Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


OPRASIONAL DAN PERAWATAN PENGKONDISIAN
UDARA DI GEDUNG LABORATORIUM TERPADU
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Disusun oleh :
ZAINAL ARIFIN
(17.04.811000.17)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI DAN MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020
DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan PKL
1.3 Manfaat PKL
1.4 Ruang lingkup Pembahasan
1.5 Teknik Pengumpulan Data
BAB IIPROFIL UNIVERSITAS
2.1 Sejarah Perusahaan/Universitas
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan/Universitas
2.3 Unit Kerja Obyek PKL
BAB IIILANDASAN TEORI
3.1 Perpindahan panas
3.2 Pengertian Pengkondisian udara
3.3 Prinsip kerja (AC)
3.4 Termodinameka Sistem Refrigren
3.5 Jenis jenis AC
3.6 Alat yang digunakan untuk maintanace AC 25
3.7 Persamaan kesesuaian BTU/h pada AC 26
3.8 Devinisi perawatan 26
BAB IVPELAKSANAAN KEGIATAN PKL
4.1 Gambaran Umum Obyek PKL
4.2 Kegiatan yang Ditekuni
4.3 Hasil kegiatan
4.3 Evaluasi Hasil kegiatan

ii
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daya AC
Tabel 3.2 Daya listrik AC
Tabel 4.3 Kalor sensible lampu
Tabel 4.4 Beban pendingin panas yang pada dinding
Tabel 4.5 Beban pendingin panas yang melalui kaca
Tabel 4.6 Kapasitas pendingin untuk daya AC
Tabel 4.7 Total hasil perhitungan Lab otomasi
Tabel 3.8 Jadwal perawatan AC

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alamat Universitas Tronojoyo Madura
Gambar 3.2 Kondensor
Gambar 3.3 Kompresor
Gambar 3.4 Evaporator
Gambar 3.5 Siklus kerja AC
Gambar 3.6 Daur refrigasi carnot
Gambar 4.7 Flowchart sistem perawatan pengkondisian udara

Gambar 3.8 Flowchart breackdown maintenance

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Log book
Lampiran 2 LGambar kegiatan
Lampiran 3 Perawatan AC dan pemasangan AC

v
LEMBAR PENGESAHAN
PENGKONDISIAN UDARA DI GEDUNG
LABORATORIUM TERADU
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Disusun oleh:
NAMA : Zainal Arifin
NIM : 170481100017

Bangkalan, 29 Maret 2021


Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator PKL 2020 Dosen Pembimbing

Teguh Prasetyo, S.T., M.T. Teguh Prasetyo, S.T.,M.T.


NIP.197904162005011001 NIP.197904162005011001

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan kerja praktik lapang ini.
Laporan yang kami susun ini berisikan hasil dari praktik kerja
lapang (PKL) mengenai “ Pengkondisian Udara Di Gedung
Laboratorium Terpadu ” .
Kesuksesan praktik kerja lapangan ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, dukungan serta doa dari berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Teguh Prasetyo, S.T., M.T. Selaku Kepala
Program Studi Teknik Mesin dan Selaku Dosen
Pembimbing PKL
2. Staff dan karyawan Bagian Perlengkapan Universitas
Trunojoyo Madura
3. Teman-teman dan pihak yang telah membantu serta
mendukung demi terlaksananya Praktik Kerja
Lapangan ini
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran
dan kritik yang membangun akankami terima dengan senang
hati.
Bangkalan,29 Maret 2021
Penyusun

Penulis

vii
BAB I
PENDAHULUAN
Bab 1 ini berisi latar belakang, tujuan, dan menfaat
pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL)
1.1 Latarbelakang
Air Conditioner (AC) digunakan sebagai pendingin untuk
sistem tata udara, dirancang untuk memberikan suatu
kenyamanan bagi penghuni yang ada di dalam ruangan /
gedung. Pengondisian udara digunakan untuk mengatur suhu,
kelembaban, kebersihan, dan pola pendistribusian secara
serentak guna mencapai kondisi nyaman yang diperlukan oleh
penghuni ruangan. Ruangan yang terlalu panas akan
menyebabkan penghuninya lebih cepat lelah, dehidrasi, dan
ruangan terasa tidak nyaman.
Beban pendiginan di pengaruhi oleh beberapa faktor, baik
faktor dari dalam ruangan (internal heat gains) yang meliputi
orang-orang, lampu, dan peralatan elektronik yang
menghasilkan kalor (panas). Kemudian faktor dari luar
ruangan (external heat gains) yang meliputi konduksi melalui
dinding, atap, plafon, lantai, dan radiasi dari matahari yang
melewati kaca.
Perhitungan beban pendingin perlu dilakukan terlebih
dahulu sebelum melakukan perencanaan sistem pengkondisian
udara di suatu ruangan. Hal ini sangat diperlukan karena
besarnya beban pendiginan sangat berpengaruh terhadap
pemilihan mesin pengkondisian udara (AC) sehingga
kenyamanan dalam ruangan dapat diperoleh.

1
1.2 Tujuan PKL
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik (KP) yang
dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura
adalahsebagaiberikut:
1. Memenuhi mata kuliah Kerja Praktik (KP).
2. Mempersiapkan mahasiswa Teknik Mesin sebagai lulusan
yang mampu menghadapi dunia perindustrian dan
globalisasi dengan membentuk kepercayaan diri dalam
proses penyesuaian dilingkungan pekerjaan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui sistem perawatan dan
pengkondisian air condisioner (AC).
4. .Mahasiswa mampu menghitung beban pendinginan di
ruang Laboratorium Sistem Otomasi dan Robotika yang
ada di Universitas Trunojoyo Madura.

1.3 Manfaat PKL


1. Meningkatkan pengetahuan atau keterampilan mahasiswa
dan mempraktikkan langsung ilmu yang di peroleh di
bangku kuliah.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar dari air
condisioner (AC).
3. Memahami cara kerja pengkondisian udara di
Laboratorium Sistem Otomasi dan Robotika di Gedung
Laboratorium terpadu Universitas Trunojoyo Madura.

