Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

TEKNIK
PENDINGIN
Analisis Perancangan Sistem
Pengkondisian Udara ruangan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

8
Teknik Teknik Mesin 13068 Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir

Abstract Kompetensi
Penghematan energi pada mesin Setelah memahami materi yang diberikan
pengkondisian udara dapat terjadi apabila pada modul ini anda diharapkan mampu
mesin memiliki tingkat performance yang menerapkan konsep dan analisis
optimal. Perekayasaan dilakukan untuk termodinamika bagi evaluasi proses-proses
meningkatkan performance proses ataupun dasar pengkondisian udara.
komponen mesin. Untuk dapat
berkontribusi pemahaman yang sangat baik
tentang termodinamika proses-proses yang
terlibat pada sistem pengkondisian udara.
MODUL – 8
Analisis Perancangan Sistem Pengkondisian
Udara ruangan

Sebuah sistem pengkondisian udara pada dasarnya dirancang untuk mempertahankan


kondisi udara nyaman tertentu pada suatu ruangan dengan temperatur dan kelembaban
tertentu. Ruangan yang akan dikondisikan udaranya berada di dalam suatu bangunan
dengan dimensi dan karakteristik tertentu. Kondisi udara di dalam ruangan dipengaruhi oleh
beban termal atau kalor yang masuk ke dalam ruangan dan secara kontinyu bertambah
jumlahnya. Beban termal tersebut bergantung juga kepada jumlah orang yang menghuni
ruangan, di samping adanya kalor yang berasal dari sejumlah peralatan termal di dalam
ruangan.

Seberapa besar temperatur aliran udara dingin yang musti disuplai ke dalam ruangan,
beserta kelembaban dan laju aliran massa udaranya, serta kapasitas mesin pendingin yang
diperlukan terpasang pada sistem pengkondisian udara merupakan parameter-parameter
yang besarnya menjadi tujuan pokok dalam proses perhitungan perancangan.

Besarnya parameter-parameter tersebut di atas bergantung kepada beberapa faktor di


antaranya : kondisi temperatur dan kelembaban udara nyaman yang diinginkan di dalam
ruangan, karakteristik beban termal yang bekerja ke dalam ruangan, jumlah penghuni, serta
kondisi temperatur dan kelembaban udara atmosfir yang berada di luar ruangan.

Modul ini akan membahas sebuah studi untuk menganalisis pengaruh faktor perubahan
temperatur dan kelembaban udara nyaman yang ada di dalam ruangan terhadap
performance sebuah sistem pengkondisian udara ruangan sederhana yang bekerja dengan
beban termal, jumlah penghuni, serta kondisi temperatur dan kelembaban udara atmosfir
yang tertentu.

Tujuan Pembelajaran :

Setelah memahami materi yang diberikan pada modul ini anda diharapkan mampu
menjelaskan secara kuantitatif seberapa besar pengaruh faktor temperatur dan faktor
kelembaban udara nyaman yang ada di dalam ruangan terhadap performance sebuah
sistem pengkondisian udara ruangan sederhana yang bekerja dengan beban termal, jumlah
penghuni, serta kondisi temperatur dan kelembaban udara atmosfir yang tertentu.

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
1. Faktor-faktor berpengaruh terhadap
perancangan system pengkondisian udara

Seperti telah dibahas pada modul sebelum ini bahwa tujuan pokok perhitungan
perancangan sistem pengkondisian udara adalah untuk menentukan seberapa besar laju
aliran udara dingin dan kapasitas mesin pendingin yang diperlukan bagi sistem
pengkondisian udara untuk kondisi tertentu temperatur dan kelembaban udara nyaman,
karakteristik beban termal, jumlah penghuni, serta kondisi temperatur dan kelembaban
udara atmosfir yang berada di luar ruangan.

Pada tahap pertama, berangkat dari kondisi udara nyaman yang diinginkan terjadi di dalam
ruangan yang akan dikondisikan udaranya kita tentukan besarnya temperatur udara dingin
yang masuk ke dalam ruangan atau yang berasal dari hasil pendinginan di coil pendingin.

Setelah itu, dengan menerapkan prinsip kesetimbangan energi pada aliran udara yang
bersirkulasi di dalam ruangan kita tentukan besarnya laju aliran massa udara dingin yang
diperlukan untuk mengatasi beban termal yang bekerja ke dalam ruangan.

Selanjutnya, berangkat dari data tingkat keadaan udara atmosfir yang akan disalurkan
masuk ke dalam sistem pendingin kita tentukan besarnya laju kebutuhan udara segar dari
luar ruangan. Setelah itu, dengan menerapkan prinsip kesetimbangan massa aliran dan
kesetimbangan energi pada daerah pencampuran antara aliran udara atmosfir dari luar
ruangan dengan aliran udara hangat yang datang dari keluaran ruangan yang dikondisikan
maka kita tetapkan besarnya laju aliran massa udara hangat tersebut (laju aliran massa
udara by-pass). Setelah itu, kita tetapkan juga besarnya enthalpi aliran refrigeran masuk ke
coil pendingin. Pada tahap akhir kita dapat menentukan besarnya kapasitas mesin
pendingin yang diperlukan.

2. Rancangan awal
Untuk mengilustrasikan konsep optimalisasi perancangan maka marilah pada tahap pertama
ini kita tinjau studi kasus di bawah ini. Pada tahap yang kedua hasil perancangan studi
kasus ini akan dioptimalisasikan dengan memvariasikan beberapa parameter yang
berpengaruh dominan untuk mempelajari hasil-hasil rancangan termal yang terbaik.

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
Gambar 8.1. Skema diagram proses sistem pengkondisian udara ruangan

Sebagai studi kasus adalah perancangan termal sebuah ruangan kantor berukuran
sederhana untuk kapasitas 60 orang pekerja kantor. Kondisi udara nyaman yang diinginkan
adalah udara bertemperatur 23 oC, dan kelembaban 50%. Sementara itu beban kalor yang
ada di dalam ruangan tersebut diperkirakan sebesar 60 000 Btu/h dengan panas sensible
48000 Btu/h. Kondisi udara atmosfir di luar gedung dianggap bertemperatur rata-rata 32 oC
dengan kelembaban 90%.

Tujuan perhitungan perancangan termal ini adalah untuk memperkirakan besarnya


temperatur udara dingin yang harus disuplai ke dalam ruangan, kapasitas aliran udara
dingin dan kapasitas mesin pendingin atau coil pendingin yang diperlukan bagi system
tersebut.

Pembahasan :

Langkah-langkah perhitungan bagi perancangan termal system di atas. akan dilakukan


secara berurutan mengikuti alur di bawah ini :

a. Perkiraan besarnya temperatur udara dingin yang harus disuplai ke dalam ruangan
b. Prinsip kesetimbangan energy bagi aliran udara di dalam ruangan
c. Perkiraan besarnya enthalpy aliran udara dingin masuk dan keluar ruangan
d. Perkiraan besarnya laju aliran massa udara dingin

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
e. Perkiraan besarnya kebutuhan massa udara segar bagi ruangan
f. Kesetimbangan energy dan massa aliran pada mixing zone
g. Perkiraan besarnya kapasitas pendinginan coil pendingin

Perkiraan besarnya temperatur udara dingin yang harus disuplai ke dalam ruangan

Tinjau system aliran udara di dalam ruangan (Gambar 8.1), di mana aliran udara dingin
masuk dengan tingkat keadaan (1), kemudian bersirkulasi di dalam ruangan sambil
menyerap beban termal atau kelebihan energy panas, dan kemudian mengalir keluar pada
tingkat keadaan (2).

Dalam kasus ini tingkat keadaan (2) kita anggap sebagai tingkat keadaan aliran udara keluar
ruangan, sedangkan tingkat keadaan (1) adalah tingkat keadaan aliran udara dingin yang
musti disuplai ke dalam ruangan, yaitu kita anggap sama dengan tingkat keadaan udara
dingin saat meninggalkan coil pendingin.

Tingkat keadaan (2) udara keluar meninggalkan ruangan

Dari kondisi perancangan yang telah ditetapkan, diinginkan bahwa temperatur udara
nyaman yang ada di dalam ruangan adalah 23 oC, dan kelembabannya 50%. Dan tingkat
keadaan udara nyaman tersebut akan dipertahankan seperti itu selama kurun waktu proses
pengkondisian udara ruangan. Oleh karena itu aliran udara yang akan keluar meninggalkan
ruangan tingkat keadaannya adalah sama dengan kondisi udara di dalam ruangan, yaitu
temperature 23 oC, dan kelembabannya 50%.

Dalam hal ini T2 = 23 oC dan φ2 = 59%.

Dengan menggunakan data variable temperatur dan kelembaban tersebut, dan dengan
bantuan diagram psikrometrik bagi udara atmosfir atau dengan menggunakan psychrometric
calculator maka kita dapat menentukan besarnya enthalpy, dan volume jenisnya.

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
http://www.handsdownsoftware.com/CARRIER-Chart.PDF

Gambar 8.2. Skema perkiraan tingkat keadaan (2) udara keluar ruangan

Dengan menggunakan data temperature 23 oC, dan kelembaban udara 50% maka pada
tingkat keadaan (2) kita memiliki :

enthalpi, h2 = 45.37 kJ/kg-udara kering

volume jenis udara, v2 = 0.85 m3/ kg-udara kering

Tingkat keadaan (1) aliran udara dingin yang musti disuplai ke dalam ruangan

Berdasarkan pengalaman praktek perancangan system pengkondisian udara ruangan, para


designer menyarankan bahwa besarnya beda temperatur antara aliran udara yang
meninggalkan ruangan (T2) dengan temperatur aliran udara dingin yang musti disuplai ke
dalam ruangan (T1) berada di antara angka 7oC sampai 8 oC. Harga ini adalah harga yang
lazim dipergunakan oleh para designer system pengkondisian udara.

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
Untuk studi kasus ini kita putuskan memilih beda temperatur (T 2 – T1) = 7 oC, sehingga kita
memiliki temperatur aliran udara dingin yang musti disuplai ke dalam ruangan T1 = 16 oC. ini
adalah besarnya temperatur udara dingin saat meninggalkan coil pendingin, yang kemudian
mengalir menuju ruangan yang akan didinginkan.

Sampai dengan tahap ini pada tingkat keadaan aliran udara dingin yang masuk ke ruangan
baru temperaturnya yang sudah diketahui, sedangkan variable lainnya belum diketahui.
Untuk memperoleh kejelasan besarnya tingkat keadaan di (1) diperlukan minimal satu
variable lainnya.

Sensible Heat Factor, SHF

Sensible Heat Factor didefinisikan sebagai perbandingan antara panas sensible yang
menjadi beban kalor ke dalam ruangan dengan panas total atau beban kalor total bagi
ruangan. Pada studi kasus ini diketahui bahwa beban kalor yang ada di dalam ruangan
tersebut diketahui sebesar 60 000 Btu/h dengan panas sensible 48 000 Btu/h sehingga
harga SHF = 0,7

Gambar 8.3. Tingkat keadaan udara dingin masuk dan keluar ruangan

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
Perkiraan besarnya tingkat keadaan (1) aliran udara dingin yang musti disuplai ke
dalam ruangan

Sampai tahap ini kita telah memiliki temperatur aliran udara dingin yang musti disuplai ke
dalam ruangan T1 = 16 oC, dan sekarang kita memiliki baik di tingkat keadaan (2) maupun di
tingkat keadaan di (1) harga SHF yang sama yaitu 0,7

http://www.handsdownsoftware.com/CARRIER-Chart.PDF

Gambar 8.4. Skema perkiraan tingkat keadaan (1) udara dingin masuk ruangan

Oleh karena itu kita sekarang dapat menentukan tempat kedudukan tingkat keadaan (1)
pada grafik diagram psikrometrik, yaitu perpotongan antara garis temperatur 16 oC, dengan
garis SHF 0,7 yang melalui titik (2) (lihat gambar 8.4).

Sekarang kita dapat menentukan tempat kedudukan titik (1) pada diagram psikrometrik.
Setelah itu kita dapat memiliki besarnya harga enthalpy dan volume jenis udara pada tingkat
keadaan (1) tersebut.

Pada tingkat keadaan (1) tersebut dapat kita amati bahwa temperature 16 oC (Tdb) dan
dengan kelembaban kira-kira 67%, sehingga kita memperoleh harga :

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
enthalpy sebesar h1 = 35,25 kJ/kg udara kering

volume jenis, v1 = 0,83 m3/kg udara kering

Kapasitas aliran udara dingin yang dibutuhkan masuk ke dalam ruangan, mud

Untuk memperkirakan besarnya kapasitas aliran udara yang diperlukan masuk ke dalam
ruangan maka kita tinjau system aliran udara dingin yang masuk ke dalam ruangan,
kemudian menyerap sejumlah kelebihan energy panas yang ada di ruangan, setelah itu
udara hangat mengalir ke luar ruangan (Gambar 8.1 atau gambar 8.5).

Kemudian, kita terapkan prinsip kesetimbangan energy pada system tersebut. Dalam hal ini
aliran udara dingin masuk ke dalam ruangan dengan mengangkut sejumlah energy sebesar
E1. Kemudian saat mengalir di dalam ruangan, aliran udara tersebut menyerap energy
panas total dari dalam ruangan sebesar Q tot. setelah itu aliran udara meninggalkan ruangan
dengan mengangkut energy total sebesar E 2.

Apabila pada analisis ini kita anggap aliran udara stasioner, kemudian beda energy kinetic
dan energi potensial di antara aliran masuk dan keluar ruangan kita anggap kecil maka kita
memiliki persamaan balans energy :

h1  Qtot  h2 (J/kg-udara kering)

Atau, dalam satuan daya panas (J/s)

Qtot  mud (h2  h1 )

Persamaan tersebut di atas dapat dipergunakan untuk memperkirakan besarnya laju aliran
massa udara kering, mud (kg udara kering/s), yaitu :

Qtot
mud 
h2  h1

Dengan menggunakan data :

Qtot = 60 000 Btu/h atau Qtot = 17,58 kJ/s

enthalpy h1 = 35,25 kJ/kg udara kering

enthalpi, h2 = 45.37 kJ/kg-udara kering

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
maka kita memiliki :

mud = 1,9 kg-udara kering/s

Debit aliran udara, Qvu (m3/s)

Selanjutnya, kita juga dapat menghitung besarnya debit aliran udara (Q vu) yang diperlukan
masuk ke dalam ruangan dapat diperkirakan harganya menggunakan persamaan :

Qvu  mud 

Dengan υ : volume jenis udara rata-rata di antara volume jenis tingkat keadaan (1) dan
tingkat keadaan (2).

Dalam kasus ini, dengan menganggap volume jenis udara di dalam ruangan rata-rata
sebesar 0,84 m3/kg-udara kering maka besarnya kapasitas aliran udara dingin yang
diperlukan masuk ke dalam ruangan kira-kira sebesar :

Qvu = (0,84 m3/kg-udara kering) (1,9 kg-udara kering/s) = 1,6 m3/s

Kebutuhan udara segar (fresh air) dari luar ruangan, Qvo (m3/s)

Kebutuhan udara segar bagi penghuni ruangan adalah untuk mencukupi kebutuhan oksigen.
Pada umumnya satu orang dewasa membutuhkan sebanyak 40 m3/h udara segar pada
sebuah ruangan tertutup yang dikondisikan udaranya.

Pada studi kasus ini, ruangan yang udaranya akan dikondisikan dirancang untuk ditempati
oleh 60 orang karyawan kantor. Oleh karena itu kita dapat asumsikan bahwa jumlah
kebutuhan udara segar bagi ruangan adalah :

Qvo = 2400 m3/h = 0,66 m3/s

Kemudian, karena tingkat keadaan udara segar yang akan masuk ke dalam system
pengkondisian udara diasumsikan bertemperatur 32 oC dan kelembaban 90% maka kita
dapat perkirakan, dengan diagram psikrometrik atau dengan calculator psikrometrik, tingkat
keadaan udara segar tersebut adalah :

Enthalpinya, ho = 102,41 kJ/kg udara kering

volume jenisnya, vo = 0,90 m3/kg udara kering

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
Selanjutnya, kita dapat menghitung besarnya laju aliran massa udara kering yang berasal
dari udara luar, mo menggunakan persamaan :

Qvo  mo o

Dengan menggunakan data-data di atas maka kita dapat dengan mudah menghitung laju
aliran massa udara kering yang berasal dari udara luar, dan kita peroleh harga :

mo = 0,74 kg-udara kering/s

Kesetimbangan energy dan massa aliran pada mixing zone

Pada mixing zone adalah tempat terjadinya pertemuan antara aliran udara segar dari luar
ruangan (tk 0) dengan aliran udara by-pass aliran udara keluaran dari ruangan (tk 3). Hasil
pencampuran keduanya menghasilkan aliran udara dengan tingkat keadaan (5).

Gambar 8.5. Skema perkiraan tingkat keadaan (1) udara dingin masuk ruangan

Persamaan kesetimbangan massa dan kesetimbangan energi di daerah mixing zone


tersebut adalah sebagai berikut :

Kesetimbangan massa aliran :

m0 + m3 = m5

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
Kesetimbangan energi aliran :

m0 h0 + m3 h3 = m5 h5

Catatan :

m5 adalah laju aliran massa udara kering yang melewati coil atau mesin pendingin dan
kemudian masuk ke dalam ruangan. Oleh karena itu besarnya m5 adalah sama dengan mud
= 1,9 kg-udara kering/s

Sementara itu,

mo = 0,74 kg-udara kering/s,

Dan dengan menggunakan persamaan :

m0 + m3 = m5

maka kita memiliki :

m3 = 1,16 kg-udara kering/s

Enthalpi di tk (5) dapat ditentukan besarnya menggunakan persamaan :

m0 h0 + m3 h3 = m5 h5

Dalam hal ini, karena temperature dan kelembaban udara di (3) adalah berasal dari udara
dalam ruangan maka tingkat keadaan udara di (3) sama dengan tingkat keadaan udara di
(2), sehingga :

h3 = h2

Oleh Karena itu dengan mudah kita dapat menghitung h 5 = 67,6 kJ/kg-udara kering

Perkiraan besarnya kapasitas pendinginan coil pendingin

Pada coil pendingin, persamaan kesetimbangan energi :

m5 h5 = Q + m1 h1

Dalam hal ini :

m5 = m1
1 Analisis Perancangan system
8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
Sehingga kita dapat menghitung besarnya energi panas yang harus dilepaskan ke atmosfir
yaitu sebesar :

Q = 59,84 kJ/s = 59,84 kW

Kesimpulan sementara :

Seperti telah kita bahas pada bagian terdahulu bahwa tujuan pokok perhitungan
perancangan termal sebuah sistem pengkondisian udara adalah untuk memperkirakan
besarnya temperatur dan kapasitas aliran udara serta kapasitas mesin yang diperlukan
untuk mempertahankan udara di dalam ruangan agar tetap nyaman seperti kondisi yang
diinginkan.

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa untuk mempertahankan udara di dalam


ruangan agar tetap nyaman bagi 60 orang penghuni di dalamnya pada temperatur 23 oC
dengan kelembaban 50% dengan beban termal ke dalam ruangan sebesar 60 000 Btu/h
dan beban termal sensibel 42 000 Btu/h diperlukan aliran udara dengan laju aliran 1,6 m3/s
yang keluar dari coil pendingin pada temperatur 16 oC dan kapasitas mesin pendingin
sekitar 60 kW atau sekitar 80 pK

3. Optimalisasi Perancangan
Seperti telah kita bahas pada bagian sebelum ini bahwa perhitungan perancangan termal
sebuah sistem pengkondisian udara ruangan melibatkan serangkaian perhitungan sejumlah
parameter yang tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

Di antara parameter-parameter tersebut adalah beban termal ke dalam ruangan, beda


temperatur rata-rata aliran udara, sifat-sifat termodinamika udara di dalam ruangan di mana
parameter-parameter tersebut saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

Hasil design yang terbaik diperoleh dari hasil analisis perbandingan terhadap beberapa hasil
perhitungan design yang memiliki kondisi design yang berbeda-beda. Untuk keperluan
tersebut maka perlu dilakukan serangkaian experimen dengan menerapkan kondisi design
yang berbeda-beda. Penerapan kondisi design yang berbeda-beda tersebut dapat dilakukan
dengan terlebih dahulu menetapkan batasan experimen tertentu sesuai dengan yang
diinginkan.

Pada bagian ini kita akan melakukan perhitungan dengan 3 kondisi design yaitu kondisi
udara nyaman di dalam ruangan yang berbeda-beda, bagi perancangan termal sebuah

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
ruangan kantor berukuran sederhana yang sama, yaitu untuk kapasitas 60 orang pekerja
kantor. Beban kalor yang ada di dalam ruangan tersebut juga sama, yaitu sebesar 60 000
Btu/h dengan panas sensible 48 000 Btu/h. Kondisi udara atmosfir di luar gedung juga
sama, yaitu bertemperatur rata-rata 32 oC dengan kelembaban 90%.

Untuk kasus ini kondisi design pertama adalah kondisi udara nyaman udara bertemperatur
23 oC, dan kelembaban 50%. Kondisi design kedua adalah kondisi udara nyaman udara
bertemperatur 21 oC, dan kelembaban 40%. kondisi design ketiga adalah kondisi udara
nyaman udara bertemperatur 25 oC, dan kelembaban 60%.

Perhitungan Beban Termal Beban Termal Temperatur Kelembaban


No. : Total Sensibel Ruangan Relatif
o
Btu/h Btu/h C %
1 60 000 48 000 21 40

2 60 000 48 000 23 50

3 60 000 48 000 25 60

HASIL PERHITUNGAN

Hasil perhitungan untuk kasus ini kondisi design pertama yaitu kondisi udara nyaman udara
bertemperatur 23 oC, dan kelembaban 50% telah diperoleh melalui serangkaian perhitungan
seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelum ini di mana hasil perhitungan pada kondisi
ini menunjukkan sistem pengkondisian udara yang dirancang musti mensuplai aliran udara
dengan laju aliran 1,6 m3/s yang keluar dari coil pendingin pada temperatur 16 oC dan
kapasitas mesin pendingin sekitar 60 kW.

Sedangkan bagi kondisi design kedua dan kondisi design ketiga langkah-langkah
perhitungannya adalah sama seperti langkah-langkah perhitungan pada bagian sebelum ini.

Hasil perhitungan untuk kasus ini kondisi design pertama yaitu kondisi udara nyaman udara
bertemperatur 21 oC, dan kelembaban 40% menunjukkan bahwa diperlukan aliran udara
dengan laju aliran 1,51 m3/s yang keluar dari coil pendingin pada temperatur 14 oC dan
kapasitas mesin pendingin sekitar 66.2 kW.

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
Pada tahap perhitungan kedua dilakukan serangkaian perhitungan dengan beban termal
yang sama dengan perhitungan tahap pertama namun dengan kondisi design di mana
o
kondisi udara di dalam ruangan ingin dipertahankan pada temperatur 21 C, dan
kelembaban 40%. Hasil perhitungan diberikan pada tabel di bawah ini.

Selanjutnya, perhitungan tahap ketiga dilakukan dengan beban termal yang sama dengan
perhitungan tahap pertama namun dengan kondisi design di mana kondisi udara di dalam
ruangan ingin dipertahankan pada temperatur 25 oC, dan kelembaban 60%.

Kondisi Design Hasil Perhitungan

Experimen Temperatur Kelembaban Temperatur Kapasitas Kapasitas


No. Ruangan (%) udara Dingin Udara Mesin
(oC) (oC) (m3/s) Pendingin
(kW)
1 21 40 14 1.51 66.2

2 23 50 16 1.60 59.8

3 25 60 18 1.56 52.4

KESIMPULAN

- Kecenderungan pengaruh 3 kondisi udara ruangan terhadap perancangan termal sistem


pengkondisian udara ruangan sederhana dengan kondisi termal tertentu telah dipelajari.
- Hasil serangkaian experimen ditinjau dari sisi mesin pendingin yang paling ekonomis
maka kondisi design No.3, yaitu kondisi udara nyaman udara bertemperatur 25 oC dan
kelembaban 60% memberikan hasil yang terbaik.
- Sedangkan apabila ditinjau dari sisi kapasitas aliran udara yang paling ekonomis maka
kondisi design No.1, yaitu kondisi udara nyaman udara bertemperatur 21 oC dan
kelembaban 40% memberikan hasil yang relatif lebih ekonomis dibandingkan dengan
kedua kondisi lainnya.

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi
Daftar Pustaka

1. Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A., Thermodynamics: An Engineering Approach,


New York, McGraw-Hill, 2007

2. http://www.eecs.berkeley.edu/~jortiz/gridos/site/images/hvac.png

3. https://engfac.cooper.edu/pages/melody/uploads/i/AHUschemwithrecirc_728x431.jpg

4. http://www.acr-news.com/news/images/633_1.jpg

5. http://www.nzifst.org.nz/unitoperations/unopsassets/fig7-3.gif

6. http://mtnugraha.files.wordpress.com/2009/07/7-diagram-psikometrik.jpg?w=810

7. enpub.fulton.asu.edu/ece340/pdf/steam_tables.PDF

1 Analisis Perancangan system


8 pengkondisian udara Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Chandrasa Soekardi

Anda mungkin juga menyukai