit demam berdarah) terjadi
pada musim penghujan dan di daerah yang tanahnya becek, serta penyakit muntaber
yang terjadi pada musim panas yang banyak hujan.

Rancangan untuk pengendalian iklim dan penghematan energi dapat memberikan


suatu lingkungan yang menarik bagi manusia. Manusia sebagai pemakai bangunan
membutuhkan lingkungan yang serasi, sesuai baginya guna untuk aktifitasnya. Dalam hal
ini interaksi bangunan dan iklim sekelilingnya merupakan hal yang penting hingga
terciptanya lingkungan yang dimaksud.

Pengaruh iklim terhadap manusia dapat ditinjau dalam kaitan sebagai berikut:
a. Iklim dan Ekologi Tampilan secara sadar dihasilkan oleh acuan yang timbul. Keadaan
ini dapat dilihat pada sosial budaya, seperti dalam cara berpakaian dan perancangan
bangunan-bangunan tradisional masing-masing daerah. Dalam hal ini bangunan
merupakan unsur utama yang menjadi perubahan iklim lingkungan di luar menjadi
iklim lingkungan di dalam. Ini berarti bahwa bangunan ikut membentuk sistem
keseimbangan ekosistem.
b. Iklim dan Budaya Budaya manusia sangat tergantung pada kemampuan manusia
untuk berkomunikasi satu sama lain dan mengkoordinir aktifitasnya. Iklim
mempengaruhi pola aktifitas baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu iklim mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan budaya.
Pengaruh ini terlihat dengan kenyataan bahwa iklim mampu memberikan kontak
diantara manusia dan lingkungan sosial dan budaya.
c. Iklim dan Bangunan Berdirinya bangunan di permukaan bumi terus bertambah secara
bertahap. Manusia beradaptasi dengan alam melalui bangunan dengan cara:
Mencari lokasi yang benar dan sesuai bagi huniannya.
. Mencari orientasi yang benar
. Membuat bangunan yang benar
. Membuat penghuninya nyaman Sejak dahulu hingga sekarang manusia terus belajar
mengatur interaksi bangunannya dengan kondisi iklim sekelilingnya yang sesuai
untuk kehidupannya.
Oleh kerena itu bangunan yang berdasarkan penghematan energi memerlukan
pengetahuan yang baik mengenai iklim setempat.
d. Iklim dan Kenyamanan Iklim lingkungan diubah (modified) oleh bangunan menjadi
lingkungan dalam yang mempengaruhi langsung kenyamanan manusia sebagai
pemakai bangunan. Iklim didalam ruangan yang baik dapat membuat manusia
beraktifitas dengan baik sesuai dengan kehendaknya.

Oleh karena itu ada 2 persyaratan utama dari iklim dalam ruangan, yaitu :
1. Tidak menyebabkan tekanan (stress) yang mungkin dapat merusak sistem ekologi
manusia.
2. Memberikan rasa aman pada manusia dan lingkungan yang berhubungan dengan
aktifitasnya.

PENGARUH IKLIM TERHADAP ARSITEKTUR

Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan


hidup yang lebih baik dengan cara menentang dan menyesuaikan dengan kondisi
iklim yang ada. Guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit
sekali untuk diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang
terkait.
Keadaan ini telah dikemukakan oleh Richard Neutra dalam bukunya “Survival
Through Design”, Oxford University 1955: “………………. Untuk perencanaan di
masa mendatang selain art dan sains masih banyak lagi hal-hal yang diperlukan guna
menyatukan semua hal yang membentuk lingkungan manusia tidak akan mungkin
berhasil dengan baik tanpa menggunakan sains yang ada…………”.
Dalam proses perancangan arsitektur pengaruh iklim dipusatkan pada aspek
kenyamanan manusia pada suatu bangunan dimana aktifitasnya terlaksana. Aspek-
aspek tersebut adalah :
1. Radiasi matahari
2. Pergerakan udara
3. Kelembaban udara
4. Curah hujan
5. Suhu udara rata-rata
C. HUBUNGAN ANTARA ELEMEN-ELEMEN IKLIM TERHADAP
KENYAMANAN

Iklim Dalam Perancangan Arsitektur copyright Perancangan arsitektur untuk manusia


adalah sebuah pendekatan yang melibatkan pemakai bangunan dalam proses
perancangan. Hal ini hanya dapat diketahui melalui pengetahuan hubungan antara
manusia dengan lingkungan fisik sekitarnya. Oleh karena itu sebenarnya arsitektur bukan
sekedar penciptaan bentuk fisik bangunan saja, namun lebih dari itu, Menciptakan tempat
atau setting untuk manusia dengan semuakonteksnya. Konteks ini merupakan pengalaman
manusia yang melahirkan dan membentuk persepsi. Kebutuhan akan hubungan antara
manusia dengan lingkungannya dapat diungkapkan dengan sains agar tolak ukurnya lebih
pasti. Apabila dapat terungkap secara pasti, maka tindakan rancangan bangunan yang
berdasarkan perkiraan/asumsi dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi sebanyak
mungkin.

Guna mengetahui lebih dalam tentang iklim terhadap arsitektur, maka analisis dapat
dilakukan dan hal ini meliputi :

1. Analisis site, meliputi adaptasi terhadap lingkungan


2. Analisis orientasi, dicari arah yang baik agar diperoleh lingkungan yang sesuai
dengan yang disyaratkan.
3. Analisis bentuk, desain bangunan secara tunggal berpengaruh pada terbentuknya
suatu lingkungan dalam bangunan yang merupakan modifikasi lingkungan luar yang
dibentuk oleh kelompok bangunan. Bentuk kelompok bangunan ini mempunyai
pengaruh pada lingkungan luar yang terjadi dan kepadatan bangunan mempengaruhi
pada pembentukan iklim lingkungan luar.
4. Analisis sistem konstruksi dan material bangunan, sistem konstruksi berpengaruh
pada proses modifikasi iklim lingkungan luar menjadi lingkungan dalam yang terhuni
dengan baik, begitu juga dengan material bangunan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pada perancangan arsitektur ditinjau dari iklim


antara lain;

 Orientasi bangunan terhadap lintasan matahari, angin, dan sistem jalur jalan.
 Karakteristik material bangunan terhadap iklim.
 Penerangan sekeliling bangunan.
 Letak, luas permukaan pada sisi bangunan.
 Tinggi bangunan.
 Prosentasi luasan penghijauan.
 Kepadatan bangunan.

Dari faktor-faktor di atas, pengaruh iklim yang dominan dalam perancangan arsitektur
meliputi panas dan cahaya yang melibatkan sistem penghawaan dan sistem penerangan.
Sistem Penghawaan Ada 2 prinsip utama dalam penghawaan bangunan guna mencapai
lingkungan yang sesuai untuk penghuninya, yaitu penghawaan alam dan buatan.
Penghawaan alam pada dasarnya memanfaatkan aliran angin guna pergantian udara pada
ruang dalam bangunan.

Aliran angin dapat terjadi melalui dua proses, yaitu :

1. Perbedaan tekanan pada dua tempat


2. Perbedaan suhu udara pada dua tempat Penghawaan alam pada dasarnya tergantung
pada tenaga angin, maka perancangan penghawaan alam untuk suatu ruangan dalam
merupakan usaha untuk merancang: Sistem pembukaan dan Luas pembukaan
3. Letak pembukaan Sedangkan aliran udara di luar sebelum masuk ke dalam ruangan
sangat dipengaruhi oleh :
 Sistem lay out kelompok bangunan
 Sistem orientasi utama bangunan

Elemen lansekap

1. Penghawaan Silang Penghawaan silang ialah penghawaan dalam ruangan melalui dua
lubang penghawaan yang saling berhadapan. Lubang pertama untuk masuknya udara
sedangkan kedua untuk udara keluar. Penggunaan ventilasi silang tidak sepenuhnya
tergantung pada jumlah pergantian udara di dalam ruangan, namun lebih tergantung
pada kecepatan angin. Kriteria untuk kondisi ventilasi yang baik ditentukan oleh tipe
pemakaian ruang dan iklim setempat. Untuk mencapai distribusi aliran udara yang
baik, maka sebaiknya sudut angin datang ialah 45 0 – 60 0 terhadap bidang dinding
muka. Elemen penangkap angin, misalnya sirip vertical dapat membantu
mempercepat aliran angin ke dalam ruangan. Hal ini disebabkan adanya copyright
benturan angin yang secara aerodinamika dapat menghasilkan kecepatan tambahan.

2. Bentuk Bangunan dan Orientasi Orientasi bangunan terhadap arah aliran angin perlu
sekali mendapat perhatian, termasuk untuk bangunan tinggi. Hal ini disebabkan
karena pada permukaan yang semakin tinggi kecepatan angin semakin tinggi pula dan
elemen-elemen penghambat angin seperti pohon sudah tak berfungsi lagi. Angin
bergerak pada umumnya akan mengikuti kontur permukaan yang melengkung, sudut
tajam atau permukaan yang kasar akan menyebabkan angin menjadi terpisah. Untuk
kecepatan angin yang cukup tinggi/kencang, maka bentuk yang dinamis dan orientasi
yang benar perlu sekali dalam perancangan arsitektur.

3. Pembayangan Matahari Pada perancangan bangunan yang berkaitan dengan panas


yang ditimbulkan oleh matahari, perancang sering memanfaatkan pembayangan sinar
untuk mengurangi panas yang diterima oleh bangunan. Pemanfaatan pembayangan
merupakan cara yang efisien untuk mengurangi beban panas, walaupun hambatan
panas dapat dikontrol dengan perancangan luas permukaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan pembayangan sinar matahari
adalah:
1. Mampu mengontrol hantaran panas
2. Jumlah sinar masuk yang diperlukan untuk penerangan malam
3. Kesilauan yang terjadi Sudut pembayangan sinar matahari berubah pada setiap
saat, tergantung pada posisi matahari.

4. Pengaruh Atap Atap adalah komponen bangunan yang langsung berhubungan dengan
semua elemen iklim yang ada. Misalnya solar radiasi yang langsung jatuh pada
permukaan atap, hujan, salju. Semua ini mempengaruhi atap melebihi pengaruhnya
pada komponen bangunan yang lain. Untuk daerah tropis, pengaruh atap pada suhu
udara di dalam bangunan tergantung pada bahan atap karena atap merupakan
generator pana potensial. Di daerah yang dingin, atap mempengaruhi suhu udara di
dalam bangunan dati satu sisi saja, yaitu hilangnya panas lewat luasan yang
bersangkutan dan besarnya tergantung pada resistensi panas bahan atap. Suhu
permukaan terluar atap mempunyai fluktuasi paliar atap mempunyai fluktuasi
palieadaan ini tergantung dari jenis atau tipe semua warna luar. Dengan keadaan ini
maka tipe atap dapat menjadi dua bagian utama, yaitu:
1. Atap dengan konstruksi berat Umumnya terdiri dari konstruksi beton dengan
kapasitas panas yang cukup tinggi. Prose pemindahan panas dari kulit terluar
hingg ke langitlangit sangat tergantung pada laju panas konduksi lewat atap dan
kemungkinan adanya lapisan udara antara atap dan langit-langit. Dari keadaan ini
dapat diketahui bahwa faktor yang menentukan besarnya karakteristik panas atap
adalah warna kulit luarnya, resistensi panas dan kapasistas panas.
2. dengan konstruksi ringan Konstruksi atap ringan biasanya memakai satu atau dua
lapisan, yaitu penutup atapnya sendiri dan langit-langit yang terpisah oleh lapisan
udara. Panas yang jatuh ke atap sebagian akan hilang ke lingkungan sekitar
melalui proses konveksi, serta sebagian ditransmisikan ke langitlangit terutama
dengan proses radiasi. Faktor yang mempengaruhi panas pada konstruksi ringan
adalah:
- Jenis material dan warna penutup atap
-kondisi sistem ventilasi ruang atap
-panas dari kedua lapisan penutup atap, langit-langit dan udara diantar keduanya.

Unsur-unsur Perancangan Bioklimatik, Kenneth Yeang

1. Sikulasi Vertikal
1. Terdiri dari tangga, escalator, elevator, dumb waiters, semua komponen tersebut
berada di core.
2. Dalam bioklimatik, Sirkulasi vertikal atau core berfungsi sebagai :
-Kekakuan struktural
-Pelindung matahari
-Pelindung angin
-Emergency refuge zone
-Hubungan antar setiap lantai.

Penempatan core pada bangunan bioklimatik harus pada sisi bangunan


(pheripheri core). Untuk iklim seperti di indonesia mempunyai banyak keuntungan:

1. Tidak memerlukan ducting fire


2. fighting presuration
3. Dapat melihat keluar bangunan dengan lobby lift
4. Dapat memasukan cahaya alami dan pencahayaan alami dalam ruang core.
5. Core dapat berfungsi sebagai pelindung matahari

2. Vertical Landscaping Keuntungan:


1. Mempunyai nilai estetika pada bangunan dan menghasilkan produktifitas kerja
yang tinggi.
2. Memperlunak fasade bangunan.
3. Melindungi ruang dalam dan dinding luar bangunan.
4. Maminimalkan rasdiasi panas pantulan sinar matahari dan kaca kedalam
bangunan.
5. CO2 dan CO dari polusi udara dan memberikan O2 melalui fotosintesis
6. Menghalangi pandangan dan menyerap suasana terutama pada skycourt.

3. Ventilasi

Penggunaan ventilasi pada bangunan bioklimatik lebih mengutamakan


ventilasi alami terutama pada lobby, elevator, tangga dan toilet. Keuntungan ventilasi
alami adalah:

-Untuk menambah kenyamanan pada periode kelembaban tinggi.

-Untuk alasan kesehatan, menyediakan oksigen yang cukup.

-Untuk kenyamanan penglihatan yang lebih baik pada penghuni bangunan.

-Unsur konservasi energi melalui pengurangan dan meniadakan mekanikal ventilasi.

4. Dinding Luar Bangunan

Aturan desain penutup luar bangunan.

a. Efesiensi energi maksudnya adalah kulit bangunan harus dapat mengurangi


pemakaian energi.
b. Penyediaan of sentral daylight untuk mengurangi radiasi matahari langsung.
c. Meminimalkan penembusan udara dan kondensasi.
d. Penyediaan pemilihan, warna, tekstur dan finishing.
e. Dilengkapi dengan peralatan pembersih jendela otomatis
f. mengakomodasikan pergerakan bangunan.
5. Sistem Struktur

Penggunaan struktur pada bangunan Bioklimatik tergantung pada penggunaan


system tinggi tiap lantai dan ukuran elemen layout struktur vertical terdiri dari
element core dan kolom dan juga dipengaruhi oleh syarat struktur untuk menahan
beban mati, angin dan gempa serta sistem kekakuan bangunan. Struktur juga dapat
dikombinasikan dengan sistem low energi.

6. Mekanikal dan Energi

M & E meliputi sistem AC, ventilasi, system pemanasan, penyediaan air,


listrik dan penerangan, telekomunikasi, sewage, system sanitasi, system komputer,
system keamanan dan intelligent building system.

Tujuan utama dari bangunan Bioklimatik ialah untuk mengurangi


ketergantungan pemakaian bangunan pada system M & E dan untuk mengurangi
pengurangan energi bangunan melalui system passive low energi.

Ketentuan desain pada bangunan Bioklimatik:

1. ME harus ekonomis untuk dibangun dan diopersaikan, efisien dan meminimalkan


penggunaan energi selama konstruksi dan selama kelangsungan hidup bangunan.
2. ME harus tinggi tingkat kenyamanan hunian, temperatur, akustik dan
pencahayaan.
3. ME harus meminimalkan biaya operasional dan maintenance dengan penggunaan
material yang berkualitas.
4. ME harus memaksimalkan penggunaan ruang dengan mengurangi daerah
equipment dan memaksimalkan efisiensi structural.
5. ME harus memperhatikan lingkungan dengan pemilihan system instalasi yang
tidak berisik, tidak polusi, menggunakan material bebas CFC dan mengurangi
produk CO2.

Perumusan masalah dalam mendesain proyek Bioklimatik Office Mall ini


adalah :

Bagaimana memahami dan menerapkan tema Arsitektur Bioklimatik serta


mewujudkannya pada bangunan melalui proses perancangan dan pendekatan sehingga
dapat diterapkan pada desain.

Bagaimana membuat bangunan Bioklimatik yang memberikan pengaruh


positif terhadap Riverfront (Sungai Deli).

Menara Mesin (1992), Kuala Lumpur, Malaysia, Kenneth Yeang


Menara mesiniaga merupakan kantor pusat IBM di Subang Jaya dekat Kuala
Lumpur. Bangunan ini merupakan bangunan high-tech yang memiliki tinggi
bangunan 15 lantai. Bangunan tunggal dengan tower tinggi yang modern merupakan
hasil penelitian arsitek, Kenneth Yeang selama sepuluh tahun tentang prinsip-prinsip
desain bangunan tinggi medium. Tiga bangian struktur terdiri dari bangian dasar
“hijau” yang dinaikan, sepuluh lantai ruang kantor yang dilingkari balkon taman,
hiasan dinding luar sebagai pembayang, dan puncaknya di pasang atap matahari (sun
roof) yang spektakuler.

Aplikasi pada Desain Arsitektur

Salah satu aplikasi bangunan yang diharapkan sesuai dengan lingkungan


dengan iklim tropis adalah Menara Mesiniaga Malaysia.

Menara Mesiniaga dengan konsep arsitektur bioklimatik


Bangunan ini memanfaatkan energi matahari sehingga hemat pada beberapa
komponen bangunan. Iklim tropis memiliki cahaya matahari yang menerangi
sepanjang 12 jam. Bangunan ini menggunakan beberapa teknik untuk mengatur
seberapa banyak pancahayaan yang masuk dengan penggunaaan sun shading.
Selain itu, diterapkan juga pengolahan landscape berupa taman berbentuk
spiral yang melilit dari bawah sampai atas bangunan. Landscape vertikal ini berfungsi
sebagai pendingin evaporatif supaya terjadi kenyamanan termal (lingkungan di sekitar
bangunan menjadi tidak terlalu panas).

Pengaplikasian vegetasi pada strategi landscape ini selain menyediakan


pembayangan terhadap area-area bagian dalam dan dinding bagian diluar, juga akan
meminimalkan pemantulan panas dan sinar matahari. Hal ini dapat meningkatkan
iklim mikro pada bangunan dan dapat menyerap polusi karbondioksida dan
monoksida pada bangunan.
D. GRAFIK PSIKROMETRI
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Iklim merupakan suatu kondisi dan gejala alam yang sangat besar pengaruhnya
terhadap perencanaan dan perancangan suatu bangunan. Iklim dapat membentuk
corak, sifat, gaya dan langgam arsitektur tersendiri sesuai dengan kondisi iklim
setempat pada suatu daerah-daerah tertentu di permukaan bumi. Kenikmatan,
kenyamanan, dan keamanan manusia sebagai pemakai bangunan dapat dicapai dengan
melakukan pencegahan, perlindungan dan penyesuaian terhadap bangunan dari
pengaruh-pengaruh iklim, yaitu sinar matahari, curah hujan dan angin.

B. SARAN
Dan yang perlu ditekankan adalah penggalian unsur kedaerahan seperti yang
dilakukan oleh Kenneth Yeang, sebenarnya akan mampu menghasilkan ide-ide
cemerlang dalam sebuah rancangan apalagi dengan dipadukan unsur teknologi maju
tentunya akan dapat menghasilkan maha karya yang dapat dinikmati manusia tanpa
mengorbankan alam. Sudah saatnya kita memandang bangunan dengan cara yang
lebih manusiawi.
DAFTAR PUSTAKA

Yeang, Kenneth. 1994. Bioklimatic Skycraper. London: Arthemis London Limited


Asmaningprojo, A. W. Surjamanto. 2000. Iklim dan Arsitektur. Bandung: Penerbit ITB
Satwiko, P. 2004. Fisika Bangunan 2. Edisi 1, Yogyakarta: Andi Frick H, Tri Hesti M. 2006.
Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai