Anda di halaman 1dari 10

Samnur, Perancangan Sistem Pengkondisian Udara (AC) pada Ruang Aula Teknol FT-UNM 227

Perancangan Sistem Pengkondisian Udara (AC)


pada Ruang Aula Teknol Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar

Samnur
Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Makassar
E_mail: samnur74@yahoo.com

Abstrak

Penggunaan AC memerlukan perhitungan beban pendinginan yang tepat sesuai dengan


beban di ruangan, sehingga pemanfaatannya menjadi lebih efektif dan efisien, karena apabila
pemanfaatannya tidak tepat akan berakibat pada kenyamanan udara yang diperoleh tidak
optimal. Penelitian ini bertujuan melakukan perhitungan untuk menentukan besarnya beban
kalor ruangan Aula Teknol Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar dan mengetahui
besarnya daya AC yang dibutuhkan untuk mengkondisikan udara pada ruangan Aula Teknol
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni,
September dan desember 2011. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada ruang Aula Teknol
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Setelah perhitungan beban kalor selesai
selanjutnya hasil perhitungan digunakan untuk menentukan daya AC yang akan digunakan
pad Aulah Teknol Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Dari hasil perhitungan
diperoleh beban kalor ruangan aula Teknol Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
dengan jumlah penghuni maksimal 205 orang adalah 19359,25 Watt. Sehingga diketahui
bahwa ruangan tersebut seharusnya dipasangi AC 7 buah dengan daya AC masing-masing 2
PK setiap AC.

Kata kunci: Perancangan sistem pengkondisian udara

I. PENDAHULUAN tanpa adanya ketergantungan dengan


Manusia membutuhkan lingkungan lingkungan luar, maka digunakan
udara ruang yang nyaman (thermal pengkondisian udara (Air Conditioning).
comfort) untuk melakukan aktivitas secara Pengkondisian udara yaitu udara dalam
optimal. Dengan adanya lingkungan udara ruang dikondisikan berdasarkan beban
yang nyaman manusia akan dapat kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.
beraktivitas dengan tenang dan sehat. Ada beberapa faktor yang
Keadaan udara pada suatu ruang aktivitas berhubungan dengan kenyamanan suatu
sangat berpengaruh pada kondisi dan lokasi yaitu bentuk dan ukuran ruangan,
keadaan aktivitas itu. Bila dalam suatu pemilihan unit mesin pengkondisian udara
ruangan yang panas dan pengap, manusia dan yang tidak kalah pentingnya adalah
yang melakukan aktivitas didalamnya tentu sirkulasi udara dalam ruangan tersebut.
juga akan sangat terganggu dan tidak dapat Sirkulasi udara dalam ruangan berkaitan
melakukan aktivitasnya secara baik. dengan jumlah daya AC yang terpasang
Untuk mendapatkan kondisi ruangan dan tempat pemasangannya. Olehnya itu
yang memenuhi thermal comfort atau juga sebelum pemasangan sistem
kondisi yang memenuhi persyaratan pengkondisian udara (AC) maka terlebih
tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, dahulu dilakukan perancangan sistem
228 TEKNOLOGI VOLUME 13 NO. 4 APRIL 2011

