Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP VARIASI

CAMPURAN RADIATOR COOLANT DAN AIR


Ian Antoni1, Nely Ana Mufarida2, Sihmanto3
1. Alumni MahasiswaTeknik Mesin Universitas Muhammadiah Jember
2. Pembimbing 1 Dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiah Jember
3. Pembimbing 2 Dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiah Jember
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jember
Email: ianantoni@gmail.com
Abstrak
Radiator Adalah alat yang berfungsi sebagai alat untuk mendinginkan air yang telah menyerap panas
dari mesin dengan cara membuang panas air tersebut melalui sirip-sirip pendinginnya. Pada penelitian ini
dilakukan pengukuran 5 percampuran yaitu :100 % radiator coolant 0% air, 0% radiator coolant 100% air,
35% radiator coolant 65% air, 15% radiator coolant 85% air, 50% radiator coolant 50% air, 100% radiator
coolant 0% air, di setiap penelitian waktu yang digunakan 5 menit dengan 5 kali pengukuran, rpm yang
digunakan konstan yaitu 1000 rpm, suhu radiator diukur dengan alat thermo infrared. Dari hasil penelitian
tersebut diperoleh laju perpindahan panas yang berbeda-beda. Dari 3 variasi percampuran antara 35%
radiator coolant 65% air, 15% radiator coolant 85% air dan 50% radiator coolant 50% air, maka diperoleh
nilai konsumsi bahan bakar yang efektif terdapat pada percampuran fluida pendingin 50% radiator coolant
50% air.

