Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah Perubahan Iklim dan Lingkungan Global

Dosen Pengampu:

Dr. Uras Tantulo, Ph.D

Disusun oleh:

ALFIAN

MAHASISWA ANGKATAN III

PROGAM STUDI DOKTOR ILMU LINGKUNGAN

PASCASARJANA

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

1
BAB I

PENDAHULUAN

Perubahan iklim global merupakan salah satu issu lingkungan penting dunia
dewasa ini, artinya tidak hanya dibicarakan di Indonesia tetapi juga di negara-negara
lain di seluruh dunia. Hal ini disebabkan perubahan iklim global menyebabkan dampak
negatif pada berbagai sektor kehidupan. Beberapa dampak yang dirasakan karena
adanya perubahan iklim antara lain terjadinya peningkatan suhu rata-rata serta
peningkatan intensitas curah hujan dan bergesernya musim hujan. Menurut Kusnanto
(2011) keadaan rata-rata suhu udara di Indonesia mulai tahun 1968 hingga tahun
2007 terus mengalami peningkatan. Dalam waktu 70 tahun sejak tahun 1940 suhu
rata-rata di muka bumi mengalami kenaikan sekitar 0,50C. Menurut Firman (2009)
kondisi udara di Indonesia menjadi lebih panas sepanjang abad dua puluh, yaitu suhu
udara rata-rata tahunan telah bertambah kira-kira 0,30C.
Iklim dunia secara menyeluruh sedang mengalami kerusakan sebagai
konsekuensi dari aktivitas manusia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi
gas-gas yang menghalangi pantulan energi sinar matahari dari bumi yang
menyebabkan peningkatan efek rumah kaca dan mengakibatkan bumi, planet yang
kita huni menjadi lebih panas. Hubungan antara perubahan iklim dengan kesehatan
manusia adalah sangat kompleks. Terdapat dampak langsung seperti penyakit atau
kematian yang berhubungan dengan suhu yang ekstrim dan efek pencemaran udara
oleh spora dan jamur. Selebihnya adalah dampak yang tidak langsung dan
mengakibatkan penyakit yang ditularkan melalui air atau makanan, penyakit yang
ditularkan melalui vektor dan rodent, atau penyakit karena kekurangan air dan
makanan. Perubahan iklim mengancam stabilitas ekosistem dan keanekaragaman
mahluk hidup (biodiversity). Kerusakan sistem fisik dan ekologi bumi ini juga dapat
dibuktikan dengan adanya penipisan lapisan ozon di stratosfer, penurunan
keanekaragaman mahluk hidup, degradasi tanah, dan perubahan sistem atau siklus
air.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Iklim

Perubahan Iklim adalah perubahan pola perilaku iklim dalam kurun waktu
tertentu yang relatif panjang (sekitar 30 tahunan). Ini bisa terjadi karena efek alami.
Namun, saat ini yang terjadi adalah perubahan iklim akibat kegiatan manusia.
Perubahan iklim terjadi akibat peningkatan suhu udara yang berpengaruh terhadap
kondisi parameter iklim lainnya. Perubahan iklim mencakup perubahan dalam tekanan
udara, arah dan kecepatan angin, dan curah hujan.

Menurut United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC)


Perubahan Iklim adalah perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik
secara langsung maupun tidak langsung yang mengubah komposisi atmosfer secara
global dan mengakibatkan perubahan variasi iklim yang dapat diamati dan
dibandingkan selama kurun waktu tertentu.

Panel Antar pemerintahan PBB tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang berhasil
meyakinkan negara-negara di dunia lewat fakta-fakta ilmiah hubungan antara aktivitas
manusia dengan pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim (man-made
climate change), setelah beberapa lama hanya dianggap sebagai hipotesa belaka.
Keberhasilan dalam peningkatan kesadaran ini, yang sekaligus memberikan dasar
bagi upaya solusinya, mengantarkan IPCC menerima Hadiah Nobel Perdamaian
bersama Al Gore pada 2007.

Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi
Utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan
mencairnya gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang
terapung di perairan tersebut.

Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan


mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju
akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang
di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung
untuk meningkat.

3
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan,
secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.

Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari
tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin
akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai
(hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih
besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat
dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim

B. Faktor Penyebab Perubahan Iklim

Para ahli menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya perubahan iklim


adalah terjadinya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK). Hal yang
menyebabkan emisi GRK menjadi masalah yang besar adalah karena dalam jangka
panjang, bumi harus melepaskan energi dengan laju yang sama ketika bumi
menerima energi dari matahari. Selubung GRK yang lebih tebal akan membantu untuk
mengurangi hilangnya energi ke angkasa, sehingga sistem iklim harus menyesuaikan
diri untuk mengembalikan keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang
keluar. Proses ini disebut sebagai “efek GRK yang semakin besar”. Meningkatnya
pemanasan, sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan tahun-tahun terhangat
dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat pemanasan rata-rata selama
lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir.
Temperatur rata-rata global naik sebesar 0.74°C selama abad ke-20, Diana
pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan. Kemudian jika
dilihat dari jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer Karbondioksida
adalah penyebab palang dominan terhadap adanya perubahan Lim saat ini dan
konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa pra-industri yaitu 278 ppm (parts-
permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005.

Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata Adanya peningkatan


presipitasi pada beberapa dekade terakhir telah diamati di bagian Timur Amerika
Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia Utara serta Asia Tengah. Akan tetapi
pada daerah Sahel, Mediteranian, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan

4
mengalami pengurangan presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang
lebih kuat dan lebih lama.

C. Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi


sulit diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah
hujan yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan
belahan bumi yang lain bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena
kenaikan suhu dan turunnya kelembaban. Menurut perusahaan asuransi Swiss Re,
90% dari bencana terkait iklim terjadi di Asia. Pola cuaca akan menjadi ekstrim –
kemungkinan cuaca panas sekali, gelombang panas, dan hujan lebat akan lebih
sering terjadi. Selain itu, badai siklon tropis kemungkinan lebih intensif, disertai angin
kencang dan hujan deras. Selanjutnya perubahan iklim akan berdampak pada
kehidupan kita seperti:

1) Ketahanan Pangan Terancam


Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat
banjir, kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin
yang kuat. Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka
waktu penanaman. Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan panen
padi sebanyak 10%.
2) Dampak Lingkungan
Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan
gangguan pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem).
Terumbu karang akan kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi rusak
atau bahkan mati karena suhu tinggi. Para peneliti memperkirakan bahwa 15%-
37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di enam wilayah bumi pada
2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi.
3) Risiko Kesehatan
Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa
memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa
peningkatan suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan
kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan

5
demam berdarah diperkirakan akan meningkat di negara tropis seperti
Indonesia.
4) Air
Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di daerah
tropik kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat
musim kemarau berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.
5) Ekonomi
Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan,
bencana, dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas
Stern, penasehat perdana menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau
20 tahun mendatang perubahan iklim akan berdampak besar terhadap
ekonomi. Stern mengatakan bahwa dunia harus berupaya mengurangi emisi
dan membantu negara-negara miskin untuk beradaptasi terhadap perubahan
iklim demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan bahwa
dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk mencegah
hilangnya 5%-20% pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan
iklim.
6) Dampak sosial, budaya dan politik.
Bencana terkait perubahan iklim akan meningkatkan jumlah pengungsi di
dalam suatu negara maupun antar negara. Proses mengungsi ini membuat
orang menjadi miskin dan tercerabut dari akar sosial dan budaya mereka,
terutama hubungan dengan tanah leluhur dan kearifan budaya mereka. Di sisi
lain, krisis pangan, air dan sumberdaya, serta peningkatan jumlah pengungsi
akan menimbulkan konflik horizontal sehingga bisa memicu konflik politik di
dalam negara maupun antar negara.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ford, Harry. 2005. Topik Paling Seru: CUACA. Jakarta: Erlangga. Penataan Ruang.
Abstrak Makalah: Antisipasi Dampak Pemanasan Global Dari Aspek Teknis
Penataan Ruang. Jakarta: Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah.

Hestiyanto, Yusman. 2005. Geografi 1 SMA Kelas X. Jakarta: Yushistira.

Kusnanto, Hari. 2011. Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim. Yogyakarta: BPFE


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai