Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PENGHAWAAN BUATAN

(Sumber : citragardencity.com)
Manusia membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort)
untuk melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang nyaman
ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara pada suatu
ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu. Bila dalam suatu
ruangan yang panas dan pengap, manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya tentu juga
akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya secara baik, dan ia merasa
tidak kerasan.

(Thermal Comfort, Sumber : feaweb.aub.edu.lb)


Tubuh manusia seolah mesin panas yang terus-menerus menghasilkan panas.
Kenyamanan termal langsung berhubungan dengan tubuh manusia yang selalu membuang
panas yang berlebihan ini. Dalam keadaan-keadaan normal pemindahan panas ini terjadi
antara tubuh dan udara disekitarnya. Namun demikian tubuh manusia memiliki pertahanan
mekanisme alami yang terus-menerus bekerja untuk mempertahankan keseimbangan yang
diperlukan antara timbulnya panas dan pembuangan panas yang dihasilkan. Mekanisme-
mekanisme ini bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh yang normal, dengan
mengendalikan jumlah pembuangan panas tersebut. Bila laju kehilangan panas terlalu
lambat, kita berkeringat. Keringat tersebut menambah laju kehilangan panas karena
penguapan. Jika laju kehilangan panas terlalu cepat, kita mulai menggigil. Hal ini
menyebabkan meningkatnya pembangkitan panas guna mengimbangi kehilangan panas.
Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau juga
kondisi yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa
adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan Penghawaan Buatan (Air
Conditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang
dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.

(Air Conditioner, Sumber : a.abcnews.com)

Salah satu jaringan distribusi penting dalam sebuah bangunan ialah sistem
pengadaan udara yaitu sistem pemanasan/pendinginan, ventilasi, dan air conditioning (AC).
Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan ini adalah memberikan kondisi-kondisi suhu
dan suasana yang nyaman, yang dicapai dengan mengolah dan mendistribusikan udara
yang disejukan ke seluruh bangunan. Sebenarnya, pengolahan suhu hanya merupakan
salah satu dari pengolahan pada udara sebelum disampaikan kepada para penghuni.
Penyesuaian termal mengatur suhu, kelembaban, dan distribusi udara. Penyesuaian
atmosfir mengatur kebersihan dan mengendalikan bau-bau.
Berbeda dengan jaringan-jaringan distribusi yang berlangsung di seluruh bangunan,
sistem AC dan bagian-bagian komponennya menghendaki jumlah ruang yang cukup.
Meskipun demikian pemahaman dan pengetahuan tentang implikasi-implikasi sistem AC
untuk arsitektur sangat penting artinya untuk diperhatikan. Selain itu sistem ini pada dewasa
ini mendapat perhatian khusus dalam penggunaannya dipandang dari sisi penghematan
energi.
PENGERTIAN SISTEM PENGHAWAAN BUATAN
Membahas tentang penghawaan buatan, kita perlu mengetahui bagaimana panas itu
dapat menyebar atau berpindah. Ada empat cara pemindahan panas yakni :
a. Konduksi, Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung
antara permukaan-permukaan. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau
menghubungkan permukaan-permukaan yang panas atau sejuk.
b. Konveksi, Pemindahan panas berdasarkan gerakan cairan disebut konveksi. Dalam hal
ini cairan adalah udara.
c. Evaporasi (penguapan) Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi,
sumber panas hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh
tubuh manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi tubuh.
d. Radiasi. Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang
elektromagnetis. Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari setiap
permukaan dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau
memancarkan panas kepada setiap obyek atau permukaan yang lebih sejuk dari tubuh
manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang, tidak dipengaruhi oleh
gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara permukaan permukaan atau obyek-
obyek yang memancar.
Jumlah keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-masing cara
hampir seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi lingkungan. Umpamanya, udara yang
jenuh tak dapat menerima kelembaban tubuh; jadi pemindahan panas tak dapat terjadi
melalui penguapan. Pengondisian suatu ruang seharusnya meningkatkan laju kehilangan
panas bila para penghuni terlalu panas dan mengurangi laju kehilangan panas bila mereka
terlalu dingin. Tujuan ini tercapai dengan mengolah dan menyampaikan udara yang nyaman
dari segi suhu, uap air (kelembaban), dan velositas (gerak udara dan pola-pola distribusi).
Kebersihan udara dan hilangnya bau (melalui ventilasi) merupakan kondisi-kondisi
kenyamanan tambahan yang harus dikendalikan oleh sistem penghawaan buatan.
Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu bangunan,
sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara kondisi-kondisi
termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar
ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri. Jika suasana panas sistem harus memberi cukup
udara sejuk untuk mengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin ia harus
memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang hilang ke luar.
Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu
diketahui besarnya beban kalor pada ruang (karena fungsi AC adalah untuk menghapus
beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman. Besar beban
kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara
transmisi, hantaran panas ventilasi atau inviltrasi, beban panas intern (manusia dan
peralatan elektronik atau mesin). Dengan memperhatikan hal di atas, maka di dalam desain
ruang atau bangunan yang menggunakan penghawaan buatan, harus mengikutkan
pertimbangan-pertimbangan berikut:

1. Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanan sistem


penghawaannya.
2. Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin
3. Langit-langit atau plafon dibuat relatif rendah kecuali untuk pertimbangan lain, seperti
akustik dan lain-lain.

PRINSIP CARA KERJA AIR CONDITIONER (AC)

(Air Conditioner , Sumber : cvasiamandiri.com)

Sistem dan mekanisme AC banyak dikembangkan oleh para ahli, dan setiap
perusahaan produsennya menawarkan berbagai keunggulan dalam setiap sistem yang
dipakai. Keunggulan yang ditawarkan biasanya dalam hal pengoperasian dan energi yang
digunakan baik sistem yang di luar ruangan (outdoor) juga sistem di dalam ruang (indoor).
Secara garis besar prinsip kerja air conditioner adalah sebagai berikut:

(Cara Kerja Air Conditioner)


1. Udara panas yang ada pada ruangan dihisap oleh salah satu komponen AC yaitu kipas
sentrifugal yang letaknya ada di dalam evaporator. Selanjutnya udara akan bersentuhan
dengan pipa yang isinya cairan refrigerant atau disebut dengan pipa coil. Refrigerant
berfungsi untuk menyerap udara yang panas menjadi udara dingin. Pada prinsip kerja
AC ini saat proses penyerapan refrigerant menguap dan uapnya ditampung dalam
penampung uap.

2. Tekanan uap tadi yang asalnya dari evaporator kemudian disalurkan ke kondensor.
Selama proses ini, tekanan uap serta suhu pada refrigerant akan naik hingga kemudian
ditekan masuk menuju kondensor.

3. Karena tekanan cairan refrigerant tersebut tinggi, maka akan diturunkan dengan yang
namanya katup ekspansi. Katup ekspansi ini berfungsi mengatur laju aliran cairan
refrigerant menuju ke evaporator.

4. Ketika prinsip kerja AC udara sudah keluar melalui kondensor, maka udara akan
menjadi panas. Uap yang ditampung pada refrigerant tadi akan mengeluarkan panas
pada kondensor melalui bantuan kipas propeller, sehingga akan membentuk embun di
pipa kapiler.

5. Ketika terjadi sirkulasi udara dingin yang terus menerus dalam ruangan, tentu saja tidak
membuat nyaman orang yang menempati ruangan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan
adanya thermostat yang fungsinya untuk mengatur suhu ruangan sesuai dengan yang
diinginkan. Thermostat ini beroperasi menggunakan lempeng bimetal yang sangat peka
akan perubahan suhu di ruangan.

