Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Shanju Andreas

Npm : 202201012

Prodi : agroteknologi

Semester : 3 (Tiga)

Mata kuliah : agroklimatologi

Soal UTS :

1.apa yg dimaksud dengan atmosfer ,isobar, meteorologi, cuaca,gradien tekanan (pressure


steepness),iklim, klimatologi,iklim mikro,mikroklimatologi,Palung dan punggung udara!!!

2.sebutkan ciri masing-masing lapisan pada atmosfer dan bagaimana kehidupan di bumi ,jikalau bumi
tanpa atmosfer jelaskan!!

3. Hitung suhu udara pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut,suhu dekat permukaan laut,ta
=35°C !!!

4. Jika suhu udara di Bengkulu 33°C , berapakah suhu udara di Curup(1000 m dpl)!!!!

5. Bagaimana dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global di Indonesia!!!

6. Apa itu efek rumah kaca dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan di muka bumi!!!!!

7. Sebutkan sebab terjadinya invensi dan bagaimana pengaruh lintang bumi terhadap perubahan
tekanan udara,jelaskan!!!!!

8. Jelaskan bagaimana iklim sebagai faktor lingkungan pertanian dan apa yang dapat kita lakukan
terhadap fenomena iklim tersebut!!!!

JAWABAN :

1).1.Atmosfer: Lapisan gas yang melingkupi planet, seperti Bumi. Terdiri dari nitrogen, oksigen, dan
sejumlah gas lainnya.

2.Isobar: Garis yang menghubungkan titik-titik tekanan atmosfer yang sama pada peta cuaca.

3.Meteorologi: Ilmu yang mempelajari atmosfer dan peristiwa cuaca yang terjadi di dalamnya.
4.Cuaca: Keadaan atmosfer pada suatu lokasi dan waktu tertentu, termasuk suhu, kelembaban, angin,
dan kondisi lainnya.

5.Gradien Tekanan: Perubahan cepat tekanan atmosfer antara dua lokasi, memengaruhi kecepatan dan
arah angin.

6.Iklim: Kondisi rata-rata cuaca suatu wilayah dalam jangka waktu yang panjang.

7.Klimatologi: Cabang ilmu meteorologi yang fokus pada analisis iklim dan perubahan iklim dalam skala
waktu yang panjang.

8.Iklim Mikro: Variasi iklim yang terjadi dalam area yang relatif kecil, seperti di sekitar bangunan atau
taman kota.

9.Mikroklimatologi: Ilmu yang mempelajari perubahan iklim yang terjadi dalam skala yang sangat kecil,
seperti di bawah pohon atau di sekitar tanaman.

10.Palung Udara: Area atmosfer dengan tekanan lebih rendah, sering terkait dengan kondisi cuaca
buruk.

11.Punggung Udara: Area atmosfer dengan tekanan lebih tinggi, sering kali terkait dengan cuaca yang
lebih cerah dan stabil.

2).Atmosfer Bumi terbagi menjadi beberapa lapisan utama:

1.Troposfer: Tempat terjadinya cuaca dan fenomena atmosfer lainnya. Ketinggian rata-rata sekitar 8-15
km di kutub hingga 18 km di khatulistiwa.

2.Stratosfer: Mengandung ozon dan memiliki ketinggian sekitar 15-50 km di atas permukaan Bumi.

3.Mesosfer: Terletak di ketinggian 50-85 km dan merupakan lapisan di mana meteoroid terbakar saat
memasuki atmosfer.

4.Termosfer: Memiliki ketinggian sekitar 85-600 km, di sini terjadi ionisasi dan aurora.

5.Eksosfer: Berada di atas 600 km dan bertemu dengan luar angkasa.

Atmosfer sangat penting bagi kehidupan di Bumi karena melibatkan:

Penyaringan Radiasi: Atmosfer menyaring sebagian besar radiasi matahari berbahaya.

Pemanasan Global: Beberapa gas atmosfer seperti CO2 mempertahankan panas, menjaga suhu di
permukaan cukup untuk kehidupan.

