Anda di halaman 1dari 6

Kajian pengaruh jarak penghalang pada sisi masukan udara

kondenser terhadap konsumsi energi dan kapasitas


pendinginan mesin tata udara
Faldian1, Andriyanto Setyawan1,*
1
Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung
fld_ra@yahoo.com; andriyanto@polban.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak dari jarak penghalang pada kondenser terhadap
kinerja dari mesin tata udara. Pada penelitian ini, AC split diuji kinerjanya dengan memberikan
penghalang pada sisi masukan kondenser pada jarak 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm, 35
cm, dan 40 cm. Kinerja yang akan dikaji adalah tekanan dan temperatur saluran buang, kapasitas
pendinginan, dan konsumsi energi listrik. Hasil penelitian yang diperoleh adalahsemakin dekat jarak
antara penghalang dengan kondenser, semakin tinggi tekanan dan temperatur saluran buang, semakin
besar konsumsi daya listrik, dan semakin kecil kapasitas pendinginan.

Kata kunci: AC split, kapasitas pendinginan, konsumsi energi

1. Pendahuluan dengan semakin kecilnya selisih entalpi antara


refrigeran keluar evaporator dengan refrigeran
Secara umum, pendingin udara jenis split terdiri masuk evaporator. Kenaikan kerja kompresi
atas dua bagian utama, yakni bagian dalam dapat dilihat dari semakin besarnya selisih
(indoor unit) yang dipasang di dalam ruangan entalpi refrigeran masuk dan keluar kompresor.
dan bagian luar (outdoor unit) yang dipasang di Kerja kompresi pada kondisi normal dinyatakan
bagian luar ruangan. Indoor unit berupa dengan (Arora, 2001; Mc Quiston dkk., 2005;
evaporator yang berfungsi mendinginkan udara Pita, 2001; ASHRAE, 2013):
ruangan. Komponen utama outdoor unit adalah
kompresor, kondenser, dan alat ekspansi berupa
wk  h2  h1 (1)
pipa kapiler. Pendinginan udara pada AC split
memanfaatkan prinsip refrigerasi kompresi uap.
Pada sistem refrigerasi kompresi uap, kinerja
Sementara efek refrigerasi dinyatakan dengan
sistem refrigerasi sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dan kondisi operasi
qe  h1  h4 (2)
(Poolkrajang dan Preamjai, 2008; Priyadumkol
dan Kittichaikarn, 2014; Qureshi dkk. 2013).
Pada lingkungan yang relatif dingin, kinerja di mana efek refrigerasi, atau efek pendinginan
sistem refrigerasi akan lebih baik dan konsumsi (qe) didefinisikan sebagai selisih entalpi
energinya akan menurun. Sebaliknya, pada refrigeran (h) keluaran dan masukan evaporator
kondisi panas mesin refrigerasi akan (titik 1 dan 4) dan kerja spesifik kompresor, wk,
mengkonsumsi lebih banyak energi namun didefinisikan sebagai selisih entalpi refrigeran
menghasilkan kapasitas yang lebih kecil. keluaran dan masukan kompresor (titik 2 dan 1).

Kondisi lain yang memungkinkan konsumsi


energi yang besar adalah pada saat mesin
refrigerasi bekerja pada tekanan kondensasi yang
tinggi. Hal ini dapat dijelaskan dengan diagram
tekanan-entalpi pada Gambar 1.

Pada saat sistem refrigerasi bekerja pada kondisi


normal siklus yang terjadi adalah 1-2-3-4. Saat
terjadi tekanan kondensasi yang tinggi, sikulus Gambar 1. Sistem refrigerasi dengan tekanan
refrigerasi akan bergeser menjadi 1-2’-3’-4’. kondesasi yang berbeda.
Perubahan siklusi ini mengakibatkan terjadinya
kenaikan kerja kompresi, dan penurunan efek Jika tekanan kondensasi meningkat dan siklus
refrigerasi. Penurunan efek refrigerasi ditandai refrigerasi bergeser menjadi 1-2’-3’-4’, maka
kerja kompresi spesifik menjadi

448
1. Temperatur suction dan discharge
2. Tekanan suction dan discharge
wk  h2'  h1 (3)
3. Temperatur udara masuk dan keluar
kondenser
dan efek refrigerasi menjadi 4. Temperatur udara masuk dan keluar
evaporator
qe  h1  h4 ' (4)

 Analisis Data
Dari persamaan 3 dan 4 terlihat jelas bahwa
naiknya tekanan kondensasi menyebabkan Analisis data dilakukan dengan menentukan
naiknya kerja kompresi (artinya mesin menjadi besarnya
lebih boros) dan turunnya efek refrigerasi 1. Tekanan discharge
(artinya kapasitas pendinginan mesin menurun). 2. Temperatur discharge
3. Kapasitas pendinginan
4. Konsumsi energi
2. Metode
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Efek refrigerasi dan kerja spesifik kompresor
mesin AC split dengan kapasitas kompresor dihitung dengan menggunakan persamaan 1
nominal 1.5 PK dengan refrigeran R410a. sampai 4. COP dihitung dari perbandingan antara
Penelitian dilakukan di Laboratorium Tata efek refrigerasi dengan kerja spesifik kompresor.
Udara, jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Kapasitas pendinginan dari sisi udara pada
Udara, Politeknik Negeri Bandung. evaporator dihitung dengan

 Tahapan Penelitian Qe  m
 e (hin evap  hout evap ) (5)

Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah: Qe adalah kapasitas pendinginan, m e adalah laju
1. Menguji mesin pada kondisi standar
pemasangan, di mana pada bagian masukan aliran massa udara pada evaporator, dan
kondenser tidak terdapat penghalang aliran hin evap  houtevap adalah selisih entalpi udara saat
udara. masuk dan keluar evaporator.
2. Menguji mesin dengan memberikan
penghalang dengan ukuran lebar1 m dan Selanjutnya, kapasitas kondenser (Qc) dihitung
tinggi 0.7 m. Jarak antara kondenser dan dengan
penghalang adalah 5 cm sampai dengan 40
cm. Illustrasi pengujian dengan variasi jarak Qc  m
 c (hout cond  hin cond ) (6)
penghalang diberikan pada Gambar 2.
di mana m c adalah laju aliran massa udara pada
condenser houtcond  hin cond adalah selisih entalpi
udara saat keluar dan masuk kondenser.

Konsumsi energi listrik dapat diperoleh dari hasil


pengukuran arus dan tegangan listrik. Setelah
besaran-besaran tersebut diperoleh, selanjutnya
akan dilakukan analisis mengenai pengaruh jarak
penghalang terhadap kinerja mesin tata udara
yang digunakan pada pengujian.

3. Hasil dan Pembahasan


Bagian ini membahas hasil penelitian berupa kondisi
Gambar 2. Illustrasi pengujian mesin pendingin operasi mesin pendingin, konsumsi daya listrik,
dengan variasi jarak penghalang. dan kapasitas pendinginan. Konsumsi daya listrik
dihitung dari hasil kali arus dan tegangan,
sedangkan kapasitas pendinginan dihitung dari
 Besaran-besaran yang diukur sisi udara dengan membandingkan entalpi udara
masuk dan keluar koil evaporator pada indoor
Besaran yang akan diukur pada pengujian ini unit sebagaimana perhitungan pada persamaan 5.
adalah:

449
3.1. Kondisi operasi mesin pendingin perbandingan antara tekanan refrigeran pada
saluran buang dengan tekanan pada saluran isap.
Pengaruh jarak penghalang terhadap kondisi
Gambar 6 menunjukkan besarnya rasio kompresi
operasi mesin disajikan pada Gambar 3 sampai 7.
pada berbagai jarak penghalang.
Gambar 3 menunjukkan variasi tekanan
discharge yang diukur pada keluaran kompresor. 50
Semakin dekat jarak penghalang, semakin besar
tekanan discharge pada keluaran kompresor. Ini

Temp. refrigeran keluar kondenser (oC)


40
berarti bahwa kompresor bekerja semakin keras
jika jarak penghalang semakin dekat.
30

32
20

28 10
Tekanan discharge (bar)

0
24 0 5 10 15 20 25 30 35 40
Jarak penghalang (cm)

20 Gambar 5. Pengaruh jarak penghalang terhadap


temperatur refrigeran keluar kondenser.