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan


 Waktu pelaksanaan kerja praktik ini adalah pada tanggal
15 oktober 2020 sampai tanggal 15 november 2020.
 Melakukan kerja praktik ini di Universitas Trunojoyo
Madura. Lokasi tempat kerja praktik ini bertempat di jl.
2
Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura di
Universitas Trunojoyo Madura,
 Projek-projek yang di kerjakan adalah
a. perawatan (maintannce) di gedung Laboratorium
Terpadu Universitas Trunojoyo Madura
b. Memasang Outdoor di gedung Laboratorium
Terpadu Universitas Trunojoyo Madura

1.5 Teknik Pengumpulan data sistem pengkondisian udara


Di dalam penyusunan laporan PkL ini, penulisan taknik
pengumpulan data Sistem pengkondisian udara melalui
sebagai berikut

1. Studi literatur
Untuk menyusun landasan teori, penulis melakukan studi
literatur yang di peroleh dari refrensi jurnal dan buku-buku.
2. Wawancara
Untuk memperkuat landasan teori, penulis juga melakukan
wawancara dengan dosen pembimbing PKL dan dosen
pembimbing lapangan.
3. Survei lapangan
Survei di lapangan, perlu diadakan supaya penulis dapat
mengetahui bagaimana kondisi di lapangan dalam bidang
system pengkondisian udara/AC .

3
1.6 Sistematika Penulisan
 Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang, tujuan PKL, mamfaat PKL, ruang lingkup
pembahasan, teknik pengumpulan data dan
sistematika penulisan
 Bab kedua menjelaskan tentang profil tempat PKL.
 Bab ketiga menjelaskan landasan teori yang terdiri
dari menjelaskan pengkondisian udara, fungsi AC,
komponin AC, cara keja AC, alat yang digunakan
pada sitem pendingin AC, mencari BTU/PK,
komsumsi listrik pada AC.
 Bab keempat merupakan pelaksanaan kegiatan PKL
yang terdiri dari gambaran umum objek PKL, loog
book, dan perhitungan pada beban ruangan.

4
BAB II
PROFIL UNIVERSITAS
Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, struktur
organisasi, dan unit kerja obyek PKL

2.1. Sejarah Perusahaan/Universitas


Universitas Trunojoyo Madura terletak di jl. Raya Telang,
PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura.Telp. (031) 3011146,
Fax.(031) 3011506.Email :humas@trunojoyo.ac.id.

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) merupakan


kelanjutan dari Universitas bangkalan Madura (Unibang) yang
“berubah statusnya” dari perguruan tinggi swasta menjadi
Perguruan Tinggi Negeri berdasarkan keputusan presiden
(Keppres) RI Nomor 85 Tahun 2001 Tertanggal 23 Juli 2001.
Peresimian belangsung pada tanggal 23 Juli 2001 dalam
sambutannya KH. Abdurrahman Wahid sebagai presiden
Republik Indonesia pada waktu itu, mengatakan bahwa salah
satu keinginan Masyarakat madura untuk memiliki Universitas
Negeri telah tercapai.

5
Universitas Trunojoyo Madura dibangun diatas lahan
seluas 30 hektar, yang terletak 5 kilometer dari pelabuhan
Kamal dan 15 kilometer dari Kota Bangkalan. Pengembangan
kampus dimasa yang akan datang diarahkan menjadi
lingkungan yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.
Pohon-pohon direncanakan akan lebih banyak ditanam untuk
menghilangkan kesan kekeringan dan kegersangan Pulau
Madura.

2.2. Struktur Organisasi Perusahaan/Universitas


Berikut ini merupakan struktur organisasi di Universitas
Trunojoyo Madura :

6
1. Rektor
Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si.,
NIP. 196311302001121001
2. Wakil Rektor I Bidang Akademik
Dr. Deni Setya Bagus Yuherawan, S.H.,M.S.,
NIP. 196212172001121001
3. Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan
Dr. Ir. Abdul Aziz Jakfar, M.T.,
NIP. 196203021988111000
4. Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan
Agung Halimi Fahmi, S.H.,M.H.
NIP. 198003272005011003
5. Dekan Fakultas Hukum
Prof. Dr. Nunuk Nuswardani. S.H.,M.H.
NIP. 19634121988112001
6. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dr. Drs. H. Pribanus Wantara, M.M.
NIP. 196012031988111001
7. Dekan Fakultas Pertanian
Dr. Ir. Slamet Subari. MS.
NIP. 196312122001121001
8. Dekan Fakultas Teknik
Dr. H. Rachmad Hidayat, M.T.
NIP. 197406192006041002
9. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya (FISIB)
Sukorim, S.Sos.,M.Si.
NIP. 197406222008011007
10. Dekan Fakultas Pendidikan
Sulaiman, S.Sos.,M.Si.
NIP. 197102112006041001

7
11. Dekan Fakultas Keislaman
Shofiun Nahidloh, S.Ag., M.H.I.
NIP. 197605162000032003

2.3. Unit Kerja Obyek PKL


Terdapat beberapa Unit Kerja Obyek PKL yang dapat
didalami di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dalam
beberapa bidang seperti Manufaktur, Plumbing and Drainise,
Mechanical Electrical, Dll.

8
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Perpindahan panas

Perpindahan panas (heat transfer) merupakan suatu


proses perpindahan energi kalor atau panas (heat) di karena
adanya suatu perbedaan antara temperatur, yang mana,
energi kalor atau panas akan berpindah dari temperatur yang
tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Proses perpindahan
panas akan terus berangsur-angsur sampai ada keseimbangan
pada temperatur yang terjadi pada kedua media tersebut.
Proses terjadinya perpindahan panas ada 3 macam yaitu
perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

1) Perpindahan panas secara konduksi


Perpindahan panas konduksi merupakan berpindahnya
panas yang terjadi pada media padat, atau media fluida yang
diam. Konduksi ini terjadi dikarena akibat perbedaan
temperatur antara permukaan yang satu dengan yang lain pada
media tersebut
Konsep yang terjadiya konduksi adalah suatu aktivitas atomic
(pembangunan dari beberapa materi) dan molecule (gabungan
dari dua atau lebih atom yang sama). Maka yang terjadi pada
konduksi adalah berpindahanya energi dari partikel yang lebih
energetik (molekul yang bertemperatur tinggi) menuju pada

9
partikel yang kurang molekul yang kurang berenergi atau
bertemperatur lebih rendah, dikarenakan adanya interaksi
antara partikel-partikel tersebut

persamaan matematikanya dituliskan sebagai berikut


dT
𝑞𝑘𝑜𝑛=
dx …………………………………………
(3.1)
Dimana:

𝑞𝑘𝑜𝑛𝑑 = Laju perpindahan panas konduksi (W)

K = Konduktivitas thermal bahan (W/m.K)


A = Luas penampang tegak lurus terhadap arah
aliran panas (m)
dT
= Gradien temperatur pada penampang (K/m)
dx

2) Perpindahan Panas Konveksi


Perpindahan panas konveksi merupakan berpindahnya
panas dari suatu permukaan media padat atau fluida/cair yang
diam menuju fluida yang mengalir atau bergerak, begitu pula
sebaliknya, yang terjadi akibat adanya perbedaan temperature.