Perlindungan dari Meteoroid: Atmosfer menyerap dan menghancurkan sebagian besar meteoroid yang
masuk.
Jika Bumi tanpa atmosfer, suhu akan ekstrem—panas siang dan sangat dingin malam. Radiasi matahari
yang berbahaya akan mencapai permukaan, menyebabkan kondisi yang tidak sesuai untuk kehidupan.
Tanpa atmosfer, Bumi kehilangan lapisan pelindungnya dari meteoroid dan radiasi, membuatnya sulit
untuk mendukung kehidupan seperti yang kita kenal.

3).Untuk menghitung suhu udara pada ketinggian tertentu, kita dapat menggunakan lapse rate (laju
penurunan suhu dengan ketinggian). Lapse rate bervariasi, tetapi seringkali dapat dianggap sekitar 6.5°C
per 1000 meter.

Dengan asumsi itu, kita dapat menghitung suhu udara pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut
dari suhu dekat permukaan laut (Ta = 35°C) sebagai berikut:

T {udara di 1000 m}} = T {permukaan laut}} - {lapse rate X ketinggian}

T udara di 1000 m

=T permukaan laut

−(lapse rate×ketinggian)

T {udara di 1000 m}} = 35°C - (6.5°C/1000m \t1000m)T

udara di 1000 m

=35°C−(6.5°C/1000m×1000m)

T {udara di 1000 m}} = 35°C - 6.5°CT

udara di 1000 m

=35°C−6.5°C

T {udara di 1000 m} = 28.5°CT

udara di 1000 m

≈28.5°C

Jadi, suhu udara pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut diperkirakan sekitar 28.5°C.

4).Untuk menghitung suhu udara di Curup (1000 m dpl), kita perlu menggunakan konsep perubahan
suhu berdasarkan ketinggian. Biasanya, suhu udara akan turun sekitar 6,5°C per 1000 meter kenaikan
ketinggian.
Misalkan suhu udara di suatu tempat pada permukaan tanah adalah T1 dan perubahan suhunya adalah
ΔT. Maka suhu udara di tempat tersebut pada ketinggian H dapat dihitung dengan rumus:

T2 = T1 - (ΔT x H / 1000)

Dalam hal ini, T1 adalah suhu udara di Bengkulu yaitu 33°C dan H adalah perbedaan ketinggian antara
Curup (1000 m dpl) dan permukaan tanah (0 m dpl) yaitu 1000 m.

Jika asumsi perubahan suhu udara adalah 6,5°C per 1000 meter, maka kita bisa menghitung T2 sebagai
berikut:

T2 = 33 - (6,5 x 1000 / 1000)

= 33 - 6,5

= 26,5°C

Jadi, suhu udara di Curup (1000 m dpl) adalah sekitar 26,5°C.

5).El Nino adalah fenomena iklim yang terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis
menjadi lebih hangat dari biasanya. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global di Indonesia adalah
sebagai berikut:

1. Peningkatan suhu udara: El Nino menyebabkan peningkatan suhu udara di Indonesia. Suhu yang lebih
tinggi dapat mengakibatkan peningkatan penguapan air, sehingga dapat membuat cuaca menjadi lebih
kering.

2. Penurunan curah hujan: El Nino cenderung menyebabkan penurunan curah hujan di Indonesia. Hal ini
berdampak pada iklim yang lebih kering dan menyebabkan kemungkinan terjadinya kekeringan.

3. Musim kemarau yang lebih panjang: Dampak El Nino juga dapat mengakibatkan musim kemarau yang
lebih panjang di Indonesia. Hal ini mempengaruhi sumber daya air, pertanian, dan ekosistem alami di
negara ini.

4. Terjadinya kebakaran hutan dan lahan: El Nino dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan
di Indonesia. Kondisi kering yang diakibatkan oleh El Nino membuat hutan dan lahan lebih mudah
terbakar.

