Disusun oleh :
ZAINAL ARIFIN
(17.04.811000.17)
ii
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daya AC
Tabel 3.2 Daya listrik AC
Tabel 4.3 Kalor sensible lampu
Tabel 4.4 Beban pendingin panas yang pada dinding
Tabel 4.5 Beban pendingin panas yang melalui kaca
Tabel 4.6 Kapasitas pendingin untuk daya AC
Tabel 4.7 Total hasil perhitungan Lab otomasi
Tabel 3.8 Jadwal perawatan AC
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alamat Universitas Tronojoyo Madura
Gambar 3.2 Kondensor
Gambar 3.3 Kompresor
Gambar 3.4 Evaporator
Gambar 3.5 Siklus kerja AC
Gambar 3.6 Daur refrigasi carnot
Gambar 4.7 Flowchart sistem perawatan pengkondisian udara
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Log book
Lampiran 2 LGambar kegiatan
Lampiran 3 Perawatan AC dan pemasangan AC
v
LEMBAR PENGESAHAN
PENGKONDISIAN UDARA DI GEDUNG
LABORATORIUM TERADU
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Disusun oleh:
NAMA : Zainal Arifin
NIM : 170481100017
vi
KATA PENGANTAR
Penulis
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Bab 1 ini berisi latar belakang, tujuan, dan menfaat
pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL)
1.1 Latarbelakang
Air Conditioner (AC) digunakan sebagai pendingin untuk
sistem tata udara, dirancang untuk memberikan suatu
kenyamanan bagi penghuni yang ada di dalam ruangan /
gedung. Pengondisian udara digunakan untuk mengatur suhu,
kelembaban, kebersihan, dan pola pendistribusian secara
serentak guna mencapai kondisi nyaman yang diperlukan oleh
penghuni ruangan. Ruangan yang terlalu panas akan
menyebabkan penghuninya lebih cepat lelah, dehidrasi, dan
ruangan terasa tidak nyaman.
Beban pendiginan di pengaruhi oleh beberapa faktor, baik
faktor dari dalam ruangan (internal heat gains) yang meliputi
orang-orang, lampu, dan peralatan elektronik yang
menghasilkan kalor (panas). Kemudian faktor dari luar
ruangan (external heat gains) yang meliputi konduksi melalui
dinding, atap, plafon, lantai, dan radiasi dari matahari yang
melewati kaca.
Perhitungan beban pendingin perlu dilakukan terlebih
dahulu sebelum melakukan perencanaan sistem pengkondisian
udara di suatu ruangan. Hal ini sangat diperlukan karena
besarnya beban pendiginan sangat berpengaruh terhadap
pemilihan mesin pengkondisian udara (AC) sehingga
kenyamanan dalam ruangan dapat diperoleh.
1
1.2 Tujuan PKL
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik (KP) yang
dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura
adalahsebagaiberikut:
1. Memenuhi mata kuliah Kerja Praktik (KP).
2. Mempersiapkan mahasiswa Teknik Mesin sebagai lulusan
yang mampu menghadapi dunia perindustrian dan
globalisasi dengan membentuk kepercayaan diri dalam
proses penyesuaian dilingkungan pekerjaan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui sistem perawatan dan
pengkondisian air condisioner (AC).
4. .Mahasiswa mampu menghitung beban pendinginan di
ruang Laboratorium Sistem Otomasi dan Robotika yang
ada di Universitas Trunojoyo Madura.
1. Studi literatur
Untuk menyusun landasan teori, penulis melakukan studi
literatur yang di peroleh dari refrensi jurnal dan buku-buku.
2. Wawancara
Untuk memperkuat landasan teori, penulis juga melakukan
wawancara dengan dosen pembimbing PKL dan dosen
pembimbing lapangan.
3. Survei lapangan
Survei di lapangan, perlu diadakan supaya penulis dapat
mengetahui bagaimana kondisi di lapangan dalam bidang
system pengkondisian udara/AC .