Perpindahan panas konveksi mengacu pada Hukum


Newton tentang pendinginan (Newton’s Law of Cooling)
(Incopera and De Witt), dimana:

10
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑣 = ℎ. 𝐴𝑠. (𝑇𝑠 − 𝑇∞)…………………..(3.2)

Dimana:
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑣 = Laju perpindahan panas konveksi (W)
ℎ = Koefisien perpindahan panas konveksi (W/𝑚2. 𝐾)
𝐴𝑠 = Luas permukaan perpindahan panas (𝑚2)

𝑇𝑠 = Temperatur permukaan (K)

𝑇∞ = Temperatur fluida (K)

3) Perpindahan Panas Radiasi


Perpindahan panas radiasi merupakan proses
perpindahan panas dari media ke media yang lain diakibat
adanya perbedaan temperatur tanpa melalui media
perantara. Terjadinya perpindahann panas radiasi akan
lebih efektif pada suatu ruang yang hampa, karena berbeda
dengan perpindahan panas konduksi dan konveksi yang
perpindahan panasnya harus dengan adanya media
perpindahan panas.

Pada laju pertukaran suatu panas pada


radiasi keseluruhan, antara permukaan dengan
sekelilingnya (surrounding) dengan temperatur sekeliling

11
(𝑇𝑠𝑢𝑟), adalah:

12
𝑞𝑟𝑎𝑑 = s. 𝜎. (𝑇𝑠4 − 𝑇𝑠𝑢𝑟4). 𝐴.............................(3.3)

Dimana:
𝑞𝑟𝑎𝑑 = laju pertukaran panas radiasi (W)
s = Nilai emisivitas suatu benda
𝜎 = Konstanta proporsionalitas, disebut juga
konstanta Stefan Boltzmann. Dengan nilai
5,67 𝑥 10−8 (W/𝑚2𝐾4)
𝐴 = Luas bidang permukaan (𝑚2)

3.2 Pengertian Pengkondisian udara/AC


Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara adalah
modifikasi dari pengembangan teknologi mesin pendingin. Alat ini
digunakan dengan tujuan untuk memberikan udara yang sejuk,
dan menyediakan uap air yang dibutuhkan oleh tubuh. Untuk
suatu negara beriklim tropis yang terdiri dari dua musim yaitu
musim hujan dan musim panas, pada saat musim panas suhu
ruangan tinggi sehingga penghuni tidak nyaman.. (Hidayati,
2011)
Sesuai dengan namanya, air conditioner, AC memiliki
fungsi sebagai pengkondisian udara di sebuah ruangan agar
terasa sejuk, nyaman, dan sehat. Ada tiga hal yang dapat
dikondisikan atau diatur dengan menggunakan AC, yaitu suhu,
kelembapan, dan kebersihan udara.

13
1. Mengatur Suhu Udara
Fungsi utama AC adalah mengatur suhu ruangan. Dengan
cara mengatur suhu yang diinginkan melalui remote control.
Umumnya suhu AC paling rendah 180 derajat Celcius dan
suhu tertinggi 300 derajat Celcius.
2 Mengatur kelembaban udara
Suhu dan kelembapan udara saling berkaitan sehingga
secara tidak langsung, AC juga berfungsi mengatur
kelembapan. Suhu AC sebaiknya diatur pada suhu yang
ideal, yaitu 24–26 derajat Celsius di karena udara yang
terlalu dingin memiliki kelembapan tinggi yang bisa
mengakibatkan kulit menjadi cepat kering.
3 Membersihkan Udara
Mesin AC dilengkapi dengan filter sebagai penyaring
debu dan kotoran yang ada di dalam udara, sehingga udara
menjadi bersih dan sehat. Oleh sebab itu, filter AC harus
dibersihkan secara rutin untuk membuang kotoran yang
tersaring di filter AC sehingga udara bisa terjaga kesejukan
dan kebersihannya.
3.2.1 Komponen AC
AC didesain secara khusus yang terdiri dari beberapa
komponen dan secara umum dapat dikelompokkan dalam
empat bagian komponin, yaitu komponen utama, komponen
pendukung, komponin kelistrikan, dan refrigeran.

14
a. Komponin utama
1. Kondensator

Gambar 3.2 Kondensor


Kondensator berfungsi sebagai penukar kalor,
mengubah wujud refrigeran dari gas menjadi cair, dan
menurunkan suhu refrigeran. Pipa kondensator dibuat
berliku-liku yang dilengkapi sirip-sirip. Kondensator
diletakkan di luar ruangan agar panas refrigeran dapat di
lepaskan ke udara bebas.
2. Kompresor

Gambar 3.3 Kompresor


Kompresor berguna sebagai untuk pengedar refrigen
dan memompakan refrigeran ke seluruh bagian AC, cara
kerjanya seperti jantung pada manusia. Kompresor
dilengkapi dua pipa, yaitu pipa hisap dan pipa tekan serta
memiliki dua tekanan, yaitu tekanan rendah dan tinggi.  

15
3. Evaporator

Gambar 3.4 Evaporator


Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan
panas dari udara ke refrigeran sehingga refrigeran berubah
dari cair menjadi gas setelah melewati pipa kapiler.
Evaporator menyerap udara panas dari ruangan yang
kemudian masuk melewati sirip-sirip pipa sehingga
suhunya turun.
4. Pipa Kapiler
Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan dan
mengatur aliran refrigeran yang menuju evaporator.
Penurunan tekanan refrigeran menyebabkan suhunya juga
ikut turun sehingga menyebabkan udara yang keluar dari
AC bersuhu rendah.
b. Komponen Pendukung
Berikut ini jenis komponen pendukung AC dan fungsinya.

 Strainer: menyaring kotoran yang terbawa di dalam


refrigeran.

16
 Accumulator: menampung sementara refrigeran cair
bersuhu rendah dan campuran pelumas evaporator,
serta menjaga agar aliran refrigeran menuju
kompresor tetap lancar.
 Blower: mengisap udara panas dari ruangan dan
mengembuskan udara dingin kembali ke ruangan.
 Fan (kipas): membantu kondensator membuang panas
ke udara luar.

3.Komponen Kelistrikan
komponen kelistrikan pada sebuah AC yang memiliki
fungsi sebagai berikut.

 Termostat: mengatur suhu ruangan secara otomatis


agar sesuai dengan perintah pada remote
 Kapasitor: menyimpan daya listrik sementara agar
ketika AC dinyalakan, AC sudah memiliki energi
untuk menghidupkan mesin.
 Overload: memutuskan aliran listrik pada kompresor
jika kerja kompresor terganggu, mati, kekurangan oli,
atau kekurangan refrigeran.
 Motor listrik: mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik pada kipas AC.

17
4. Refrigen
Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam sistem AC
yang berfungsi sebagai pendingin. Saat AC bekerja,
refrigeran berubah wujud secara terus menerus antara
cair dan gas agar menghasilkan udara dingin.

3.3 Prinsip Kerja AC

Gambar 3.5 Siklus kerja AC

Prinsip kerja AC melalui beberapa roses yang terjadi antara


lain:
proses 1-2: Uap jenuh dari evaporator masuk menuju
kompresor dan tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan
meningkat, sebab Sebagian dari energi yang menuju proses
kompresi dipindahkan ke refrigeran.

proses 2-3 : Superheated gas yang bertekanan tinggi dari


kompresor menuju kondensor. Pada tahap ini refrigen
bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi dikondensasikan.
Proses kondensasi pada tahap ini biasanya menggunakan

18
udara atau air.

proses 3-4 : saturated liquid yang sudah dikondensasi


dan bertekanan tinggi melewati peralatan ekspansi,
dimana akan terjadi penurunan tekanan dan
pengendalian laju aliran refrigen menuju tahap 4-1.

proses 4’-1 : refrigen cair dari proses ekspansi dalam


evaporator akan menyerap panas dari lingkungan,
biasanya udara atau air. Selama proses ini cairan
merubah bentuknya dari cair menjadi gas.

3.4 Termodinamika Sistem Refrigerasi


3.5.1 Siklus Refrigerasi Carnot

3
2

4
1

Gambar 3.6 Daur refrigerasi carnot

Siklus refrigerasi carnot merupakan kebalikan dari


mesin carnot. Mesin carnot menerima suatu energi kalor dari
temperatur yang tinggi, setelah itu energi diubah menjadi suatu

19
kerja dan sisa energi tersebut dibuang ke sumber panas pada
temperatur rendah. Namun siklus refrigerasi carnot menerima
energi pada temperatur rendah dan mengeluarkan energi pada
temperatur tinggi. Oleh sebab itu di siklus pendingin diperlukan
tambahan kerja dari luar.
Proses-proses yang membentuk daur refrigerasi
carnot:
• Proses kompresi adiabtik (1-2)
• Proses pelepasan kalor isothermal (2-3)
• Proses ekspansi adiabatik (3-4)
• Proses penyerapan kalor isothermal (4-1)
Tujuan utama dari daur ini merupakan penyerapan
kalor dari sumber yang bersuhu rendah pada proses 4-1
yang merupakan penyerapan kalor isothermal.

3.5.2 Siklus Kompresi Uap Standar (Teoritis)

Gambar 3.7 Proses siklus kompresi uap standar

20
Siklus kompresi uap standar adalah siklus teoritis,
dimana pada siklus tersebut mengasumsikan beberapa
proses sebagai berikut :
1. Proses Kompresi
Proses kompresi berlangsung dari titik 1 ke titik 2. Pada
siklus sederhan ini diasumsikan refrigeran tidak mengalami suatu
perubahan kondisi, selama mengalir dijalur hisap. Pada proses
kompresi diasumsikan isentropik sehingga pada saat berada
di diagram tekanan dan entalpi berada dalam satu garis
entropi konstan, dan titik 2 berada dalam kondisi super panas.
Proses kompresi sangat memerlukan kerja dari luar dan
entalpi uap naik mulai dari h1 ke h2, besarnya kenaikan

ini sama halnya dengan besar kerja kompresi yang dilakukan


pada uap refrigeran.

Wc + h2 – h1 = 0........................................(3.4)
Wc = h2 – h1................................................(3.5)

Karena energy kinetic (EK) dan energi potensial


(EP) maka untuk kompresi isentropic ideal, tingkat keadaan
dua ditentukan oleh entropi (sama halnya dengan tingkat
keadaan satu) dan tekanannya, sehingga untuk kompresor
adalah:

21
Wc = h2 – h1................................................(3.6)

Maka untuk kerja mesin sesungguhnya adalah :


Wc = Wc/(ŋc )..............................................(3.7)

Penjelasan:
Wc = besar kerja kompresor ( kJ/kg )
h1 = entalpi refrigeran pada saat masuk kompresor ( kJ/kg )
h2= entalpi refrigeran pada saat keluar kompresor ( kJ/kg )
ŋc = Efisiensi isentropik kompresor ( % )

2. Proses Kondensasi
Proses 2-3 merupakan proses kondensasi yang terjadi pada
kond
ensor, uap panas refrigeran dari kompresor didinginkan oleh
fluida sampai pada temperatur kondensasi, kemudian uap
tersebut dikondensasikan. Pada titik 2 refrigeran pada kondisi
uap jenuh pada tekanan dan temperatur kondensasi. Proses
2-3 terjadi pada tekanan konstan, dan jumlah panas yang
dipindahkan selama proses ini adalah bedaentalpi antara titik
2 dan 3.
Qc = h2-h3...................................................(3.8)
Penjelasan:
Qc = besarnya panas dilepas di kondensor ( kJ/kg)
h2 = entalpi refrigeran saat masuk kondensor ( kJ/kg )
h3 = entalpi refrigerant saat masuk kondensor ( kJ/kg )

22
3. Proses Ekspansi
Proses ekspansi berlangsung mulai dari titik 3 ke titik 4.
Pada proses ini terjadi suatu proses penurunan tekanan
refrigeran dari tekanan kondensasi (titik 3) menjadi tekanan
evaporasi (titik 4). Saat waktu cairan di ekspansi melalaui
katup ekspansi atau pipa kapiler menuju ke evaporator,
temperatur refrigeran juga turun dari temperatur kondensator
ke temperatur evaporasi. Proses 3-4 adalah proses ekspansi
adiabatik dimana entalpi fluida tidak berubah disepanjang
proses. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi
bercampuran-uap.
h3 = h4 .........................................................(3.9)

4. Proses Evaporasi
Proses 4-1 merupakan suatu proses penguapan yang terjadi
pada evaporator dan berlangsung pada suatu tekanan
konstan. Pada saat titik 1 seluruh refrigeran berada pada
kondisi uap jenuh. Selama proses 4-1 entalpi refrigeran naik
akibat penyerapan kalori dari ruang refrigerasi. Besarnya
kalor yang diserap adalah bedaentalpi titik 1 dan titik 4
biasa disebut dengan efek pendinginan
. Qe = h1 – h4 ……………………………(3.10)
Penjelasa

23
Qe = besarnya panas yang diserap di evaporator ( kJ/kg )
h1 = entalpi refrigeran saat keluar evaporator ( kJ/kg )
h4= entalpi refrigeran saat masuk evaporator ( kJ/kg )

3.5 Jenis-jenis AC
Seiring perkembangan teknologi, kini AC diproduksi
dalam beragam jenis dengan penggunaan yang berbeda-beda.
Berikut ini beberapa jenis AC yang dipasarkan di Indonesia.

1. Jenis AC Split Wall

Jenis AC ini yang sering dipakai di rumah karena


ukurannya kecil, harganya terjangkau, dan perawatannya
mudah. Jenis AC split ini terdiri dari dua bagian yang
ditempatkan di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan
(outdoor). Kapasitas AC split bervariasi antara 0,5PK–2
PK.1. Jenis AC Split Wall

2. Jenis AC Cassette

Jenis AC cassette banyak digunakan di ruangan yang


lebih luas dan tinggi, seperti perkantoran besar, ruko, atau
ruang pertemuan dengan kapasitas 1 PK hingga 6 PK. Jenis
AC cassette juga terdiri dari bagian indoor dan outdoor.

24
Namun, bagian indoor tidak dipasang di dinding, tetapi di
langit-langit ruangan.

3. Jenis AC Central

AC centeral sering di gunakan di hotel, gedung


bertingkat, dan mal biasanya menggunakan AC berjenis
central karena memiliki kapasitas yang sangat besar. Cara
kerja AC jenis ini adalah udara didinginkan di cooling
plant yang terletak di luar ruangan, kemudian dialirkan ke
dalam gedung

4. Jenis AC Split Duct

Mesin AC jenis split duct bekerja dengan cara membagi


hawa dingin ke semua ruangan melalui sistem ducting.
Pada AC split duct terdapat banyak pengatur suhu, tetapi
memiliki satu titik kontrol yang terpusat. Jenis AC ducting
juga sering digunakan di mal atau ruangan yang luas.

5. Jenis AC Standing Floor

Sesuai namanya, jenis AC standing floor tidak dipasang di


dinding atau plafon, tetapi diletakkan di atas lantai. Jenis
AC ini sering digunakan di acara resepsi, seminar, dan

25
sejenisnya. Karena mudah dipindahkan dan dilepas-
pasang, AC standing floor ini sering disewakan

26
6. Jenis AC Portable

Jenis AC portable berukuran kecil sehingga mudah dibawa


dan harganya sangat ekonomis sehingga banyak dipakai
para mahasiswa yang menyewa kamar indekos. Pada
AC portable, bagian kompresor dan evaporator menjadi
satu dan udara panas dari kompresor dibuang melalui pipa.

7. Jenis AC Window

Seperti AC portable, bagian kompresor dan evaporator


pada AC window juga menyatu. Untuk memasang AC
window, dinding harus dilubangi sesuai ukuran AC dan AC
diletakkan di dalamnya menggunakan bracket dengan
posisi bagian evaporator menghadap ke dalam ruangan.

3.6 Alat yang digunakan untuk perawatan AC


a. Gauge Manifold
b. Jet Pump
c. Pompa vakum
d. Las (Brander)
e. Refrigerant / Freon
f. Pemotong Pipa (Tubing Cutter)

27
g. Flaring Tool (Pengembang Pipa) & Swaging tool
(pembesar pipa) 
h. Pembengkok Pipa (Bending tool)

3.7 Persamaan kesesuaian BTU/h pada AC


Menurur Oemantan dkk (2015), persamaan yang
digunakan untuk menganalisa kalor yang diperoleh melalui
transmisi termal adalah sebagai berikut:
q= k x A ………………………….…............................(3.11)
keterangan :
q = beban kalor
k = koefisien perpindahan kalor
A = luas permukaan dinding

Setelah melakukan perhitungan selanjutnya adalah


memperhatikan kebutuhan daya AC, dan kebutuhan daya
listrik. Berikut adalah tabel kebutuhan daya AC dan daya
listrik

Tabel 3.1 Daya AC

28
Tabel 3.2 Daya listrik AC

3.8 Definisi Perawatan


Menurut Kurniawan 2013. Perawatan adalah sebuah
aktivitas yang bertujuan untuk memastikan pada suatu fasilitas
secara fisik, supaya bisa terus menerus melakukan apa yang di
inginkan sesui dengan keinginan pengguna. Untuk pengertian
pemeliharaan yang lebih jelas. Pemeliharaan/perawatan adalah
suatu gabungan dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang/alat dalam, atau memperbaikinya
sampai suatu kondisi yang bisa diterima.

Pada umum istilah perawatan memiliki arti sebagai berikut:


1. Menjaga (Keep),
2. Mempertahankan (Preserve),
3. Melindungi (Protect).

29
30
3.9.2 Jenis-jenis perawatan

Jenis-jenis perawatan adalah sebagai berikut:

1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance merupakan salah satu komponen
penting dalam aktivitas perawatan (maintenance). Preventive
maintenance merupakan aktivitas perawatan yang dilakukan
sebelum terjadi suatu kegagalan atau kerusakan pada sebuah
sistem ataupun komponen, yang mana sebelumnya sudah
melakukan perencanaan dengan pengawasan yang sistematik,
deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen tersebut dapat
mempertahankan kapabilitas fungsionalnya (Kusnadi, 2016).

Manfaatan prosedur preventive maintenance yang baik


maka akan didapatkan hal-hal sebagai berikut:

a. Kerugian waktu produksi dapat diperkecil


b. Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi atau dihindari

2. Corrective Maintenance
Perawatan kerusakan yang diartikan sebagai perawatan
dengan cara mesin/peralatan dioperasikan hingga rusak, dan
kemudian setelah rusak baru diperbaiki atau diganti.
Kebijakan ini merupakan strategi yang tidak efesien dan
kurang baik karena dapat menimbulkan biaya yang tinggi,
sehingga kehilangan kesempatan untuk mengambil

31
keuntungan bagi perusahaan karena terhentinya mesin,
keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi mesin tidak
diketahui, dan tidak ada perencanaan waktu, tenaga kerja,
maupun biaya dengan baik.

3. Scheduled Maintenance
Perawatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan dilakukan secara periodik dalam rentang waktu
tertentu. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan
pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik
pembuat mesin yang bersangkutan.

4. Predictive Maintenance
Perawatan predictive juga merupakan bagian perawatan
pencegahan. Perawatan predictive diartikan sebagai strategi
perawatan di mana pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin
itu sendiri. Perawatan prediktif disebut juga perawatan
berdasarkan kondisi (condition based maintenance) artinya
sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa
mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin
serta keselamatan kerja terjamin.

5. Breackdown mintatnance

Breackdown mintatnance merupakan perawatan yang


dilakukan pada saat terjadi kerusakan peralatan kerja yang

32
mengakibatkan mesin tidak dapat beroprasi secara normal atau
tidak bisa beroprasi secara total dalam keadaan kondisi
mendadak. Breackdown mintatnance ini sebisa mungkin di
hindari karena dapat mengakibatkan berhentinya peralatan-
peralatan yang harusnya beroprasi menjadi tidak bisa beroprasi
hal ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi
perusahaan.

33
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PKL

Berikut bab menjelaskan mengenai gambaran umum objeck


PKL, kegiatan yang di tekuni dan hasil perhitungan kegiatan
PKL.

4.1 Gambaran Umum Objek PKL


Gambaran umum objek PKL pada sistem pendingin di
Gedung lab otomasi Universitas Trunojoyo Madura. Adapun
pengkondisian udara yang digunakan ada dua macam AC,
yaitu AC Split, AC Cassate. AC split dan AC Cassate
mampu mendinginkan ruangan secara merata dan lebih hemat
energi listrik., AC Split AC dan Cassate ini menggunakan
Indoor dan Outdoor. Adapun fungsinya indoor untuk
mengeluarkan udara dingin dan outdoor untuk mengeluarkan
udara panas

4.2 Kegiatan yang ditekuni

Sub bab ini menjelaskan pemasangan AC dan perawatan


AC yang di lakukan pada saat PKL.

34
4.2.1 Pemasangan AC

Pemasangan AC adalah suatu aktivitas untuk


memasang dan merakit komponin-komponin AC yang sesuai
SOP Adapun yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:

1. Estimasi beban/perhitungan beban


2. Pemilihan lokasi
3. Persiapan alat kerja di antaranya:
a. Obeng plus-minus
b. Tang potong
c. 1 Set kunci pas
d. Kunci ingris
e. Kunci L untuk membuka katup tekanan tinggi dan
tekanan rendah pada outdoor
f. Water pas untuk mengukur
g. Bor listrik
h. Pipa tembaga untuk menghubungkan indoor dan
outdoor
i. Fisher plastik
j. Kabel untuk menghubungkan indoor outdoor
k. Pipa PVC untuk pembuangan air AC

4. Pemilihan tempat AC indoor dan outdoor

5. Pemasangan instalasi pipa AC

35
6. Proses vakum/ menghampakan udara pada bagian yang

belum terisi bahan pendingin (freon).

7. Uji coba menghidupkan AC

8. finising

4.3 Hasil kegiatan

Sub bab ini menjelaskan hasil kegiatan yang telah


dilaksanakan saat melekukan praktik kerja lapangan (PKL).

4.3.1 Menghitung Beban Pendingin


1. Kalor sensibel lampu dari peralatan listrik

Tabel 4.3 kalor sensible lampu


Pemanas per 1 kw 0,860 kcal/kw
Motor listrik - 0,860 kcal/kw
Lampu 0,860 kcal/kw
1.000 kcal/kw

36
2. Beban pendinginan untuk perambatan panas pada
dinding yang terkena sinar matahari

Tabel 4.4 Beban pendinginan perambatan panas pada dinding

3. Beban pendingin melaluikaca yang terkena matahari


Tabel 4.5 Beban pendinginan untuk perambatan panas
melalui kaca

37
4. Kapasitas pendingin unuk daya AC
Tabel 4.6 Kapasitas pendingin unuk daya AC

Dalam merancanakan penerapan sistem pendingin di


suatu ruangan terlebih dahulu menghitung beban pendingin
yang ada di ruang tersebut. Berikut contoh cara menghitung
beban pendinginan untuk ruang Lab Sistem Otomasi dan
Robotika yang ada di Lab. Terpadu UTM.
 Lab Otomasi dan Robotika
Diketahui
 P (panjang) = 16 m
L (lebar) = 10 m
T (tinggi) = 3 m
 Kondisi ruangan luar rata-rata
Temperatur = 35°
 Kondisi ruangan dalam rata-rata
Temperatur = 30°
Selisih = 5℃
 Kaca ruangan = kaca biasa
 Jumlah penghuni dalam ruangan
= luas : 15 / orang
= (16 x 10) : 15 = 10.66 orang
 Sehingga di tetapkan

38
Ditanya :
a) beban kalor melalui kaca ?
b) beban kalor transmisi pada dinding ?
c) Transmisi bidang atap ?
d) Beban kalor intern (internal heat gain, people and lights) ?

jawaban :
a) beban kalor melalui kaca ?

 Selatan
T = 150 cm = 1.5 m
L = 160 cm = 1,6 m
T x L = 1,5 m x 1,6 m = 2,4 m2
Hasil kaca di kali kalor kaca:
2,4 m2 x 310 kcal/m2h = 744 kcal/h
Hasil kalor kaca di kali banyaknya kaca :
744 kcal/m 2h x 3 = 2.232 kcal/h

b) beban kalor transmisi pada dinding


 Selatan = T = 3 m
L = 10 m
(T x L) = 3 m x 10 m = 30 m 2
=30m2 x 34 kcal/ m2h℃ x 5℃ = 5.100 kcal/h
Jadi bwban kalor pada dinding = 5.100 kcal/h
c) Beban bidang atap
Luas atap = 16 m x 10 m = 160 m2
160 m 2 x 38 kcal/ m2h℃ x 5℃ = 2.400 kcal/h
Jadi bwban kalor pada bidang atap = 2.400 kcal/h

39
d) Beban kalor intern (internal heat gain, people and
lights)
 Sensible orang = 26 x 10.66 =277
 Latent orang = 30 x 10.66 = 319.8
 Sensible lampu = 1,000 kcal/kw x 9
= 9000 kcal/w = 9.996.13 kcal/h
Total =10.592.13 kcal/h

