Anda di halaman 1dari 23

MODUL PERKULIAHAN

TEKNIK
PENDINGIN
Proses Perhitungan Beban
Pendinginan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Teknik Teknik Mesin 13068 Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir

Abstract Kompetensi
Pada modul ini akan dibahas penerapan prinsip- Setelah memahami materi yang dibahas pada
prinsip perhitungan beban kalor pendinginan modul ini anda diharapkan mampu melakukan
untuk perancangan sistem pengkondisian udara perhitungan beban kalor pendinginan bagi suatu
ruangan. Pada bagian pertama dibahas tentang rungan bangunan tertentu yang ingin
penetapan kondisi udara nyaman di dalam dikondisikan udaranya, dan kemudian mampu
ruangan, sedangkan di bagian yang kedua akan membuat rekapitulasi hasil perhitungan beban
dilakukan perhitungan beban kalor pendinginan kalor pendinginan.
secara terperinci. Kemudian di bagian akhir akan
diberikan rekapitulasi hasil perhitungan beban
kalor pendinginan.
Modul 13

Proses perhitungan beban pendinginan


Suatu bangunan didirikan dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dan lingkungan
dalam yang aman dan nyaman bagi para penghuninya sehingga terhindar dari keadaan
udara luar yang berubah-ubah. Rancangan bangunan yang baik adalah yang memiliki
kondisi interior yang baik dan murah perawatannya. Perancangan sistem pengkondisian
udara musti dimulai dengan mengidentifikasi sifat-sifat termal dinding dan atap bangunan
serta udara di dalam dan di luar ruangan. Perpindahan energi panas ke dalam ruangan
bagunan melalui selubung bangunan dipengaruhi oleh jenis bahan bangunan dan faktor-
faktor geometrisnya, seperti : ukuran, bentuk dan orientasinya, besarnya sumber kalor
internal serta faktor-faktor iklim.

Beban kalor pendinginan bagi suatu ruangan pada umumnya berasal dari beban kalor
eksternal dan internal ruangan. Beban kalor eksternal ruangan, yaitu panas yang berasal
dari radiasi sinar matahari, panas yang berasal dari transmisi energi panas melalui dinding,
partisi, atap, juga ada sejumlah panas yang berasal dari ventilasi dan infiltrasi. Beban kalor
internal ruangan adalah sejumlah tertentu beban kalor yang berasal dari dalam ruangannya
sendiri, seperti dari panas peralatan penerangan ruangan (lampu), panas dari peralatan
listrik lainnya, panas yang berasal dari penghuni ruangan, serta panas dari motor listrik
untuk fan atau kipas. Perhitungan beban kalor pendinginan bagi suatu ruangan bangunan
tertentu biasanya didasarkan kepada kondisi perencanaan yang meliputi kondisi udara di
dalam ruangan yang diinginkan dan kondisi rata-rata udara di luar ruangan, perhitungan
beban puncak, perhitungan beban termal ventilasi dan infiltrasi.

Pada modul ini akan dibahas penerapan prinsip-prinsip perhitungan beban kalor
pendinginan untuk perancangan sistem pengkondisian udara ruangan. Pada bagian
pertama dibahas tentang penetapan kondisi udara nyaman di dalam ruangan, sedangkan di
bagian yang kedua akan dilakukan perhitungan beban kalor pendinginan secara terperinci.
Kemudian di bagian akhir akan diberikan rekapitulasi hasil perhitungan beban kalor
pendinginan.

Tujuan Pembelajaran :

Setelah memahami materi yang dibahas pada modul ini anda diharapkan mampu
melakukan perhitungan beban kalor pendinginan bagi suatu rungan bangunan tertentu yang

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
ingin dikondisikan udaranya, dan kemudian mampu membuat rekapitulasi hasil perhitungan
beban kalor pendinginan.

Prosedur perhitungan beban kalor


Untuk mampu melakukan perhitungan beban kalor pendinginan bagi suatu rungan
bangunan tertentu yang ingin dikondisikan udaranya, dan kemudian mampu membuat
rekapitulasi hasil perhitungan beban kalor pendinginan maka yang musti dilakukan adalah
proses estimasi keseluruhan beban kalor pendinginan seperti diringkas seperti berikut :

1. tetapkan harga-harga perancangan, seperti : temperatur bola basah dan bola kering
udara luar, temperatur rata-ratanya, beda temperatur udara tertinggi dan terendah
harian, temperatur dan kelembaban udara nyaman yang diinginkan di dalam ruangan
2. kumpulkan data kondisi di sekitar ruangan, seperti ruangan-ruangan tetangga yang
memiliki kondisi khusus tertentu
3. kumpulkan data bahan dinding, atap dan lantai, serta partisi bangunan, dan
estimasikan koefisien perpindahan panas globalnya pada masing-masing sisi yang
akan dilewati panas. Khusus untuk dinding kaca, perlu diperhatikan tentang besaran-
besaran untuk SHGF, SG, dan lainnya serta orientasi dinding bangunan
4. estimasikan besarnya laju udara ventilasi dan infiltrasi, skedul kerja sistem, jumlah
penghuni, kecepatan angin
5. tentukan beda temperatur equivalen berdasarkan komponen bangunan, kondisi
perancangan, faktor perolehan panas matahari, serta faktor-faktor lainnya yang
relevan
6. estimasikan besarnya masing-masing komponen beban kalor pendinginan
berdasarkan koefisien perpindahan panas global, beda temperatur equivalent, dan
luas dinding, partisi, dan atap
7. estimasikan besarnya masing-masing komponen beban kalor pendinginan yang
berasal dari penghuni, lampu, dan peralatan-peralatan listrik lainnya
8. jumlahkan seluruh komponen beban kalor pendinginan tersebut, dan pisahkan
antara beban latent dan beban sensibelnya.

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
1.Penetapan kondisi udara nyaman di dalam
ruangan
Untuk lebih mudah memahami penerapan prosedur tersebut maka di bawah ini akan
dibahas sebuah ilustrasi perhitungan beban kalor pendinginan bagi sutu ruangan
sederhana. Sebagai studi kasus kita pilih perkiraan beban kalor pendinginan bagi sebuah
bangunan di mana ruangan dalamnya berfungsi sebagai ruang studio musik berlantai satu
yang berlokasi di kota Jakarta.

Kondisi udara luar ruangan bangunan

Sebagai contoh kita ambil kondisi rata-rata udara di luar ruangan suatu ruangan bangunan
yang terletak di kota Jakarta :

Temperatur bola kering : 32 oC

Temperatur bola basah : 27 oC

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Perubahan Temperatur udara luar : 8 oC

Sifat-sifat udara dengan kondisi temperatur seperti di atas memberikan data (dari diagram
psikrometrik) sebagai berikut :

Kelembaban relatif : 68 %

Kelembaban spesifik : 0,0206 kg uap air/kg udara kering

Enthalpi : 85 kJ/ kg udara kering

Kondisi udara di dalam ruangan bangunan

Sementara itu, kondisi udara nyaman di dalam ruangan yang diinginkan, sebagai studi
kasus di sini adalah ruang studio musik, adalah sebagai berikut :

Temperatur bola kering : 20 oC

Kelembaban relatif : 50 %

Kemudian, sifat-sifat udara dengan kondisi temperatur dan kelembaban seperti itu
memberikan data (dari diagram psikrometrik) sebagai berikut :

Temperatur bola basah : 14 oC

Kelembaban spesifik : 0,0072 kg uap air/kg udara kering

Enthalpi : 39 kJ/ kg udara kering

2. Perhitungan Beban kalor pendinginan

Perhitungan beban puncak

Selain berdasarkan kondisi perencanaan yang meliputi kondisi udara di dalam ruangan yang
diinginkan dan kondisi rata-rata udara di luar ruangan, perhitungan beban kalor pendinginan
bagi suatu ruangan bangunan tertentu biasanya juga didasarkan kepada perhitungan beban
puncaknya.

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Pada bagian ini kita akan membahas bagaimana melakukan perhitungan beban luar yang
meliputi beban kalor pada atap, pada dinding, pada bagian kaca dan pada bagian partisi.

Untuk kota Jakarta bulan terpanas dapat dianggap terjadi pada bulan September yaitu di
sekitar pukul 12.00 sampai dengan 14.00.

Beban kalor pada bagian Atap bangunan

Laju transmisi energi panas ke dalam ruangan melalui dinding atap bangunan dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut :

Q = U.A.CLTDcorr

Di mana :

A : luas permukaan atap, di sini diketahui 521,25 m2

U : koefisien perpindahan panas global pada dinding atap, diketahui 0,511 W/moC

Di sini bahan atap terbuat dari 101,6 mm h.w concrete with 50.8 insulation with suspended
ceiling (atap diperlengkapi dengan langit-langit)

Sementara itu :

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
CLTDcorr = (CLTD + LM).k + (25,5 – TR) + (To – 29,4).f

Di mana :

TR : temperatur udara di dalam ruangan = 20 oC

Sedangkan To adalah temperatur rata-rata udara luar kota Jakarta, yaitu Temperatur bola
kering dikurangi dengan setengah dari perubahan temperatur udara luar :

To = (Temperatur bola kering) – (perubahan temperatur udara luar / 2)

To = (32 oC) – (8 oC / 2) = 28 oC

LM (Latitude and Month) = 0 (horizontal)

k = 1 untuk warna dinding gelap/warna terang

f = 0,75 faktor koreksi untuk kipas saluran udara yang terpasang di bagian langit-langit atap

Harga CLTD (Cooling Load Temperature Difference) bergantung kepada waktu pukul
berapa kita mengevaluasi transmisi kalor, dan harganya untuk berbagai kondisi diberikan
pada sebuah tabel. Pada periode pukul 12.00 bagi atap bangunan tersebut kita memiliki
CLTD = 13 oC

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Oleh karena itu setelah kita hitung kita memiliki :

CLTDcorr = 12,8 oC

Sehingga, besarnya Laju transmisi energi panas ke dalam ruangan melalui dinding atap
bangunan dapat dihitung dan diperoleh harga :

Q = 3416,05 J/s = 3416,05 W

Beban kalor pada bagian Dinding bangunan sisi utara

Dengan cara yang sama seperti di atas, laju transmisi energi panas ke dalam ruangan
melalui dinding bangunan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

Q = U.A.CLTDcorr

Di mana :

A : luas dinding, di sini diketahui 26,4 m2

U : koefisien perpindahan panas global pada dinding atap, diketahui 1,255 W/moC

Di sini bahan dinding terbuat dari air space or 25.4 mm insulation + 152.4 or 203.2 mm
Block

Sementara itu :

CLTDcorr = (CLTD + LM).k + (25,5 – TR) + (To – 29,4)

Di mana :

TR : temperatur udara di dalam ruangan = 20 oC

Sedangkan To adalah temperatur rata-rata udara luar kota Jakarta, yaitu Temperatur bola
kering dikurangi dengan setengah dari perubahan temperatur udara luar :

To = (Temperatur bola kering) – (perubahan temperatur udara luar / 2)

To = (32 oC) – (8 oC / 2) = 28 oC

LM (Latitude and Month) = - 1,6 (Dinding sisi utara)

k = 1 untuk warna dinding gelap/warna terang

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Harga CLTD (Cooling Load Temperature Difference) bergantung kepada waktu pukul
berapa kita mengevaluasi transmisi kalor, dan harganya untuk berbagai kondisi diberikan
pada sebuah tabel. Pada periode pukul 12.00 bagi dinding bangunan tersebut kita memiliki
CLTD = 4 oC

Oleh karena itu setelah kita hitung kita memiliki :

CLTDcorr = 6,5 oC

Sehingga, besarnya Laju transmisi energi panas ke dalam ruangan melalui dinding atap
bangunan dapat dihitung dan diperoleh harga :

Q = 215,4 J/s = 215,4 W

Beban kalor pada bagian Dinding bangunan sisi Selatan

Bagi dinding sisi selatan kita memiliki :

A : luas dinding, di sini diketahui 89,4 m2

U : koefisien perpindahan panas global pada dinding atap, diketahui 1,255 W/moC

Bahan dinding terbuat dari air space or 25.4 mm insulation + 152.4 or 203.2 mm Block

TR : temperatur udara di dalam ruangan = 20 oC

Sedangkan To adalah temperatur rata-rata udara luar kota Jakarta, yaitu Temperatur bola
kering dikurangi dengan setengah dari perubahan temperatur udara luar :

To = (Temperatur bola kering) – (perubahan temperatur udara luar / 2)