5. Gangguan ekosistem laut: El Nino juga dapat mempengaruhi ekosistem laut di sekitar Indonesia.
Perubahan suhu dalam air laut dapat mempengaruhi reproduksi dan migrasi spesies laut, serta
mengganggu rantai makanan dalam ekosistem laut.
Dampak-dampak tersebut menunjukkan bahwa El Nino dapat membawa kekeringan, penurunan hasil
pertanian, dan gangguan pada lingkungan alam di Indonesia. Oleh karena itu, pengawasan dan
pemantauan terhadap kondisi iklim global sangat penting untuk mengurangi dan mengantisipasi
dampak negatif dari fenomena El Nino.

6).Efek rumah kaca adalah proses di mana atmosfer bumi menyerap dan memancarkan kembali radiasi
panas dari permukaan yang mengarah ke luar angkasa. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2),
metana (CH4), dan uap air bertindak seperti atap pada rumah kaca, membiarkan cahaya matahari masuk
tetapi memblokir panas yang memancar keluar.

Dampak dari efek rumah kaca bagi kehidupan di muka bumi adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan suhu: Efek rumah kaca menyebabkan peningkatan suhu secara global. Peningkatan suhu
ini dapat mempengaruhi iklim, termasuk pola cuaca yang ekstrem seperti badai, suhu yang lebih tinggi,
dan curah hujan yang tidak teratur. Ini mengakibatkan perubahan lingkungan yang dapat berdampak
langsung pada kehidupan manusia dan ekosistem.

2. Pencairan es dan naiknya permukaan air laut: Peningkatan suhu global juga menyebabkan pencairan
es di kutub dan gunung es, yang akhirnya berdampak pada naiknya permukaan air laut. Ini mengancam
pulau-pulau kecil dan daerah pesisir, serta dapat menyebabkan banjir lebih sering dan merusak
ekosistem pesisir yang sensitif.

3. Perubahan ekosistem: Perubahan iklim akibat efek rumah kaca mempengaruhi ekosistem di seluruh
dunia. Perubahan suhu dan pola cuaca dapat mempengaruhi siklus hidup tanaman dan hewan, dan
memaksa mereka beradaptasi atau bermigrasi ke wilayah yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ini dapat mengganggu rantai makanan dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

4. Kekurangan air: Peningkatan suhu global juga dapat menyebabkan kekeringan yang lebih sering dan
intens. Permintaan air meningkat akibat suhu yang lebih tinggi, sementara pasokan air berkurang karena
penguapan yang lebih cepat dan perubahan pola curah hujan. Ini dapat berdampak negatif pada
pertanian, kehidupan manusia, dan ekosistem air tawar.

5. Kesehatan manusia: Perubahan iklim akibat efek rumah kaca dapat mempengaruhi kesehatan
manusia. Peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan penyakit terkait panas, seperti pingsan
panas, kejang panas, dan bahkan kematian. Perubahan pola cuaca juga dapat mempengaruhi distribusi
penyakit menular, migrasi serangga penyakit vektor, serta kualitas udara yang buruk akibat polusi.

Efek rumah kaca dan dampaknya semua berkontribusi pada perubahan lingkungan yang membahayakan
manusia dan ekosistem secara keseluruhan. Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan
melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim sangat penting untuk melindungi kehidupan di muka
bumi ini.
7).Inversi terjadi ketika udara yang lebih hangat terjebak di atas udara yang lebih dingin di permukaan
bumi. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari atau di lembah pegunungan. Beberapa sebab terjadinya
inversi antara lain:

1. Radiasi: Pada malam hari, bumi kehilangan panas yang diserap dari matahari sehingga suhu udara
yang lebih hangat di lapisan atas bumi mengalami penurunan. Ini mengakibatkan suhu udara yang lebih
dingin di permukaan bumi dan menciptakan kondisi inversi.

2. Pendinginan adveksi: Pendinginan adveksi terjadi ketika angin membawa udara yang lebih dingin di
permukaan bumi ke suatu daerah. Udara dingin ini mendinginkan lapisan udara di permukaan bumi,
sementara lapisan udara yang lebih hangat tetap di atasnya, menciptakan kondisi inversi.

3. Pembentukan dinding angin: Ketika dua massa udara bertemu dengan perbedaan kecepatan angin
yang signifikan, maka lapisan udara di pertemuan kedua massa udara tersebut menjadi sangat stabil dan
menghasilkan inversi.

Pengaruh lintang bumi terhadap perubahan tekanan udara dapat mempengaruhi terjadinya inversi.
Ketika lintang bumi semakin tinggi, tekanan udara di permukaan bumi cenderung lebih tinggi karena
tekanan atmosfer yang menekan lapisan udara di atasnya lebih besar. Hal ini dapat menciptakan kondisi
inversi, di mana udara lebih dingin tertahan di permukaan bumi dan tidak bisa naik ke lapisan atas yang
lebih hangat.

Selain itu, di lintang bumi yang lebih tinggi, suhu udara cenderung lebih dingin karena sinar matahari
yang mencapai permukaan bumi merambat melalui jarak yang lebih jauh dan terjadi pemantulan yang
lebih banyak. Suhu yang lebih dingin di permukaan bumi juga mendorong terjadinya inversi, di mana
lapisan udara yang lebih hangat terjebak di atas lapisan udara yang lebih dingin di permukaan bumi.

8).Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan pertanian yang sangat penting. Iklim mencakup suhu,
curah hujan, kelembaban udara, intensitas cahaya matahari, dan angin. Semua ini mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, reproduksi, dan produksi pertanian secara keseluruhan.

1. Suhu: Suhu yang ideal bagi pertanian bervariasi tergantung pada jenis tanaman. Suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman atau menyebabkan kerusakan
pada tanaman. Untuk mengatasi hal ini, petani dapat menggunakan teknik perlindungan, seperti
penggunaan rumah kaca atau naungan terhadap tanaman.

2. Curah hujan: Curah hujan yang cukup penting untuk pertanian karena dapat mempengaruhi
ketersediaan air dan kesuburan tanah. Curah hujan yang berlebihan atau kekurangan dapat
mengakibatkan kerusakan pada tanaman atau mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Petani dapat
menerapkan sistem irigasi untuk memastikan pasokan air yang cukup untuk tanaman.

3. Kelembaban Udara: Kelembaban udara yang tinggi atau rendah juga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Kelembaban udara yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perkembangan penyakit pada
tanaman dan kelembaban udara yang terlalu rendah dapat mengeringkan tanah dan tanaman.
Pemberian pengairan yang tepat dan penggunaan penutup tanah seperti mulsa dapat membantu
menjaga kelembaban tanah dan udara.

4. Intensitas Cahaya Matahari: Tanaman membutuhkan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk
fotosintesis. Intensitas cahaya matahari yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Petani dapat memanfaatkan pengaturan waktu tanam atau mengoptimalkan posisi tanaman
agar menerima cahaya matahari yang cukup.

5. Angin: Angin dapat mempengaruhi pertanian dengan cara yang sama seperti suhu dan kelembaban
udara. Angin kencang dapat merusak tanaman dan mengeringkan tanah. Petani dapat melindungi
tanaman dengan menggunakan perlindungan fisik, seperti peredam angin atau pagar penahan angin.

Tindakan yang dapat diambil dalam menghadapi fenomena iklim tersebut adalah:

1. Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian yang lebih tahan terhadap perubahan iklim,
seperti tanaman yang tahan terhadap suhu tinggi atau kekeringan.

2. Penyuluhan kepada petani tentang praktik pertanian yang ramah iklim, seperti penggunaan teknik
konservasi tanah dan air yang dapat menjaga kesuburan tanah dan mengurangi erosi.

3. Membangun infrastruktur pertanian yang mampu menangani efek perubahan iklim, seperti sistem
irigasi yang efisien atau pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

4. Mengembangkan sistem peringatan dini dan pengawasan terhadap bencana alam yang dapat
menyebabkan kerusakan pada pertanian, seperti banjir atau kebakaran hutan.

5. Mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama perubahan iklim melalui
penggunaan sumber energi terbarukan dan praktik pertanian yang berkelanjutan.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim terhadap
sektor pertanian dan memastikan ketahanan pangan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai