Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

TEKNIK
PENDINGIN
Konsep proses pemanasan dan
pendinginan aliran fluida

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Mesin 13068 Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir

Abstract Kompetensi
Proses pendinginan dan proses Setelah memahami materi yang
pemanasan berlangsung secara diberikan pada modul ini anda
bersamaan di dalam peralatan atau diharapkan mampu menerapkan
mesin-mesin pendingin. Berbagai konsep tersebut untuk mengevaluasi
mesin pendingin mengkonsumsi performance proses pemanasan dan
sejumlah besar energi listrik. pendinginan yang berlangsung
Pemahaman yang mantap tentang bersamaan.
konsep proses pendinginan dan
pemanasan oleh aliran fluida
merupakan modal yang utama.
MODUL - 1

Konsep proses pemanasan dan pendinginan


aliran fluida
Deskripsi :

Proses pendinginan suatu produk atau media tertentu sering melibatkan proses
pendinginan dan proses pemanasan yang berlangsung secara bersamaan yang melibatkan
peralatan atau mesin-mesin pendingin. Kemampuan pendinginannya sangat bergantung
kepada performance kedua proses tersebut. Berbagai mesin pendingin mengkonsumsi
sejumlah besar energi listrik. Agar mesin dapat bekerja dengan konsumsi energy yang
seminimal mungkin diperlukan upaya perekayasaan secara berkelanjutan. Pemahaman yang
mantap tentang konsep proses pendinginan dan pemanasan oleh aliran fluida merupakan
modal yang utama.

Sebagai pokok bahasan pada modul ini adalah tentang Konsep proses pemanasan dan
pendinginan pada sistem-sistem pendingin di mana perincian materinya terdiri dari :

1. Konsep termodinamika proses pemanasan dan pendinginan


2. Balans energy aliran fluida pendingin dan aliran fluida yang didinginkan
3. Proses pendinginan pada alat evaporator
4. Proses pelepasan panas pada alat kondensor

Tujuan Pembelajaran :

Setelah memahami materi yang diberikan pada modul ini anda diharapkan mampu :

1. menjelaskan gambaran terperinci tentang konsep termodinamika proses pemanasan


dan pendinginan
2. menerapkan prinsip balans energy bagi aliran fluida pendingin dan aliran fluida yang
didinginkan yang bekerja pada sistem termal
3. menerapkan konsep proses pendinginan pada alat evaporator untuk memperkirakan
performance alat tersebut
4. menerapkan konsep proses pelepasan panas pada alat kondensor untuk dapat
memperkirakan performance alat kondensor

1 Konsep pemanasan dan pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
1. Pendahuluan
Perkembangan penggunaan mesin pendingin dan mesin pengkondisian udara bagi
keperluan industri maupun bagi rumah tangga telah demikian pesat. Mesin pendingin jenis
kompresi uap merupakan salah satu mesin pendingin yang penggunaannya sangat signifikan
di sektor industri begitu pula di sektor rumah tangga, baik untuk keperluan pendinginan
maupun untuk sistem pengkondisian udara. Namun mesin-mesin tersebut termasuk
golongan mesin yang mengkonsumsi energi sangat besar. Oleh karena itu upaya
penghematan energinya menjadi sangat penting.

Penghematan energi bagi mesin-mesin yang dipergunakan di sektor industri maupun sektor
rumah tangga dapat dilakukan dengan cara mengoperasikannya secara optimal sesuai
dengan keperluan. Di samping itu, pemeliharaan secara baik merupakan syarat mutlak agar
mesin dapat bekerja menurut fungsinya secara optimal. Upaya-upaya tersebut, begitu pula
dengan pengembangan teknologi untuk perekayasaan atau design komponen, mesin, atau
alat bantu yang memungkinkan mesin pendingin dapat bekerja lebih hemat energi
memerlukan pemahaman yang baik tentang konsep dasar proses-proses yang bekerja pada
mesin pendingin.

Proses pendinginan suatu produk tertentu, atau proses pengkondisian udara ruangan selalu
melibatkan proses pendinginan dan proses pemanasan oleh aliran fluida tertentu, dan
keduanya berlangsung secara bersamaan. Oleh karena itu kinerja mesin-mesin pendingin
sangat bergantung kepada performance kedua proses tersebut. Upaya perekayasaan mesin-

1 Konsep pemanasan dan pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
mesin pendingin, yang di dalamnya termasuk optimasi design dan optimasi performance
mesin yang sedang dioperasikan, dilakukan dengan maksud agar mesin dapat bekerja
dengan konsumsi energy yang seminimal mungkin.

