Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam suatu proses pabrik pendingin sangat vital. Air digunakan untuk sumber
pendingin membutuhkan suatu sarana yang dapat mengembalikan ke kondisi semula. Dalam
industri kimia, air pendingin sangat dibutuhkan dalam industri kimia sebagai media untuk
melakukan pertukaran antara fluida yang panas dan air pendingin. Berlangsungnya
pertukaran panas tersebut terjadi di dalam suatu heat exchanger atau yang lebih spesifik
disebut dengan cooler. Pertukaran panas tersebut menyebabkan air dingin mengalami
perubahan temperatur dimana temperatur air pendingin menjadi naik karena disebabkan oleh
panas yang dibawa oleh suatu fluida yang diserap oleh air.
Air yang mengalami perubahan temperatur tersebut tidak dapat langsung digunakan
kembali sebagai pendingin dan juga tak dapat dibuang ke sungai atau ke lingkungan, karena
dapat menyebabkan terjadi pengaruh terhadap lingkungan yang disebabkan oleh temperatur
air yang dibuang masih sangat tinggi dan tidak memenuhi syarat Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
Untuk mengatasi itu perlu dilakukan suatu proses pendinginan untuk menurunkan
temperatur air tersebut sehingga dapat digunakan kembali sebagai pendingin sehingga dapat
dibuang ke lingkungan. Proses pendinginan air tersebut dapat dilakukan di dalam suatu tower
pendingin yang disebut Cooling Tower. Dimana proses pendinginan dapat terjadi dengan
bantuan udara luar serta alat untuk mempercepat pendinginan tersebut, yang biasa digunakan
di dalam industri kimia adalah kipas (fan). Penggunaan teknologi cooling tower (menara
pendingin) dewasa ini dirasakan sangat penting dalam tiap industri dalam rangka pelaksanaan
efisiensi dan konservasi energi. Oleh karena itu pemahaman tentang prinsip kerja atau operasi
cooling tower sangat diperlukan.
Heat Exchanger merupakan suatu peralatan, dimana terjadi perpindahan panas dari suatu
fluida yang dengan temperatur lebih tinggi kepada fluida yang temperaturnya lebih rendah.
Berdasarkan kontaknya, maka heat exchanger dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1) Direct Contact Heat Exchanger
Fluida yang panas berhubungan langsung dengan fluida dingin dalam suatu bejana atau
ruangan tertentu.Contoh : Cooling Tower.
2) Indirect Contact Heat Exchanger
Fluida panas tidak berhubungan langsung dengan fluida dingin, tetapi heat transfer melalui
media perantara (wall). Contoh : Shell and Tube Heat Exchanger.

Cooling tower merupakan suatu alat atau unit yang digunakan untuk pembuatan cooling
tower yang baik. Air pendingin yang berasal dari alat atau sistem penukar panas didinginkan
di menara pendingin dengan cara mengontakkan dengan udara yang dilewatkan secara
berlawanan arah. Bila zat cair panas dikontakkan dengan gas tak jenuh, sebagian dari zat cair
itu akan menguap dan suhu zat cair akan turun. Penurunan suhu zat cair demikian biasanya
merupakan tujuan dari berbagai operasi kontak gas dan zat cair, lebih lebih kontak udara
gas. Fungsi cooling tower adalah memproses air atau cooling tower yang panas menjadi air
dingin, sehingga dapat digunakan kembali dan untuk mengatasi polusi lingkungan.
Konstruksi cooling tower terdiri dari sistem pemipaan dengan banyak nozzle, fan/blower,
bak. Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk sistem AC sentral dengan
sistem kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi.
Cooling tower ini beroperasi menurut prinsip difusi, dimana adanya perubahan
temperatur dapat mengakibatkan perbedaan besarnya laju perpindahan massa dan panas yang
terjadi. Besarnya laju perpindahan massa dan panas dipengaruhi oleh luas daerah kontak
antara fluida panas dengan fluida dingin, waktu kontak, kecepatan fluida dan temperatur
fluida. Pada cooling tower sebagian air menguap ke udara dan kalor sensibel berpindah dari
air panas ke udara yang lebih dingin. Kedua proses itulah yang mengakibatkan turunnya
temperatur air dan untuk menjaga keseimbangan air, kita hanya perlu menambahkan air
(make up water) untuk menggantikan air yang hilang karena penguapan atau terbawa oleh
udara.
1.2. Tujuan
1) Mengetahui cara dan prinsip kerja Cooling Tower Apparatus.
2) Mengetahui perhitungan pada Cooling Tower Apparatus.
3) Mengetahui aplikasi dari Cooling Tower.
4) Mengetahui beberapa perubahan panas yang terjadi dibandingkan dengan laju udara yang
masuk.
1.3. Permasalahan
1) Bagaimanakah pengaruh flowrate udara terhadap temperatur air keluar?
2) Bagaimanakah pengaruh kecepatan udara terhadap pressure drop melalui packing dan
approach to wet bulb?
3) Bagaimanakah cara menentukan spesifik volume untuk menentukan kecepatan alir udara
melalui psychometric chart?
1.4. Hipotesis
1) Semakin besar kecepatan udara, maka pressure drop melalui packingakan semakin besar,
tetapi sebaliknya approach to wet bulb akan menjadi kecil.
2) Semakin besar flowrate udara yang masuk, maka temperatur akan semakin menurun.

1.5. Manfaat Percobaan


1) Dengan diketahui hubungan antara kecepatan udara terhadap approach to wet bulb dan
presure drop, maka dapat diaplikasikan pada peralatan cooling tower secara lebih efisien.
2) Dapat mengetahui spesifik volume udara dari psychometric chart untuk menentukan
kecepatan alir udara.
3) Dapat mempelajari prinsip kerja cooling tower secara termodinamika.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cooling Tower


Teknologi pendingin sudah lama diketemukan dengan teknologi pertama kali dengan
teknologi pendinginan udara. Kemudian teknologi pendinginan air baru ditemukan sebab
dengan pendinginan air pendinginan menjadi lebih konstan. Pertama teknologi pendinginan
air menggunakan sungai, sumur, danau dan kanal. Tapi sejak perluasan industri yang sudah
sangat luas banyak industri berdiri jauh dari sumber air, apalagi suatu industri yang berdiri di
negara yang minim sumber air. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, maka
untuk mendinginkan air yang telah digunakan pada suatu proses sebelum dibuang ke
lingkungan sekitar, setelah ditemukan suatu teknologi menara pendingin (cooling tower).
a). Pengertian Cooling Tower
Cooling Tower adalah suatu alat yang dipergunakan mendinginkan air proses
(cooling water) dengan cara mengkontak air tersebut dengan udara. Cooling Tower adalah
suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan sejumlah panas dari suatu fluida ke fluida
lain.
b). Prinsip Operasi Cooling Tower
Cooling tower ini beroperasi menurut prinsip difusi, dimana adanya perubahan
temperatur dapat mengakibatkan perbedaan besarnya laju perpindahan massa dan panas yang

terjadi. Besarnya laju perpindahan massa dan panas dipengaruhi oleh luas daerah kontak
antara fluida panas dengan fluida dingin, waktu kontak, kecepatan fluida dan temperatur
fluida. Sedangkan cooling water adalah air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan
peralatan. Pendinginannya air terjadi didalam cooling tower.
Pada cooling tower sebagian air menguap ke udara dan kalor sensibel berpindah
dari air panas ke udara yang lebih dingin. Kedua proses itulah yang mengakibatkan turunnya
temperatur air dan untuk menjaga keseimbangan air, kita hanya perlu menambahkan air
(make up water) untuk menggantikan air yang hilang karena penguapan atau terbawa oleh
udara.

Gambar 2.1 Sistem Operasi Menara Pendingin


c). Macam-Macam Cooling Tower
Pada dasarnya cooling tower terbagi beberapa macam antara lain, yaitu:
1). Berdasarkan arah aliran udara masuk
a). Cross flow.
b). Counter current flow.
2). Berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti fan atau blower
a). Induced draf (alat bantu berada dibagian puncak tower)
b). Force draf (alat bantu berada dibagian bawah tower)

Gambar 2.2 Macam Macam Menara Pendingin


3). Berdasarkan kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu
a). Atmosphere (udara pada kondisi atmosphereric mengalir bebas tanpa
tower).

memakai penutup

b). Natural draf (udara mengalir dalam udara pendinginan dari tower namun kondisi udara
belum tentu atmospheric).
2.2. Cooling Water
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengolahan/ penyediaan cooling water adalah:

1) Cooling Tower (Basin, ID fan).


2) Pompa Cooling Water.
3) Sistem Injeksi bahan kimia.
Cooling water atau air pendingin adalah suatu media air yang berfungsi sebagai suatu
media air yang berfungsi untuk mengambil panas dari suatu proses atau equipment dengan
jalan perpindahan panas (heat transfer). Cooling water sistem pada garis besarnya dibagi
menjadi 2 (dua) tipe, yaitu:
1). Recirculation Type.
a) Open type, yaitu dimana sebagian air setelah mengalami pemanasan akan diuapkan untuk
proses pendinginannya kembali.
b) Close type, yaitu dimana pendingin kembali airnya tanpa penguapan. Type ini biasanya
dipakai untuk internal engine combustion system.
2) Once Through Type (tergantung penggunaannya).
Cooling water sangat penting gunanya untuk pabrik, karena apabila ada
gangguan
cooling waterakan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi
atau akan
menyebabkan kerusakan alat baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu
Cooling Water System harus dikontrol dengan sebaik-baiknya, minimal mampu beroperasi
tanpa gangguan selama 1-2 tahun. Adapun tujuan digunakannya cooling water adalah :
1) Korosi yang terjadi dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
2) Deposit yang terjadi didalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
3) Pertumbuhan bakteri, jamur, lumut terkendali.
4) Menaikkan efisiensi alat pendingin.
5) Tidak merusak lingkungan.
Beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap cooling water adalah sebagai
berikut:
1) Make Up Air Pendingin
Sebagai make up adalah filter water. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar karena
filter water membawa beberapa komponen yang dapat mengakibatkan timbulnya deposit
maupun korosif.
2) Lingkungan Sekitar

Karena sebagai media pendingin dari air pendingin di cooling water adalah udara
yang diambil dari sekitarnya, maka tidak lepas dari kotoran atau benda asing lainnya yang
dibawa udara masuk kesistem air pendingin, akibatnya terkontaminasi.
3) Proses yang terkait
Yang dimaksud proses terkait adalah bentuk atau macam fluida yang didinginkan, Hal
ini biasanya terjadi karena kebocoran dari peralatan. Misalnya Heat Exchanger untuk
pelumas gas ammoniak atau gas sintesa apabila terjadi kebocoran akan mengakibatkan
kontaminasi air pendingin.
4) Bahan Kimia
Penggunaan bahan kimia melalui injeksi tidak terkontrol menimbulkan efek samping,
pengaruh ini lebih dominan bilamana jumlahnya semakin besar.
2.3. Treatment Prosedur
Ada beberapa batasan yang harus diperhatikan air sebelum masuk ke cooling tower, yaitu:
1) pH harus dijaga kondisi normal, yaitu 6-7, karena pH yang lebih tinggi akan menyebabkan
perubahan lignin pada penangasan weed fiber.
2) Inhibitor korosi dipilih berdasarkan pada adanya serat-serat kimia dalam make up water
dan material dari peralatan Heat Exchanger.
3) Penambahan zat anti alga dan jamur diperlukan untuk menjaga keadaan zat kimia tersebut.
2.4. Pengontrolan Cooling Water
Yang dimaksud dengan Cooling water control system adalah usaha-usaha untuk menjaga
kualitas dan kuantitas cooling water sesuai dengan parameter design yang telah ditetapkan.
Kuantitas / jumlah cooling water ditentukan oleh kondisi mekanik seperti pompa, opening
valve, tekanan yang mempengaruhi flow cooling water. Sedangkan kualitas cooling water
ditentukan oleh chemical treatment yang dilakukan. Adapun bahan kimia yang diinjeksikan
untuk chemical treatment adalah:
1) Pencegah Korosi (Corrossion Inhibitor)
Korosi adalah suatu peristiwa perusakan water olehreaksi kimia atau reaksi
elektrokimia. Untuk menghindari ini maka diinjeksikan bahan kimia yang dapat melapisi
permukaan metal (protective film) agar terhindar dari pengaruh korosi atau dapat menurunkan
kecepatan korosi. Bahan kimia ini berupa cairan yang terdiri dari Ortho Phospat, Poly
Phospat dan Phospat dengan perbandingan tertentu, diinjeksikan ke dalam cooling water
system sampai di dapat kadar Ortho Phospat sebesar 12 17 ppm.
2) Pencegah Kerak (Scale Inhibitor)
Kerak terjadi karena adanya endapan deposit dipermukaan metal. Endapan ini dapat
digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:

Mineral scale, yaitu pengendapan garam-garam kistal apabila daya kelarutannya dilampaui
(misalnya: garam-garam Ca, Mg, SiO2).
a) Suspended metter, yaitu partikel-partikael asing yang masuk ke dalam sistem karena
terbawa udara (misalnya: debu).
b) Corrosion Product, hasil sampingan dari proses korosi yang tidak larut dalam air.
Adanya kerak dalam permukaan pipa akan menyebabkan, sebagai berikut:
a) Mengganggu perpindahan panas.
b) Menyebabkan penyumbatan pipa.
c) Penyebab korosi.
Untuk menghindari terbentuknya pengendapan, yang berupa garam Ca, maka diinjeksikan
scale inhibitor (Dispersant). Terbentuknya kerak ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a) pH, makin tinggi pH maka makin mudah terjadinya pengendapan.
b) Temperatur, makin tinggi temperatur maka kelarutan garam calsium carb semakin turun
sehingga bertendensi terjadi pengendapan
c) Flow rate, semakin rendah flow rate memperbesar kesempatan pengendapan
3) Pencegah Slime (Slime inhibitor)
Slime dalah lendir yang berwarna coklat kehitaman yang menempel di permukaan
pipa. Slimeakan mengurangi effect pencegahan korosi dan menurunkan efisiensi cooling
water. Slime disebabkan oleh adanya bakteri mikroorganisme yang terbentuk dalam cooling
water. Untuk mencegah bakteri/ mikroorganisme tersebut, diinjeksikan gas chlorine yang
akan mampu membunuh hampir semua mikroorganisme yang ada. Disamping bakteri, gas
chlorine juga mampu menghilangkan fungi/ jamur, alga/ganggang dan lumut. (Utility Plant,
PT PUSRI, Page 8 10).
Secara umum elemen-elemen yang dimiliki oleh suatu steam plant terlihat pada
komponen-komponen antara lain boiler, kondensor, pompa, turbin dan juga cooling tower.
Cooling tower terbagi beberapa macam antara lain:
1) Menurut metode perpindahan panas
a) Wet cooling tower (cooling tower basah)
Pada Menara Pendingin jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur yang
lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif kering. Seperti udara
jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan relatif sama. Udara, jika tidak jenuh, akan
menyerap uap air lebih banyak, meninggalkan sedikit panas pada aliran air.
b) Dry cooler (pendingin kering)

Menara Pendingin ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati


permukaan yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan
terjadi perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan lebih besar
daripada proses penguapan.
c). Fluid cooler (pendingin fluida)
Pada Menara Pendingin ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana air
hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari air. Perpindahan panas
yang dihasilkan lebih mendekati ke Menara Pendingin basah, dengan keuntungan seperti
pada pendingin kering yakni melindungi fluida kerja dari lingkungan terbuka.
2) Menurut metode pembangkitan aliran udara
a) Natural draft (penggerak udara alami)
Udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati cerobong yang
tinggi. Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi perbedaan densiti dengan
udara kering, pendingin udara luar. Udara campuran panas memiliki densitas yang lebih kecil
daripada udara yang lebih kering pada temperatur dan tekanan yang sama. Buoyancy udara
campuran tersebut menghasilkan arus udara melewati menara.
b) Mechanical draft (penggerak udara mekanik)
Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan
udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi, yang
membantu untuk meningkatkan waktu kontak antara air dan udara. Hal ini membantu dalam
memaksimalkan perpindahan panas diantara keduanya.
Menurut letak kipasnya maka Menara Pendingin dapat dibagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1) Induced draft
Kipas pada Menara Pendingin ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara
melintasi menara.Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan rendah dan kecepatan udara
keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan resirkulasi udara.
2) Forced draft
Pada Menara Pendingin ini kipas terletak pada bagian masukan tower, sehingga
menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan kecepatan yang rendah
pada bagian keluaran.Kecepatan yang rendah pada bagian keluaran menyebabkan lebih
mudah terjadi resirkulasi udara. Kerugian lainnya desain penggerak paksa membutuhkan
daya motor yang lebih tinggi daripada desain kipas pada tipe induced draft. Keuntungan
penggerak paksa adalah kemampuannya dalam bekerja pada tekanan statik yang tinggi.
3) Menurut arah aliran udara terhadap aliran air
a) Aliran crossflow

Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap aliran air pada
bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui bagian keluaran udara akibat gaya
tarik dari fan yang berputar.

Gambar 2.3 (Cooling tower tipe aliran crossflow)


b) Aliran counterflow
Pada tipe ini, aliran udara pada saat melewati bahan pengisi (fill material) sejajar dengan
aliran air dengan arah yang berlawanan. Beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap
cooling water adalah sebagai berikut:
1) Make Up Cooling Water
Sebagai make up adalah filter water. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar karena
filter water membawa beberapa komponen yang dapat mengakibatkan timbulnya deposit
maupun korosif.
2) Lingkungan Sekitar
Karena sebagai media pendingin dari air pendingin di cooling water adalah udara yang
diambil dari sekitarnya, maka tidak lepas dari kotoran atau benda asing lainnya yang dibawa
udara masuk kesistem air pendingin, akibatnya terkontaminasi.
3) Proses yang terkait
Yang dimaksud proses terkait adalah bentuk atau macam fluida yang didinginkan. Hal
ini biasanya terjadi karena kebocoran dari peralatan. Misalnya Heat Exchanger untuk
pelumas gas ammoniak atau gas sintesa apabila terjadi kebocoran akan mengakibatkan
kontaminasi air pendingin.
4) Bahan Kimia
Penggunaan bahan kimia melalui injeksi tidak terkontrol menimbulkan efek samping,
pengaruh ini lebih dominan bilamana jumlahnya semakin besar.

Gambar 2.4 (Cooling tower tipe aliran counterflow)


2.5. Fungsi Cooling Tower
Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebab cooling tower merupakan bagian dari
utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses air yang panas menjadi air
yang dingin yang digunakan kembali yang bisa dirotasikan. Cooling tower salah satu alat
yang juga mengolah air untuk mengatasi masalah polusi lingkungan.

2.6. Persyaratan Proses Cooling Tower


Umumnya batasan operasi cooling tower adalah pada suhu 120oF. Temperatur air
keluar biasanya lebih rendah dari 120 oF. Pada saat temperatur air proses melebihi 120 oF
perlu dilakukan tahapan evaporasi dengan menggunakan cooler sehingga tidak terjadi kontak
langsung antar air panas dan udara.Temperatur air terendah yang mungkin didinginkan di
dalam cooling tower tergantung pada wet bulbtemperatur udara, tetapi ini bukanlah batasan
mutlak karena tekanan uap keluar dan wet bulb temperatur dalam cooling tower disebut
Approach.

2.7. Packing Cooling Tower


Jenis bahan isian atau packing pada cooling tower biasanya khusus, seperti kayu
sipres yang mempunyai daya tahan aksi gabungan air dan angin. Pengisian packing pada
cooling tower harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1) Permukaan interfacial antara fuida yang akan didinginkan dengan fluida yang
mendinginkan besar.
2) Memiliki karakteristik aliran fluida yang didinginkan pada packing harus terjadi
pertukaran volume fluida yang besar melalui cross section tower yang kecil tanpa loading/
fleeding dan presure drop yang rendah untuk gas.
3) Zat inert fluida dapat diproses secara kimia.
4) Mempunyai kekuatan struktural sehingga mudah dalam penangan dan instalasi.
5) Biayanya murah.
Terdapat dua cara pengisian packing, yaitu:
1)

Random Packing
Jenis random packing yang digunakan, yaitu:

a) Rasching ring
b) Lessing ring
c) Partition ring
d) Belt saddle
e) Intalox saddle
f) Tellerate

g) Pall ring atau flexiring


2) Regular Packing
Jenis regular packing yang digunakan, yaitu:
a) Rasching ring
b) Doble spiral ring
c) Section through expanded metal packing
d) Wood grids

2.8. House Power


Pada cooling tower sumber daya yang digunakan sebagai pengeluar udara adalah fan atau
blower, kecepatan tergantung dari beberapa banyak air yang akan diinginkan. Jumlah dari fan
tergantung pada faktor cooling tower, termasuk type fill, konfigurasi tower dan kondisi
thermal. Untuk menghitung dari output dari fan adalah sebagai berikut:

Static

(1)

Dimana:
:

Volume udara (ft3/ min).

hs :

Static head di dalam air.

Densitas air pada temperatur ambient (lb/ ft3).

2.9. Pump Horse Power


Pompa adalah salah satu bagian yang terpenting dari cooling tower untuk mengalirkan
air dari dasar cooling tower menuju bagian spray pada puncak cooling tower.
Caramenghitung reducing pompa adalah :

Pump bhp

Dimana:
ht

total head, ft.

(2)

2.10. Teori Difusi


Suatu pristiwa difusi melibatkan peresapan satu fluida lainnya misalnya, gas udara
yang mengandung sejumlah kecil uap aseton yang larut dalam air sedangkan udara tidak larut
dalam air. Seandainya campuran udara-aseton dimasukkan ke menara dimana air akan
mengalir secara kontinu sehingga molekul aseton melekat ke molekul air. Maka molekul
aseton dalam lapisan film udara menyentuh lapisan film liquid dan menyerap dengan cepat
oleh larutan tersebut dalam liquid sehingga konsentrasi aseton dalam lapisan udara lebih kecil
dibandingkan yang terlarut.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


1) Satu unit Cooling Tower Armfiel yang dilengkapi dengan pemanas.
2) Aquadest.
3) Udara bebas (sebagai media pendingin).
3.2. Prosedur Percobaan
1) Siapkan peralatan cooling tower supaya dapat beroperasi.
2) Isi aquadest ke basin.
3) Hubungkan cooling tower dengan arus listrik, atur debit air yang mengalir dan Q sesuai
dengan yang dikehendaki.
4) Catat temperatur inlet dan outlet untuk dry bulb dan wet bulb T1 T6 tekanan dan presure
drop yang ditunjukan. Lakukan pengambilan data sebanyak lima kali dengan tekanan yang
berbeda-beda.

5) Hitung laju alir udara masing-masing data.

Anda mungkin juga menyukai