pendingin yang akan digunakan sehingga misalnya untuk kantor, hotel, dan
kenyamanan yang diharapkan dapat sebagainya.
tercapai dan sesuai dengan kebutuhan serta
hemat dalam penggunaan daya listrik. A. Beban Kalor
Penggunaan AC memerlukan 1. Jenis Kalor
perhitungan beban pendinginan yang tepat Jenis kalor pada sistem
sesuai dengan beban di ruangan, sehingga pengkondisian udara adalah sebagai
pemanfaatannya menjadi lebih efektif dan berikut:
efisien, karena apabila pemanfaatannya a. Kalor Sensibel, adalah suatu kalor yang
tidak tepat akan berakibat pada berhubungan dengan perubahan
kenyamanan udara yang diperoleh tidak temperatur dari udara. Penambahan
optimal. kalor sensibel (sensible heat gain)
Penelitian ini bertujuan melakukan adalah kalor sensibel yang secara
perhitungan untuk menentukan besarnya langsung masuk dan ditambahkan ke
beban kalor ruangan Aula Teknol Fakultas dalam ruangan yang dikondisikan
Teknik Universitas Negeri Makassar dan melalui konduksi, konveksi atau radiasi.
mengetahui besarnya daya AC yang b. Kalor Laten, adalah suatu kalor yang
dibutuhkan untuk mengkondisikan udara berhubungan dengan perubahan fasa
pada ruangan Aula Teknol Fakultas Teknik dari air. Penambahan kalor laten (latent
Universitas Negeri Makassar. heat gain) terjadi apabila ada
penambahan uap air pada ruangan yang
II. KAJIAN PUSTAKA dikondisikan, misalnya karena penghuni
Teknik pengkondisian udara tidak ruangan atau peralatan yang
hanya berfungsi sebagai pendingin tetapi menghasilkan uap.
lebih daripada itu. Definisi pengkondisian
udara nyaman (comfort air conditioning) 2. Beban Kalor Ruangan
adalah proses perlakuan terhadap udara Beban kalor ruangan adalah laju
untuk mengatur suhu, kelembaban, aliran kalor yang harus diambil dari dalam
kebersihan, dan pendistribusiannya secara ruangan untuk mempertahankan
serentak guna mencapai kondisi nyaman temperatur dan kelembaban udara relatif
yang dibutuhkan oleh penghuni yang ruangan pada kondisi yang diinginkan.
berada di dalamnya. Oleh karena itu teknik Beban kalor ruangan dibagi dalam 2
pengkondisian udara juga mencakup usaha bagian:
pemanasan (yang tidak menerapkan teknik a. Beban Kalor Luar (external cooling
refrigerasi kecuali untuk pompa kalor), load)
seperti pengaturan kecepatan, radiasi Beban pendinginan ini terjadi akibat
termal, dan kualitas udara termasuk penambahan panas di dalam ruangan yang
penyisihan partikel dan uap pengotor. dikondisikan karena sumber kalor dari luar
Pengkondisian udara adalah suatu yang masuk melalui selubung bangunan
proses mendinginkan udara sehingga dapat (building envelope), atau kerangka
mencapai temperatur dan kelembaban yang bangunan (building shell) dan dinding
sesuai dengan yang dipersyaratkan partisi.
terhadap kondisi udara dan suatu ruangan Sumber kalor luar yang termasuk
tertentu. Selain itu, mengatur aliran udara beban pendinginan ini adalah:
dan kebersihannya. Di beberapa negara, 1) Surya yang ditransmisikan melalui
beberapa faktor kesegaran tersebut di atas kaca
ditetapkan dalam Undang-undang, sesuai 2) Radiasi surya yang melalui dinding
dengan tujuan penggunaan ruangan, dan atap, dikonduksikan kedalam
Samnur, Perancangan Sistem Pengkondisian Udara (AC) pada Ruang Aula Teknol FT-UNM 229

