DARI PERSPEKTIF
LINGKUNGAN
DAN RUANG
Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia menyebabkan gangguan yang Laporan khusus IPCC tentang dampak pemanasan global 1,5°C di atas tingkat pra-
berbahaya dan meluas di alam dan memengaruhi kehidupan miliaran orang di seluruh industri dan jalur emisi gas rumah kaca global. Laporan tersebut dapat diunduh di link
dunia, demikian laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) www.ipcc.ch/sr15/
Laporan tersebut dapat diunduh di link www.ipcc.ch/report/ar6/wg2/
Perubahan Iklim
• Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang
membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia (Kementerian Lingkungan Hidup, 2001)
• Menurut Panel Lintas Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) tahun 2022, perubahan iklim dapat didefinisikan
sebagai dinamika kondisi iklim yang dapat diidentifikasi, misalnya dengan menggunakan uji statistik, melibatkan
perubahan dalam rata-rata dan/atau variabilitas sifat-sifat iklim yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.
• Perubahan iklim adalah fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan
penggunaan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan alih guna lahan
Global Warming of 1.5°C
• Aktivitas manusia diprediksi menyebabkan 1,0°C pemanasan global di atas di atas tingkat pra-industri, dengan rentang 0,8 -
1,2°C bahkan mencapai 1,5 °C pada tahun 2030 hingga 2052 jika trend ini tetap berlanjut.
• Estimasi pemanasan global disebabkan dari emisi antropogenik, seperti gas rumah kaca, akan meningkat sebesar 0,2°C per
dekade. Pemanasan global lebih sering terjadi di daratan dibandingkan di lautan.
• Pemanasan akibat emisi antropogenik dari periode pra-industri hingga saat ini akan berlangsung selama berabad-abad hingga
ribuan tahun dan akan terus menyebabkan bencana-bencana, kenaikan permukaan air laut, cuaca ekstrem, perubahan pola
hujan, dan kenaikan rerata suhu. Tetapi, Emisi antropogenik hingga saat ini tidak diperkirakan mampu menyebabkan
pemanasan tambahan lebih dari 0,5°C dalam dua hingga tiga dekade ke depan atau dalam skala waktu satu abad.
• Ekosistem daratan dan lautan mengalami perubahan dari pemanasan global. Hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan iklim,
jika pemanasan global melebihi 1,5 °C akan memberikan resiko iklim yang besar.
• Risiko iklim di masa depan dapat dikurangi dengan meningkatkan dan mempercepat mitigasi iklim yang menyeluruh,
berskala besar, lintas sektor, serta dengan melakukan adaptasi secara bertahap maupun transformasional.
Dampak Perubahan Iklim
Kenaikan Air Laut Perubahan Pola Hujan Kenaikan Rerata Suhu Cuaca Ekstrem
Perubahan iklim memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan masyarakat dan menjadi ancaman serius bagi
keberlanjutan pembangunan. Beberapa dampaknya meliputi
• Peningkatan suhu sebesar 0.3 derajat Celsius sejak tahun 1990
• Peningkatan intensitas curah hujan sekitar 2-3% di seluruh Indonesia yang meningkatkan risiko banjir
• Ancaman terhadap keamanan pangan di bidang pertanian
• Kenaikan permukaan air laut yang dapat menggenangi daerah pantai produktif,
• Pemanasan air laut yang memengaruhi keaneka ragaman hayati kelautan serta memberikan tekanan lebih pada terumbu
karang yang sudah terancam.
Kenaikan Air Muka Laut
• Permukaan laut rata-rata global telah meningkat 8-9 inci (21-24 sentimeter)
sejak tahun 1880.
• Laju kenaikan permukaan laut global semakin cepat: naik lebih dari dua kali lipat
dari 0,06 inci (1,4 milimeter) per tahun selama sebagian besar abad ke-20 menjadi
0,14 inci (3,6 milimeter) per tahun dari tahun 2006-2015.
• Banjir akibat air pasang kini 300% hingga lebih dari 900% lebih sering terjadi
dibandingkan dengan 50 tahun yang lalu.
Sumber : climate.gov
Kenaikan Rerata Suhu
• Pertumbuhan relatif terhadap periode 1850-1900 dihitung dengan
menambahkan 0,85°C (peningkatan suhu global permukaan yang diamati dari
tahun 1850-1900 hingga 1995-2014) pada perubahan yang disimulasikan relatif
terhadap periode 1995-2014.
Sumber : AR6
Perubahan Pola Hujan
• Prediksi perubahan jumlah curah hujan akan menurun dalam 100 tahun
ke depan
• Sulfat dapat mengurangi efek gas rumah kaca dan suhu. Namun,
peningkatan curah hujan yang diperkirakan melalui metode tersebut
tidak signifikan. Pada tahun 2100, curah hujan mengalami perubahan
sebesar 8% yang membuat intensitas semakin tinggi.
Sumber : www.cotf.edu/
Cuaca Ekstrem
• Pada tahun 2020 bisa mengalami 30 kali lebih banyak
gelombang panas jika tren saat ini berlanjut.