Tabel 4.7 Total hasil perhitungan Lab Otomasi dan Robotika

NO Beban Jumlah
1 Beban kalor pada kaca 2.232 kcal/h
2 Beban kalor pada dinding 5.100 kcal/h
3 Transmisi bidang atap 2.400 kcal/h
4 Beban kalor intern 10.592.13 kcal/h
Total 20.324.13 kcal/h

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa total


beban pendingin di ruang Lab Otomasi dan Robotika adalah
sebesar 5.115.22 kcal/h maka di butuhkan adalah AC sebesar 6
pk

Beban Total = 20.324.13 kcal/h


1 kcal/h = 3,9683 Btu/h
58.470,97 kcal/h = 20.324.13 kcal/h x 5.115.22 kcal/h
= 51.289.39 Btu/h
1 Pk = 9000 Btu/h
Pk yang di butuhkan =51.289.39 Btu/h: 9000 Btu/h
= 5.69882 pk
Jadi dengan beban total sebesar 20.324.13 kcal/h maka
dibutuhkan pengkondisian udara sebesar 6 pk untuk

40
mendinginkan ruangan tersebut.

4.3.2 Sistem perawatan pengkondisian udara


Sistem perawatan yang di terapkan di ruang
Laboratorum Sistem Otomasi dan Robotika Universitas
Tronojoyo madura ada dua yaitu perawatan preventive dan
perawatan Breakdown.
1. Perawatan preventive
Perawatan preventive dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan atau eror pada mesin pengkondisian
udara. Tim Utility Universitas Trunojoyo Madura
melakukan perawatan preventive seperti pembersihan
pada casing, filter udara pada AC dan pengecekan
komponin AC baik indoor dan outdoor. Pada ruang Lab
Otomasi dan Robotika terdapat 4 AC. Dan untuk
mencegah terjadinya kerusakan Tim Utility melakukan
perawatan preventive, perawatan preventive ini di lakukan
2 bulan sekali saat aktif perkuliahan namun ketika tidak
aktiv perkuliahan dilakukan perawatan ringan 3 bulan
sekali.

41
a. Jadwal perawatan AC
Tabel 4.8 Jadwal perawatan AC
Lanta Ac Nama Ruangan Januar Februar Mare Apri Me
i i i t l i
1 2 Lab Otomasi
2 Lab Statistik
4 Lab Ergonomi
3 Lab TIP
3 Lab Kumputasi
2 3 Lab Bengkel
Elektro
2 Lab Kimia
3 Lab Fisika
3 Lab Fisiologi
5 Lab Produksi
tanaman
3 Lab Bisnis
intelegence
system
2 Ruang UTBK
3 4 Ruang UTBK
3 Lab TIP
Analisis mutu
agro Industri
2 Lab
Multimedia
computing
3 Ruang Studi
management

42
b. flowchart sistem perawatan pengkondisian udara

Gambar 4.8 flowchart sistem perawatan


pengkondisian udara

c. Penyedian stock suku cadang ini sangatlah penting, karna


jika terjadi masalah pada komponin AC dapat segera
teratasi, oleh karna itu harus ada stock cadang untuk
penggagntian yang sering terjadinya masalah pada
43
pengkondisian antara lain kapasitor, batrai, kompresor dll.
Kemudian untuk prosedur perbaikan AC sendiri adalah dari
pihak ruangan di Gedung Laboratorium melaporkan pada
tim utility Universitas Trunojoyo Madura untuk melakukan
pengecekan pada AC yang terjadinya masalah atau trouble.
Tim utility Universitas Trunojoyo Madura melaporkan ke
pihak perlengkapan BUK guna untuk melaporkan terjadinya
masalah, jika sudah selesai laporan maka tim utility
Universitas Trunojoyo Madura melakukan panggantian part
yang bermasalah tersebut.

2. Breackdown maintenance
Pada saat pemakaian AC berlangsung terkadang ada
kerusakan yang agak besar yang terjadi, dimana penangan
kerusakan ini oleh pihak Universitas Trunojoyo Madura
menghubungi pihak perusahaan dari pengkondisian udara
untuk melakukan perbaikan pada AC yang secara mendadak
dan tidak dapat beroprasi yang tidak dapat diatasi oleh tim
Utility Universitas. Untuk tim Utility sendiri melakukan
pengecekkan terhadap komponin yang bermasalah/rusak
dan kemudian melakukan perbaikan dengan melakukan
penggantian komponin jika tidak memungkinkan untuk di
perbaiki.

44
Berikut adalah flowchart Breackdown maintenance

Gambar 4.9 flowchat Breackdown maintenance

4.4 Evaluasi Hasil Kegiatan PKL

45
Sub bab ini menjelaskan tentang permasalahan, sebab
masalah, sebab masalah, akibat masalah, dan pemecahan
masalah.

4.4.1 Permasalahan

Selama melakukan praktik kerja lapangan ada


beberapa masalah yang sering terjadi, Permasalahan yang
timbul harus diidentifikasi terlebih dahulu penyebabnya
sebelum diperbaiki, dan berikut ini permasalahan yang
terjadi pada pengkondisian udara (AC) saat pelaksanaan
praktik kerja lapangan:

1. Kapasitor

2. Kompresor

3. Kebocoran freon

4.4.2 Sebab Masalah

Sebab masalah yang terjadi pada pengkondisian udara


saat adalah sebagai berikut :

1. Penyababnya adalah AC yang sering menyala.

2. penyebabnya adalah tekanan refrigeran yang berlebihan


sehingga amper kompresor melebihi standart

46
3. Penyabab kebocoran refrigeran adalah terlalu kencang
pemasangan pipa sehingga pipa pecah.

4.4.3 Akibat Masalah

Akibat masalah yang terjadi pada pengkondisian udara

1. Kapasitor akan mengalami daya guna yang tidak setabil


yang mengakibatkan kompresor tidak bisa memompa
refrigeran dengan baik.

2. Kompresor yang rusak mengakibatkan AC tidak dingin


dikarenakan kompresor tidak terjadi sirkulasi pada
refrigeran .

3. refrigeran yang bocor akan mengakibatkan AC kurang


dingin bahkan tidak dingin, kebocoran ini di tandai
dengan munculnya bunga es pada pipa instalasi

4.4.4 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah pada pengkodisian udara sebagai


berikut:

1. Pemecahan masalah pada kapasitor yang rusak adalah


dengan cara mengganti dengan yang baru.

2. Pemecahan masalah pada kompresor yang di akibatkan


tekanan adalah dengan cara melakukan perawatan

47
preventive dan pembersihan pada indoor dan outdoor
secara rutin dengan demikian kompresor menjadi optimal.

3. Pemecahan masalah untuk pipa yang di akibatkan terlalu


kencang sehingga pecah adalah dengan flearing Kembali
dan memasang Kembali pipa dengan standrtnya.

48
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Teknik Mesin Universitas trunojoyo Madura terdapat


matakuliah praktik kerja lapangan, sehingga
mahasiswa teknik mesin untuk menyelesaikan mata
kuliah tersebut harus melakukan praktik kerja
lapangan. Untuk itu penulis melakukan praktik kerja
lapangan di Biro Umum dan Keuangan bagian
perlengkapan pengkondisian udara di Gedung
Laboratorium Terpadu Universitas Trunojoyo
Madura .

2. Praktik kerja lapangan di lakukan karena untuk


mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi
persaingan di bidang teknologi dalam dunia
perindustrian dan globalisasi dengan ilmu yang di
peroleh. Serta mampu bekerjasama dengan Lembaga
lain guna membangun penerapan teknologi
pengkondisian udara dengan baik.

3. Perawatan pengkondisian udara yang ada di ruang


Laboratorium Sistem Otomasi dan Robotika, ada dua
yaitu perawatan preventive dan perawatan
breackdown. Untuk perawatan preventive yang
dilakukan antara lain pembersihan pada filter udara,
pencucian casing AC. Untuk perawatan breackdown

49
yang di lakukan adalah penggantian komponin
peralatan yang rusak baik komponin indoor atau out
door di antaranya penggantian kapasitor, pengisian
freon
4. Perhitungan beban pendinginan menggunakan rumus
q= k x A, dimana q adalah beban kalor, k adalah
koefisien kalor dan A adalah luas permukaan dinding.
Sehingga hasil perhitungan beban yang di peroleh di
Laboratorium Terpadu sebesar 20.324.13 kcal/h Jadi
dengan beban total sebesar 20.324.13 kcal/h, maka
dibutuhkan pengkondisian udara sebesar 6 pk untuk
mendinginkan ruangan tersebut.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan terkain pengkondisian


udara yang ada di Universitas Trunojoyo Madura:

1. Memberikan timer/ pembatas waktu oprasi AC

2. Perlu penambahan teknisi agar perawatan AC merata

50
DAFTAR PUSTAKA
Dwip otomo, 2018 Analisa Pengaruh Penambahan FIN dan
Laju Air Sebagai Media Pada Pipa Kompresor Tahap
Kinerja Mesin. Teknik Mesin Fakultas Teknik Untag

Hidayati, putri, 2011, Pengaruh Setting Temperatur


Terhadap Kinerja AC Split, Bandng.

Kurniawan, Fajar. (2013). Manajemen Perawatan Industri :


Teknik dan Aplikasi Implementasi Total Productive
Maintenance (TPM), Preventive Maintenance dan
Reability Centered Maintenance (RCM). Yogyakarta :
Graha Ilmu.

Oematan Abraham, Tarigan vasko, dkk. 2015. Analisa


Beban Kalor Pada Ruangan Bagian Kepegawaian
Rektorat Universitas Nusa Cendana. Jurnal Teknik Mesin
FST Udana

51
LAMPIRAN
Lampiran 1 Log book

52
53
Lampiran 2. Gambar kegiatan

54
Lampiran 3 SOP Perawatan AC dan pemasangan AC
PROSEDUR PERAWATAN AC
No. No. Revisi Halaman
Dokume
n

Tanggal Ditetapkan oleh, Rektor


Ruang Terbit Universitas Trunojoyo
Laboratorium Madura
Sistem Otomasi
dan Robotika

Dr. Drs. Ec. H. Muh.Syarif, M.Si.,


NIP. 19631130 2001121 001

Acuan sebagai penerapan langkah-


1. TUJUAN langkah pemeriksaan pengoperasian AC
untuk mengukur pengaturan udara di
ruangan.
Ruang Laboratorium Sistem Otomasi dan
2. RUANG Robotika
LINGKUP

AC adalah suatu alat yang digunakan


3. URAIAN untuk pengturann suhu udara di dalam
UMUM
ruangan agar stabil, sehingga memberikan
kenyamanan pada ruangan perpustakan
Laboratorium Lab Otomasi dan Robotika

55
1.Petugas AC melakukan pengecekan di
ruang Laboratorium Sistem Otomasi
dan Robotika.
2.perawatan dimulai dari outdoor pada
AC, yaitu :
 Membersihkan kipas
kondensator pada outdor
dengan kain halus
 Melakukan pengecekan
ampere listrik
4. PROSEDUR
 Melakukan pengecekan
perpipaan saluran system
pendingin
3. perawatan indoor pada AC, yaitu:
 Membersihkan casing luar
dengan menggunakan kain
halus
 Membersihkan kipas dengan kain
halus
 Membersihkan pembuuangan air
4.melakukan pengecekan batrai pada
remote control.
5.pengisian atau pemeliharaan pada
kartu pemeliharaan Pemeliharaan
dilakukan setiap 3 bulan
1. Kartu pemeliharaan
2. laporan pemeliharaan
5. DOKUMEN
TERKAIT

56
PROSEDUR PEMASANGAN AC
No. No. Revisi Halaman
Dokumen

Tanggal Ditetapkan oleh,


Ruangan Terbit Rektor Universitas
Raboratorium Sistem Trunojoyo Madura
Otomasi
Dr. Drs. Ec. H. Muh.
Syarif, M.Si.,
NIP. 19631130 200112
No. 1 001

Acuan sebagai penerapan langkah-


1. TUJUAN langkah pemasangan agar sesuai
dengan kebutuhan
Laboratorium Sistem Otomasi dan
Robotika
2. RUANG
LINGKUP

57
AC adalah alat yang digunakan
sebagai pengturann suhu udara di
dalm ruangan agar bisa stabil,
3. URAIAN sehingga memberikan kenyamanan
UMUM
pada suatu ruangan Laboratorium
Sistem Otomasi dan Robotika.
4. PROSEDUR 1. Estimasi beban/perhitungan beban
2. Pemilihan lokasi
3. Persiapan alat kerja di antaranya:
4.Pemilihan tempat AC indoor dan
outdoor
5. Pemasangan instalasi pipa AC
6.Proses vakum/ menghampakan
udara pada bagian yang belum
terisi bahan pendingin (freon).
7. Uji coba menghidupkan AC
8. .finishing

58

Anda mungkin juga menyukai