ruang dengan memperhitungkan efek pertemuan, restoran, gedung bioskop, dan


penyimpangan melalui dinding sebagainya.
3) Panas konduksi dan konveksi melalui
pintu dan kaca jendela akibat a. Luas Lantai
perbedaan temperatur Luas lantai adalah jarak panjang
4) Panas karena infiltrasi oleh udara dikalikan lebar ruangan seperti pada
akibat pembukaan pintu dan melalui gambar dimana jarak antara garis- garis
celah-celah jendela teras tembok digunakan dalam perhitungan
5) Panas karena ventilasi ini.
b. Volume Ruangan
b. Beban Kalor Dalam Ruangan Volume ruangan adalah luas lantai
(internal cooling load) dikali jarak antara titik tengah lantai dan
Beban kalor ini terjadi karena titik tengah langit-langit
dilepaskannya kalor sensibel maupun kalor
laten dari sumber yang ada di dalam 2. Radiasi Sinar Matahari
ruangan yang dikondisikan. Sumber kalor Radiasi adalah proses di mana panas
yang termasuk beban kalor dalam adalah: berpindah dari sumbernya (matahari, api,
1) Panas karena penghuni dsb) ke sebuah benda dengan cara
2) Panas karena lampu dan peralatan penyinaran panas. Prinsip ini didasari
listrik fenomena bahwa panas berpindah dari
3) Panas yang ditimbulkan oleh peralatan permukaan yang panas ke permukaan yang
lain dingin. Radiasi terjadi tidak bergantung
Beban kalor total merupakan jumlah seperti konveksi, dan tidak memerlukan
beban kalor tiap ruang. Beban ruang tiap udara yang bergerak untuk melengkapi
jam dipengaruhi oleh perubahan terjadinya perpindahan panas dan tidak
temperatur udara luar, perubahan intensitas dipengerahui oleh temperatur udara walau
radiasi surya dan efek penyimpanan panas dipengaruhi oleh temperatur sekeliling.
pada struktur/dinding bagian luar
bangunan gedung. 3. Aktivitas Manusia
Semua makanan yang masuk ke
B. Hal–hal yang Mempengaruhi dalam badan mengandung panas dalam
Pengkondisian Udara bentuk kalori. Proses perubahan
1. Besar Bangunan atau Ruangan yang menghasilkan panas dan semua pergerakan
Dikondisikan badan tidak hanya menghabiskan energi
Gedung dengan jendela-jendela besar yang disimpan, tetapi juga menambah
atau yang dilengkapi dengan lampu-lampu panas pada proses konversi. Pengeluaran
termasuk dalam golongan ruangan yang panas badan secara konstan berlangsung
dikenai panas radiasi lebih banyak. melalui tiga proses alamiah yang biasanya
Penggunaan kaca yang bersifat endotermik terjadi secara simultan.
dan penggunaan lapisan pemantul sinar
pada jendela, tentu dapat mengurangi a. Konveksi
panas radiasi matahari ke dalam ruangan Proses pengeluaran panas secara
yang bersangkutan. Mengenai gedung konveksi didasari atas dua fenomena:
yang lebih dan 55% ruangannya dikenai 1) Panas mengalir dari permukaan yang
beban panas laten lebih besar daripada panas ke permukaan yang dingin.
panas sensibelnya, akan diterangkan Sebagai contoh, panas mengalir dari
kemudian secara terperinci, misalnya, badan ke udara sekelilingnya yang
rumah berukuran besar, ruangan
230 TEKNOLOGI VOLUME 13 NO. 4 APRIL 2011

bertemperatur lebih rendah dari tergantung pada daya dari lampu dan
temperatur kulit badan. jenis/cara pemasangannya.
2) Panas akan membumbung naik. Hal
ini dapat dilihat dari asap yang berasal 5. Peralatan listrik
dari rokok yang menyala. Peralatan-peralatan listrik sangat
Bila dua fenomena ini diterapkan mempengaruhi pengkondisian udara dalam
pada proses pengeluaran panas tubuh suatu ruangan, karena peralatan tersebut
manusia, hal berikut akan terjadi: juga akan menghasilkan panas. Misalnya
1) Badan menyerahkan panasnya ke saja komputer, kulkas, kipas angin, dan
udara dingin di sekeliling badan. lain sebagainya.
2) Udara disekeliling menjadi hangat dan
akan bergerak ke atas. C. Perhitungan Beban Kalor
3) Ketika udara hangat bergerak ke atas, Untuk menentukan beban tersebut
tempatnya digantikan udara dingin, dapat digunakan persamaan-persamaan
maka terjadilah aliran konveksi. berikut:
1. Transmisi Panas Melalui Bahan
b. Radiasi Bangunan
Radiasi adalah proses di mana panas a. Atap
berpindah dari sumbernya (matahari, api, Persamaan yang digunakan:
dsb) ke sebuah benda dengan cara
penyinaran panas. Prinsip ini didasari Q = U . A . CLTDcorr (Watt) …... (1)
fenomena bahwa panas berpindah dari
permukaan yang panas ke permukaan yang Dimana:
dingin. Radiasi terjadi tidak bergantung U : Koofisien perpindahan panas
seperti konveksi, dan tidak memerlukan (m2.°C/W)
udara yang bergerak untuk melengkapi A : Luas atap (m2)
terjadinya perpindahan panas dan tidak CLTD : Cooling Load Temperatur
dipengerahui oleh temperatur udara walau Differential °C
dipengaruhi oleh temperatur sekeliling.
b. Dinding
c. Evaporasi/Penguapan Persamaan yang digunakan:
Evaporasi adalah proses di mana
tetes air menjadi uap air. Ketika tetes air Q = U . A . CLTDcorr ………….. (2)
dari permukaan yang panas menguap, ia
mengambil panas dan karenanya Dimana:
permukaan itu jadi dingin. Proses ini U : Tabel 6, ASHRAE (m2.°C/W)
berlangsung konstan pada permukaan CLTD : Tabel 6, ASHRAE (°C)
badan kita. Tetes air keluar melalui pori-
pori badan di permukaan kulit, ketika tetes c. Kaca
air menguap, panas diambilnya. Persamaan yang digunakan:

4. Lampu Q = U . A . CLTDcorr …………. (3)


Lampu merupakan salah satu faktor
yang perlu diperhatikan, karena panas yang Dimana:
di hasilkan akan mempengaruhi U : Tabel 13, ASHRAE (m2.°C/W)
pengkondisian udara dalam suatu ruangan. CLTD : Tabel 10, ASHRAE (°C)
Jumlah perolehan kalor dari dalam ruangan
yang disebabkan oleh penerangan/lampu
Samnur, Perancangan Sistem Pengkondisian Udara (AC) pada Ruang Aula Teknol FT-UNM 231

d. Partisi, Ceiling, Floor (partisi dasar 4. Pancaran Panas dari Penghuni


dan langit-langit) Ruangan
Persamaan yang diguakan: a. Penambahan panas sensible
Persamaan yang digunakan:
Q = U . A . TD ………………... (4)
Qs = No . SHG . CLF …………… (7)
Dimana:
U : tabel 3.4, ASHRAE Fundamental Dimana:
Handbook (m2.°C/W) No : Jumlah orang dalam ruangan
A : Luas dari partisi (m2) SHG : Sensibel Heat Gain dari tabel 38
Td : Design temperatur differensial ASHRAE Fundamental
(T2 – T1) (°C) Handbook), W/m2
T1 : Temperatur udara rata-rata
diluar ruangan, °C b. Penambahan panas laten
T2 : Temperatur udara rata-rata Persamaan yang digunakan:
ruangan yang dikondisikan, °C
GI = No . LHG ……………. (8)
2. Radiasi Matahari
Persamaan yang digunakan: Dimana:
LHG : Laten Heat Gain (penambahan
Q = A . Sc . SHGF . CLF ……… (5) panas laten dari penghuni)

Dimana: 5. Panas dari Peralatan Tambahan


A : Luas kaca, m2 dalam Ruangan
Sc : Shading Coofisien dari tabel 26, Persamaan yang digunakan:
33, 36, ASHRAE Fundamental
Handbook Qs = SHG . CLF …………... (9)
SHGF : Solar Heat Gain Factor tabel
11, ASHRAE Fundamental Dimana:
Handbook, W/m2 SHG : Solar Heat Gain (tabel 20 dan 21
CLF : Cooling Load Factor tabel 13, hal 26, ASHRAE Fundamental
ASHRAE Fundamental Handbook), W/m2
Handbook CLF : Cooling Loat Factor (tabel 22 dan
23 hal 26, ASHRAE
3. Panas dari Penerangan/Lampu Fundamental Handbook)
Persamaan yang digunakan:
6. Panas dari Peralatan Elektronik
Q = input . CLF ………………... (6) Persamaan yang digunakan:
Q = Qi . Fu . Fs . CLF
Q = (A,B,C) CLF . LF) ………. (10)
Dimana:
Dimana:
Inpup : Total dari lampu A,B,C : Penambahan panas elektronik
Qi : Jumlah total watt lampu LF : Load Factor (tabel 25,
Fu : Faktor penggunaan ASHRAE Fundamental
Fs : Faktor kelonggaran spesial Handbook)
CLF : Coliing Load Factor (dari tabel
25, ASHRAE)
232 TEKNOLOGI VOLUME 13 NO. 4 APRIL 2011

7. Ventilasi dan Infiltrasi pola naik turunnya beban kalor pada tiap
Persamaan yang digunakan: jam perharinya dan pada jam-jam berapa
beban kalor puncak terjadi untuk
Qs = 1,232 (L/S) Δt ……………... (11) menentukan kapasitas mesin AC yang
akan digunakan. Metode CLTD (Cooling
Dimana : load temperature differential) menurut
L/S : Jumlah udara ventilasi dan ASHRAE Fundamental Handbook dengan
infiltrasi menggunakan sistem hourly (perjam),
Δt : Perbedaan temperature, °C artinya beban kalor akan dihitung tiap
jamnya dalam satu hari.
III. METODOLOGI PERANCANGAN Dalam perhitungan beban pendingin
A. Waktu dan Tempat ditetapkan untuk kondisi perancangan,
Penelitian ini dilaksanakan pada temperatur dalam ruangan adalah 25 0C dan
bulan juni, September dan desember 2011. temperatur luar ruangan 340C sesuai
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada ketentuan standar konversi energi.
ruang Aula Teknol Fakultas Teknik Perhitungan beban kalor dilakukan pada
Universitas Negeri Makassar. bulan-bulan yang sudah ditentukan di
mana pada bulan-bulan itulah matahari
B. Prosedur Pelaksanaan Perancangan berada pada titik-titik kritisnya, yaitu:
1. Pengumpulan Data a. 22 juni : matahari berada di belahan
a. Denah ruangan, untuk ukuran luas bumi utara (231/2 0LU)
bangunan, luas permukaan dinding, luas b. 23 september: matahari berada di
permukaan kaca baik yang dikondisikan daerah katulistiwa
maupun yang tidak dikondisikan. c. 22 desember: matahari berada di
b. Gambar detail dan spesifikasi material belahan bumi selatan (231/2 0LS)
bangunan untuk mengetahui material
apa yang digunakan pada bangunan 3. Penentuan Daya AC yang Akan
gedung dan menentukan koefisien Dipasang
transmisi panas dan kelompok dinding Setelah perhitungan beban kalor
yang didasarkan pada ketentuan selesai selanjutnya hasil perhitungan
ASHRAE Fundamental Handbook. digunakan untuk menentukan daya AC
c. Spesifikasi dan tata letak lampu, yang akan digunakan pad Aulah Teknol
spesifikasi peralatan elektronik yang Fakultas Teknik Universitas Negeri
digunakan dan asumsi kapasitas Makassar.
penghuni ruangan.
d. Asumsi aktivitas dan lama aktivitas IV. HASIL PERHITUNGAN DAN
penghuni ruangan serta asumsi PEMBAHASAN
kapasitas penghuni ruangan. A. Perhitungan Beban Kalor
1. Beban Kalor dari Luar Ruangan
2. Perhitungan Beban Kalor (Outdoor Load)
Dari data-data yang diperoleh a. Beban Kalor Sinar Matahari Melalui
selanjutnya dilakukan perhitungan Atap
perolehan beban kalor ruang Aula Teknol Bila ruang tingkat bawah tidak
Fakultas Teknik Universitas Negeri dikondisikan, kehilangan kalor melalui
Makassar. Perhitungan dilakukan pad permukaan-permukaan yang ada dibagian
bulan juni, September dan desember tiap bawah seringkali diabaikan. Bila ruangan
jam dari pukul 07.00-17.00 dengan metode tingkat bawah dikondisikan, perambatan
CLTD. Perhitungan ini dapat menunjukkan kalor yang hilang didasarkan pada
Samnur, Perancangan Sistem Pengkondisian Udara (AC) pada Ruang Aula Teknol FT-UNM 233

hambatan termal dinding, kaca, suhu penyerapan dan transmisi sinar matahari ke
ruangan yang dikondisikan dan termal atau dalam ruangan yang dikondisikan melalui
beban kalor atap diabaikan karena tidak kaca. Kaca yang digunakan adalah kaca
terkena radiasi matahari secara langsung tunggal lembaran biasa dengan ketebalan 3
(Stoecker, 1982: 62). mm dan tanpa peneduh dalam.
Pada penelitian ini beban kalor kaca
b. Beban Kalor Sinar Matahari Melalui yang diperhitungkan adalah beban kalor
Dinding/Permukaan tidak Tembus kaca sebelah utara dan selatan karena
Cahaya hanya pada bagian utara dan selatan yang
Dinding pada ruangan Aula Teknol terdapat kaca.
Fakultas Teknik UNM terbuat dari batu 1) Secara Radiasi
bata pelapis 100 mm2 dengan penyekat 100 Berdasarkan tabel 1 (harga SHGF),
mm dan plaster luar-dalam. Pada penelitian tabel 10 (harga Sc) dan tabel 12 (harga
ini beban kalor dinding yang CLF) diperoleh data sebagai berikut:
diperhitungkan adalah beban kalor dinding SHGF = 100 W/m
sebelah utara dan selatan, sementara beban SC = 1,00
kalor dinding sebelah barat dan timur CLF = 0,86
diabaikan sebab tidak terkena radiasi A = 45,62 m2
langsung dan dianggap partisi. Maka:
Koefisien perpidahan panas untuk QKr = SHGF. SC. A. CLF
dinding tersebut adalah: = 100. 1,00. 45,62. 0,86
U = 1/Rtotal = 3923,32 Watt
= 1/2,393
= 0,418 m2.0C/W 2) Secara Konduksi
Harga Cooling load temperature CLTD = 4 W/m
differential (CLTD) adalah: U = 5,9 W/m2)
CLTD CORR U = 3,25 °C A = 45,62 m2
CLTD CORR S = 4,25 °C Maka:
QKk = U. A. CLTDcorr
Sehingga: = 5,9. 45,62. 4
QDu = U. A. CLTDCORR = 1076,63 Watt
= 0,418 . 40,98. 3,25
= 55,67 Watt 3) Total beban kalor kaca
Beban kalor total kaca:
QDs = U. A. CLTDCORR QKtotal = Qr+ Qk
= 0,418 . 23,8. 4,25 = 3923,32 + 1076,63
= 42,28 Watt = 4999,95 Watt

Jadi beban kalor total untuk dinding d. Beban Kalor Partisi


adalah: Partisi merupakan pembatas antar
QDtotal = Qu + Qs ruangan yang dikondisikan dengan ruangan
yang tidak dikondisikan:
= 55,67 + 42,28
Qpartisi = U . A. Tp
= 97,96 Watt
Di mana:
c. Beban Kalor Sinar Matahari Melalui
U = 0,08 m² .°C/W
Kaca/Permukaan Tembus Cahaya
A = 52,51 m²
Beban kalor dari sinar matahari Tp = 2,4 °C
secara langsung, terjadi karena proses
234 TEKNOLOGI VOLUME 13 NO. 4 APRIL 2011