6. Prinsip kerja AC ketika AC dinyalakan, maka udara yang di dalam ruangan jadi lebih
dingin daripada udara yang di luar ruangan. Hal ini dikarenakan udara panas di dalam
ruangan telah diserap oleh kipas sentrifugal yang terdapat pada evaporator, yang
kemudian bersentuhan dengan pipa coil yang di dalamnya ada gas pendingin atau
freon. Pada peristiwa ini terjadi yang namanya perpindahan panas, yang membuat
ruangan lebih dingin suhunya dari sebelumnya.

7. Sedangkan udara pada luar ruangan menjadi lebih panas karena udara panas di dalam
ruangan telah dihisap oleh kipas sentrifugal yang terdapat pada evaporator, serta
berbagai komponen AC lainnya yang kemudian udara yang ada dalam ruangan
dikeluarkan oleh komponen yang disebut kondensor.

8. Udara yang menguap terbentuk menjadi gas refrigerant yang memiliki suhu tinggi
sehingga saat terjadi kompresi di kondensor mudah untuk dicairkan dengan udara
pendingin yang ada pada bersuhu tinggi saat akhir kompresi di kondensor dengan
mudah dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled.

9. Karena udara menyerap panas pada refrigerant, maka udara tersebut berubah menjadi
panas saat keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang sudah cair ini, lalu dialirkan
menuju pipa evaporator dengan bantuan katup ekspansi. Suhu dingin akan diatur oleh
komponen thermostat. Itulah prinsip kerja dari AC yang secara umum, dan hal itu terjadi
secara terus menerus.
JENIS – JENIS SISTIM AC

1. Self Contained Unit. Digunakan pada ruang kecil atau terbatas, semua unit berada pada
satu bagian.

2. Split (terpisah). Digunakan pada ruang-ruang yang terpisah lokasinya atau mempunyai
lokasi penghunian terpisah. Dapat terdiri dari dua bagian atau lebih (kondensor unit atau
sisi panas terpisah dengan evaporator unit atau sisi dalam).

3. Central. Digunakan untuk ruang besar atau bangunan tinggi dan bangunan yang
memerlukan pengkondisian udara dalam jumlah besar. Kapasitas mesin lebih besar dari
3 pk, terdiri dari: mesin pendingin (refrigerator unit)/chiller; unit pengolah udara (A.H.U.);
cerobong udara (ducting); dan diffuser.

UNITARY SYSTEM (Pachage Unit)

1. Window AC (Room AC)

(Window AC, Sumber : www.lowes.com)


Kapasitas dari 5000-32000 BTU (0,4-2,7) TR = 1,4 – 0,5 KW
Keuntungan :
1. Temperatur ruangan dapat dikontrol tersendiri dari masing-masing unit
2. Tidak memerlukan ducting
3. Tidak memerlukan pemipaan
4. Instalasinya sangat sederhana
Kerugian:
1. Memerlukan space pada dinding dan jendela
2. Umumnya distribusi udara tetap kapasitasnya
3. Pemasangan pada dinding luar sehingga kelihatan kurang baik.
4. Noise
5. Umur pendek ( 4 - 5 tahun)
6. Power consumtion pendek
2. Single Pachage Unit

(Single Pachage Unit AC, Sumber : www.carrier-comfort.com)

a. Single Pachage – air cooled


• Evaporator dan condenser satu unit
• Instalasinya di atap rumah dgn dihubungkan dengan ducting ke dalam ruangan
b. Sigle pachage AC water cooled
• Evaporator dan condenser satu unit
• Colling tower terpisah
• Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting

3. Split Pachage AC

(Sumber : www.airconditioningcayman.com)

a. Air cooled split system AC


• Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
• Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
• Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
• Condenser didinginkan dengan udara
b. Water cooled split system AC
• Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
• Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
• Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
• Condenser didinginkan dengan air

Daftar Pustaka :

http://www.membangunbersama.com/sirkulasi-dan-sistem-pengudaraan-dalam-rumah-
tinggal-instalasi

Anda mungkin juga menyukai