Pada bagian pertama akan diberikan gambaran terperinci tentang konsep termodinamika
proses pemanasan dan pendinginan. Kemudian, penerapan prinsip balans energy bagi aliran
fluida pendingin dan aliran fluida yang didinginkan yang bekerja pada sistem termal akan
dibahas pada bagian yang kedua. Sedangkan konsep proses pendinginan pada alat
evaporator untuk memperkirakan performance alat tersebut dibahas pada bagian ketiga.
Pada bagian akhir akan dibahas konsep proses pelepasan panas pada alat kondensor, juga
untuk dapat memperkirakan performance alat kondensor

2. Balans energy aliran fluida pendingin dan


yang didinginkan
Pada gambar tersebut, Pertama-tama aliran refrigeran masuk ke dalam evaporator pada
Tingkat keadaan (1) dengan mengangkut energi total aliran sebesar E1. Kemudian pada saat
bersirkulasi di dalam evaporator aliran refrigeran menerima sejumlah tertentu energi panas
sebesar Qc sehingga energi total bertambah, dan pada saat refrigeran tersebut mengalir
meninggalkan evaporator (tingkat ekadaan 2) energi totalnya menjadi sebesar E2. Energi
total aliran refrigeran pada saat mengalir masuk dan keluar alat evaporator merupakan
gabungan dari enthalpi, energi kinetik dan energi potensialnya di masing-masing saluran.

1 Konsep pemanasan dan pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Namun demikian, karena selama bersirkulasi di dalam alat evaporator terjadi gesekan-
gesekan dengan permukaan-permukaan elemen di dalam evaporator maka terdapat
sebahagian energi total yang hilang karena hal tersebut, dan disini kita anggap besarnya
kerugian energi karena gesekan adalah sebesar dEf. Pada sisi yang lain sering terjadi adanya
beda temperatur antara aliran refrigeran di dalam evaporator dengan aliran udara hangat di
sekeliling permukaan evaporator sehingga terjadi kehilangan energi panas ke sekeliling, dan
di sini kerugian energi tersebut kita anggap sebesar dq.

Selanjutnya, kita akan terapkan Prinsip kesetimbangan energi pada aliran refrigeran. Apabila
kita tinjau semua energi yang terkait dengan aliran refrigeran pada gambar tersebut dan kita
terapkan hukum pertama termodinamika maka kita dapat memiliki persamaan sebagai
berikut :

dE
E1  Qc   E2  dq  dE f
dt

Selanjutnya, untuk menyederhanakan persoalan agar dapat ditanggapi secara numerik maka
kita dapat terapkan beberapa asumsi atau anggapan-anggapan yang lazim diterapkan bagi
persoalan seperti tersebut di atas.

Pada kebanyakan persoalan sistem termal kita mengevaluasi performancenya pada saat
sistem telah bekerja secara steady atau stasioner. Dalam keadaan tersebut tidak ada lagi
perubahan tingkat keadaan aliran fluida, termasuk energi alirannya sehingga kita dapat
menganggap dE/dt = 0. Kemudian dalam kebanyakan kasus, kerugian energi panas ke

1 Konsep pemanasan dan pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
sekeliling juga cukup kecil dibandingkan dengan beda energi aliran saat masuk dan keluar
sistem, sehingga kita dapat menganggap dq = 0. Begitu pula dengan kerugian energi karena
gesekan dengan permukaan, biasanya jauh lebih kecil daripada beda energi aliran saat
masuk dan keluar sistem.

Dengan menerapkan beberapa asumsi tersebut di atas maka sekarang kita dapat memiliki
persamaan berikut :

Qc  E2  E1

Seperti telah kita pelajari bersama dari konsep termodinamika bahwa aliran fluida yang
mengalir pada suatu saluran tertentu akan memiliki Energi total aliran yang merupakan
gabungan dari enthalpi, energi kinetik dan energi potensialnya di masing-masing saluran.
Oleh karena itu energi total aliran refrigeran saat keluar meninggalkan evaporator dapat
dinyatakan melalui persamaan :
2
v2
E2  h2   gZ 2
2

Sedangkan energi total aliran refrigeran saat masuk ke dalam evaporator dapat dinyatakan
melalui persamaan :
2
v1
E1  h1   gZ1
2

Selanjutnya, apabila kita anggap bahwa beda energi kinetik dan energi potensial di antara
aliran refrigeran keluar evaporator dengan yang masuk ke dalam evaporator cukup kecil
maka sekarang kita memiliki persamaan berikut bahwa besarnya energi panas yang
diterima oleh aliran refrigeran di dalam evaporator sama dengan beda entalpi di antara
refrigeran keluar dan masuk evaporator :

Qc  h2  h1

Kemudian, apabila diinginkan untuk memperoleh gambaran tentang besarnya laju energi
panas yang diterima oleh aliran refrigeran per satuan waktu maka dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :

Qc  mrefr (h2  h1 )

Di mana mrefr adalah laju aliran massa refrigeran yang mengalir di dalam evaporator.

1 Konsep pemanasan dan pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
3. Proses pendinginan pada alat evaporator
Sekarang kita terapkan prinsip kesetimbangan energi pada aliran udara hangat yang
mengalir ke dalam elemen-elemen di dalam evaporator, yang kemudian didinginkan oleh
aliran refrigeran. Dalam hal ini aliran udara hangat akan melepaskan sejumlah tertentu
energi panas, yang besarnya sama dengan yang diterima oleh aliran refrigeran, seperti yang
diperlihatkan oleh gambar sistem di bawah ini.

Pada sistem tersebut, pertama-tama aliran udara hangat masuk ke dalam evaporator pada
Tingkat keadaan (3) dengan mengangkut energi total aliran sebesar E3. Kemudian pada saat
bersirkulasi di dalam evaporator aliran refrigeran melepaskan sejumlah tertentu energi
panas sebesar Qh sehingga energi totalnya berkurang, dan pada saat refrigeran tersebut
mengalir meninggalkan evaporator (tingkat ekadaan 4) energi totalnya menjadi sebesar E4.

Apabila kita tinjau semua energi yang terkait dengan aliran udara hangat pada gambar
tersebut dan kita terapkan hukum pertama termodinamika maka kita dapat memiliki
persamaan sebagai berikut :

dE
E3  Qh   E4  dq  dE f
dt

1 Konsep pemanasan dan pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Selanjutnya, seperti halnya bagi aliran refrigeran kita akan menerapkan beberapa asumsi
atau anggapan-anggapan yang lazim diterapkan bagi persoalan seperti tersebut di atas.

Sistem kita anggap telah bekerja secara steady atau stasioner sehingga dE/dt = 0. Kemudian
kerugian energi panas ke sekeliling dan kerugian energi karena gesekan juga kita anggap
kecil. Dengan menerapkan beberapa asumsi tersebut di atas maka sekarang kita dapat
memiliki persamaan berikut :

Qh  E3  E4

Selanjutnya, apabila kita anggap bahwa beda energi kinetik dan energi potensial di antara
aliran refrigeran keluar evaporator dengan yang masuk ke dalam evaporator cukup kecil
maka sekarang kita memiliki persamaan berikut bahwa besarnya energi panas yang
dilepaskan oleh aliran udara hangat di dalam evaporator sama dengan beda entalpi di
antara aliran udara hangat masuk dan keluar evaporator :

Qh  h3  h4

Kemudian, apabila diinginkan untuk memperoleh gambaran tentang besarnya laju energi
panas yang dilepaskan oleh aliran udara hangat per satuan waktu maka dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :

Qh  mud (h3  h4 )

Di mana mud adalah laju aliran massa udara hangat yang mengalir di dalam evaporator.

Atau, apabila udara hangat tersebut dianggap tidak mengalami perubahan fasa maka
persamaan berikut dapat dipergunakan untuk memperkirakan besarnya laju energi panas
yang dilepas oleh aliran udara :

Qh  c p (T3  T4 )

4. Proses pelepasan panas pada alat


kondensor
Pada sistem kondensor aliran fluida refrigeran yang bertemperatur cukup tinggi musti
melepaskan energi panasnya ke sekeliling agar refrigeran yang tadinya dalam keadaan fasa

1 Konsep pemanasan dan pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
uap bisa berubah menjadi fasa cair. Untuk keperluan tersebut aliran refrigeran musti
mengalami proses pendinginan, atau musti melepaskan sejumlah tertentu energi panas.

Pada sistem gambar di bawah ini, sebagai media pendingin adalah aliran air dingin yang
memiliki temperatur cukup rendah yang disirkulasikan ke dalam alat kondensor untuk
mampu menyerap energi panas dari aliran refrigeran di dalam kondensor.

Apabila perhatian kita pusatkan kepada apa yang terjadi pada aliran refrigeran di dalam alat
kondensor maka kita dapat memiliki gambar sistem seperti yang diperlihatkan pada gambar
berikut.

Pada sistem tersebut, pertama-tama aliran refrigeran panas yang berasal dari kompresor
mengalir masuk ke dalam kondensor dalam keadaan fasa uap dengan tingkat keadaan (3),
dan mengangkut energi total aliran sebesar E3. Kemudian pada saat bersirkulasi di dalam
kondensor aliran refrigeran melepaskan sejumlah tertentu energi panas sebesar Q p sehingga
energi totalnya berkurang, dan pada saat refrigeran tersebut mengalir meninggalkan
evaporator dalam keadaan fasa cair energi totalnya menjadi sebesar E4.

1 Konsep pemanasan dan pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Kemudian, dengan menerapkan prinsip kesetimbangan energi dan menerapkan beberapa
asumsi yang lazim maka kita akan memiliki beberapa persamaan seperti yang diperlihatkan
pada gambar di atas.

Daftar Pustaka

1) Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A., Thermodynamics: An Engineering Approach,


New York, McGraw-Hill, 2007
2) http://www.central-air-conditioner-and-refrigeration.com/
3) http://www.cambridge.org/us/files/2313/6697/5548/Appendix_C.pdf
4) http://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/refrigerator/ph_refrig1.gif

1 Konsep pemanasan dan pendinginan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai