LABORATORIUM
MESIN PENDINGIN DAN PEMANAS
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
ALFRIANDI KANSASI ISSAN (D021191037)
CANDRA WINATA (D021191039)
I MADE WIDHI ADITYA PRANATA (D021191073)
ARIEF DWI YULIANTO AP (D021191113)
MUH. AFRISAL ARMA (D021191126)
MUH. YUSUF KS (D021181313)
AZIZUL (D021171508)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
GOWA 2023
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya sehingga kelompok kami
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mesin Pendingin dan Pemanas
sesuai yang diharapkan.
Dalam proses pengerjaan laporan ini, kami mendapatkan bimbingan,
arahan, dan pengetahuan hingga kami mampu menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan praktikum ini, dan terutama rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh asisten laboratorium yang telah membimbing
dan memberi arahan kepada kami.
Kelompok kami berharap, laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, menambah pengetahuan dan mempermudah percobaan yang
hendak dilakukan.
Demikian laporan yang kami buat, mohon kritik dan sarannya atas
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan bagi kami selaku penulis.
Penulis
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendahuluan
PENDAHULUAN
Keterangan :
1. OA : Proses Pemanasan
2. OB : Proses Pendinginan
3. OC : Proses Pelembaban
4. OD : Proses Pengurangan Kelembaban
5. OE : Proses Pemanasan dan Pelembaban
6. OF : Proses Pendinginan dan Pengurangan Kelembaban
7. OG : Proses Pendinginan dan Pelembaban
8. OH : Proses Pemanasan dan Pengurangan Kelembaban
1. Kalibrasi
Kalibrasi (Calibration) adalah pemeriksaan suatu instrumen
terhadap standar yang diketahui dan untuk selanjutnya
mengurangi kesalahan dalam ketelitiannya. Kalibrasi sangat
penting karena memungkinkan kita memeriksa instrumen
terhadap standar yang diketahui dan selanjutnya mengurangi
kesalahan dalam ketelitiannya. Prosedur kalibrasi melibatkan
perbandingan instrumen itu dengan :
a. Standar Promer
b. Standar Sekunder yang mempunyai ketelitian lebih tinggi
dari instrumen yang dikalibrasi
c. Standar masukan yang diketahui
Keterangan :
1-2 : Kompresi isentropik pada kompresor
2-3: Pembuangan kalor pada tekanan tetap di kondensor
3 – 4 : Proses Ekspansi
4 – 1 : Proses penyerapan kalor oleh evaporator
• Syarat-syarat Refrigeran
Syarat-syarat refrigeran tersebut yaitu :
a. Tidak beracun, dan tidak merusak lingkungan
b. Mempunyai titik didih yang rendah
c. Mudah memperolehnya dan harganya tidak mahal
d. Tidak merusak sistem dari alat yang digunakan
e. Dll.
• Ketel
Ketel merupakan tempat untuk memasak air hingga
mendidih. Sirkulasi yang baik merupakan hal yang sangat
penting dalam pengoperasian segala jenis ketel uap. Air
merupakan fluida yang sukar untuk merambatkan panas,
sehingga dengan demikian perpindahan panas di dalam air
yang ada di dalam ketel hampir selalu berlangsung secara
konveksi. Pada ketel-ketel modern, rusaknya pipa-pipa atau
material overheating dapat dicegah dengan memperbaiki
sirkulasi sehingga pendinginan dinding pipa ketel dapat
berlangsung secara kontinu.
1. Konduksi
Konduksi adalah proses perpinahan panas dimana
panas mengalir dari daerah bersuhu tinggi ke daerah yang
bersuhu lebih rendah di dalam suatu medium (padat, cair,
dan gas), atau antara medium- medium yang berlainan
yang bersinggungan secara langsung. Dalam aliran panas
konduksi, perpindahan energi terjadi karena hubungan
molekul secara langsung tanpa adanya perpindahan
molekul yang cukup besar.
Menurut teori kinetik, suhu elemen suatu zat
sebanding dengan energi kinetik rata-rata molekul-molekul
yang membentuk elemen itu. Energi yang dimiliki oleh
suatu elemen zat yang disebabkan oleh kecepatan dan
posisi relatif molekul- molekulnya disebut energi dalam.
Jadi semakin cepat molekul- molekul bergerak, semakin
tinggi suhu maupun energi dalam elemen zat tersebut.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendahuluan
2. Konveksi
Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja
gabungan dari konduksi panas, penyimpangan energi,
dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting
sebagai mekanisme perpindahan energi antara
permukaan benda padat dan cairan atau gas.
Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu
permukaan yang suhunya di atas suhu fluida sekitarnya
berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama, panas akan
mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke
partikel- partikel fluida yang berbatasan. Energi yang
berpindah dengan cara yang demikian akan menaikkan
suhu dan energi dalam partikel-partikel fluida itu.
Kemudian partikel-partikel fluida tersebut akan bergerak
ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam fluida
sehingga memindahkan sebagian energinya kepada
partikel-partikel fluida lainnya.
Perpindahan panas konveksi diklasifikasikan atas
konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa
(forced convection) menurut cara menggerakkan
alirannya. Bila gerakan mencampur berlangsung semata-
mata sebagai akibat dari perbedaan kerapatan yang
disebabkan oleh gradien suhu, maka kita berbicara
tentang konveksi bebas atau alamiah (natural). Bila
gerakan mencampur disebabkan oleh suatu alat dari luar,
seperti pompa atau kipas, maka prosesnya disebut
sebagai konveksi paksa.
3. Radiasi
Radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih
rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang,
bahkan bila terdapat ruang hampa diantara benda-benda
tersebut.
Istilah radiasi pada umumnya digunakan untuk segala
jenis hal ikhwal gelombang elektromagnetik, tetapi di
dalam ilmu perpindahan panas kita hanya perlu
memperhatikan hal ikhwal yang yang diakibatkan oleh
suhu dan yang dapat mengangkut energi melalui medium
yang tembus cahaya atau melalui ruang. Energi yang
berpindah dengan cara ini dinamakan panas radiasi.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendahuluan
• Heater
Yang dimaksud dengan heater adalah alat penukar kalor
yang bertujuan untuk memanaskan atau menaikkan temperatur
suatu fluida. Sebagai contoh adalah pemanas udara pipa dan
pemanas udara plat. Pada pemanas udara pipa, gas dialirkan
melalui pipa-pipa sedangkan udara dialirkan di sekeliling luas
pipa-pipa, sehingga terjadi perpindahan panas antara gas asap
ke udara melewati dinding pipa- pipa. Sistem ini dapat juga
dibalik, dimana udara yang melewati pipa- pipa dan gas asap
yang melewati dinding-dinding luar pipa.
5. Pemanasan Udara Lembab
• Sistem Perpindahan panas pada heater
Panas dari heater berpindah ke fluida yang melewatinya,
sehingga temperatur fluida tersebut dapat meningkat. Sistem
perpindahan panas yang terjadi pada heater yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi.
• Faktor yang mempengaruhi perpindahan panas
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perpindahan
panas, yaitu :
a. Luas permukaan penampang
Luas permukaan penampang sangat berpengaruh
terhadap proses perpindahan panas. Semakin luas
permukaan penampang maka proses perpindahan
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendahuluan
I. Tujuan Pengujian
Adapun tujuan dari pengujian Kalibrasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengukur akurasi alat pengujian.
2. Untuk mengetahui karakteristik udara dalam kondisi normal.
3. Untuk mengetahui pengaruh pembukaan katup terhadap
karakteristik udara dalam kondisi normal.
2 × 𝑃𝑛
𝑉𝑢𝑑 = √
𝜌
Keterangan:
IV.2 Perhitungan
Pada contoh perhitungan, diambil data untuk pembukaan outle
sebesar 12,5%, dengan data sebagai berikut:
- Tekanan atmosfer (P) : 752 mmHg
- Luas penampang ar duct : 0,105 m2
2 × 𝑃𝑛
𝑉𝑢𝑑 = √
𝜌
2 × 6,9328
=√
1,1326
= 3,4989 m/s
2 × 𝑃𝑛
𝑉𝑢𝑑 = √
𝜌
2 × 7,0661
=√
1,130
= 3,5318 kg/m3
2 × Pn
Vud = √
ρ
2 × 6,9328
=√
1,1325
= 3,4991 m/s
2 × 𝑃𝑛
𝑉𝑢𝑑 = √
𝜌
2 × 7,0661
=√
1,1324
= 3,5327 m/s
IV.3.2. Section II
Section 2
Pv
PK (%) Pv' Pv (kPa) ω RH Pn v ρ Vud Qud K1
(mmHg)
12.5 22.7653 21.7429 2.8884 0.0185 84.3192 7.0661 0.8826 1.1330 3.5318 0.3708 1.0003
25 22.8932 21.8710 2.8864 0.0184 84.3155 7.0661 0.8826 1.1330 3.5317 0.3708 1.0009
37.5 23.0168 21.9947 2.9118 0.0186 84.3647 6.6661 0.8832 1.1322 3.4315 0.3603 1.0006
50 23.2508 22.1505 2.9429 0.0188 84.4237 6.3995 0.8840 1.1313 3.3636 0.3532 1.0010
62.5 23.4848 22.3442 2.9739 0.0190 84.4816 5.8662 0.8847 1.1303 3.2218 0.3383 1.0013
75 23.8104 22.7793 3.0126 0.0193 84.5520 5.5995 0.8857 1.1291 3.1494 0.3307 1.0008
87.5 24.1070 23.0858 3.0498 0.0195 84.6184 5.1996 0.8866 1.1279 3.0364 0.3188 1.0008
100 24.2029 23.1818 3.0753 0.0197 84.6684 4.6663 0.8872 1.1272 2.8775 0.3021 1.0005
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Kalibrasi
IV.3.3. Section IV
Section 3
PK (%) Pv' Pv (mmHg) Pv (kPa) ω RH Pn v ρ Vud Qud K2
12.5 22.7798 21.7781 2.9035 0.0186 84.3490 6.9328 0.8830 1.1325 3.4991 0.3674 0.9996
25 22.8089 21.8072 2.9074 0.0186 84.3564 6.9328 0.8831 1.1324 3.4993 0.3674 0.9994
37.5 22.8816 21.8799 2.9171 0.0186 84.3750 6.3995 0.8833 1.1321 3.3624 0.3531 0.9999
50 23.0575 22.0560 2.9406 0.0188 84.4195 6.3995 0.8839 1.1313 3.3635 0.3532 1.0001
62.5 23.2610 22.2598 2.9677 0.0190 84.4702 6.3995 0.8846 1.1305 3.3648 0.3533 1.0002
75 23.5241 22.5232 3.0028 0.0192 84.5343 5.8662 0.8854 1.1294 3.2231 0.3384 1.0003
87.5 23.7843 22.7837 3.0376 0.0194 84.5964 5.4662 0.8863 1.1283 3.1127 0.3268 1.0003
100 23.9602 22.9599 3.0611 0.0196 84.6377 4.6663 0.8868 1.1276 2.8769 0.3021 1.0004
IV.3.4 Section IV
Section 4
PK (%) Pv' Pv (mmHg) Pv (kPa) ω RH Pn v ρ Vud Qud K3
12.5 22.7958 21.7941 2.9056 0.0186 84.3532 7.0661 0.8831 1.1324 3.5327 0.3709 0.9999
25 22.7117 21.7098 2.8944 0.0185 84.2922 6.7994 0.8830 1.1324 3.4653 0.3639 1.0001
37.5 22.6225 21.6205 2.8825 0.0184 84.2296 6.3995 0.8832 1.1323 3.3621 0.3530 1.0002
50 22.5375 21.5354 2.8711 0.0183 84.1708 6.1328 0.8834 1.1320 3.2918 0.3456 1.0006
62.5 22.4464 21.4442 2.8590 0.0183 84.0772 6.1328 0.8838 1.1315 3.2925 0.3457 1.0009
75 22.3640 21.3615 2.8480 0.0182 139.7068 5.7329 0.8843 1.1308 3.1843 0.3343 1.0012
87.5 22.1634 21.1606 2.8212 0.0180 53.0938 5.4662 0.8847 1.1304 3.1099 0.3265 1.0018
100 7.8753 6.8529 0.9136 0.0057 28.8931 5.0663 0.8680 1.1521 2.9656 0.3114 1.0217
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Kalibrasi
Keterangan:
V Pembahasan
V.1 Pembahasan Umum
25.0000
20.0000
Pv'
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
Section 1 Section 2 Section 3 Section 4
1.500000
1.00000
.500000
.00000
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
0.0100
0.0050
0.0000
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
0.0100
0.0050
0.0000
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
.8750000
.8700000
.8650000
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
.400000
.200000
.00000
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
VI. Kesimpulan
1. Mengatur akurasi alat pengujian sangat penting karena dapat
menjaga kondisi alat pengujian tetap sesuai spesifikasinya.
2. Karakteristik udara pada kondisi normal yakni memiliki rasio
kelembaban yang meningkat, namun kelembaban relatifnya naik
turun/fluktuatif. Dari segi densitas udara, nilainya semakin
meningkat.
3. Pembukaan katup sangat berpengaruh pada karakteristik udara
dalam kondisi normal. Dapat dilihat bahwa pada tekanan uap jenuh,
rasio kelembaban, volume spesifik, densitas udara, dan kecepatan
aliran udara nilainya berbanding lurus dengan pembukaan katup.
Namun, berbeda pada kelembaban relatif yang nilainya fluktuatif
terhadap pembukaan katup dan pada debit aliran udara nilainya
berbanding terbalik dengan pembukaan katup.
PERCOBAAN PEMANASAN
UDARA ATMOSFER
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pemanasan Udara Atmosfir
I. Tujuan Pengujian
Adapun tujuan dari pengujian Pemanasaan Udara Atmosfer
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik udara pada kondisi pemanasan
pada udara atmosfer.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembukaan katup terhadap
karakteristik udara pada kondisi udara pemanasan atmosfer.
760
Pv ′ = Pjwb × (mmHg)
101,325
Dimana :
Pjwb = Tekanan jenuh uap air pada T wb, lihat di tabel A-2
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pemanasan Udara Atmosfir
𝜌3 +𝜌2
𝜌 =
2
Dimana :
𝑄𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝐸= (%)
𝑄ℎ𝑒𝑎𝑡𝑒𝑟
Dimana :
Q_heater = 0,5 kW dan 1 kW
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pemanasan Udara Atmosfir
Keterangan:
= 12,5 m3 /kg
6. Densitas Udara (ρ)
1
𝜌 =
𝑣
1
=
0,8917
= 1,121 kg/m3
= 5,879 Kpa
3. Rasio kelembaban udara
Pv
ω = 0,622
P − Pv
5,879
= 0,622
101,325 − 5,879
= 0,039 kgv/kgda
𝑚𝑎 = 𝑄𝑣 × 𝜌
= 0,370 × 𝜌
= 0,391 kg/s
VI Pembahasan
V.2 Pembahasan Umum
25.0000
20.0000
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
0 2 4 6 8 10
Pembukaan Katup
3.0000
2.0000
1.0000
0.0000
0 2 4 6 8 10
Pembukaan Katup
0.0200
0.0150
0.0100
0.0050
0.0000
0 2 4 6 8 10
Pembukaan Katup
89.0000
88.0000
87.0000
RH
86.0000
85.0000
84.0000
83.0000
0 2 4 6 8 10
Pembukaan Katup
Dari grafik dapat kita lihat nilai kelembaban relatif apakan naik
ataupun turun secara signifikan terhadap pembukaan katup. Hal ini
dikarenakan nilai kelembapan relatif sendiri adalah hasil
perbandingan antara Tekanan Parsial Uap Air dibandingkan dengan
Ps. Walaupun pada kondisi ruangan dan sebelum heater dapat
dilihat bahwa terjadi sedikit peningkatan tapi pada Kondisi Ruangan
dan Sesudah heater kurvanya naik dan turun dari tiap pembukaan
katup. Yang dimana Hubungan dari Kelembapan relatif sendiri tidak
dapat dibandingkan dengan keduanya. Dikarenakan nilai
kelembapan relatif yang didapatkan bervariasi sesuai dengan variasi
nilai Pv dan Ps, yang dimana nilai Pv dipengaruhi oleh Nilai
Temperatur Bola Basah (Twb) sedangkan Ps dipengaruhi oleh nilai
temperatur Bola Kering (Tdb)
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pemanasan Udara Atmosfir
0.9400
0.9300
0.9200
v
0.9100
0.9000
0.8900
0.8800
0 2 4 6 8 10
Pembukaan Katup
1.0800
1.0700
1.0600
1.0500
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
VI. Kesimpulan
1. Karakteristik udara dalam kondisi pemanasan udara atmosfir yakni
memiliki rasio kelembaban yang nilai tertingginya terdapat pada
kondisi setelah heater sedangkan, pada kelembaban relatif nilai
tertingginya terdapat pada kondisi sebelum heater.
2. Pembukaan katup sangat berpengaruh pada karakteristik udara
dalam kondisi pemanasan udara atmosfir yakni tekanan uap jenuh,
tekanan parsial, rasio kelembaban, volume spesifik, dan entalpi,
memiliki nilai tertinggi pada kondisi setelah heater. Namun, berbeda
pada kelembaban relatif dan densitas udara yang nilai tertingginya
terdapat pada kondisi sebelum heater.
PERCOBAAN PEMANASAN
UDARA LEMBAB
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pemanasan Udara Lembab
I. Tujuan Pengujian
Adapun tujuan dari pengujian Pemanasaan Udara Atmosfer
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik udara pada kondisi pemanasan
pada udara lembab.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembukaan katup terhadap
karakteristik udara pada kondisi pemanasan udara lembab.
760
Pv ′ = Pjwb × (mmHg)
101,325
Dimana :
Pjwb = Tekanan jenuh uap air pada T wb, lihat di tabel A-2
Stoecker).
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pemanasan Udara Lembab
𝜌3 +𝜌2
𝜌 =
2
Dimana :
𝑄𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝐸= (%)
𝑄ℎ𝑒𝑎𝑡𝑒𝑟
Dimana :
Keterangan
Pembukaan Katup (%) Nama
12,5 Alfriandi Kansasi Issan
25 Candra Winata
37,5 I Made Widhi Aditya Pranata
50 Arief Dwi Yulianto Ap
62,5 Muh. Afrisal Arma
75 Muh. Yusuf Ks
87,5 Azizul
100
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pemanasan Udara Lembab
= 0,9624m3 /kg
6. Densitas Udara (ρ)
1
𝜌 =
𝑣
1
=
0,9624
= 1,0391 kg/m3
𝑚𝑎 = 𝑄𝑣 × 𝜌
= 0,3692 × 𝜌
= 0,3897 kg/s
Keterangan:
V. Pembahasan
V.1 Pembahasan Umum
25.0000
20.0000
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
4.0000
3.0000
2.0000
1.0000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
0.0300
0.0200
0.0100
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
60.0000
40.0000
20.0000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
0.9200
0.9100
0.9000
0.8900
0.8800
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
pembukaan katup
1.1200
1.1000
1.0800
1.0600
1.0400
1.0200
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
pembukaan katup
VI. Kesimpulan
1. Karakteristik udara dalam kondisi pemanasan udara lembab yakni
memiliki rasio kelembaban yang nilai tertingginya terdapat pada
kondisi setelah heater sedangkan, pada kelembaban relatif nilai
tertingginya terdapat pada kondisi sebelum heater.
2. Pembukaan katup sangat berpengaruh pada karakteristik udara
dalam kondisi pemanasan udara lembab yakni tekanan uap jenuh,
tekanan parsial, rasio kelembaban, volume spesifik, dan entalpi,
memiliki nilai tertinggi pada kondisi setelah heater. Namun, berbeda
pada kelembaban relatif dan densitas udara yang nilai tertingginya
terdapat pada kondisi sebelum heater.
PERCOBAAN PENDINGINAN
UDARA ATMOSFIR
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
I. Tujuan Pengujian
Adapun tujuan dari pengujian Pendinginan Udara Atmosfer
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik udara pada kondisi pendinginan
pada udara lembab.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembukaan katup terhadap
karakteristik udara pada kondisi udara pendinginan lembab.
II. Prosedur Pengujian
1. Hubungkan alat pengujian ke sumber listrik.
2. Nyalakan alat pengujian.
3. Nyalakan komputer kemudian buka software alat.
4. Menyalakan fan dengan lalu tunggu babarapa menit hingga
putaran fan stabil.
5. Meyalakan humidifier dengan memutar knob humidifier ke arah
ON.
6. Nyalakan juga pendingin dengan memutar knob cooling ke arah
ON.
7. Memulai pengambilan data untuk bukaan 12,5% di software.
8. Setelah 2 menit, ganti bukaan fan menjadi 25%.
9. Ganti bukaan fan menjadi 37,5%, 50%, 62,5%, 75%, 87,5%, dan
100% dengan interval waktu 2 menit.
10. Setelah selesai, hentikan pengambilan data di software.
Dimana :
Pjwb = Tekanan jenuh uap air pada T wb, lihat di tabel A-2
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
Dimana :
P = Tekanan atmosfer 752 mmHg.
Dimana:
Ps = Tekanan jenuh uap air pada T db, lihat di tabel A-2 (Stoecker).
Dimana:
t1 = Temperatur sebelum evaporator ( oC)
t2 = Temperatur sesudah evaporator ( oC)
ts = Temperatur permukaan evaporator (oC)
ℎ2 −ℎ𝑠
𝑋=| |
ℎ1 − ℎ𝑠
Dimana :
h1 = Entalpi udara sebelum evaporator (kJ/kg)
h2 = Entalpi udara sesudah evaporator (kJ/kg)
hs = Entalpi udara permukaan evaporator (kJ/kg)
Perhitungan Karakteristik Pendinginan
k = Faktor kalibrasi
𝜌3 +𝜌2
𝜌 =
2
Dimana :
IV Analisa Data
IV.1 Tabel Data Pengamatan
Temperatur Kondisi Ruangan Sebelum Evaporator Sesudah Evaporator
Evaporator Twb Tdb Twb Tdb Twb Tdb
25.068 27.168 25.168 27.268 26.362 28.462 25.068
25.068 27.168 25.168 27.268 27.7 29.800 25.068
25.092 27.192 25.092 27.192 27.601 29.701 25.092
25.118 27.218 25.118 27.218 27.325 29.425 25.118
25.118 27.218 25.118 27.218 27.028 29.128 25.118
25.087 27.187 25.087 27.187 26.815 28.915 25.087
25.103 27.203 25.103 27.203 26.726 28.826 25.103
25.196 27.296 25.096 27.196 26.707 28.807 25.196
Keterangan:
Pembukaan Katup (%) Nama
12,5 Alfriandi Kansasi Issan
25 Candra Winata
37,5 I Made Widhi Aditya Pranata
50 Arief Dwi Yulianto Ap
62,5 Muh. Afrisal Arma
75 Muh. Yusuf Ks
87,5 Azizul
100
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Lembab
760
= 3,548 ×
101,325
= 23,9308 mmHg
Pv
ω = 0,622
P − Pv
2,5544
= 0,622
101,325 − 2,5544
= 0,0163 kgv/kgda
𝑚𝑎 = 𝑄𝑣 × 𝜌
= 0,3692 × 𝜌
= 0,4167 kg/s
2. Kapasitas Udara Suplai (Cmm)
1
Cmm = ma × × 60
ρ
1
= 0,4209 × × 60
12,500
= 22,1490 m3 /s
3. Kalor Laten Udara (QL)
Q L = 50 . Cmm . (ω2 − ω3)
= 50 . 22,1490 . ( 0,0204 − 0,0170)
= 3,6403 kW
Keterangan:
VI. Pembahasan
V.1 Pembahasan Umum
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 13,616 ˚C dan tekanan 4,690 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 19,229 ˚C dan
tekanan 5,599 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 78,266 ˚C dan tekanan 25,402 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 49,282 ˚C
dan tekanan 12,954 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 21,999 ˚C dan tekanan 6,101 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 70,090 ˚C dan
tekanan 21,214 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 48,484 ˚C dan tekanan 12,702 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 20,634 ˚C
dan tekanan 5,846 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 23,834 ˚C dan tekanan 6,445 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 46,026 ˚C dan
tekanan 11,926 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 44,676 ˚C dan tekanan 11,509 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 23,568 ˚C
dan tekanan 6,395 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 24,623 ˚C dan tekanan 6,593 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 58,111 ˚C dan
tekanan 16,099 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 45,650 ˚C dan tekanan 11,807 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 23,475 ˚C
dan tekanan 6,378 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 25,913 ˚C dan tekanan 6,854 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 53,290 ˚C dan
tekanan 14,323 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 44,638 ˚C dan tekanan 11,498 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 24,153 ˚C
dan tekanan 6,505 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 26,634 ˚C dan tekanan 7,005 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 49,657 ˚C dan
tekanan 11,259 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 43,802 ˚C dan tekanan 11,259 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 24,209 ˚C
dan tekanan 6,515 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 26,634 ˚C dan tekanan 7,005 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 49,657 ˚C dan
tekanan 11,259 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 43,802 ˚C dan tekanan 11,259 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 24,209 ˚C
dan tekanan 6,515 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 27,084 ˚C dan tekanan 7,099 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 48,671 ˚C dan
tekanan 12,761 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 43,768 ˚C dan tekanan 11,249 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 24,390 ˚C
dan tekanan 6,549 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Atmosfir
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
15.0000
10.0000
5.0000
0.0000
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
1.1400
1.1200
1.1000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
0.8900
0.8880
0.8860
0.8840
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
1.1400
1.1200
1.1000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
83.0000
82.0000
81.0000
80.0000
0 20 40 60 80 100 120
Pembukaan Katup
VI Kesimpulan
1. Karakteristik udara pada kondisi pendinginan udara atmosfir yakni
memiliki rasio kelembaban yang nilainya semakin meningkat pada
keadaan setelah evaporator. Namun, untuk densitas udara nilainya
berbanding terbalik pada kondisi sebelum evaporator.
2. Pembukaan katup sangat berpengaruh pada karakteristik udara
dalam kondisi pendinginan udara atmosfir yakni tekanan uap jenuh,
tekanan parsial, rasio kelembaban, kelembaban relatif, volume
spesifik, dan entalpi nilainya berbanding lurus pada kondisi setelah
evaporator. Namun, berbeda pada densitas udara yang nilainya
berbanding terbalik pada kondisi sebelum evaporator.
PERCOBAAN PENDINGINAN
UDARA LEMBAB
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Lembab
I. Tujuan Pengujian
Adapun tujuan dari pengujian Pendinginan Udara Atmosfer
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui karakteristik udara pada kondisi pendinginan
pada udara lembab.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembukaan katup terhadap
karakteristik udara pada kondisi udara pendinginan lembab.
II. Prosedur Pengujian
1. Hubungkan alat pengujian ke sumber listrik.
2. Nyalakan alat pengujian.
3. Nyalakan komputer kemudian buka software alat.
4. Menyalakan fan dengan lalu tunggu babarapa menit hingga putaran
fan stabil.
5. Meyalakan humidifier dengan memutar knob humidifier ke arah ON.
6. Nyalakan juga pendingin dengan memutar knob cooling ke arah
ON.
7. Memulai pengambilan data untuk bukaan 12,5% di software.
8. Setelah 2 menit, ganti bukaan fan menjadi 25%.
9. Ganti bukaan fan menjadi 37,5%, 50%, 62,5%, 75%, 87,5%, dan
100% dengan interval waktu 2 menit.
10. Setelah selesai, hentikan pengambilan data di software.
Dimana :
Pjwb = Tekanan jenuh uap air pada T wb, lihat di tabel A-2
(Stoecker).
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara Lembab
Dimana :
P = Tekanan atmosfer 752 mmHg.
Dimana:
Ps = Tekanan jenuh uap air pada T db, lihat di tabel A-2
(Stoecker).
Dimana:
t1 = Temperatur sebelum evaporator ( oC)
t2 = Temperatur sesudah evaporator ( oC)
ts = Temperatur permukaan evaporator ( oC)
ℎ2 −ℎ𝑠
𝑋=| |
ℎ1 − ℎ𝑠
Dimana :
h1 = Entalpi udara sebelum evaporator (kJ/kg)
h2 = Entalpi udara sesudah evaporator (kJ/kg)
hs = Entalpi udara permukaan evaporator (kJ/kg)
k = Faktor kalibrasi
𝜌3 +𝜌2
𝜌 =
2
Dimana :
Keterangan:
Pembukaan Katup (%) Nama
12,5 Alfriandi Kansasi Issan
25 Candra Winata
37,5 I Made Widhi Aditya Pranata
50 Arief Dwi Yulianto Ap
62,5 Muh. Afrisal Arma
75 Muh. Yusuf Ks
87,5 Azizul
100
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
𝑚𝑎 = 𝑄𝑣 × 𝜌
= 0,3692 × 𝜌
= 0,4209 kg/s
1,2539
=
1,2539 + 3,7859
= 0,2488
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
KETERANGAN:
Pembukaan Katup (%) Nama
12,5 Alfriandi Kansasi Issan
25 Candra Winata
37,5 I Made Widhi Aditya Pranata
50 Arief Dwi Yulianto Ap
62,5 Muh. Afrisal Arma
75 Muh. Yusuf Ks
87,5 Azizul
100
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pendinginan Udara lembab
V Pembahasan
V.1 Pembahasan Umum
PK (%) T14 (˚C) T13 (˚C) T12 (˚C) T11 (˚C)
12,5 23,315 46,082 55,525 25,012
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 25,012 ˚C dan tekanan 6,665 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 55,525 ˚C dan
tekanan 15,115 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 46,082 ˚C dan tekanan 11,943 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 23,315 ˚C
dan tekanan 6,347 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 25,733 ˚C dan tekanan 6,816 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 53,085 ˚C dan
tekanan 14,251 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 45,220 ˚C dan tekanan 11,671 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 24,207 ˚C
dan tekanan 6,515 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 26,183 ˚C dan tekanan 6,911 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 52,253 ˚C dan
tekanan 13,963 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 45,018 ˚C dan tekanan 11,608 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 24,393 ˚C
dan tekanan 6,549 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 26,882 ˚C dan tekanan 7,057 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 55,616 ˚C dan
tekanan 15,150 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 46,253 ˚C dan tekanan 11,998 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 23,891 ˚C
dan tekanan 6,456 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 28,177 ˚C dan tekanan 7,328 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 46,717 ˚C dan
tekanan 12,144 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 43,479 ˚C dan tekanan 11,166 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 24,575 ˚C
dan tekanan 6,584 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 27,433 ˚C dan tekanan 7,172 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 44,584 ˚C dan
tekanan 11,483 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 42,838 ˚C dan tekanan 10,983 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 24,939 ˚C
dan tekanan 6,652 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 27,433 ˚C dan tekanan 7,172 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 44,584 ˚C dan
tekanan 11,483 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 42,838 ˚C dan tekanan 10,983 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 24,939 ˚C
dan tekanan 6,652 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
Melalui grafik dapat dilihat hubungan antara suhu dan entalpi yang
dinyatakan pada grafik P-H dimana pada grafik dilihat suatu siklus
pendinginan yakni T11 merupakan keadaan sesudah evaporator
dengan suhu 27,173 ˚C dan tekanan 7,118 bar; kemudian T12
merupakan keadaan sesudah kompresor dengan suhu 55,016 ˚C dan
tekanan 14,922 bar; kemudian T13 merupakan keadaan sesudah
kondensor dengan suhu 47,052 ˚C dan tekanan 12,250 bar; dan T14
merupakan keadaan sesudah katup ekspansi dengan suhu 22,746 ˚C
dan tekanan 6,242 bar. Grafik ini menyatakan suatu siklus yang terjadi
pada suatu refrigerant saat melakukan proses pendinginan.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
150.0000
100.0000
50.0000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
Pv’ (mmHg)
PK (%) Kondisi Sebelum Setelah
ruangan evaporator evaporator
12,5 25.4734 24.9486 21.0566
25 25.4821 24.9835 21.7137
37,5 25.4748 25.0039 22.3025
50 25.4559 25.0024 23.3200
62,5 25.4298 25.1289 317.7993
75 25.3876 25.2437 24.2664
87,5 25.5184 25.4472 24.1013
100 25.3673 25.4748 24.6252
20.0000
10.0000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
Pv (mmHg)
PK (%) Kondisi Sebelum Sebelum
ruangan evaporator evaporator
12,5 24.4533 21.0566 20.0332
25 24.4620 23.9630 20.6907
37,5 24.4548 23.9834 21.2799
50 24.4358 23.9820 22.2980
62,5 24.4097 24.1085 317.0214
75 24.3675 24.2235 23.2452
87,5 24.4984 24.4271 23.0800
100 24.3471 24.4548 23.6042
0.2000
0.1000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
60.0000
40.0000
20.0000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
RH
PK Kondisi Sebelum Setelah
ruangan evaporator evaporator
12,5 84.8943 74.6086 83.9027
25 84.8961 84.7905 88.3588
37,5 84.8946 84.7949 93.2657
50 84.8907 84.7946 98.2272
62,5 84.8852 84.8217 85.3258
75 84.8764 84.8461 88.4903
87,5 84.9036 84.8888 93.2906
100 84.8721 84.8946 98.6229
2.0000
v
1.0000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
V
PK Kondisi Sebelum Setelah
ruangan evaporator evaporator
12,5 0.8917 0.8865 0.8771
25 0.8918 0.8902 0.8796
37,5 0.8918 0.8902 0.8818
50 0.8917 0.8902 0.8855
62,5 0.8916 0.8906 2.7235
75 0.8915 0.8910 0.8885
87,5 0.8919 0.8917 0.8879
100 0.8914 0.8918 0.8898
Pada grafik hubungan antara pembukaan katup (PK) dan volume
spesifik (v), dapat dilihat bahwa pada kondisi ruangan dan kondisi
sebelum evaporator, PK dan v memiliki nilai yang hampir sama, Pada
kondisi setelah evaporator, nilai v lebih rendah dibandingkan dengan
pada saat kondisi ruangan & sebelum evaporator. Pada kondisi ini, v
lebih rendah karena temperatur telah menurun setelah melewati
evaporator. Pada kondisi setelah evaporator pada pembukaan 4, v
mengalami peningkatan dan berangsur angsur naik menuju
pembukaan terakhir. Sedangkan pada kondisi ruangan nilai v terlihat
grafik yang stabil.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembukaan Katup
PK Kondisi Sebelum Setelah
ruangan evaporator evaporator
12,5 1.1214 1.1280 1.1401
25 1.1214 1.1234 1.1369
37,5 1.1214 1.1233 1.1341
50 1.1215 1.1233 1.1293
62,5 1.1216 1.1228 0.3672
75 1.1217 1.1223 1.1255
87,5 1.1212 1.1215 1.1263
100 1.1218 1.1214 1.1239
VI. Kesimpulan
1. Karakteristik udara pada kondisi pendinginan udara lembab yakni
memiliki rasio kelembaban yang nilainya semakin meningkat pada
keadaan setelah evaporator. Namun, untuk densitas udara nilainya
berbanding terbalik pada kondisi sebelum evaporator.
2. Pembukaan katup sangat berpengaruh pada karakteristik udara
dalam kondisi pendinginan udara atmosfir yakni tekanan uap jenuh,
tekanan parsial, rasio kelembaban, kelembaban relatif, volume
spesifik, dan entalpi nilainya berbanding lurus pada kondisi setelah
evaporator. Namun, berbeda pada densitas udara yang nilainya
berbanding terbalik pada kondisi sebelum evaporator.
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab
LAMPIRAN
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara
Pedinginan udara lembab