16
0 5 10 15 20 25 30 35 40
3
Jarak penghalang (cm)

Gambar 3. Pengaruh jarak penghalang terhadap 2.5

tekanan discharge.
2
Rasio kompresi

1.5
Kenaikan tekanan discharge pada saat jarak
penghalang makin kecil diikuti dengan kenaikan 1
temperatur. Pengaruh jarak penghalang terhadap
temperatur discharge ditunjukkan pada Gambar 0.5

4.
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
80 Jarak penghalang (cm)

Gambar 6. Pengaruh jarak penghalang terhadap rasio


70
kompresi.
Temperatur discharge (oC)

Variasi jarak penghalang juga mempengaruhi


60 selisih temperatur antara udara masuk kondenser
dengan udara keluar kondenser. Semakin kecil
jarak penghalang, semakin tinggi selisih
50
temperatur antara udara masuk dengan udara
keluar kondenser. Artinya, semakin dekat jarak
40 penghalang, udara kondenser mengalami
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Jarak penghalang (cm)
kenaikan temperatur yang lebih besar. Ini sangat
mungkin disebabkan oleh debit udara kondenser
Gambar 4. Pengaruh jarak penghalang terhadap yang berkurang jika jarak penghalang diperkecil.
temperatur discharge. Pengaruh jarak penghalang terhadap selisih
temperatur udara masuk kondenser dan keluar
kondenser ditunjukkan pada Gambar 7.
Akibat naiknya temperatur discharge, temperatur
refrigeran keluaran kondenser juga naik jika
3.2. Konsumsi daya
jarak penghalang semakin kecil. Dengan kata
lain, semakin kecil jarak penghalang, semakin Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin
tinggi temperatur refrigeran cair keluaran dekat jarak penghalang ke kondenser, semakin
kondenser. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 5. besar konsumsi daya pada mesin pendingin. Hal
ini disebabkan oleh tingginya temperatur dan
Kerja kompresor yang semakin besar jika jarak tekanan refrigeran keluaran kompresor pada saat
penghalang semakin dekat juga dapat dilihat dari jarak penghalang ke kondenser semakin kecil.
rasio kompresi. Parameter ini menyatakan Pengaruh jarak penghalang terhadap konsumsi

450
daya ditunjukkan pada Gambar 8. Terlihat pula  Wet Bulb 15.5 °C
bahwa pada jarak 35 cm dan 40 cm, konsumsi  Enthalpy 43.4 kJ/kg
daya dapat dikatakan konstan, menunjukkan  Abs Humidity 8.88 g/kg
bahwa jarak tersebut merupakan jarak antara  Rel Humidity 58.2 %
penghalang dengan kondenser yang optimum.  Density 1.1953 kg/m³
 Specific Heat 1.022 kJ/kg·K
15
Seleisih temperatur udara keluar-masuk kondenser

Dari hasil ini dapat dihitung kapasitas


pendinginan mesin. Rangkuman hasil
10 perhitungan kapasitas pendinginan adalah:


(oC)

In: Node1 25.5/18.1 °C


 Out: Node2 20.7/15.5 °C
5
 Mass Flow 132 g/s
 Humidification -0.096 g/s
 Sensible Heat -0.433 kW
0  Total Heat -1.015 kW
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Jarak penghalang (cm)  SHR 0.639
Gambar 7. Pengaruh jarak penghalang terhadap Terlihat bahwa pada jarak penghalang 5 cm
temperatur udara masuk dan keluar kondenser.
mesin memiliki kapasitas pendingian sebesar
1.015 kW. Pada eksperimen ini juga diperoleh
1.2
hasil bahwa udara mengalami pengurangan
kelembaban dari 9.98 g uap air per kilogram
1 udara kering menjadi 8.88 g uap air per kg udara
kering. Pada eksperimen ini juga diperoleh nilai
0.8 SHR (sensible heat ratio) 0.639. Artinya, 69.3%
Daya input (kW)

kapasitas mesin digunakan untuk proses sensibel,


0.6
yaitu untuk menurunkan temperatur udara.
0.4 Sisanya digunakan untuk mengembunkan uap air
yang terkandung pada udara yang didinginkan.
0.2 Proses pendinginan udara pada koil pendingin
ditunjukkan pada Gambar 9.
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Jarak penghalang (cm)

Gambar 8. Pengaruh jarak penghalang terhadap


konsumsi daya mesin pendingin.

3.3. Kapasitas pendinginan


Kapasitas pendinginan dari sisi udara dihitung
berdasarkan kondisi udara masuk dan keluar koil
evaporator. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 9. Proses pendinginan udara pada koil
persamaan 5, kapasitas pendinginan sebading pendingin pada jarak penghalang 5 cm.
dengan laju aliran massa udara dan selisih entalpi
udara yang masuk dan keluar koil evaporator.
Sebagai illustrasi, pada jarak penghalang 5 cm, Jika jarak penghalang dinaikkan menjadi 10 cm,
kondisi udara masuk adalah: maka hasil perhitungan kapasitas pendinginan
dapat dirangkum sebagai berikut:
 Dry Bulb 25.5 °C
 Wet Bulb 18.1 °C  In: Node1 25.3/18.1 °C
 Enthalpy 51.1 kJ/kg  Out: Node2 20.6/15.3 °C
 Abs Humidity 9.98 g/kg  Mass Flow 132 g/s
 Density 1.1753 kg/m³  Humidification -0.120 g/s
 Specific Heat 1.024 kJ/kg·K  Sensible Heat -0.424 kW
 Total Heat -1.092 kW
Sementara kondisi udara setelah meninggalkan
koil adalah: Terjadi kenaikan kapasitas pendinginan menjadi
1.092 kW pada saat jarak penghalang ditambah
 Dry Bulb 20.7 °C menjadi 10 cm. Pada proses ini juga terjadi

451
pengurangan kandungan uap air di udara sebesar udara terhadap kondenser memiliki pengaruh
0.12 gram per detik. Dari 1.902 kW total penting terhadap kapasitas pendinginan.
kapasitas pendinginan yang diperoleh, 0.424 kW
di antaranya digunakan untuk proses sensibel, 2

yakni menurunkan temperatur udara. Sisanya


digunakan untuk mengembunkan uap air yang
1.5

Kapasitas pendinginan (kW)


terkandung di udara. Proses pendinginan ini
ditunjukkan pada Gambar 10.
1

0.5

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Jarak penghalang (cm)

Gambar 12. Profil kapasitas pendinginan vs jarak


penghalang.
Gambar 10. Proses pendinginan udara pada koil
pendingin pada jarak penghalang 5 cm.
Kesimpulan
Perhitungan ini dilanjutkan dengan menambah Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
jarak penghalang sampai jarak maksimum 40 cm.
Proses pendinginan ditunjukkan pada Gambar  Semakin dekat jarak antara penghalang
11. Pada jarak ini, hasil perhitungan kapasitas dnegan kondenser, semakin tinggi tekanan
adalah sebagai berikut: dan temperatur discharge.
 Semakin dekat jarak penghalang, semakin
 In: Node1 25.5/18.3 °C besar rasio kompresi pada kompresor.
 Out: Node2 15.6/13.5 °C
 Mass Flow 132 g/s  Semakin dekat jarak penghalang, semakin
 Inlet Volume 75 l/s besar konsumsi daya listrik pada mesin
 Outlet Volume 0.072 m³/s pendingin.
 Humidification -0.124 g/s  Semakin dekat jarak penghalang, semakin
 Sensible Heat -0.893 kW kecil kapasitas pendinginan.
 Total Heat -1.810 kW

Ucapan Terima Kasih


Penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Unit Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat Politeknik Negeri Bandung yang
telah memberikan bantuan pembiayaan pada
penelitian ini.

Gambar 11. Proses pendinginan udara pada koil


pendingin pada jarak penghalang 40 cm.
Daftar Pustaka
Arora, CP, Refrigeration and Air Conditioning,
Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd.,
Pada jarak penghalang 40 cm, terlihat bahwa New Delhi, 2001.
kapasitas pendinginan jauh meningkat menjadi ASHRAE, ASHRAE Handbook of Fundamental,
1.81 kW. Ini semakin menegaskan bahwa American Society of Heating,
semakin jauh jarak penghalang, kapasitas Refrigerating, and Airconditioning
pendinginan semakin besar. Untuk keseluruhan Engineers, Atlanta, 2013.
jarak penghalang yang diujikan, profil nilai McQuiston, F.C., J. D. Parker, J. D. Spitler,
kapasitas pendinginan terhadap jarak penghalang Heating, Ventilating and Air Conditioning:
ditunjukkan pada Gambar 12.
Analysis and Design, 6th Edition, 2005.
Sebagaimana terlihat, kapasitas pendinginan Pita, E. G., 2001. Air Conditioning Principles
menurun jika jarak penghalang semakin kecil. Ini and Systems: An Energy Approach 2nd
menunjukkan bahwa jarak penghalang aliran Edition.

452
Poolkrajang, A., Preamjai, N., Optimization of
capillary tube in air conditioning system,
Asian Journal on Energy and Environment,
2009, 10(03), 165-175.
Priyadumkol, J., Kittichaikarn, C., Application of
the combined AC systems for energy
conservation in data center, Energy and
Buildings 68 (2014) 580–586.
Qureshi, B.A., Inam, M., Antar, M.A., Zubair,
S.M., Experimental energetic analysis of a
vapor compression refrigeration system
with dedicated mechanical sub-cooling, J.
Applied Energy 102 (2013) 1035–1041.`

453

Anda mungkin juga menyukai