Kata kunci : radiator, air, radiator coolant, perpindahan panas

BAB 1 1. Bagaimana pengaruh komposisi capuran


PENDAHULUAN radiator coolant dan air terhadap
1.1. Latar Belakang perpindahan panas?
Pada proses pembakaran mesin selalu saja 2. Berapa besarnya perpindahan panas pada
disertai dengan pelepasan panas,tidak semua masing-masing komposisi campuran
panas dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan radiator coolant dan air dalam rentan
energi yang diperlukan tetapi terbuang ke waktu yang berbeda?
lingkungan,karena panas yang berlebihan justru 3. Bagaimana pengaruh komposisi capuran
akan mengganggu kinerja mesin. Apabila keadaan radiator coolant dan air terhadap konsumsi
ini tidak mendapatkan pendingin yang baik, maka bahan bakar?
suhu pembakaran ini akan mempengaruhi suhu 1.3. Batasan Masalah
kerja mesin secara keseluruhan, Suhu mesin harus 1. Laju aliran fluida dianggap konstan
distabilkan dengan cara dibantu oleh air pendingin 2. Pengukuran dilakukan pada keadaan
melalui radiator sehingga suhu mesin menjadi steady
lebih optimal(su’udi 2014). Radiator Adalah alat 3. Radiator coolant dengan air dianggap
yang berfungsi sebagai alat untuk mendinginkan homogen
air yang telah menyerap panas dari mesin dengan 4. Mesin dalam keadaan idle
cara membuang panas air tersebut melalui sirip- 5. Menggunakan radiator coolant merek A
sirip pendinginnya. Pada penelitian ini dilakukan 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
pengukuran 5 percampuran yaitu :100 % radiator 1.4.1 Tujuan Penelitian
coolant 0% air, 0% radiator coolant 100% air, 1. Mengetahui pengaruh komposisi capuran
35% radiator coolant 65% air, 15% radiator radiator coolant dan air terhadap
coolant 85% air, 50% radiator coolant 50% air, perpindahan panas
100% radiator coolant 0% air. 2. Mengetahui besarnya perpindahan panas
1.2. Rumusan Masalah pada masing-masing komposisi capuran
radiator coolant dan air dalam rentan A = Luas penampang ( )
waktu yang berbeda ∆ = Perubahan atau perbedaan suhu (  )
3. Mengetahui efektivitas bahan bakar (Murti 2008)
1.4.2 Manfaat Penelitian 2.1.3 Radiasi/Pancaran ( Radiation )
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: Radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari
1. Hasil penelitian dapat menjadi bahan benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
masukan bagi dunia otomotif. rendah bila benda-benda itu terpisah didalam
2. Hasil penelitian dapat di jadikan bahan ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa diantara
penelitian lebih lanjut benda-benda tersebut.(kreith,1994).
3. Sebagai informasi pada pengguna 2.2. Sistem Pendingin Mesin
kendaraan bermotor lebih berhati-hati Sistem pendinginan adalah suatu rangkaian
dalam menggunakan campuran air dengan untuk mengatasi terjadinya over heating (panas
radiator coolant. yang berlebihan) pada mesin agar mesin bisa
BAB 2 bekerja secara stabil.
TINJAUAN PUSTAKA 2.2.1 Sistem Pendingin Udara (Air cooling
2.1. Perpindahan Panas system)
Perpindahan panas dapat didefinisikan Sistem pendingin jenis udara, panas yang
sebagai perpindahnya energi dari satu daerah ke dihasilkan dari pembakaran gas
daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu dalam ruang bakar dan silinder sebagian di
antara daerah-daerah tersebut. Secara umum ada rambatkan keluar dengan menggunakan sirip-sirip
tiga cara perpindahan panas yang berbeda yaitu : pendingin yang dipasangkan dibagian luar dari
konduksi (conduction), radiasi (radiation)dan silinder dan ruang bakar.
konveksi (convection). (Kreith 1994) 2.2.2 Sistem Pendingin Air (Water Cooling
2.1.1 Konduksi / Hantaran (conduction) System)
Konduksi adalah proses dimana panas Dalam sistem pendinginan dengan air,
mengalir dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke maka panas dilewatkan atau ditransferke air
daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu sekitar ruang bakar dan silinder. Air yang panas
medium (padat, cair atau gas) atau antara medium- kemudian menuju radiator. Air diteruskan melalui
medium yang berlainan yang bersinggungan pipa radiator, panasnya ditransfer ke sirip radiator
secara langsung. Dalam aliran panas konduksi, dimana panas tersebut disemburkan ke udara, air
perpindahan energi yang terjadi karena hubungan kemudian kembali ke mesin.
molekul secara langsung tanpa adanya 2.2.3. Sirkulasi Pendingin Air
perpindahan molekul yang cukup besar. Pada sistem pendinginan air ini air harus
(Umrowati 2011) bersirkulasi, sirkulasi pendingin air secara garis
2.1.2 Konveksi(convection) besar ada 2 macam, yaitu :
konveksi adalah proses transport energi a. Sirkulasi Alamiah (Thermo Syphon)
dengan kerja gabungan dari konduksi panas, Sistem pendingin pada sirkulasi jenis ini, akan
penyimpanan energi dan gerakan mencampur. terjadi dengan sendirinya yang mengakibatkan
Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perbedaan berat jenis air panas dengan yang masih
perpindahan energi antara permukaan benda padat dingin, dimana air yang telah panas berat jenisnya
dan cairan atau gas. lebih rendah dari pada air yang masih dingin.
Persamaan laju perpindahan panas konveksi b. Sirkulasi Dengan Tekanan
sebagai berikut : Sirkulasi jenis ini hampir sama
q = h A (∆T) dengan sirkulasi jenis aliran hanya saja pada
Keterangan : sirkulasi ini ditambahkan tekanan untuk
q = Laju perpidahan panas konveksi mempercepat terjadinya sirkulasi air pendingin,
h = Konduktifitas perpindahan panas pada sistem ini ditambahkan pompa air. (Daryanto
konveksi ( / ° ) 2004).
2.2.4 Komponen – Komponen Sistem temperatur yang lebihrendah. Panas yang di
Pendingin Air transfer dari satu titik ke titik lain melalui
Sistem pendinginan air memiliki bagian- salahsatu dari tiga metoda yaitu konduksi,
bagian yang bekerja secara integrasi satu dengan konveksi, dan radiasi.
yang lain, komponen-komponen tersebut akan (http://id.wikipedia.org/wiki/Konduktivitas_termal)
bekerja untuk mendukung kerja sistem Tabel 2.1Konduktivitas Thermal
pendinginan air, antara lain : radiator, tutup Material Thermal
radiator, tangki cadangan, pompa air, kipas konduktivity W/m.k
pendingin, selang/pipa saluran, thermostat, water Copper 386.0
jacket, cairan pendingin. (http://sistem- Carbon steel 1% C 43.3
pendingin.blogspot.com) Chrome steel 20% 22.6
2.4. Heat Exchange Cr
Perpindahan kalor yang sebenarnya Chrome nikel steel 12.8
(actual) dapat dihitung dari energy yang Concrete 1.13
dilepaskan oleh fluida panas / energi yang Glass 0.67
diterima oleh fluida dingin untuk penukar kalor Asbestos 0.60
aliran lawan arahUntuk menentukan perpindahan Air 0.026
kalor maksimum bagi penukar kalor itu dipahami Alumunium 237
bahwa nilai maksimum akan didapat bila salah Karet 0,2
satu fluida mengalami perubahan suhu sebesar
beda suhu maksimum yang terdapat dalam
BAB 3
penukar kalor itu, yaitu selisih suhu masuk fluida
METODOLOGI PENELITIAN
panas dan fluida dingin. (Nazarudin 2013).
3.1. Metode Penelitian
2.5. Air
Metode yang digunakan dalam penelitian
Air adalah substansi kimia dengan rumus
ini adalah metode eksperimental, yaitu metode
kimia H2O, satu molekul air tersusun atas dua
yang digunakan untuk menguji dan menemukan
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada
variasi yang tepat terhadap penelitian yang sudah
satu atom oksigen.
dilakukan dengan menambahkan beberapa
2.6. Massa jenis (densitas)
perlakuan variasi.
Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan
3.2. Waktu Dan Tempat
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
Penelitian akan dilakukan di SMK N 7
benda, maka semakin besar pula massa setiap
JEMBER pada bulan Oktober 2015.
volumenya.
3.3. Alat Dan Bahan Penelitian
2.7. Radiator coolant
3.3.1. Alat
Radiatorcoolant adalah cairan pendingin radiator
Alat-alat pengujian adalah sebagai
atau air radiator berfungsi untuk menaikan titik
berikut:
didih air radiator mesin atau menjaga suhu kerja
1. Mobil 4 silinder
mesin supaya tetap ideal dan menghindari over
2. Ember
heating pada mesin.
3. Stopwatch
http://id.wikipedia.org/wiki/Radiator).
4. Gelas ukur
2.8. Konduktivitas Termal
5. Thermometer
Konduktivitas atau keterhantaran termal, k,
3.3.2. Bahan Penelitian
adalah suatu besaran intensif bahan yang
Bahan yang digunakan pada penelitian
menunjukkan kemampuannya untuk menghantar
ini yaitu :
panas. Konduksi termal adalah suatu fenomena
1.Radiator coolant
transport di manaperbedaan temperatur
2. Air murni
menyebabakan transfer energi termal dari
3.4. Diagram Alir Penelitian
satudaerah benda panas ke daerah yang sama pada
laju perpindahan panas konveksi pada
percampuran 0% Rc 100% Ar

0,15
0,11341
0,1
0,07909 0,0776

W
0,05
0,03731
0,02089
0
5 10 15 20 25
waktu

Gambar 4.9 laju perpindahan panas konveksi


pada percampuran 100% Rc 0% Ar
Dari gambar 4.9 di atas, laju perpindahan
panas konveksi pada percampuran 0% Rc 100%
Air dalam watu 25 menit diperoleh hasil
0,11341W - 0,03731 W. Hasil tersebut diambil
dengan kisaran waktu per-5 menit dengan putaran
mesin stasioner 1000 rpm.
BAB 4 4.3. Analisis Laju Perpindahan Panas
HASIL DAN PEMBAHASAN konveksi pada percampuran 35%
4.1. Analisis Laju Perpindahan Panas Rc 65% Ar
konveksi pada percampuran 100%, Rc
0% Ar
laju perpindahan panas konveksi pada
laju perpindahan panas konveksi pada percampuran 35% Rc 65% Ar
percampuran 100% Rc 0% Ar
0,1 0,14
0,09401 0,12833
0,08 0,08357 0,12
0,11192
0,1
0,06 0,09103 0,08357 0,08804
0,08
W

0,04 0,03581 0,06


0,02686 0,04
0,02 0,0194
0,02
0
0
5 10 15 20 25
5 10 15 20 25
waktu
waktu

Gambar 4.10 laju perpindahan panas konveksi


Gambar 4.8 laju perpindahan panas konveksi
pada percampuran 100% Rc 0% Ar
pada percampuran 100% Rc 0% Ar.
Dari gambar 4.10 di atas, laju perpindahan
Dari gambar 4.8 di atas, laju perpindahan
panas konveksi pada percampuran 35% Rc 65%
panas konveksi pada percampuran 100% Rc 0%
Air dalam watu 25 menit diperoleh hasil 0,11192
Air dalam watu 25 menit diperoleh hasil 0,01940
W - 0,10058 W. Hasil tersebut diambil dengan
W - 0,09401 W. Hasil tersebut diambil dengan
kisaran waktu per-5 menit dengan putaran mesin
kisaran waktu per-5 menit dengan putaran mesin
stasioner 1000 rpm.
stasioner 1000 rpm.
4.4. Analisis Laju Perpindahan Panas
4.2. Analisis Laju Perpindahan Panas konveksi pada percampuran 15%
konveksi pada percampuran 0% Rc 85% Ar
Rc 100% Ar
4.6. Hasil Analisis Laju Perpindahan Panas
laju perpindahan panas konveksi pada
percampuran 15% Rc 85% Ar Fluida Pendingin
Dari analisis percobaan yang dilakukan
bahwa pada percampuran variasi fluida pendingin
0,25 didapatkan hasil yang berbeda-beda terhadap
0,22384
0,2 pemakaian bahan bakar. Untuk percampuran
0,18355
0,15 fluida pendingin 100% Rc 0% Air diperoleh nilai
W

0,1 0,09103 konsumsi bahan bakar sebesar 390 ml,


0,06864 percampuran fluida pendingin 0% Rc 100% Air
0,05
0,0194 diperoleh nilai konsumsi bahan bakar 550 ml,
0
5 10 15 20 25 percampuran fluida pendingin 35% Rc 65% Air
waktu diperoleh nilai konsumsi bahan bakar 480 ml,
percampuran fluida pendingin 15% Rc 85% Air
Gambar 4.11 laju perpindahan panas konveksi diperoleh nilai konsumsi bahan bakar 500 ml,
pada percampuran 100% Rc 0% Ar percampuran fluida pendingin 50% Rc 50% Air
Dari gambar 4.11 di atas, laju perpindahan diperoleh nilai konsumsi bahan bakar 400 ml. Hal
panas konveksi pada percampuran 15% Rc 85% tersebut menjelaskan bahwa konsumsi bahan
Air dalam watu 25 menit diperoleh hasil 0,06864 bakar yang baik dari 3 percampuran antara 35%
W - 0,18355W. Hasil tersebut diambil dengan Rc 65% Air, 15% RC 85% Air dan 50% Rc 50%
kisaran waktu per-5 menit dengan putaran mesin Air terdapat pada pemakaian fluida pendingin
stasioner 1000 rpm. radiator coolant 50% Rc 50% Air.
4.7. Analisis Konsumsi Bahan Bakar Tiap
4.5. Analisis Laju Perpindahan Panas Percampuran Coolant dengan Air
konveksi pada percampuran 50% Dari uraian hasil pengukukuran suhu pada
Rc 50% Ar Th1 dan Th2, diperoleh data konsumsi bahan tiap
variasi campuran cairan pendingin mesin dalam
laju perpindahan panas waktu 25 menit.
konveksi pada percampuran
50% Rc 50% Ar
Konsumsi Bahan Bakar Tiap
0,2
Percampuran Coolant dengan Air
0,16266
0,16116
0,15 600
550
0,11341 500 500
0,1
W

480
0,06566 0,0761 400 390 400
0,05
300
0
5 10 15 20 25 200 ml
waktu
100

Gambar 4.12 laju perpindahan panas konveksi 0


pada percampuran 100% Rc 0% Ar Rc  Rc 0%,  Rc  Rc  Rc 
100%,  Ar  35%,  15%,  50%, 
Dari gambar 4.12 di atas, laju perpindahan Ar 0% 100% Ar  Ar  Ar 
panas konveksi pada percampuran 50% Rc 50% 65% 85% 50%
Air dalam watu 25 menit diperoleh hasil 0,06566
Gambar 4.7 konsumsi bahan bakar tiap
W - 0,57899 W. Hasil tersebut diambil dengan
percampuran coolant dengan air
kisaran waktu per-5 menit dengan putaran mesin
Dari grafik diatas diperoleh hasil konsumsi
stasioner 1000 rpm.
bahan bakar yang berbeda dari tiap campuran
cairan pendingin. untuk konsumsi bahan bakar
pada variasi Rc 100% Ar 0% menghabiskan bbm Laju Pembuangan Panas. Universitas
sebanyak 390 ml, variasi Rc 0% Ar 100% 550 ml, jember
variasi Rc 35% Ar 65% 480 ml, variasi Rc 15%
Ar 85% 500, variasi Rc 50% Ar 50% 400. http://id.wikipedia.org/wiki/Konduktivitas_termal
BAB 5 Konduktivitas atau keterhantaran termal,
PENUTUP
http://id.wikipedia.org/wiki/Radiator Radiator
5.1 Kesimpulan
coolant
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
dapat di tarik kesimpulan bahwa dari pengukuran Kreith (1994). Perpindahan panas.
yang telah dilakukan pada percobaan pengujian laju
perpindahan panas percampuran fluida pendingin Nazarudin (2013) Analisa Debit Aliran Fluida
100% Rc 0% Air, 0% Rc 100% Air, 35% Rc 65% Terhadap Efektifitas Radiator Pada
Air, 15% Rc 85% , dan 50% Rc 50% Air Engine Mobil Mazda. Universitas
didapatkan nilai suhu yang naik secara signifikan Pekanbaru.
tiap variasi dan perbedaan konsumsi bahan bakar
Ricki Murti (2008) Laju Perpindahan Panas Pada
yang berbeda pula. Semakin banyak campuran
Radiator Dengan Fluida Campuran 80%
radiator coolant maka akan terjadi perbedaan yang Air Dan 20% Rc Pada Rpm Kontans.
signifikan pada pemakaian bahan bakar. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakram Vol.
Dari 3 percampuran antara 35% Rc 65% 2 No, 1.
Air, 15% Rc 85% Air dan 50% Rc 50% Air, maka
diperoleh nilai konsumsi bahan bakar yang efektif Rokhadi (2010) Pengujian Karakteristik
terdapat pada percampuran fluida pendingin 50% Perpindahan Panas Dan Penurunan
Tekanan Dari Sirip - Sirip Pin Ellips
Rc 50% Air.
Susunan Selang-Seling Dalam Saluran
5.2 Saran Segiempat
Dalam penelitian ini masih terdapat hal-hal
yang perlu disempurnakan untuk mendapatkan Su’udi,Dkk (2014). Perancangan dan Pengujian
hasil yang lebih baik dan maksimal, maka peneliti Radiator Tester Skala Laboratorium
dapat menyarankan untuk penelitian-penelitian yang Terintegrasi Pengatur Putaran
selanjutnya adalah sebagai berikut: Mesin dan Hembusan Angin (Regulator
1. Agar lebih berhati–hati dalam Wind Blower). Universitas bandar
menggunakan campuran air dengan lampung.
radiator coolant
2. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih Sutanto (2007) Karakteristik perpindahan panas
lanjut, misalnya dengan mengganti jenis dan perubahan tekanan pada heat
radiator, mesin yang diuji atau jenis exchanger dengan variasi perubahan
profil sirip pendingin. Universitas
mesin
mataram.

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto Dkk (2013) Studi Experimental


Pengaruh Perubahan Jenis Radiator
Terhadap Unjuk Kerja Mesin Sinjai.
Jurnal Teknik POMITS. Vol 1, No 1

Daryanto (2004) Pemeliharaan Sistem Pendingin


Dan Pelumasan Mobil.

Hadi (2014) Efektifitas Variasi Campuran


Radiator Coolant Dengan Air Terhadap

Anda mungkin juga menyukai