Perubahan iklim telah mengubah ekosistem di daratan, perairan tawar, dan laut secara global. Dampaknya terlihat secara luas, mencakup transformasi pada
skala regional dan lokal. Di Asia, dampak yang signifikan terlihat pada perubahan struktur ekosistem di daratan dan pesisir.
Perubahan iklim berdampak dalam merugikan pada berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk keamanan air, produksi pangan, kesehatan, perkotaan, dan
infrastruktur. Simbol + dan - mengindikasikan arah dampak, dengan - menunjukkan peningkatan dampak merugikan. Dampak merugikan secara global
meliputi kelangkaan air, produksi pangan, kesehatan hewan, hasil tangkapan ikan, penyakit menular, dampak panas, kekurangan gizi, kesehatan mental,
pemindahan penduduk, dan kerusakan akibat banjir dan cuaca buruk di daerah pesisir. Terjadi juga kerusakan pada sektor ekonomi kunci. Di Asia, kesehatan
dan kesejahteraan manusia paling terdampak.
Perubahan Struktur
Ekosistem
• Perubahan iklim telah menyebabkan kerusakan yang
besar, dan kerugian yang semakin tidak dapat
dipulihkan, pada ekosistem darat, air tawar, serta
pesisir dan lautan terbuka.
• Gorontalo rentan terhadap dampak perubahan iklim yang sudah dirasakan saat ini. Mulai dari iklim yang tak menentu hingga kekeringan dan
kekurangan debit air bersih
• Terdapat 29 kecamatan di Provinsi Gorontalo terdampak kekeringan, salah satunya mengalami krisis air bersih, dan
mengakibatkan 330 hektar sawah dan 1.800 hektar lahan jagung mengalami dampak kekeringan.
• Dampak perubahan iklim yang terjadi di Gorontalo mengakibatkan turunnya produksi pangan, terganggunya ketersediaan air, tersebarnya
hama dan penyakit tanaman serta penyakit manusia, dan punahnya keanekaragaman hayati
Banjir di Makassar
Februari 2023
• Makassar mengalami dampak banjir di tiga kecamatan, yaitu Manggala, Biringkanaya, dan Tamalanrea. Namun, Manggala dan
Biringkanaya merupakan daerah yang paling parah terdampak. Lebih dari 600 jiwa terpaksa mengungsi akibat banjir ini.
• Hampir seluruh wilayah di Makassar tergenang air akibat hujan deras yag ekstrem, dengan ketinggian air mencapai 1 hingga 2
meter.
• Hal ini mengakibatkan terganggunya aktivitas warga dan menghentikan aktivitas perekonomiannya.
Tenggelamnya Tuvalu
November 2021
• Tuvalu diperkirakan akan menjadi salah satu negara pertama di dunia yang benar-benar hilang akibat perubahan iklim
• Pada tahun 2100, 95% daratan akan tergenang oleh air pasang secara berkala, sehingga pada dasarnya tidak dapat dihuni.
• Sisa-sisa infrastruktur dan rumah-rumah yang dikosongkan terbengkalai di sepanjang tepi pantai. Pemakaman mulai terkikis dan
penduduk terpaksa membuat makam di tempat yang baru.
• Tanaman pangan yang penting seperti kelapa dan pulaka (talas) mengalami kegagalan di tanah dengan salinitas tinggi.
Perubahan cuaca dan suhu menyebabkan angin topan yang menghancurkan, suhu tertinggi, dan periode kekeringan sering terjadi.
Banjir Rob di Pekalongan
Mei 2018
• Kabupaten Pekalongan mengalami banjir rob yang tingginya mencapai 100 cm, sedangkan di jalan-jalan desa terendam banjir rob dengan
ketinggian 40 cm
• Banjir rob di Kabupaten Pekalongan telah menyebabkan terjadinya kerusakan rumah, infrastruktur jalan, fasilitas umum seperti
sekolah dan layanan kesehatan, sanitasi, lahan pekarangan, tegalan, persawahan dan lahan tambak
Krisis Air BersihJakarta Utara
Juni 2023
• Urbanisasi telah menyebabkan peningkatan suhu udara di Jakarta dibandingkan dengan daerah lain
• Suhu permukaan kota mengalami peningkatan sebanyak satu derajat, yang berkorelasi dengan naiknya curah hujan ekstrem hingga 14 persen
• Curah hujan rata-rata di Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan dari tahun 2070-2100 akibat perubahan iklim, dengan dampak
langsung termasuk peningkatan risiko krisis air.
• Penduduk di daerah pesisir Jakarta Utara telah menghadapi krisis air bersih karena kurangnya jaringan pipa air bersih yang terpasang di
rumah-rumah tinggal.
Pemutihan Terumbu Karang di Great Barrier
reef, Australia
Maret 2023
• Great Barrier Reef menderita pemutihan karang yang meluas dan parah akibat suhu laut yang tinggi
• Suhu panas pada karang, karang akan mengeluarkan alga mikroskopis yang hidup di dalam jaringan mereka, sehingga menampakkan kerangka
putih mereka. Karang yang mengalami pemutihan (bleaching) tidak mati, tetapi lebih rentan
• gelombang panas laut memicu peristiwa pemutihan massal pada Great Barrier Reef dalam waktu tujuh tahun, menyebabkan penurunan
hingga 50% pada terumbu karang dangkal. Terumbu karang dapat pulih dari pemutihan seiring waktu, tetapi hanya jika suhu turun dan
kondisi kembali normal.
Kebakaran Hutan di wilayah Mediterania
Juli 2021
• Panas ekstrem yang meningkat secara signifikan adalah penyebab utama kehancuran yang terjadi di seluruh wilayah yang terkena
dampak karhutla. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa luas area yang terbakar di seluruh Eropa dari Juli hingga Agustus 2023
meningkat sekitar 55%, melebihi rata-rata selama 12 tahun sebelumnya.
• Yunani menjadi negara yang sangat terpukul, dengan lebih dari 20.000 orang dievakuasi dalam beberapa hari terakhir dari rumah
dan resor di selatan pulau liburan Rhodes, sementara Corfu juga dilanda kobaran api yang parah.
Kebakaran Hutan di Kalimantan Selatan
Agustus 2023
• Musim kemarau yang berkepanjangan dari awal tahun 2023 memicu terjadinya kebakaran hutan lahan (karhutla) di sejumlah
wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.
• Perubahan iklim menyebabkan naiknya suhu Bumi. Naiknya temperatur Bumi ini, es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair
dengan lebih cepat. Sehingga terganggunya hidrologi yang mengakibatkan kemarau Panjang
• Kemarau panjang menjadi penyebab pada kebakaran hutan di Kalimantan Selatan. Adanya kebakaran hutan tersebut
mengakibatkan deforestasi dan menurunnya kualitas udara di Kalimantan.
Urban Heat Island di Semarang
• Dari Hasil Penelitian Seprila Putri Darlina (2019), Suhu permukaan Kota Semarang mengalami peningkatan signifikan dari tahun
2009, berkisar antara 26-29 Celsius, menjadi 38-42 Celsius pada tahun 2017. Peningkatan ini terutama terjadi di pusat perkotaan,
termasuk beberapa kecamatan seperti Semarang Tengah, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara, dan Semarang Selatan.
Urban Heat Island ini akibat dari adanya peningkatan lahan terbangun dan aktivitas perkotaan
Rencana Adaptasi
Perubahan Iklim
37
Konsep Resilience
Istilah "resilience" muncul sebagai cara untuk menggambarkan bagaimana kota dan masyarakat dapat bersiap
menghadapi bencana. Perencanaan ketahanan merupakan proses yang dilakukan masyarakat untuk
mengidentifikasi potensi bahaya dan ancaman yang kemudian menetapkan rencana adaptasi, mitigasi, dan
pemulihan. Konsep ketahanan (resilience) ditawarkan sebagai solusi adaptasi transformatif dalam
menghadapi berbagai gangguan (bencana) akibat perubahan iklim.
Kota Semarang
https://bit.ly/Semarang100ResilientCities
Air dan Energi Berkelanjutan Peluang Ekonomi Baru Kesiapsiagaan Bencana dan
Wabah Penyakit
DAMPAK SOLUSI
1. Normalisasi Sungai Kanal Banjir Barat
Untuk mengurangi intensitas banjir di Kota Semarang
Jakarta sebagai salah satu kota besar dunia, menghadapi urbanisasi yang semakin meningkat. Jakarta memiliki
kerentanan terhadap penurunan muka tanah (1-15 cm/tahun)
Mampu melakukan mitigasi dan Menjamin pelayanan air bersih, air Mempromosikan konektivitas dan
beradaptasi dalam menghadapi limbah, dan manajemen sampah mobilitas setiap warganya dengan
dampak perubahan iklim berkelanjutan menyediakan transportasi publik
antarmoda yang terjangkau R E N C A N A ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM - 49
DKI Jakarta Berikut bentuk implementasi PBI di Jakarta:
DAMPAK SOLUSI
Selain itu, banjir rob di Kabupaten Pekalongan disebabkan oleh kenaikan air
laut yang semakin tinggi sehingga berdampak pada kerusakan bangunan,
kerusakan akses jalan, dan fungsi lahan pertanian yang hilang.
https://bit.ly/Buku
KetahananIklimBer
Pembangunan Konstruksi Pemecah Pelibatan Partisipasi Masyarakat basisMasyarakat
Gelombang Ambang Rendah dalam Restorasi Ekosistem
(PEGAR)
RENCANA ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM - 51
Berikut upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim berbasis masyarakat
Kabupaten Pekalongan di Kabupaten Pekalongan:
DAMPAK SOLUSI
Penurunan produksi tambak akibat banjir rob Pembangunan konstruksi PEGAR
Masyarakat mengganti geobag pada konstruksi PEGAR
dengan menggunakan bahan waring yang tidak
mudah rusak
53