To = (32 oC) – (8 oC / 2) = 28 oC

LM (Latitude and Month) = - 2,2 (Dinding sisi selatan)

k = 1 untuk warna dinding gelap/warna terang

Pada periode pukul 12.00 bagi dinding sisi selatan bangunan tersebut kita memiliki CLTD =
5 oC

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Dengan menggunakan persamaan-persamaan yang sama seperti pada bagian di atas,

maka kita memiliki :

CLTDcorr = 6,9 oC

Sehingga, besarnya Laju transmisi energi panas ke dalam ruangan melalui dinding atap
bangunan dapat dihitung dan diperoleh harga :

Q = 774,16 J/s = 774,16 W

Beban kalor pada bagian Dinding bangunan sisi Barat

Bagi dinding sisi barat kita memiliki :

A : luas dinding, di sini diketahui 48 m2

U : koefisien perpindahan panas global pada dinding atap, diketahui 1,255 W/moC

Bahan dinding terbuat dari air space or 25.4 mm insulation + 152.4 or 203.2 mm Block

TR : temperatur udara di dalam ruangan = 20 oC

Sedangkan To adalah temperatur rata-rata udara luar kota Jakarta, yaitu Temperatur bola
kering dikurangi dengan setengah dari perubahan temperatur udara luar :

To = (Temperatur bola kering) – (perubahan temperatur udara luar / 2)

To = (32 oC) – (8 oC / 2) = 28 oC

LM (Latitude and Month) = - 0,5 (Dinding sisi selatan)

k = 1 untuk warna dinding gelap/warna terang

Pada periode pukul 12.00 bagi dinding sisi barat bangunan tersebut kita memiliki CLTD = 7
o
C

Dengan menggunakan persamaan-persamaan yang sama seperti pada bagian di atas,

maka kita memiliki :

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
CLTDcorr = 10,6 oC

Sehingga, besarnya Laju transmisi energi panas ke dalam ruangan melalui dinding atap
bangunan dapat dihitung dan diperoleh harga :

Q = 638,54 J/s = 638,54 W

Beban kalor pada bagian Dinding bangunan sisi Timur

Bagi dinding sisi barat kita memiliki :

A : luas dinding, di sini diketahui 48 m2

U : koefisien perpindahan panas global pada dinding atap, diketahui 1,255 W/moC

Bahan dinding terbuat dari air space or 25.4 mm insulation + 152.4 or 203.2 mm Block

TR : temperatur udara di dalam ruangan = 20 oC

Sedangkan To adalah temperatur rata-rata udara luar kota Jakarta, yaitu Temperatur bola
kering dikurangi dengan setengah dari perubahan temperatur udara luar :

To = (Temperatur bola kering) – (perubahan temperatur udara luar / 2)

To = (32 oC) – (8 oC / 2) = 28 oC

LM (Latitude and Month) = - 0,5 (Dinding sisi selatan)

k = 1 untuk warna dinding gelap/warna terang

Pada periode pukul 12.00 bagi dinding sisi barat bangunan tersebut kita memiliki CLTD = 13
o
C

Dengan menggunakan persamaan-persamaan yang sama seperti pada bagian di atas,

maka kita memiliki :

CLTDcorr = 16,6 oC

Sehingga, besarnya Laju transmisi energi panas ke dalam ruangan melalui dinding atap
bangunan dapat dihitung dan diperoleh harga :

Q = 999,98 J/s = 999,98 W

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Beban kalor secara Konduksi melewati dinding Kaca

Laju transmisi energi panas secara konduksi ke dalam ruangan melalui dinding kaca
bangunan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

Q = U.A.CLTDcorr

Di mana :

A : luas permukaan kaca, di sini diketahui 6 m2

Di sini bahan kaca terbuat dari single glass, clear, translucent light, roller shade

U : koefisien perpindahan panas global pada dinding kaca, diketahui 4,6 W/moC

Sementara itu :

CLTDcorr = (CLTD + LM).k + (25,5 – TR) + (To – 29,4)

Di mana :

TR : temperatur udara di dalam ruangan = 20 oC

Sedangkan To adalah temperatur rata-rata udara luar kota Jakarta, yaitu Temperatur bola
kering dikurangi dengan setengah dari perubahan temperatur udara luar :

To = (Temperatur bola kering) – (perubahan temperatur udara luar / 2)

To = (32 oC) – (8 oC / 2) = 28 oC

LM (Latitude and Month) = 0 (horizontal)

k = 1 untuk warna dinding gelap/warna terang

Harga CLTD (Cooling Load Temperature Difference) bergantung kepada waktu pukul
berapa kita mengevaluasi transmisi kalor, dan harganya untuk berbagai kondisi diberikan
pada sebuah tabel. Pada periode pukul 12.00 bagi dinding kaca bangunan tersebut kita
memiliki CLTD = 5 oC

Oleh karena itu setelah kita hitung kita memiliki :

CLTDcorr = 9,1 oC

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Sehingga, besarnya Laju transmisi energi panas ke dalam ruangan melalui dinding atap
bangunan dapat dihitung dan diperoleh harga :

Q = 251,16 J/s = 251,16 W

Beban kalor secara Radiasi melewati dinding Kaca

Laju transmisi energi panas secara konduksi ke dalam ruangan melalui dinding kaca
bangunan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

Q = A . SC . SHGF . CLF

Di mana :

A : luas permukaan kaca, di sini diketahui 6 m2

SHGF (Solar Heat Gain Factor) = 120

SC (Shading Factor) = 0,39

Pada periode pukul 12.00 dinding kaca bangunan tersebut memiliki CLF (Cooling Load
Factor) = 0,89

Sehingga Laju transmisi energi panas secara radiasi ke dalam ruangan melalui dinding kaca
bangunan dapat dihitung dan diperoleh :

Q = A . SC . SHGF . CLF = 249,91 W

Beban kalor yang melewati Partisi

Partisi merupakan dinding yang membatasi antara ruang yang udaranya dikondisikan
dengan ruangan lainnya yang udaranya tidak dikondisikan. Ruangan tersebut antara lain
adalah ruangan tempat : lift, tangga darurat, toilet berada.

Laju transmisi energi panas melalui partisi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut
:

Q = U . A . TD

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Ruang studio musik yang menjadi objek studi menggunakan partisi dengan Bahan dinding
partisi : air space or 25.4 mm insulation + 152.4 or 203.2 mm block, sehingga memiliki
koefisien U = 1,255 W/m2oC

Sementara itu luas ruangan yang tidak dikondisikan, A = 360,65 m2

Beda temperatur antara udara di runga yang tidak dikondisikan dengan ruangan di mana
udara dikondisikan, TD = 28 oC – 20 oC = 8 oC

Sehingga besarnya laju transmisi energi panas melalui partisi dapat dihitung dan
memberikan hasil sebagai berikut : :

Q = U . A . TD = (1,255 W/m2oC) (360,65 m2) (8 oC) = 3620,93 W

Perhitungan beban kalor yang berasal dari dalam ruangan

Beban kalor ini berasal dari panas dari lampu/penerangan, panas dari penghuni ruangan,
dan panas dari peralatan-peralatan listrik yang ada di dalam ruangan.

Beban kalor dari lampu/penerangan

Ruang studio musik yang menjadi objek studi menggunakan lampu neon denga nspesifikasi
lampu neon 40 W/m2. Penggunaan lampu penerangan adalah dari pukul 08.00 sampai
dengan pukul 18.00.

Beban kalor dari penerangan dapat dihitung menggunakan persamaan :

Q = CLF . Fu . Fs . Qi

Dengan data pada pukul 12.00 :

CLF = 0,87

Fs = 1,25 (lampu neon)

Fu = 1,0 (semua lampu dianggap menyala)

Luas lantai, A = 521,25 m2

Qi = (40 W/m2) . (521,25 m2) = 20850 W

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Sehingga beban kalor dari penerangan dapat dihitung dan memberikan hasil :

Q = CLF . Fu . Fs . Qi = 22674,4 W

Beban kalor sensibel dari Penghuni

Untuk tiga ruang studio musik yang berada pada satu lantai biasanya dihuni oleh rata-rata
25 orang.

SGH (Sensible Heat Gain) = 75 W

LHG (Latent Heat Gain) = 55 W

Beban kalor sensibel

Beban kalor sensibel yang ditimbulkan oleh penghuni ruangan dapat dihitung menggunakan
persamaan :

Q = No. SHG . CLF

Dalam kasus ini :

Rata-rata penghuni (25 orang) berada di dalam ruangan selama 10 jam :

CLF = 0,78 W

SGH (Sensible Heat Gain) = 75 W

Oleh karena itu besarnya Beban kalor sensibel dari para penghuni ruangan dapat dihitung
dan memberikan hasil :

Q = No. SHG . CLF = 1462,5 W

Beban kalor Latent

Beban kalor sensibel yang ditimbulkan oleh penghuni ruangan dapat dihitung menggunakan
persamaan :

Q = No. LHG

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Dalam kasus ini :

Rata-rata penghuni (25 orang) berada di dalam ruangan selama 10 jam :

LHG (Latent Heat Gain) = 55 W

Oleh karena itu besarnya Beban kalor latent dari para penghuni ruangan dapat dihitung dan
memberikan hasil :

Q = No. LHG = 1375 W

Beban kalor dari berbagai peralatan listrik

Ruang studio musik yang menjadi objek studi terdiri dari ruang utama untuk ruang studio
rekaman dan ruang untuk peralatan Mixer. Daftar peralatan yang ada di dalam ruang
tersebut adalah sebagai berikut :

4 Power Amplifier (SHG = 1000W)

4 Crossover (SHG = 30W)

4 Effets processor (SHG = 75W)

4 Mixer (SHG = 250W)

3 Guitar Power Amplifier (SHG = 100W)

2 Keyboard Power Amplifier (SHG = 100W)

2 Bass Guitar Power Amplifier (SHG = 350W)

2 Speaker Bosch (SHG = 250W)

4 Equalizer (SHG = 30W)

4 Broadcast Disk Reproducer (SHG = 40W)

2 Komputer Pentium 100 MHz (SHG = 220W)

2 Power sensor NAP – Z3 (SHG = 35W)

4 Tape Recorder (SHG = 50W)

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Sehingga terdapat sejumlah SHG total = 11610 W

Dengan CLF = 0,78 maka kita peroleh besarnya Beban kalor sensibel yang dihasilkannya :

Q = SHG total . CLF = 9055,8 W

Beban kalor dari ventilasi

Kebutuhan udara segar bagi penghuni ruang studio musik dianggap sebesar 20 cfm/orang.
Oleh karena itu kebutuhan total udara segar bagi 25 orang penghuni ruangan tersebut
adalah 500 cfm = 236 liter/s

BF (Bypass Factor) adalah fraksi volume udara yang bersirkulasi di dalam ruangan yang
tidak bersentuhan secara langsung dengan koil pendingin atau evaporator. Untuk Typical
comfort application, harga BF = 0,1 sampai dengan 0,2

Baban kalor sensibel dari udara ventilasi

Besarnya Beban kalor dari udara ventilasi yang tidal berkontak dengan evaporator dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut :

Q = 1,232 . Uv . (To – Tr) . BF

Dalam kasus ini :

Temperatur udara luar, To = 28 oC

Temperatur udara di dalam ruangan, Tr = 20 oC

Kebutuhan udara ventilasi, Uv = 236 liter/s

BF dianggap = 0,1 (10%)

Sehingga besarnya Beban kalor dari udara ventilasi yang tidal berkontak dengan evaporator
dapat dihitung dan memberikan hasil sebagai berikut :

Q = 1,232 . Uv . (To – Tr) . BF = 232,6 W

Baban kalor latent dari udara ventilasi

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Besarnya Beban latent kalor dari udara ventilasi yang tidal berkontak dengan evaporator
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

Ql = 3012 . Uv . (Wo – Wi) . BF

Dalam kasus ini :

Kelembaban udara di luar gedung, Wo = 0,0206 kg uap air/kg udara kering

Kelembaban udara di dalam ruangan yang dikondisikan, Wi = 0,0072 kg uap air/kg udara
kering

Kebutuhan udara ventilaksi, Uv = 236 liter/s

Sehingga Besarnya Beban latent kalor dari udara ventilasi yang tidal berkontak dengan
evaporator dapat dihitung dan memberikan hasil sebagai berikut :

Ql = 3012 . Uv . (Wo – Wi) . BF = 952,51 W

Sementara itu beban latent kalor dari udara ventilasi yang berkontak dengan evaporator
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

Qlk = 3012 . Uv . (Wo – Wi) . (1 – BF)

Sehingga :

Qlk = 3012 . Uv . (Wo – Wi) . BF = 8572,63 W

Beban kalor dari udara infiltrasi

Ilfiltrasi adalah udara yang tidak dikondisikan dan tidak dikehendaki masuk ke dalam
ruangan yang dikondisikan udaranya. Infiltrasi dapat masuk melalui celah-celah pintu dan
jendela.

