Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS VARIASI TIPE KONDENSOR AIR CONDITIONING (AC)

TERHADAP BESAR PENINGKATAN SUHU YANG DIHASILKAN


1)
Silvilia Wahyu KurniaPutri , 1)Yushardi , 1)Bambang Supriadi
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Silvilia.wahyu@gmail.com

ABSTRAK

Condenser is an important component of Air Conditioning (AC) that serves as


a heat exchanger. The heat generated by the condenser is relatively large, ranging
from 37𝑜 𝑐 - 62𝑜 𝑐 . The amount of heat generated by the condenser can affect the
human comfort. Therefore it is necessary to conduct research related Air
Conditioning (AC) condenser which aims to know the heat generated by various tipes
of condenser. This research was conducted by descriptive analysis by using variation
of condenser tipe. From the variation of the tipe of condenser can be seen how the
temperature generated by each tipe of condenser for 120 minutes of use time. The
results showed that tipe 1 experienced 2 times temperature rise during measurement,
the most drastic temperature rise occurred in the 65th minute with 62𝑜 𝑐 . Condenser
tipe 2 experienced 3 times temperature rise during measurement, the most drastic
temperature rise occurred in the 95th minute with 45,4𝑜 𝑐 . Condenser tipe 3
experienced 3 times temperature rise during measurement, the most drastic
temperature rise occurred in the 25th minute with 55,1𝑜 𝑐 . The results showed that
there were differences in temperature produced by each condenser.

Keywords: Air Conditioning, Condenser, Heat generated

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang mempertahankan lingkungan yang sehat
semakin meningkat berpengaruh terhadap dan nyaman sesuai dengan yang kita
meningkatnya penggunaan teknologi butuhkan (Stoecker dan Jerold, 1996: 55).
tersebut. Salah satu contoh penggunaan Sistem pengkondisian udara adalah
teknologi yang mengalami peningkatan suatu proses pengkondisian udara dimana
adalah penggunaan teknologi udara itu didinginkan, dikeringkan,
pengkondisian udara. Hal ini dapat kita dibersihkan dan disirkulasi yang
lihat bahwasanya penggunaan teknologi selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara
pengkondisian udara sekarang bukan hanya yang dikondisikan tersebut dikontrol.
digunakan pada daerah gedung-gedung Dalam hal ini penggunaanpengkondisian
besar tetapi merambah pada rumah-rumah udara bertujuan untuk mengkondisikan
masyarakat. suatu ruangan dimana terdapat kontrol dari
Pengkondisian udara digunakan pengguna. Dalam melakukan fungsinya
untuk meningkatkan kenyamanan manusia secara kontinue memerlukan sumber
dalam hidupnya (Putra dan Hidayat, 2017). energi untuk menggerakkan kompressor
Tubuh manusia adalah suatu organisme agar dapat mengkompresikan aliran
yang dapat menyesuaikan diri secara refrigeran yang berasal dari evaporator agar
menakjubkan. Dalam jangka waktu yang mencapai tingkat keadaaan tertentu
lama tubuh mampu berfungsi di dalam sehingga kemudian mampu melepaskan
kondisi termal yang cukup ekstrim. Tetapi energi panasnya pada saat mengalami
juga keanekaragaman suhu dan adaptasi kondensasi di kondensor (Suadi, 2016).
tubuh, karena itu diperlukan suatu kondisi Mesin pengkondisian udara
yang baik di dalam rumah agar dapat merupakan salah satu mesin konversi

293
294 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 3, September 2018, hal 293-298

energi (Kumara dkk, 2016). Konversi kondensor. Pada daerah fan yang
energi yang dilakukan oleh mesin merupakan bagian dari kondensor inilah
pengkondisian udara adalah upaya untuk kalor dari evaporator dilepaskan. Peristiwa
menghasilkan efek pendinginan (Fikri dkk, tersebut merupakan sebuah mekanisme
2015). Mesin pengkondisian udara itu perpindahan panas yang dikenal dengan
sendiri dipergunakan untuk menyerap peristiwa konveksi paksa.
panas dari ruangan yang didinginkan Kreith (1997) menjelaskan bahwa
kemudian melepas panas tersebut keluar konveksi adalah pengangkutan kalor oleh
ruangan. Kalor tersebut dilepas melalui gerak dari zat yang dipanaskan. Proses
kondensor, dengan temperatur refrigerant perpindahan kalor secara aliran/konveksi
masuk kondensor sekitar 50o dan merupakan satu fenomena
didinginkan hingga temperatur keluar permukaan.Perpindahan panas secara
kondensor 55o. Sehingga dapat diketahui konveksi diklasifikasikan menjadi tiga
bahwasanya kalor yang dilepas kategori yaitu konveksi bebas, konveksi
olehkondensor Air Conditioning cukup paksa, konveksi campuran. Bejan (1993)
besar (Konrad dkk, 2015) menjelaskan bila gerakan mencampur
Komponen utama dari sistem semata-mata sebagai akibat dari perbedaan
pengkondisian udara terdiri dari kerapatan yang disebabkan gradien
kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan temperatur maka dikatakan sebagai
evaporator (Siregar dkk, 2016). Terdapat konveksi bebas, sedangkan bila gerakan
dua alat penukar panas yang berkerja dalam mencampur disebabkan oleh suatu alat
sitem AC. Pertama adalah evaporator yang tertentu dari luar dikatakan konveksi paksa
berfungsi menyerap panas dari ruangan dan dan gerakan mencampur disebabkan dari
memindahkannya ke fluida kerja perbedaan kerapatan dan alat dari luar
(refrigerant). Alat penukar panas yang dikatakan sebagai konveksi campuran.
kedua adalah kondensor yang berfungsi Berdasarkan paparan tentang
untuk memindahkan panas yang diterima komponen pengkondisian udara diketahui
oleh fluida kerja ke udara luar (Aminanta bahwasanya kondensor adalah salah satu
dan Ichsan, 2016:647). Secara komponen penting dari pengkondisian
termodinamika, sistem AC yang bekerja udara. Kerja kondensor yang baik maka
dengan siklus uap (UAP) akan akan berpengaruh juga terhadap
mengambil/menyerap kalor diruangan yang pengkondisian udara tersebut. Dengan
dikondisikan (evaporator) pada temperatur demikian berdasarkan uraian tersebut
dan tekanan rendah (Aziz dkk, 2014:1) diperlukan penelitian lebih lanjut terkait
Kondensor merupakan salah satu karakteristik kondensor sebagai sumber
komponen pengkondisian udara yang informasi untuk pengembangan mesin
berfungsi sebagai alat penukar kalor pengkondisian udara. Penelitian ini
(Setyawan dan Widodo, 2016).Jumlah bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kalor yang dilepaskan oleh kondensor sama waktu penggunaan kondensor dari berbagai
dengan jumlah kalor yang diserap tipe terhadap besarnya peningkatan suhu
refrigerant di dalam evaporator ditambah yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan
kalor yang ekivalen dengan energi yang secara analisis deskriptif dengan
diperlukan untuk melakukan kerja menggunakan variasi tipe kondensor.
kompresi dan kompresor (Sari dkk, 2016).
Hartanto dan Aziz (2014) menjelaskan METODE
bahwa bagian kondensor yang berperan Metode penelitian yang digunakan
aktif dalam membantu proses penukaran adalah metode analisis deskriptif.
kalor adalah fan yang terletak diluar Penelitian ini mengkaji pengaruh waktu
ruangan, berbentuk kipas, dan berfungsi penggunaan kondensor Air Conditioning
untuk mendinginkan refrigerant pada (AC) dari berbagai tipe terhadap
Putri, Analisis Variasi Tipe... 295

peningkatan suhu yang dihasilkan. Arus 7,8-7,4 A


Penelitian ini akan dilaksanakan di Refrigerant R22 1,40 Kg
perpustakaan pusat Universitas Jember Frekuensi 50 Hz
yang dipilih menggunakan metode Variabel penelitian ini sebagai
purposive sampling area. D tempat tersebut berikut:
dipilih 3 sampel kondensor Air a. Varibel bebas dalam penelitian ini
Conditioning (AC) dengan karakteristik adalah waktu penelitian di titik-titik
sebagai berikut: pengukuran dari kondensor.
b. Variabe.l terikat dalam penelitian ini
Tabel1. Kondensor Tipe 1 adalah suhu di titik-titik pengukuran
Kapasitas 18.000 Btu/hr dari kondensor.
Tegangan 220-240 V- Peningkatan suhu yang dihasilkan
Normal oleh berbagai tipe kondensor tersebut
Daya masukan 1.780 W diukur menggunakan termometer digital.
Arus 8.5 A Pengukuran dilakukan di beberapa titik
Maksimal W yaitu 0,5 meter dari arah samping kanan,
Daya masukan 2.450 A
Arus 11.0
0,5 meter dari arah depan, dan 0,5 meter
Refrigerant R410A 0,68 Kg dari arah samping kiri. Pengukuran suhu
Frekuensi 50 Hz yang dihasilkan kondensor tersebut
dilakukan setiap 5 menit sekali selama 120
Tabel2. Kondensor Tipe 2 menit dari waktu penyalaan kondensor Air
Kapasitas 18.000 Btu/hr Conditioning (AC). Data pengukuran yang
Tegangan 220-240 V- diperoleh kemudian akan dimasukkan
Daya Masukan 1.760 W kedalam tabel pengukuran. Dari data-data
Maksimal Daya 2.400 W tersebut kemudian dianalisis menggunakan
masukan grafik dan menganalisis perolehan suhu
Refrigerant R22 0,87 Kg dari tiap tipe Air Conditioning (AC).
Frekuensi 50 Hz
Kompresor terkunci 45 A HASIL DAN PEMBAHASAN
pada arus Dari hasil pengukuran yang telah
dilakukan diperoleh beberapa data suhu
Tabel3.Kondensor Tipe 3
yang dihasilkan oleh berbagai tipe
Kapasitas 19.440 kJ/h
kondensor yang diperlukan untuk analisis
Tegangan 220-240 V-
Daya Masukan 1,8-1,73 Kw
adalah sebagai berikut:

70
Suhu di titik pengukuran

60
50
40
30
20
10
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100105110115120
waktu di titik pengukuran
type 1 type 2 type 3
Gambar 1. Grafik Rata-Rata Hasil Pengukuran Suhu Kondensor Dengan Berbagai Tipe
296 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 3, September 2018, hal 293-298

Gambar 1 menunjukkan bahwa suhu dengan besar suhu yaitu 55,1o c. Kenaikan
yang dihasilkan oleh kondensor dengan suhu yang pertama adalah kenaikan suhu
berbagai tipe terdapat perbedaan. Tipe 1 untuk proses adaptasi awal kondensor
diketahui mengalami kenaikan paling dalam melakukan fungsinya. Seperti halnya
drastis jika dibandingkan dengan tipe 2 dan kondensor tipe pertama dan tipe kedua
tipe 3. Kenaikan terjadi pada menit ke-65 yang mengalami kenaikan secara bertahap.
dengan besar suhu yaitu 62o c. Kenaikan Kondensor tipe3 merupakan kondensor 2
suhu yang pertama pada kondensor tipe 1 pk yang digunakan untuk luas ruangan
merupakan proses adaptasi kondensor sebesar 18 𝑚2 . Jika disesuaikan dengan
dalam melakukan fungsinya. Kemudian perhitungan kebutuhan pk AC yang
untuk kenaikan kedua yang merupakan digunakan untuk luas ruangan sebesar 18
kenaikan paling drastis pada tipe 1 𝑚2 cukup membutuhkan 1 pk besar AC.
dikarenakan perbedaan kondisi di dalam Karena ruangan tersebut digunakan sebagai
ruangan, dimana kondisi ruangan yang ruang server untuk pemyimpanan data-data
semula kosong kemudian terdapat 8 orang base yang kondisinya harus tetap stabil atau
didalamnya, sehingga dari perbedaan dingin ,alasan itulah kenapa ruangan
kondisi tersebut kondensor membutuhkan tersebut menggunakan pendinginan sebesar
adaptasi lagi. Kenaikan kondensor pada 2 pk.
tipe 1 bukan hanya dikarenakan perbedaan Jika dilihat dari ketiganya diketahui
kondisi ruangan tetapi juga dikarenakan bahwa setiap tipe kondensor memiliki
luas ruangan yang besar yaitu 240 𝑚2 . Hal menit kenaikan paling drastisnya tersendiri.
ini sesuai dengan penelitian Poernomo Dalam hal ini juga dapat diketahui
(2015) bahwasanya kalor yang dibuang bahwasanya pada tipe 3 memiliki nilai yang
oleh kondensor akan berpengaruh terhadap paling tinggi dari menit awal penyalaan
besar kalor yang diserap oleh evaporator. kondensor, namun untuk kenaikan suhu
Dengan demikian ruangan yang yang paling drastis dari ketiga tipe
berkapasitas besar dan kondisi orang dalam kondensor tersebut diketahui tipe 1 yang
ruangan berpengaruh terhadap besar kalor mengalaminya. Untuk tipe kedua nilai dari
yang dihasilkan oleh kondensor. awal penyalaaan kondensor memiliki nilai
Tipe 2 suhu mengalami kenaikan yang beda tipis dengan kondensor tipe 1,
paling drastis terjadi pada menit ke- namun kenaikan pada kondensor tipe 2
95dengan besar suhu yaitu 45,4o c. tidak sebegitu drastis seperti tipe 1.
Kenaikan suhu yang pertama adalah Proses kenaikan suhu yang
kenaikan suhu untuk proses adaptasi awal dihasilkan oleh 3 kondensor yang sudah
kondensor dalam melakukan fungsinya. diteliti, merupakan keuntungan
Seperti halnya kondensor tipe pertama yang penghematan daya. Hal ini sesuai dengan
mengalami kenaikan secara bertahap. hasil penelitian Setyawan dan Widodo
Kemudian untuk kenaikan berikutnya (2016) yang menjelaskan bahwasanya
merupakan adaptasi dimana kondisi kenaikan suhu pada kondensor merupakan
ruangan yang mulai terdapat 4 orang keuntungan penghematan daya.
didalamnya. Kondensor tipe 2 merupakan Dikarenakan kenaikan suhu kondensor
kondensor 2 pk yang digunakan untuk luas akan menyebabkan kenaikan daya
ruangan sebesar 55 𝑚2 . Pada kondensor kompresor tetapi menurunkan kapasitas
tipe2 terdapat perbedaan, yaitu pada suhu refrigerant, maka energi yang dibutuhkan
37-38℃ kondisi kondensor mati, dalam hal untuk menaikkan kondisi tertentu akan
ini keadaan tersebut dikarenakan tidak semakin kecil atau dengan energi yang
adanya ekspansi yang dibutuhkan oleh sama, mesin pendingin dapat memiliki
kompresor. kapasitas yang lebih baik sehingga
Tipe 3 suhu mengalami kenaikan menghasilkan keuntungan daya.
paling drastis terjadi pada menit ke-25
Putri, Analisis Variasi Tipe... 297

Beban pendingin yang lebih besar DAFTAR PUSTAKA


akan melepaskan suhu yang lebih besar Aminanta, A. F., dan D. Ichsan. 2016.
juga ke udara. Hal ini sesuai dengan hasil Rancang bangun dan studi
penelitian Poernomo (2015) bahwasanya eksperimen alat penukar panas
semakin besar laju pelepasan kalor yang untuk memanfaatkan energi
dibuang oleh kondensor berpengaruh refrigerant keluar kompressor AC
terhadap banyaknya kalor yang diserap sebagai pemanas air pada ST/D=6
oleh evaporator sehingga dampak dengan variasi volume air. Jurnal
refrigerasi juga meningkat. Dengan Teknik Institute Teknologi Sepuluh
demikian ruangan yang berkapasitas besar November. 5(2): 647-652.
dan kondisi dalam ruangan berpengaruh
terhadap besar panas yang akan Aziz, A., H. Ginting, N. Hatorangan, dan
dikeluarkan oleh kondensor. Poernomo W. Rahman. 2014. Analisis kinerja
(2015) juga menjelaskan bahwa ketika Air Conditioning sekaligus sebagai
tekanan kondensor meningkat maka suhu Water Heater (ACWH). Jurnal
kondensor juga akan meningkat, mengingat Universitas of Riau. 6(1): 1-6.
tekanan berbanding lurus dengan suhu.
Bejan, A. 1993. Heat Transfer. New York:
SIMPULAN DAN SARAN John Willey & Sons Inc.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan makadapat disimpulkan Fikri, S., A. Aziz, dan R.I. Mainil. 2016.
bahwa selama 120 menit penggunaan Pengaruh beban pendingin
kondensor dari berbagai tipe, diketahui terhadap temperature sistem
setiap kondensor memiliki besar kenaikan pendingin siklus kompresi uap
suhu yang dihasilkannya tersendiri. dengan penambahan kondensor
Kondensor pada tipe 1 mengalami kenaikan dummy tipe multi helical coil
paling drastis pada menit ke-60. Kondensor sebagai water heater. Jurnal
pada tipe 2 mengalami kenaikan paling Online Mahasiswa Fakultas
drastis pada menit ke-95. Sedangkan pada Teknik.2(2): 1-6.
kondensor tipe 3 mengalami kenaikan
paling drastis pada menit ke-25. Hartanto, B.H., dan A. Aziz. 2014.
Berdasarkan hasil analisis data dan Pengaruh alat ekspansi terhadap
pembahasan, maka saran yang dapat temperature dan tekanan pada mesin
diberikan untuk penelitian selanjutnya pendingin siklus kompresi uap.
yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
mengenai pengaruh waktu penggunaan Teknik. 1(2): 1-7.
kondensor Air Conditioning (AC) dengan
variasi model terhadap besarnya Konrad, F., S. Pradana, dan, S. P. Sari.
peningkatan suhu yang dihasilkan dengan 2015. Pemanfaatan energi panas
variasi yang lebih beragam, jumlah alat pada mesin pengkondisian udara 2
yang digunakan untuk penelitian harus pk sebagai mesin pemanas air mandi.
sesuai dengan sampel yang akan diteliti, Jurnal Mechanical, 6(1): 15-27.
dan variasi kondisi lingkungan (pada
lingkungan terbuka atau tertutup) Kreith, F. 1997. Prinsip-prinsip
kondensor juga dapat dijadikan acuan perpindahan panas. Jakarta:
untuk penelitian lebih lanjut. Erlangga.
298 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 3, September 2018, hal 293-298

Kumara, R. K., A. Aziz, dan R.A. universitas 17 agustus 1945 jakarta.


Mainil. 2016. Pengaruh beban Jurnal Kajian Tekni Mesin. 2(1): 61-
pendingin terhadap temperatur 66.Sari, S. P., T. Achirudin, dan
sistem pengkondisian udara hibrida Irdiyansyah. 2016. Kajian awal
dengan kondensor dummy tipe
trombone coil menggunakan pipa
tembaga berdiameter ½ sebagai Siregar, I. A. R., A. Aziz., dan R. I. Mainil.
water heater. Jurnal Online 2016. Pengaruh katup ekspansi
Mahasiswa Fakultas Teknik 3(2): 1- termostatika dan pipa kapiler
4. terhadap temperature dan tekanan
pada mesin pendingin siklus
Poernomo, H. 2015. Analisis karakteristik kompresi uap menggunakan
unjuk kerja sistem pendingin (Air refrigeran HCR-13A.
conditioning) yang menggunakan
freon R-22 berdasarkan pada variasi Stoecker. W. F., dan W. J Jerold. 1996.
putaran kipas pendingin Refrigerasi dan Pengkondisian
kondensor.Jurnal Ilmu Pengetahuan Udara. Jakarta: Penerbit Erlangga.
dan Teknologi Kelautan. 12(1): 1-8.
Suadi. 2016. Pengujian pengaruh variasi
Putra, D. P., dan M. F. Hidayat. 2017. putaran mesin terhadap performasi
Perencanaan tata udara sistem sistem pengkondisian udara pada
ducting ruang aula lantai 8 kendaraan penumpang 1.500 cc.
Jurnal Teknik Mesin. 5(3): 114-118.
Setyawan, D. L., dan E. Widodo. 2016.
Varian media pendingin kondensor
terhadap rasio pelepasan kalor dan
coefisien of performance (cop) pada
mesin pendingin. Jurnal Rotor.
Khusus(1) : 18-21.

Anda mungkin juga menyukai