Maka : ASHRAE fundamental handbook). Dengan


Qpartisi = 0,08. 52,51 . 2,4 memperhitungkan bahwa setiap 1 m2
= 10,08 Watt ditempati oleh 1 orang dalam setiap
pertemuan dan dikurangi dengan 30 %
Perbedaan temperatur pada partisi dari luas keseluruhan, maka ruangan
(perbedaan temperatur udara di dalam tersebut maksimal ditempati oleh 205
sebuah ruangan dengan ruangan di orang sehingga:
sebelahnya). Apabila dua ruangan yang a) Perolehan kalor sensibel
berdampingan memperoleh penyegaran QPs = No. SHG. CLF
udara (didinginkan), maka perbedaan = 205. (100. 0,5). 0,49
temperatur antara kedua permukaan = 5022,5 Watt
dinding partisi yang memisahkan kedua b) Perolehan kalor laten
ruangan tersebut dapat dianggap sama QPl = No. LHG. CLF
dengan nol (Wiranto A, 2005: 63). Dengan = 205. (100.0,4). 1
demikian beban kalor partisi bisa = 8200 Watt
diabaikan. c) Total beban kalor penghuni
QPtotal = Qs+ Ql
2. Beban Kalor dari Dalam Ruangan = 5022,5 + 8200
(indoor Load) = 13222,5 Watt
Beban dari dalam (internal loads),
sumber-sumber utama perolehan kalor dari 3) Beban Kalor dari Peralatan
dalam ruangan adalah lampu, penghuni, Elektronik
dan peralatan-peralatan yang di operasikan Pada ruangan perkuliahan EJ 106
di dalam ruang. Jumlah perolehan kalor dilengkapi dengan LCD dengan daya 40
dari dalam ruang yang disebabkan oleh Watt, sehingga:
penerangan tergantung pada daya lampu a) Beban panas sensibel
dan jenis atau cara pemasangannya. QEs = 0,32. 40. 0,6
= 7,68 Watt
1) Beban Kalor dari Lampu b) Beban panas laten
Jenis lampu yang digunakan adalah QEl = 0,32. 40
lampu neon dengan daya yang dibutuhkan = 12,8 Watt
18 x 25 = 450 Watt. Untuk lampu neon Fs c) Total
= 1,25 dan faktor penggunaan (Fu) adalah QEtot = 7,68 + 12,8
1,0 jika semua lampu dinyalakan (Tabel 17 = 20,48 Watt
halaman 26, ASHRAE fundamental
handbook). 4) Beban Kalor dari Ventilasi dan
Jumlah daya lampu: Infiltrasi
QL = Qi. Fu. Fs. CLF Besarnya laju aliran udara infiltrasi
= 450. 1,0. 1,25. 0,82 ditentukan berdasarkan udara luar yang
= 461,25 Watt masuk melalui celah-celah jendela serta
melalui pintu yang terbuka. Sedangkan
2) Beban Kalor dari Penghuni Ruangan besarnya aliran udara ventilasi ditentukan
Dengan kegiatan pertemuan berdasarkan jumlah orang atau luas lantai
diruangan maka maka nilai SHG = 175 dan dari ruang yang akan dikondisikan. Beban
CLF untuk kalor sensible (tabel 18, ventilasi dan infiltrasi terbagi dalam beban
halaman 26, ASHRAE fundamental kalor sensibel dan beban kalor laten.
handbook) dan 1 untuk kalor laten. SHG Besarnya nilai infiltrasi didapat dari
diperoleh dari tabel 21, halaman 29, persamaan, infiltrasi = (1,98 x jumlah pintu
Samnur, Perancangan Sistem Pengkondisian Udara (AC) pada Ruang Aula Teknol FT-UNM 235

x luas pintu) + (2,5 x luas kaca yang Sehingga:


berhubungan dengan udara luar). ,
n= = = 6,88
QI = (1,98 x jumlah pintu x luas ,
pintu) + (2,5 x luas kaca) Artinya ruangan tersebut seharusnya
= (1,98 x 63,569 x 3,44) + ( 2,5 x dipasangi AC 7 buah dengan daya AC 2
45,62) PK setiap AC.
= 547,03 m2
B. Pembahasan
3. Total beban Kalor dan Kebutuhan Beban kalor total ruangan diperoleh
Daya AC dari beban kalor dari luar ruangan
Total beban kalor adalah harga beban diantaranya beban kalor dinding, Beban
kalor dari dalam ruangan ditambah beban kalor kaca dan beban kalor partisi.
kalor luar ruangan. Sementara beban dari dalam ruangan
Berlaku rumus: diantaranya beban kalor penghuni ruangan,
Q TOTAL = QD total + QK total + QPartisi + beban kalor dari penerangan/lampu, beban
QL + QP total + QE total + QI kalor barang elektronik yang terdapat
= 97,96 + 4999,95 + 10,08 + dalam ruangan dan beban kalor infiltrasi.
461,25 + 13222,5 + 20,48 + Besarnya perolehan beban kalor dari
547,03 suatu ruangan yang dikondisikan
= 19359,25 Watt dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
Effisiensi sebuah mesin pendingin salah satu faktor yang paling berpengaruh
sering dinyatakan dengan istilah COP adalah banyaknya penghuni dalam ruangan
(Coefficient Of Performance) COP yang dikondisikan. Semakin banyak
didapatkan dari perbandingan antara jumlah penghuni dari ruangan yang
Kapasitas Pendinginan (Qo) dgn Konsumsi dikondisikan maka semakin banyak pula
Arus Kompressor (W) perolehan kalor ruangan tersebut.
COP = Qo /W Dengan memperhitungkan bahwa
Semakin besar nilai COP semakin setiap 1 m2 ditempati oleh 1 orang dalam
effisien sebuah mesin pendingin. Secara setiap pertemuan dan dikurangi dengan 30
umum rata-rata manufaktur AC % dari luas keseluruhan, maka ruangan
menuliskan 9000 btu/hr untuk AC 2 PK. tersebut maksimal ditempati oleh 205.
Itu artinya jika Kompressor dengan daya 2 Berikut ini tabel hasil perhitungan beban
PK akan menghasilkan pendinginan kalor dari ruangan aula teknol Fakultas
sebesar 9000 btu/hr. Maka: Teknik Universitas Negeri Makassar.
1 PK = 0.746 kW, 1btu/hr
= 0.000293071 kW Tabel 1. Hasil perhitungan beban kalor
Jadi jika AC memiliki kapasitas
pendinginan 9000 btu/hr dengan daya Jenis Beban Besarnya Beban
No
input 2 PK maka: Kalor Kalor (Watt)
COP = (9000 x 0.000293071) / 0.746 1 Dinding 97,96
= 2.638 / 0.746 2 Kaca 4999,95
= 3.54 3 Partisi 10,08
Daya kompresor AC merk LG 4 Lampu 461,25
model HS-C096QDA3 = 795 Watt 5 Penghuni 13222,5
sehingga kemampuan tiap AC dalam Peralatan
mengambil beban kalor dalam ruangan 6 20,48
Elektronik
untuk dibuang ke lingkungan adalah: 7 Infiltrasi 547,03
Qo = W ⋅ (COP) = 2814,3 Watt TOTAL 19359,25
236 TEKNOLOGI VOLUME 13 NO. 4 APRIL 2011

Berdasarkan pada tabel di atas maka DAFTAR PUSTAKA


dapat diketahui bahwa besar beban kalor
dinding dari ruangan tersebut adalah 97,96 Althouse, Turnquist, Bracciano, 2003.
Watt, Beban kalor kaca adalah 4999,95 Modern Refrigeration & Air
Watt dan beban kalor partisi adalah 10,08 Conditioning, Instructor Manual with
Watt. Sementara beban dari dalam ruangan answer Key, The Goodheard-
diantaranya beban kalor penghuni ruangan Willcox Company, USA
besarnya adalah 13222,5 Watt, beban kalor
dari penerangan/lampu adalah 461,25 Arismunandar W, Saito H. 1986.
Watt, beban kalor barang elektronik yang Penyegaran udara. Jakarta: PT.
terdapat dalam ruangan adalah 20,48 dan Pradnya Paramita
beban kalor infiltrasi adalah 547,03 Watt.
Dengan demikian total beban kalor Ashrae. 1997. Fundamental Handbook.
ruangan aula Teknol Fakultas Teknik USA
Universitas Negeri Makassar dengan
jumlah penghuni adalah 19359,25 Watt. Carrier : Handbook Of Air Conditioning
Sehingga berdasarkan hasil perhitungan System Design, 1965, McGraw- Hill
maka diketahui bahwa ruangan tersebut Company.
seharusnya dipasangi AC 7 buah dengan
daya AC masing-masing 2 PK setiap AC. Faye C. McQuiston, Jerald D.Parker :
Heating, Ventilating, And Air
V. KESIMPULAN Conditioning, Analysis and Design ;
Dari hasil perhitungan diperoleh 1994 ; John Wiley & Sons, Inc.
beban kalor ruangan aula Teknol Fakultas Norman C. Harris: Modern Air
Teknik Universitas Negeri Makassar Conditioning Practice; Third Edition
dengan jumlah penghuni maksimal 205 1983, McGraw-Hill International
orang adalah 19359,25 Watt. Sehingga Editions.
diketahui bahwa ruangan tersebut
seharusnya dipasangi AC 7 buah dengan Shan K.Wang: Handbook Of Air
daya AC masing-masing 2 PK setiap AC. Conditioning And Refrigeration ;
1994 : McGraw-Hill, Inc.

Anda mungkin juga menyukai