Anda di halaman 1dari 9

Nama : Akhbar Ismail

NIM : 1703035073
Judul Skripsi : DAYA YANG DIHASILKAN OLEH PEMBANGKIT
LISTRIK BERBASIS TERMOELECTRIC GENERATOR
(TEG) DENGAN PENDINGIN DUCTING UDARA
Dosen pemberi ide/diskusi : Dr. Dan Mugisidi, ST., M.Si dan Rifky, ST., M.M

I. Pendahuluan
Berdasarkan outlook energi Indonesia (OEI) Dewan Energi Nasional (DEN) 2019
menyatakan permintaan listrik pada tahun 2025 akan tumbuh 11 – 12 % dan pada tahun
2050 akan tumbuh sebesar 6-7%, permintaan listrik tersebut masih didominasi oleh
sektor rumah tangga, kemudian sektor industri dan komersial. Untuk mencukupi
kebutuhan dan permintaan listrik di Indonesia saat ini masih didominasi oleh
sumbangan energi yang tidak dapat diperbarui yaitu batu bara, bahan bakar gas, dan
bahan bakar minyak. Energi yang tidak dapat diperbarui tentu saja lama kelamaan akan
habis, oleh karena itu Indonesia kini harus meningkatkan penggunaan energi berbasis
energi baru terbarukan baik secara makro maupun mikro yang salah satunya adalah
energi surya.
Energi surya yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah dengan Thermoelectric.
Termoelektrik (thermoelektric) merupakan komponen yang dapat menjadikan
perbedaan temperatur menjadi energi listrik (Thermoelectric Generator) atau dari
tegangan listrik berubah menjadi beda temperature (Thermoelectric Cooler) .
Dalam pemanfaatan thermoelectric generator (TEG) sebagai pembangkit listrik skala
mikro. Penelitian ini membutuhkan 2 jenis temperatur yaitu temperatur panas dan
temperatur dingin. Temperatur panas didapatkan dari proses perpindahan panas sisi
panas TEG yang ditempelkan pada atap galvalume yang panas akibat dari pancaran
radiasi matahari yang dalam penelitian kali ini digantikan oleh radiasi lampu halogen
yang pancarannya disesuaikan dengan data aktual radiasi matahari pada waktu
tersebut . Temperatur dingin didapatkan dari ducting (saluran) yang menempel pada sisi
dingin TEG, ducting ini digunakan untuk saluran air ataupun udara yang mengalir dan
bersirkulasi.

A. Masalah
Masalah yang diangkat dari penelitian ini adalah menghitung daya yang dihasilkan
dari pembangkit listrik berbasis thermoelectric generator dengan pendingin berupa
ducting udara.

B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan daya yang dihaslikan oleh thermoelectric
generator menggunakan pendingin ducting udara.

II. Hipotesis

17
Adakah daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik bebasis Thermoelectric
Generator dengan pendingin menggunakan ducting udara?
H0 : Tidak terdapat perbedaan suhu yang dihasilkan sehingga tidak ada daya yang
dihasilkan.
H1 : Terdapat perbedaan suhu yang dihasilkan sehingga terdapat daya yang dikeluarkan.
III. Metode
A. Diagram Alir
Mulai

Identifikasi masalah Studi Pustaka

Perancangan alat
simulasi

Proses pembuatan

Uji coba alat simulasi

Pengambilan data
Tidak
Ducting udara

Ducting air

Data seusai yang


dibutuhkan ?

Ya

Pengolahan data

Analisa data

Simpulan

Selesai

B. Waktu dan tempat


Penelitian pemanfaatan panas atap galvalume untuk dijadikan listrik mengunakan modul
thermoelectrin generator dengan ducting sebagai pendingin, dilakukan pada :
Tempat : Ruang gudang basemant FT UHAMKA
Waktu : Agustus 2020 – Mei 2021

C. Variabel
Variabel yang dicari dalam penelitian ini antara lain, yaitu :

18
1. Temperatur sisi dingin Thermoelectric generator
2. Temperatur sisi panas Thermoelectric generator
3. Temperatur udara masuk
4. Temperatur udara keluar
5. Temperatur atap
6. Radiasi Lampu Hologen
7. Temperatur lingkungan
8. Temparatur rumah
9. Tegangan
10. Arus

IV. Hasil dan pembahasan


Setelah dilakukan pengujian yang dilakukan setiap 30 menit dan dilakukan pada jam
08.00 – 17.00, maka dihasilkan perolehan data Tegangan, arus dan daya sebagai berikut
:
Tabel 1.
Hasil Pengujian

Dari table 1 di atas terdapat informasi Radiasi (W/m 2), Tegangan (V) dan arus (I)
fenomena yang terjadi yaitu semakin besar radiasi yang diterima atap galvalum maka
semakin besar tegangan yang diperoleh.

V. Kesimpulan
1. Panas atap galvalum yang diterima dapat dimanfaatkan menjadi listrik.
2. Radiasi lampu terbesar pada pukul 11.00 yaitu sebesar 1210 W/m 2 yang menghasilkan
tegangan 0,783 V, 0,001 A, dan daya 0,00078 W . Radiasi lampu terkecil pada pukul
17.00 yang menghasilkan 0,185 V, 0,001 A dan daya 0,00019 W.

19
Metodologi Penelitian dan Tata Tulis
Ilmiah
Journal homepage:

ISSN: XXXX-XXXX

Open
DAYA YANG DIHASILKAN OLEH PEMBANGKIT LISTRIK Access

BERBASIS THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN


PENDINGIN DUCTING UDARA

Akhbar Ismail, Dan Mugisidi, Rifky

Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta
Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article history:

Received 29 October XXXX Abstract should


Received in revised form 1 December XXXX
Accepted 9 December XXXX
Available online 10 December XXXX

Keywords:
Thermoelectric generator, ducting, efek
Seeback, Renewable Energy

1. Pendahuluan
Berdasarkan outlook energi Indonesia (OEI) Dewan Energi Nasional (DEN) 2019 menyatakan
permintaan listrik pada tahun 2025 akan tumbuh 11 – 12 % dan pada tahun 2050 akan tumbuh
sebesar 6-7%, permintaan listrik tersebut masih didominasi oleh sektor rumah tangga,
kemudian sektor industri dan komersial [1][2]. Untuk mencukupi kebutuhan dan permintaan
listrik di Indonesia saat ini masih didominasi oleh sumbangan energi yang tidak dapat
diperbarui yaitu batu bara, bahan bakar gas, dan bahan bakar minyak[3]. Energi yang tidak
dapat diperbarui tentu saja lama kelamaan akan habis, oleh karena itu Indonesia kini harus
meningkatkan penggunaan energi berbasis energi baru terbarukan baik secara makro maupun
mikro yang salah satunya adalah energi surya [4]. Energi surya yang bersumber dari matahari
merupakan salah satau sumber yang memberi kehidupan di Bumi[5]. Radiasi matahari yang
sampai kebumi berkisar antara 1308 – 1398 akan berubah seiring revolusi bumi mengelilingi
matahari[6]
Energi surya yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah dengan Thermoelectric.
Termoelektrik (thermoelektric) merupakan komponen yang dapat menjadikan perbedaan
temperatur menjadi energi listrik (Thermoelectric Generator) atau dari tegangan listrik berubah
menjadi beda temperature (Thermoelectric Cooler)[7].
Dalam pemanfaatan thermoelectric generator (TEG) sebagai pembangkit listrik skala mikro.
Penelitian ini membutuhkan 2 jenis temperatur yaitu temperatur panas dan temperatur dingin.

20
Temperatur panas didapatkan dari proses perpindahan panas sisi panas TEG yang ditempelkan
pada atap galvalume yang panas akibat dari pancaran radiasi matahari yang dalam penelitian
kali ini digantikan oleh radiasi lampu halogen yang pancarannya disesuaikan dengan data
aktual radiasi matahari pada waktu tersebut . Temperatur dingin didapatkan dari ducting
(saluran) yang menempel pada sisi dingin TEG, ducting ini digunakan untuk saluran air ataupun
udara yang mengalir dan bersirkulasi.

2. Metodologi
Penelitian kali ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan miniatur
rumah yang bervolume 2 m3 dengan rangka baja ringan c 75, atap menggunakan atap
galvalume dengan tebal 0.3 mm dengan ukuran 1 m x 1 m serta dinding menggunakan triplek
dengan isolasi steorofoam di dalamnya. Rumah tersebut di dalamnya terdapat ducting atau
saluran menggunakan material berbahan almunium. Ducting digunakan sebagai saluran
pendingin yang akan dilewati oleh udara.

Gambar 1. Skematik penelitian 1: Rangka, 2:kipas, 3: Atap galvalume, 4:Thermoelectric


generator, 5: Ducting pendingin, 6:Batrai

Atap galvalume yang merupakan media penerima panas yang bersumber dari lampu
halogen merupakan atap hasil paduan dari 43% seng, 55% almunium, 1.5% silicon. Atap
galvalume memiliki ragam bentuk, diantaranya bentuk gelombang kecil, gelombang besar, atau
plat. Tebal atap galvalum juga beragam mulai dari 0.3 mm, 0.35 mm, 0.40 mm dan panjang tiap
lembarnya juga beragam. Atap galvalume dapat menyerap lebih banyak panas dibandingkan
dengan atap genteng dari tanah liat[8]
Termoelektrik merupakan suatu komponen yang dapat mengkonversi secara langsung
perbedaan termperatur menajadi listrik, yaitu perbedaan temperatur panas dan dingin[9][10].
Generator termoelektrik berfungsi berdasarkan prinsip kerja Seebeck effect[11]. Seebeck effect
adalah merubah langsung beda temperature menjadi daya listrik, nama seebeck diambil dari
fisikawan jerman pada tahun 1821[12]. Tegangan yang dihasilkan berbanding lurus dengan
perbedaan temperature, semakin besar perbedaan suhu semakin besar tegangan yang
dihasilkan[10] untuk menentukan koefisien seebeck :

∆V −Vhot −Vcold
S= = [1]
∆T Thot−Tcold

21
Dalam penelitian kali ini thermoelectric generator yang digunakan tipe SP1848-27145 SA,
dengan spesifikasi :

1. Dimensi 40mm x 40 mm x 3.4 mm


2. Nilai referensi hasil percobaan

∆T (oC) Tegangan (V) Arus (mA)


20 0,97 225
40 1.8 368
60 2.4 469
80 3.6 558
100 4.8 669

Ducting merupakan saluran yang berfungsi untuk mendistribusikan udara ataupun fluida
lain. Ducting berbahan almunium dengan tebal 0.5 mm, sambungan ducting dengan cara dilipat
dan sambungan antar bagian menggunakan mur dan baut. Posisi ducting disesuaikan dengan
struktur rangka dan atap.

Gambar 2. Ducting sebagai penyalur udara dari kipas

Ducting digunakan untuk tempat thermoelectric generator dengan sisi dingin thermoelectric
generator menempel pada ducting sehingga sisi panas thermoelectric generator dapat
menempel pada atap galvalume.

22
Gambar 3. Posisi thermoelectric generator yang menempel pada atap

Setelah diperoleh perbedaan temperature, thermoelectric generator baru dapat


menghasilkan beda potensial. Pada thermoelectric generator besar beda potensial
sebanding dengan beda temperatur[13]. Selain memanfaatkan panas atap Thermoelectric
juga dapat memenfaatkan panas buang dari mesin[14].

2.1. Data penelitian


Data yang diperoleh dalam pengambilan data penelitian ini antara lain :
1. Temperatur sisi dingin Thermoelectric generator
2. Temperatur sisi panas Thermoelectric generator
3. Temperatur udara masuk
4. Temperatur udara keluar
5. Temperatur atap
6. Radiasi Lampu Hologen
7. Temperatur lingkungan
8. Temparatur rumah
9. Tegangan
10. Arus

Proses yang terjadi sampai diperolehnya data yaitu diawali dengan pancaran radiasi
lampu halogen yang besarnya disesuaikan dengan radiasi matahari aktual dari peneliti
terdahulu yang kemudian diserap oleh atap galvalum. Kemudian panas yang diserap
oleh atap galvalum langsung menempel pada sisi panas Thermoelectric generator yang
sisi dinginnya menempel pada ducting, di dalam ducting terdapat sirkulasi udara yang
bersumber dari kipas dengan kecepatan 5 m/s. Setelah data diperoleh pengolahan data
yang dilakukan adalah dengan menghitung :
1. Daya
Daya listrik atau electrical power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam
sebuah sirkuit/rangkaian[15].
P=V.I
[2]

3. Hasil dan pembahasan

23
Setelah dilakukan pengujian yang dilakukan setiap 30 menit dan dilakukan pada jam 08.00 –
17.00, maka dihasilkan perolehan data Tegangan, arus dan daya sebagai berikut :
Tabel 1.
Hasil Pengujian

Dari table 1 di atas terdapat fenomena yang terjadi yaitu semakin besar radiasi yang diterima
atap galvalum maka semakin besar tegangan yang diperoleh.
4. Kesimpulan
1. Panas atap galvalum yang diterima dapat dimanfaatkan menjadi listrik.
2. Radiasi lampu terbesar pada pukul 11.00 yaitu sebesar 1210 W/m 2 yang menghasilkan
tegangan 0,783 V, 0,001 A, dan daya 0,00078 W . Radiasi lampu terkecil pada pukul 17.00
yang menghasilkan 0,185 V, 0,001 A dan daya 0,00019 W.
Daftar Pustaka
[1] Tim Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional, Indonesia Energy Out Look 2019, vol. 53, no.
9. 2019.
[2] R. R Ramli, “Kementerian ESDM: Konsumsi Listrik Mulai Berangsur Naik,” Agu 2020.
[3] V. Fabian Thomas, “Energi Fosil Sumbang 85% Listrik RI per Mei 2020, Terbanyak PLTU Energi
Fosil Sumbang 85% Listrik RI per Mei 2020, Terbanyak PLTU,” Agu 2020.
[4] M. Khalid, M. Syukri, dan M. Gapy, “Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik
Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik,” J. Karya Ilm. Tek. Elektro, vol.
1, no. 3, hal. 57–62, 2016.
[5] S. Hamdi, “MENGENAL LAMA PENYINARAN MATAHARI SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER
KLIMATOLOGI,” hal. 7–16, 2013.
[6] A. Pudjanarsa dan D. Nursuhud, Mesin Konveris Energi, Edisi 3. Yogyakarta: ANDI, 2013.
[7] Rafika, Rahmat, dan Azridzal, “KAJI EKSPERIMENTAL PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS
THERMOELECTRIC GENERATOR ( TEG ) DENGAN PENDINGINAN MENGGUNAKAN UDARA,”
vol. 5, hal. 7–11, 2016.
[8] A. E. Putra, R. Rifky, dan A. Fikri, “Pemanfaatan Panas Buang Atap Seng dengan
Menggunakan Generator Termoelektrik sebagai Sumber Energi Listrik Terbarukan,” Pros.
Semin. Nas. Teknoka, vol. 3, no. 2502, hal. 38, 2019, doi: 10.22236/teknoka.v3i0.2911.
[9] G. Andrapica, R. I. Mainil, dan A. Aziz, “Pengujian Thermoelectric Generator Sebagai
Pembangkit Listrik Dengan Sisi Dingin Menggunakan Air Bertemperatur 10 oc,” J. Sains dan
Teknol., vol. 14, no. 2, hal. 45–50, 2017, [Daring]. Tersedia pada:
https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JST/article/view/3983/3867.
[10] K. M. Mahmud, S. A. Yudistirani, dan A. I. Ramadhan, “Model Thermoelectric Generator ( TEG
) Small Modular As Micro Electricity Plant At Indonesia Part 1 : Design And Material,” vol. 5,
no. 09, hal. 1–6, 2016.
[11] C. Paper, V. Kotebavi, A. V. Vidyapeetham, A. V. Vidyapeetham, dan B. Campus,
“Performance study of thermo-electric generator,” no. July 2017, 2018, doi:
10.1063/1.4990247.
[12] C. Cekdin, Z. Nawawi, dan M. Faizal, “The usage of thermoelectric generator as a renewable
energy source,” vol. 18, no. 4, hal. 2186–2192, 2020, doi:

24
10.12928/TELKOMNIKA.v18i4.13072.
[13] M. Abrar, Studi Karakteristik modul generator termoelektrik tipe SP 184827145 SA. Surabaya:
Institus Teknologi Sepuluh November, 2016.
[14] N. Sugiartha dan S. N. I Putu, “THE POTENTIAL OF THERMOELECTRIC GENERATOR FOR
ENGINE EXHAUST HEAT RECOVERY APPLICATIONS,” vol. 15, no. 49, hal. 1–8, 2018.
[15] B. Mismail, Rangkaian listrik, Jilid pert. Bandung: ITB BANDUNG, 1995.

25

Anda mungkin juga menyukai