Samnur
Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Makassar
E_mail: samnur74@yahoo.com
Abstrak
pendingin yang akan digunakan sehingga misalnya untuk kantor, hotel, dan
kenyamanan yang diharapkan dapat sebagainya.
tercapai dan sesuai dengan kebutuhan serta
hemat dalam penggunaan daya listrik. A. Beban Kalor
Penggunaan AC memerlukan 1. Jenis Kalor
perhitungan beban pendinginan yang tepat Jenis kalor pada sistem
sesuai dengan beban di ruangan, sehingga pengkondisian udara adalah sebagai
pemanfaatannya menjadi lebih efektif dan berikut:
efisien, karena apabila pemanfaatannya a. Kalor Sensibel, adalah suatu kalor yang
tidak tepat akan berakibat pada berhubungan dengan perubahan
kenyamanan udara yang diperoleh tidak temperatur dari udara. Penambahan
optimal. kalor sensibel (sensible heat gain)
Penelitian ini bertujuan melakukan adalah kalor sensibel yang secara
perhitungan untuk menentukan besarnya langsung masuk dan ditambahkan ke
beban kalor ruangan Aula Teknol Fakultas dalam ruangan yang dikondisikan
Teknik Universitas Negeri Makassar dan melalui konduksi, konveksi atau radiasi.
mengetahui besarnya daya AC yang b. Kalor Laten, adalah suatu kalor yang
dibutuhkan untuk mengkondisikan udara berhubungan dengan perubahan fasa
pada ruangan Aula Teknol Fakultas Teknik dari air. Penambahan kalor laten (latent
Universitas Negeri Makassar. heat gain) terjadi apabila ada
penambahan uap air pada ruangan yang
II. KAJIAN PUSTAKA dikondisikan, misalnya karena penghuni
Teknik pengkondisian udara tidak ruangan atau peralatan yang
hanya berfungsi sebagai pendingin tetapi menghasilkan uap.
lebih daripada itu. Definisi pengkondisian
udara nyaman (comfort air conditioning) 2. Beban Kalor Ruangan
adalah proses perlakuan terhadap udara Beban kalor ruangan adalah laju
untuk mengatur suhu, kelembaban, aliran kalor yang harus diambil dari dalam
kebersihan, dan pendistribusiannya secara ruangan untuk mempertahankan
serentak guna mencapai kondisi nyaman temperatur dan kelembaban udara relatif
yang dibutuhkan oleh penghuni yang ruangan pada kondisi yang diinginkan.
berada di dalamnya. Oleh karena itu teknik Beban kalor ruangan dibagi dalam 2
pengkondisian udara juga mencakup usaha bagian:
pemanasan (yang tidak menerapkan teknik a. Beban Kalor Luar (external cooling
refrigerasi kecuali untuk pompa kalor), load)
seperti pengaturan kecepatan, radiasi Beban pendinginan ini terjadi akibat
termal, dan kualitas udara termasuk penambahan panas di dalam ruangan yang
penyisihan partikel dan uap pengotor. dikondisikan karena sumber kalor dari luar
Pengkondisian udara adalah suatu yang masuk melalui selubung bangunan
proses mendinginkan udara sehingga dapat (building envelope), atau kerangka
mencapai temperatur dan kelembaban yang bangunan (building shell) dan dinding
sesuai dengan yang dipersyaratkan partisi.
terhadap kondisi udara dan suatu ruangan Sumber kalor luar yang termasuk
tertentu. Selain itu, mengatur aliran udara beban pendinginan ini adalah:
dan kebersihannya. Di beberapa negara, 1) Surya yang ditransmisikan melalui
beberapa faktor kesegaran tersebut di atas kaca
ditetapkan dalam Undang-undang, sesuai 2) Radiasi surya yang melalui dinding
dengan tujuan penggunaan ruangan, dan atap, dikonduksikan kedalam
Samnur, Perancangan Sistem Pengkondisian Udara (AC) pada Ruang Aula Teknol FT-UNM 229
bertemperatur lebih rendah dari tergantung pada daya dari lampu dan
temperatur kulit badan. jenis/cara pemasangannya.
2) Panas akan membumbung naik. Hal
ini dapat dilihat dari asap yang berasal 5. Peralatan listrik
dari rokok yang menyala. Peralatan-peralatan listrik sangat
Bila dua fenomena ini diterapkan mempengaruhi pengkondisian udara dalam
pada proses pengeluaran panas tubuh suatu ruangan, karena peralatan tersebut
manusia, hal berikut akan terjadi: juga akan menghasilkan panas. Misalnya
1) Badan menyerahkan panasnya ke saja komputer, kulkas, kipas angin, dan
udara dingin di sekeliling badan. lain sebagainya.
2) Udara disekeliling menjadi hangat dan
akan bergerak ke atas. C. Perhitungan Beban Kalor
3) Ketika udara hangat bergerak ke atas, Untuk menentukan beban tersebut
tempatnya digantikan udara dingin, dapat digunakan persamaan-persamaan
maka terjadilah aliran konveksi. berikut:
1. Transmisi Panas Melalui Bahan
b. Radiasi Bangunan
Radiasi adalah proses di mana panas a. Atap
berpindah dari sumbernya (matahari, api, Persamaan yang digunakan:
dsb) ke sebuah benda dengan cara
penyinaran panas. Prinsip ini didasari Q = U . A . CLTDcorr (Watt) …... (1)
fenomena bahwa panas berpindah dari
permukaan yang panas ke permukaan yang Dimana:
dingin. Radiasi terjadi tidak bergantung U : Koofisien perpindahan panas
seperti konveksi, dan tidak memerlukan (m2.°C/W)
udara yang bergerak untuk melengkapi A : Luas atap (m2)
terjadinya perpindahan panas dan tidak CLTD : Cooling Load Temperatur
dipengerahui oleh temperatur udara walau Differential °C
dipengaruhi oleh temperatur sekeliling.
b. Dinding
c. Evaporasi/Penguapan Persamaan yang digunakan:
Evaporasi adalah proses di mana
tetes air menjadi uap air. Ketika tetes air Q = U . A . CLTDcorr ………….. (2)
dari permukaan yang panas menguap, ia
mengambil panas dan karenanya Dimana:
permukaan itu jadi dingin. Proses ini U : Tabel 6, ASHRAE (m2.°C/W)
berlangsung konstan pada permukaan CLTD : Tabel 6, ASHRAE (°C)
badan kita. Tetes air keluar melalui pori-
pori badan di permukaan kulit, ketika tetes c. Kaca
air menguap, panas diambilnya. Persamaan yang digunakan:
7. Ventilasi dan Infiltrasi pola naik turunnya beban kalor pada tiap
Persamaan yang digunakan: jam perharinya dan pada jam-jam berapa
beban kalor puncak terjadi untuk
Qs = 1,232 (L/S) Δt ……………... (11) menentukan kapasitas mesin AC yang
akan digunakan. Metode CLTD (Cooling
Dimana : load temperature differential) menurut
L/S : Jumlah udara ventilasi dan ASHRAE Fundamental Handbook dengan
infiltrasi menggunakan sistem hourly (perjam),
Δt : Perbedaan temperature, °C artinya beban kalor akan dihitung tiap
jamnya dalam satu hari.
III. METODOLOGI PERANCANGAN Dalam perhitungan beban pendingin
A. Waktu dan Tempat ditetapkan untuk kondisi perancangan,
Penelitian ini dilaksanakan pada temperatur dalam ruangan adalah 25 0C dan
bulan juni, September dan desember 2011. temperatur luar ruangan 340C sesuai
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada ketentuan standar konversi energi.
ruang Aula Teknol Fakultas Teknik Perhitungan beban kalor dilakukan pada
Universitas Negeri Makassar. bulan-bulan yang sudah ditentukan di
mana pada bulan-bulan itulah matahari
B. Prosedur Pelaksanaan Perancangan berada pada titik-titik kritisnya, yaitu:
1. Pengumpulan Data a. 22 juni : matahari berada di belahan
a. Denah ruangan, untuk ukuran luas bumi utara (231/2 0LU)
bangunan, luas permukaan dinding, luas b. 23 september: matahari berada di
permukaan kaca baik yang dikondisikan daerah katulistiwa
maupun yang tidak dikondisikan. c. 22 desember: matahari berada di
b. Gambar detail dan spesifikasi material belahan bumi selatan (231/2 0LS)
bangunan untuk mengetahui material
apa yang digunakan pada bangunan 3. Penentuan Daya AC yang Akan
gedung dan menentukan koefisien Dipasang
transmisi panas dan kelompok dinding Setelah perhitungan beban kalor
yang didasarkan pada ketentuan selesai selanjutnya hasil perhitungan
ASHRAE Fundamental Handbook. digunakan untuk menentukan daya AC
c. Spesifikasi dan tata letak lampu, yang akan digunakan pad Aulah Teknol
spesifikasi peralatan elektronik yang Fakultas Teknik Universitas Negeri
digunakan dan asumsi kapasitas Makassar.
penghuni ruangan.
d. Asumsi aktivitas dan lama aktivitas IV. HASIL PERHITUNGAN DAN
penghuni ruangan serta asumsi PEMBAHASAN
kapasitas penghuni ruangan. A. Perhitungan Beban Kalor
1. Beban Kalor dari Luar Ruangan
2. Perhitungan Beban Kalor (Outdoor Load)
Dari data-data yang diperoleh a. Beban Kalor Sinar Matahari Melalui
selanjutnya dilakukan perhitungan Atap
perolehan beban kalor ruang Aula Teknol Bila ruang tingkat bawah tidak
Fakultas Teknik Universitas Negeri dikondisikan, kehilangan kalor melalui
Makassar. Perhitungan dilakukan pad permukaan-permukaan yang ada dibagian
bulan juni, September dan desember tiap bawah seringkali diabaikan. Bila ruangan
jam dari pukul 07.00-17.00 dengan metode tingkat bawah dikondisikan, perambatan
CLTD. Perhitungan ini dapat menunjukkan kalor yang hilang didasarkan pada
Samnur, Perancangan Sistem Pengkondisian Udara (AC) pada Ruang Aula Teknol FT-UNM 233
hambatan termal dinding, kaca, suhu penyerapan dan transmisi sinar matahari ke
ruangan yang dikondisikan dan termal atau dalam ruangan yang dikondisikan melalui
beban kalor atap diabaikan karena tidak kaca. Kaca yang digunakan adalah kaca
terkena radiasi matahari secara langsung tunggal lembaran biasa dengan ketebalan 3
(Stoecker, 1982: 62). mm dan tanpa peneduh dalam.
Pada penelitian ini beban kalor kaca
b. Beban Kalor Sinar Matahari Melalui yang diperhitungkan adalah beban kalor
Dinding/Permukaan tidak Tembus kaca sebelah utara dan selatan karena
Cahaya hanya pada bagian utara dan selatan yang
Dinding pada ruangan Aula Teknol terdapat kaca.
Fakultas Teknik UNM terbuat dari batu 1) Secara Radiasi
bata pelapis 100 mm2 dengan penyekat 100 Berdasarkan tabel 1 (harga SHGF),
mm dan plaster luar-dalam. Pada penelitian tabel 10 (harga Sc) dan tabel 12 (harga
ini beban kalor dinding yang CLF) diperoleh data sebagai berikut:
diperhitungkan adalah beban kalor dinding SHGF = 100 W/m
sebelah utara dan selatan, sementara beban SC = 1,00
kalor dinding sebelah barat dan timur CLF = 0,86
diabaikan sebab tidak terkena radiasi A = 45,62 m2
langsung dan dianggap partisi. Maka:
Koefisien perpidahan panas untuk QKr = SHGF. SC. A. CLF
dinding tersebut adalah: = 100. 1,00. 45,62. 0,86
U = 1/Rtotal = 3923,32 Watt
= 1/2,393
= 0,418 m2.0C/W 2) Secara Konduksi
Harga Cooling load temperature CLTD = 4 W/m
differential (CLTD) adalah: U = 5,9 W/m2)
CLTD CORR U = 3,25 °C A = 45,62 m2
CLTD CORR S = 4,25 °C Maka:
QKk = U. A. CLTDcorr
Sehingga: = 5,9. 45,62. 4
QDu = U. A. CLTDCORR = 1076,63 Watt
= 0,418 . 40,98. 3,25
= 55,67 Watt 3) Total beban kalor kaca
Beban kalor total kaca:
QDs = U. A. CLTDCORR QKtotal = Qr+ Qk
= 0,418 . 23,8. 4,25 = 3923,32 + 1076,63
= 42,28 Watt = 4999,95 Watt