Pada ruangan ini dipergunakan jendela dengan type heavy casement section projected
1/64” crack

Beban kalor sensibel udara infiltrasi dapat dihitung menggunakan persamaan :

Q = 1,232 . Ui . (To – Tr)

Sedangkan Beban kalor latent udara infiltrasi dapat dihitung menggunakan persamaan:

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Q = 3012 . Ui . (Wo – Wi)

Untuk keperluan tersebut dipergunakan data-data sebagai berikut :

Kecepatan angin rata-rata 10 mph

Infiltrasi 0,17 cfm per linear foot crack = 0,08 liter/s.ft crack

Dimensi jendela : 1,5 m x 1 m

Keliling jendela = 5 m = 16,4 ft

Infiltrasi melalui satu buah jendela, Ui = (0,08 liter/s.ft crack) . (16,4 ft crack) = 1,31 liter/s

Pada ruang yang dikondisikan terdapat empat buah jendela yang bisa dibuka-tutup,
sehingga besarnya udara infiltrasi :

Ui = 4 x 1,31 liter/s = 5,24 liter/s

Oleh karena itu besarnya Beban kalor sensibel udara infiltrasi dapat dihitung dan
memberikan hasil sebagai berikut :

Qs = 1,232 . Ui . (To – Tr) = 51,65 W

Dan besarnya Beban kalor latent udara infiltrasi adalah:

Ql = 3012 . Ui . (Wo – Wi) = 211,5 W

3. Rekapitulasi hasil perhitungan beban kalor


pendinginan

Beban sensibel (dalam W ) Pukul 12.00

A. Beban Luar

1. Atap 3416,1

2. Dinding 2628,04

3. Kaca 501,1

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
4. Partisi 3620,9

B. Beban Dalam

1. Lampu 22674,4

2. Penghuni 1462,5

3. Peralatan listrik 9055,8

Sub-Total Beban sensibel (dalam W ) 43358,8

Beban kalor sensibel total :

Beban kalor karena udara infiltrasi : 51.65 W

Beban kalor sensibel pukul 12.00 : 43358.77 W

Sub-total beban kalor sensibel pukul 12.00 : 43410.42 W

faktor keamanan (5%) : 2170.521 W

Room sensible heat (RSH)


: 45580.94 W

Supplay Duct Heat Gain (2% RSH) : 911.6188 W

Supplay Duct Leakage loss (5% RSH) : 2279.047 W

Ventilation Heat (BF) : 232.6 W

Effective Room Sensible Heat (ERSH) : 49004.21 W

Beban kalor Latent total :

Beban kalor infiltrasi : 211.5 W

Beban kalor dari Penghuni : 1375 W

Sub-total beban latent : 1586.5 W

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Faktor keamanan (5%) : 79.325 W

Room latent Heat (RLH) : 1665.83 W

Supply Duct Leakage Loss (5% RLH) : 83.2913 W

Ventilation Heat (BF) : 952.51 W

Effective Room Latent Heat (ERLH) : 2701.63 W

Effective Room Sensible Heat (ERSH) : 49004.2 W

Effective Room Total Heat (ERTH) : 51705.8 W

Sensible Ventilation Heat : 2100.21 W

Latent Ventilation Heat : 8572.63 W

Grand Total Heat (GTH) : 62378.7 W

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. McQuiston,F.C., Parker, J.D., Heating Ventilating and Air Conditioning, New York,
John Wiley, 1994
2. Stoecker, W.F., Jones, J.W., Refrigeration and Air Conditioning, New York, McGraw-
Hill, 1982
3. Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A., Thermodynamics: An Engineering Approach,
New York, McGraw-Hill, 2007

1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
1 Proses Perhitungan Beban Pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai