FISIKA BANGUNAN
DOSEN PEMBIMBING : DEASSY SISKA, S.Si,M.Sc
EQUESTION WORD
DISUSUN OLEH:
RAIHAN MUFIDA(170160002)
RAJA ISNUR JM (160160081)
2A
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2018
BAB 1
VENTILASI ALAMI
Beberapa nilai negatif ventilasi alami adalah: (1) suhu tidak mudah diatur,
(2) kecepatan angin tidak mudah diatur, (3) kelembaban tidak mudah diatur, (4)
kualitas udara tidak mudah diatur (debu, bau, dan polusi lain), (4) gangguan
serangga, (5) gangguan lingkungan (kebisingan dan lain-lain) sulit dicegah, (6)
bukaan mungkin akan beresiko pada keamanan, dan (7) untuk bangunan yang
bermassa gemuk maka ventilasi alami sulit menjangkau bagian tengah.
Tidak ada perbedaan yang jelas antara musim kering (kemarau) dan
basah (hujan). Baik musim hujan maupun musim kering dapat
berlangsung lama sehingga bisa terjadi tumpang tindih musim.
Suhu udara relatif tinggi dengan amplitudo suhu siang-malam kecil (24
- 32°C), walaupun suhu udara di daerah pegunungan dapat jauh lebih
rendah dari angka tersebut.
Kecepatan angin rendah (terutama pada pagi dan malam hari). Pada
siang hari umumnya angin berhembus cukup kuat.
Kelembaban udara tinggi (60 - 95%). Kelembaban yang tinggi ini
menyebabkan kulit terasa lengket karena keringat yang tidak dapat
dengan leluasa menguap sehingga menempel di kulit. Kondisi ini
menyebabkan munculnya rasa tidak nyaman.
Radiasi matahari cukup tinggi (>900 W/m2), walau sering juga tertutup
mendung (<100 W/m2).
Hujan deras dapat turun dalam beberapa hari berturut-turut, umumnya
pada siang atau sore hari.
Hampir selalu berawan. Langit sering berawan merata yang sangat
menyilaukan mata dan menyebabkan perasaan tertekan.
Flora beraneka ragam, tanah subur, tidak mengenal musim gugur.
Jamur tumbuh dengan pesat.
Fauna beraneka ragam, termasuk serangga pengganggu yang
berbahaya, seperti nyamuk.
Berdebu.
Karat logam dan pelapukan organik mudah terjadi.
Penduduknya mengembangkan budaya kehidupan di luar rumah
(outdoor living)
Pakaian ringan dan longgar. Bertelanjang dada dan kaki adalah hal yang
wajar di hari panas.
Tenaga mudah tersedot habis (kelelahan, fatigue). Untuk mengatasi
keadaan yang tidak nyaman ini diperlukan recovery dalam bentuk tidur
siang (siesta).
http://www.epa.gov/iaq/glossary.html
http://www.airvent.com/homeowner/whyVent/glossary.shtml
http://www.sustainableenergycoalition.org/energy_glossary/ventilation.html
Angin adalah udara yang bergerak. Gaya penggerak angin (wind driving
force) adalah gaya yang menyebabkan udara bergerak. Udara bergerak karena
adanya gaya yang diakibatkan oleh perbedaan tekanan (∆P) dan perbedaan suhu
(∆T). Gaya apung (buoyancy, stack effect) adalah gaya gerak udara ke atas akibat
perbedaan suhu. Lapisan batas (boundary layer) adalah lapisan udara antara
permukaan bumi dan ketinggian tertentu ketika kecepatan angin tidak lagi
terpengaruh oleh kondisi permukaan bumi. Atmosfer adalah lapisan udara yang
melingkupi bumi.
Penilaian terhadap kualitas ventilasi diukur dengan standar kenyamanan
termal. Enam faktor kenyamanan termal (4 faktor lingkungan + 2 faktor
manusia) adalah:
Efek rumah kaca (green house effect) adalah efek yang diperoleh dalam
rumah kaca untuk memelihara tanaman. Matahari bersuhu amat tinggi
(permukaannya sekitar 6000°C, suhu intinya 15.000.000°C dan korona yang
mengelilinginya pun bersuhu jutaan derajat Celsius), memancarkan gelombang
pendek. Gelombang pendek dapat menembus kaca dan memanaskan permukaan
benda yang dikenainya. Permukaan tadi akan menjadi hangat dan memancarkan
gelombang panjang. Gelombang panjang tidak dapat menembus kaca sehingga
terpantul-pantul di dalam ruangan. Karena panas tidak dapat dibuang keluar maka
ruangan menjadi panas. Gejala ini juga terjadi di atmosfer bumi. Gelombang
panjang yang dipancarkan permukaan bumi akan dipantulkan kembali oleh
lapisan udara atmosfer yang terkena polusi asap dari gas buang industri dan
kendaraan bermotor. Hal ini mengakibatkan bumi menjadi semakin panas.
Zona nyaman (comfort zone) adalah daerah dalam bioclimatic chart yang
menunjukkan kondisi komposisi udara yang nyaman secara termal. Kenyaman
termal tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal karena kenyamanan tersebut
merupakan perpaduan dari enam faktor. Namun, sebagai pedoman kasar,
kenyamanan termal untuk daerah tropis lembab dapat dicapai dengan batas 24°C
< T <26°C, 40% < RH < 60%, 0,6 m/s < V < 1,5 m/s, pakaian ringan dan selapis,
dan kegiatan santai tenang. Batas-batas tersebut berdasarkan pengalaman saja.
Pada iklim tropis lembab yang suhu rata-ratanya cukup tinggi, antara 27°C hingga
32°C, suhu 24°C sudah terasa sejuk.