3
1.6 Sistematika Penulisan
Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang, tujuan PKL, mamfaat PKL, ruang lingkup
pembahasan, teknik pengumpulan data dan
sistematika penulisan
Bab kedua menjelaskan tentang profil tempat PKL.
Bab ketiga menjelaskan landasan teori yang terdiri
dari menjelaskan pengkondisian udara, fungsi AC,
komponin AC, cara keja AC, alat yang digunakan
pada sitem pendingin AC, mencari BTU/PK,
komsumsi listrik pada AC.
Bab keempat merupakan pelaksanaan kegiatan PKL
yang terdiri dari gambaran umum objek PKL, loog
book, dan perhitungan pada beban ruangan.
4
BAB II
PROFIL UNIVERSITAS
Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, struktur
organisasi, dan unit kerja obyek PKL
5
Universitas Trunojoyo Madura dibangun diatas lahan
seluas 30 hektar, yang terletak 5 kilometer dari pelabuhan
Kamal dan 15 kilometer dari Kota Bangkalan. Pengembangan
kampus dimasa yang akan datang diarahkan menjadi
lingkungan yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.
Pohon-pohon direncanakan akan lebih banyak ditanam untuk
menghilangkan kesan kekeringan dan kegersangan Pulau
Madura.
6
1. Rektor
Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si.,
NIP. 196311302001121001
2. Wakil Rektor I Bidang Akademik
Dr. Deni Setya Bagus Yuherawan, S.H.,M.S.,
NIP. 196212172001121001
3. Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan
Dr. Ir. Abdul Aziz Jakfar, M.T.,
NIP. 196203021988111000
4. Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan
Agung Halimi Fahmi, S.H.,M.H.
NIP. 198003272005011003
5. Dekan Fakultas Hukum
Prof. Dr. Nunuk Nuswardani. S.H.,M.H.
NIP. 19634121988112001
6. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dr. Drs. H. Pribanus Wantara, M.M.
NIP. 196012031988111001
7. Dekan Fakultas Pertanian
Dr. Ir. Slamet Subari. MS.
NIP. 196312122001121001
8. Dekan Fakultas Teknik
Dr. H. Rachmad Hidayat, M.T.
NIP. 197406192006041002
9. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya (FISIB)
Sukorim, S.Sos.,M.Si.
NIP. 197406222008011007
10. Dekan Fakultas Pendidikan
Sulaiman, S.Sos.,M.Si.
NIP. 197102112006041001
7
11. Dekan Fakultas Keislaman
Shofiun Nahidloh, S.Ag., M.H.I.
NIP. 197605162000032003
8
BAB III
LANDASAN TEORI
9
partikel yang kurang molekul yang kurang berenergi atau
bertemperatur lebih rendah, dikarenakan adanya interaksi
antara partikel-partikel tersebut
10
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑣 = ℎ. 𝐴𝑠. (𝑇𝑠 − 𝑇∞)…………………..(3.2)
Dimana:
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑣 = Laju perpindahan panas konveksi (W)
ℎ = Koefisien perpindahan panas konveksi (W/𝑚2. 𝐾)
𝐴𝑠 = Luas permukaan perpindahan panas (𝑚2)
11
(𝑇𝑠𝑢𝑟), adalah:
12
𝑞𝑟𝑎𝑑 = s. 𝜎. (𝑇𝑠4 − 𝑇𝑠𝑢𝑟4). 𝐴.............................(3.3)
Dimana:
𝑞𝑟𝑎𝑑 = laju pertukaran panas radiasi (W)
s = Nilai emisivitas suatu benda
𝜎 = Konstanta proporsionalitas, disebut juga
konstanta Stefan Boltzmann. Dengan nilai
5,67 𝑥 10−8 (W/𝑚2𝐾4)
𝐴 = Luas bidang permukaan (𝑚2)
13
1. Mengatur Suhu Udara
Fungsi utama AC adalah mengatur suhu ruangan. Dengan
cara mengatur suhu yang diinginkan melalui remote control.
Umumnya suhu AC paling rendah 180 derajat Celcius dan
suhu tertinggi 300 derajat Celcius.
2 Mengatur kelembaban udara
Suhu dan kelembapan udara saling berkaitan sehingga
secara tidak langsung, AC juga berfungsi mengatur
kelembapan. Suhu AC sebaiknya diatur pada suhu yang
ideal, yaitu 24–26 derajat Celsius di karena udara yang
terlalu dingin memiliki kelembapan tinggi yang bisa
mengakibatkan kulit menjadi cepat kering.
3 Membersihkan Udara
Mesin AC dilengkapi dengan filter sebagai penyaring
debu dan kotoran yang ada di dalam udara, sehingga udara
menjadi bersih dan sehat. Oleh sebab itu, filter AC harus
dibersihkan secara rutin untuk membuang kotoran yang
tersaring di filter AC sehingga udara bisa terjaga kesejukan
dan kebersihannya.
3.2.1 Komponen AC
AC didesain secara khusus yang terdiri dari beberapa
komponen dan secara umum dapat dikelompokkan dalam
empat bagian komponin, yaitu komponen utama, komponen
pendukung, komponin kelistrikan, dan refrigeran.
14
a. Komponin utama
1. Kondensator
15
3. Evaporator
16
Accumulator: menampung sementara refrigeran cair
bersuhu rendah dan campuran pelumas evaporator,
serta menjaga agar aliran refrigeran menuju
kompresor tetap lancar.
Blower: mengisap udara panas dari ruangan dan
mengembuskan udara dingin kembali ke ruangan.
Fan (kipas): membantu kondensator membuang panas
ke udara luar.
3.Komponen Kelistrikan
komponen kelistrikan pada sebuah AC yang memiliki
fungsi sebagai berikut.
17
4. Refrigen
Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam sistem AC
yang berfungsi sebagai pendingin. Saat AC bekerja,
refrigeran berubah wujud secara terus menerus antara
cair dan gas agar menghasilkan udara dingin.
18
udara atau air.
3
2
4
1
19
kerja dan sisa energi tersebut dibuang ke sumber panas pada
temperatur rendah. Namun siklus refrigerasi carnot menerima
energi pada temperatur rendah dan mengeluarkan energi pada
temperatur tinggi. Oleh sebab itu di siklus pendingin diperlukan
tambahan kerja dari luar.
Proses-proses yang membentuk daur refrigerasi
carnot:
• Proses kompresi adiabtik (1-2)
• Proses pelepasan kalor isothermal (2-3)
• Proses ekspansi adiabatik (3-4)
• Proses penyerapan kalor isothermal (4-1)
Tujuan utama dari daur ini merupakan penyerapan
kalor dari sumber yang bersuhu rendah pada proses 4-1
yang merupakan penyerapan kalor isothermal.
20
Siklus kompresi uap standar adalah siklus teoritis,
dimana pada siklus tersebut mengasumsikan beberapa
proses sebagai berikut :
1. Proses Kompresi
Proses kompresi berlangsung dari titik 1 ke titik 2. Pada
siklus sederhan ini diasumsikan refrigeran tidak mengalami suatu
perubahan kondisi, selama mengalir dijalur hisap. Pada proses
kompresi diasumsikan isentropik sehingga pada saat berada
di diagram tekanan dan entalpi berada dalam satu garis
entropi konstan, dan titik 2 berada dalam kondisi super panas.
Proses kompresi sangat memerlukan kerja dari luar dan
entalpi uap naik mulai dari h1 ke h2, besarnya kenaikan
Wc + h2 – h1 = 0........................................(3.4)
Wc = h2 – h1................................................(3.5)
21
Wc = h2 – h1................................................(3.6)
Penjelasan:
Wc = besar kerja kompresor ( kJ/kg )
h1 = entalpi refrigeran pada saat masuk kompresor ( kJ/kg )
h2= entalpi refrigeran pada saat keluar kompresor ( kJ/kg )
ŋc = Efisiensi isentropik kompresor ( % )
2. Proses Kondensasi
Proses 2-3 merupakan proses kondensasi yang terjadi pada
kond
ensor, uap panas refrigeran dari kompresor didinginkan oleh
fluida sampai pada temperatur kondensasi, kemudian uap
tersebut dikondensasikan. Pada titik 2 refrigeran pada kondisi
uap jenuh pada tekanan dan temperatur kondensasi. Proses
2-3 terjadi pada tekanan konstan, dan jumlah panas yang
dipindahkan selama proses ini adalah bedaentalpi antara titik
2 dan 3.
Qc = h2-h3...................................................(3.8)
Penjelasan:
Qc = besarnya panas dilepas di kondensor ( kJ/kg)
h2 = entalpi refrigeran saat masuk kondensor ( kJ/kg )
h3 = entalpi refrigerant saat masuk kondensor ( kJ/kg )
22
3. Proses Ekspansi
Proses ekspansi berlangsung mulai dari titik 3 ke titik 4.
Pada proses ini terjadi suatu proses penurunan tekanan
refrigeran dari tekanan kondensasi (titik 3) menjadi tekanan
evaporasi (titik 4). Saat waktu cairan di ekspansi melalaui
katup ekspansi atau pipa kapiler menuju ke evaporator,
temperatur refrigeran juga turun dari temperatur kondensator
ke temperatur evaporasi. Proses 3-4 adalah proses ekspansi
adiabatik dimana entalpi fluida tidak berubah disepanjang
proses. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi
bercampuran-uap.
h3 = h4 .........................................................(3.9)
4. Proses Evaporasi
Proses 4-1 merupakan suatu proses penguapan yang terjadi
pada evaporator dan berlangsung pada suatu tekanan
konstan. Pada saat titik 1 seluruh refrigeran berada pada
kondisi uap jenuh. Selama proses 4-1 entalpi refrigeran naik
akibat penyerapan kalori dari ruang refrigerasi. Besarnya
kalor yang diserap adalah bedaentalpi titik 1 dan titik 4
biasa disebut dengan efek pendinginan
. Qe = h1 – h4 ……………………………(3.10)
Penjelasa
23
Qe = besarnya panas yang diserap di evaporator ( kJ/kg )
h1 = entalpi refrigeran saat keluar evaporator ( kJ/kg )
h4= entalpi refrigeran saat masuk evaporator ( kJ/kg )
3.5 Jenis-jenis AC
Seiring perkembangan teknologi, kini AC diproduksi
dalam beragam jenis dengan penggunaan yang berbeda-beda.
Berikut ini beberapa jenis AC yang dipasarkan di Indonesia.
2. Jenis AC Cassette
24
Namun, bagian indoor tidak dipasang di dinding, tetapi di
langit-langit ruangan.
3. Jenis AC Central
25
sejenisnya. Karena mudah dipindahkan dan dilepas-
pasang, AC standing floor ini sering disewakan
26
6. Jenis AC Portable
7. Jenis AC Window
27
g. Flaring Tool (Pengembang Pipa) & Swaging tool
(pembesar pipa)
h. Pembengkok Pipa (Bending tool)
28
Tabel 3.2 Daya listrik AC
29
30
3.9.2 Jenis-jenis perawatan
1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance merupakan salah satu komponen
penting dalam aktivitas perawatan (maintenance). Preventive
maintenance merupakan aktivitas perawatan yang dilakukan
sebelum terjadi suatu kegagalan atau kerusakan pada sebuah
sistem ataupun komponen, yang mana sebelumnya sudah
melakukan perencanaan dengan pengawasan yang sistematik,
deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen tersebut dapat
mempertahankan kapabilitas fungsionalnya (Kusnadi, 2016).
2. Corrective Maintenance
Perawatan kerusakan yang diartikan sebagai perawatan
dengan cara mesin/peralatan dioperasikan hingga rusak, dan
kemudian setelah rusak baru diperbaiki atau diganti.
Kebijakan ini merupakan strategi yang tidak efesien dan
kurang baik karena dapat menimbulkan biaya yang tinggi,
sehingga kehilangan kesempatan untuk mengambil
31
keuntungan bagi perusahaan karena terhentinya mesin,
keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi mesin tidak
diketahui, dan tidak ada perencanaan waktu, tenaga kerja,
maupun biaya dengan baik.
3. Scheduled Maintenance
Perawatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan dilakukan secara periodik dalam rentang waktu
tertentu. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan
pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik
pembuat mesin yang bersangkutan.
4. Predictive Maintenance
Perawatan predictive juga merupakan bagian perawatan
pencegahan. Perawatan predictive diartikan sebagai strategi
perawatan di mana pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin
itu sendiri. Perawatan prediktif disebut juga perawatan
berdasarkan kondisi (condition based maintenance) artinya
sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa
mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin
serta keselamatan kerja terjamin.
5. Breackdown mintatnance
32
mengakibatkan mesin tidak dapat beroprasi secara normal atau
tidak bisa beroprasi secara total dalam keadaan kondisi
mendadak. Breackdown mintatnance ini sebisa mungkin di
hindari karena dapat mengakibatkan berhentinya peralatan-
peralatan yang harusnya beroprasi menjadi tidak bisa beroprasi
hal ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi
perusahaan.
33
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PKL
34
4.2.1 Pemasangan AC
35
6. Proses vakum/ menghampakan udara pada bagian yang
8. finising
36
2. Beban pendinginan untuk perambatan panas pada
dinding yang terkena sinar matahari
37
4. Kapasitas pendingin unuk daya AC
Tabel 4.6 Kapasitas pendingin unuk daya AC
38
Ditanya :
a) beban kalor melalui kaca ?
b) beban kalor transmisi pada dinding ?
c) Transmisi bidang atap ?
d) Beban kalor intern (internal heat gain, people and lights) ?
jawaban :
a) beban kalor melalui kaca ?
Selatan
T = 150 cm = 1.5 m
L = 160 cm = 1,6 m
T x L = 1,5 m x 1,6 m = 2,4 m2
Hasil kaca di kali kalor kaca:
2,4 m2 x 310 kcal/m2h = 744 kcal/h
Hasil kalor kaca di kali banyaknya kaca :
744 kcal/m 2h x 3 = 2.232 kcal/h
39
d) Beban kalor intern (internal heat gain, people and
lights)
Sensible orang = 26 x 10.66 =277
Latent orang = 30 x 10.66 = 319.8
Sensible lampu = 1,000 kcal/kw x 9
= 9000 kcal/w = 9.996.13 kcal/h
Total =10.592.13 kcal/h
NO Beban Jumlah
1 Beban kalor pada kaca 2.232 kcal/h
2 Beban kalor pada dinding 5.100 kcal/h
3 Transmisi bidang atap 2.400 kcal/h
4 Beban kalor intern 10.592.13 kcal/h
Total 20.324.13 kcal/h
40
mendinginkan ruangan tersebut.
41
a. Jadwal perawatan AC
Tabel 4.8 Jadwal perawatan AC
Lanta Ac Nama Ruangan Januar Februar Mare Apri Me
i i i t l i
1 2 Lab Otomasi
2 Lab Statistik
4 Lab Ergonomi
3 Lab TIP
3 Lab Kumputasi
2 3 Lab Bengkel
Elektro
2 Lab Kimia
3 Lab Fisika
3 Lab Fisiologi
5 Lab Produksi
tanaman
3 Lab Bisnis
intelegence
system
2 Ruang UTBK
3 4 Ruang UTBK
3 Lab TIP
Analisis mutu
agro Industri
2 Lab
Multimedia
computing
3 Ruang Studi
management
42
b. flowchart sistem perawatan pengkondisian udara
2. Breackdown maintenance
Pada saat pemakaian AC berlangsung terkadang ada
kerusakan yang agak besar yang terjadi, dimana penangan
kerusakan ini oleh pihak Universitas Trunojoyo Madura
menghubungi pihak perusahaan dari pengkondisian udara
untuk melakukan perbaikan pada AC yang secara mendadak
dan tidak dapat beroprasi yang tidak dapat diatasi oleh tim
Utility Universitas. Untuk tim Utility sendiri melakukan
pengecekkan terhadap komponin yang bermasalah/rusak
dan kemudian melakukan perbaikan dengan melakukan
penggantian komponin jika tidak memungkinkan untuk di
perbaiki.
44
Berikut adalah flowchart Breackdown maintenance
45
Sub bab ini menjelaskan tentang permasalahan, sebab
masalah, sebab masalah, akibat masalah, dan pemecahan
masalah.
4.4.1 Permasalahan
1. Kapasitor
2. Kompresor
3. Kebocoran freon
46
3. Penyabab kebocoran refrigeran adalah terlalu kencang
pemasangan pipa sehingga pipa pecah.
47
preventive dan pembersihan pada indoor dan outdoor
secara rutin dengan demikian kompresor menjadi optimal.
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
49
yang di lakukan adalah penggantian komponin
peralatan yang rusak baik komponin indoor atau out
door di antaranya penggantian kapasitor, pengisian
freon
4. Perhitungan beban pendinginan menggunakan rumus
q= k x A, dimana q adalah beban kalor, k adalah
koefisien kalor dan A adalah luas permukaan dinding.
Sehingga hasil perhitungan beban yang di peroleh di
Laboratorium Terpadu sebesar 20.324.13 kcal/h Jadi
dengan beban total sebesar 20.324.13 kcal/h, maka
dibutuhkan pengkondisian udara sebesar 6 pk untuk
mendinginkan ruangan tersebut.
5.2 Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
Dwip otomo, 2018 Analisa Pengaruh Penambahan FIN dan
Laju Air Sebagai Media Pada Pipa Kompresor Tahap
Kinerja Mesin. Teknik Mesin Fakultas Teknik Untag
51
LAMPIRAN
Lampiran 1 Log book
52
53
Lampiran 2. Gambar kegiatan
54
Lampiran 3 SOP Perawatan AC dan pemasangan AC
PROSEDUR PERAWATAN AC
No. No. Revisi Halaman
Dokume
n
55
1.Petugas AC melakukan pengecekan di
ruang Laboratorium Sistem Otomasi
dan Robotika.
2.perawatan dimulai dari outdoor pada
AC, yaitu :
Membersihkan kipas
kondensator pada outdor
dengan kain halus
Melakukan pengecekan
ampere listrik
4. PROSEDUR
Melakukan pengecekan
perpipaan saluran system
pendingin
3. perawatan indoor pada AC, yaitu:
Membersihkan casing luar
dengan menggunakan kain
halus
Membersihkan kipas dengan kain
halus
Membersihkan pembuuangan air
4.melakukan pengecekan batrai pada
remote control.
5.pengisian atau pemeliharaan pada
kartu pemeliharaan Pemeliharaan
dilakukan setiap 3 bulan
1. Kartu pemeliharaan
2. laporan pemeliharaan
5. DOKUMEN
TERKAIT
56
PROSEDUR PEMASANGAN AC
No. No. Revisi Halaman
Dokumen
57
AC adalah alat yang digunakan
sebagai pengturann suhu udara di
dalm ruangan agar bisa stabil,
3. URAIAN sehingga memberikan kenyamanan
UMUM
pada suatu ruangan Laboratorium
Sistem Otomasi dan Robotika.
4. PROSEDUR 1. Estimasi beban/perhitungan beban
2. Pemilihan lokasi
3. Persiapan alat kerja di antaranya:
4.Pemilihan tempat AC indoor dan
outdoor
5. Pemasangan instalasi pipa AC
6.Proses vakum/ menghampakan
udara pada bagian yang belum
terisi bahan pendingin (freon).
7. Uji coba menghidupkan AC
8. .finishing
58