BAHAN BACAAN
Pertemuan Ke-1
Pemanasan global atau global warming merupakan suatu proses yang ditandai dengan
naiknya suhu atmosfer , laut, dan daratan. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi
telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) dalam seratus tahun terakhir.
Faktor utama yang memicu terjadinya efek rumah kaca adalah meningkatnya
konsentrasi karbondioksida (CO2) dan gas-gas lain di atmosfer. Peningkatan
karbondioksida (CO2) di bumi disebabkan oleh banyaknya pembakaran bahan bakar
minyak dan bahan sejenisnya. Energi yang diserap ke bumi kemudian dipantulkan lagi
dalam bentuk radiasi inframerah. Akan tetapi sebagian besar zat inframerah yang
dipantulkan oleh permukaan bumi tertahan oleh awan. Dan juga tertahan oleh zat-zat
yang mengandung karbondioksida (CO2). dan kembali lagi ke permukaan bumi.
absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun
karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya dapat dibalikkan secara
perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Variasi Matahari selama 30 tahun terakhir. Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa
variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan,
dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini
dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari
akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan
stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun
1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama
pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan
tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi
Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan
efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak
tahun 1950.
▪ Pertanian
Seperti kita ketahui para petani memakai cuaca sebagai patokan penanaman
mereka, jadi jika salah prediksi cuaca para petani bisa tidak panen atau hasil
panennya tidak bagus sehingga akan mengalami kerugian.
▪ Hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan
ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-
kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang
tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Sedangkan tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
▪ Kesehatan manusia
Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang
diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas
karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi
mereka. Perubahan temperatur, kelembaban udara, dan curah hujan yang ekstrem
mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur sehingga vektor yang tertularkan
penyakit pun bertambah. Penyakit-penyakit tropis lainnya yang dapat menyebar
melalui nyamuk ini yatu seperti Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), demam
kuning, dan cikungunya.
perubahan iklim atau climate change merupakan perubahan yang signifikan pada iklim,
seperti suhu udara atau curah hujan, selama kurun waktu 30 tahun atau lebih.
Perubahan iklim merupakan proyeksi kelanjutan dari global warming. Perubahan iklim
berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu bumi tidak hanya
berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang
mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti
kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian dan ekosistem
wilayah pesisir.
masa tanam dan panen ataupun menyebabkan munculnya hama dan wabah
penyakit pada tanaman yang sebelumnya tidak ada.
Pertemuan Ke-2
Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam
negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak
dapat memenuhi kebutuhan.
Mencermati garfik data produksi dan pemanfaatan bahan pangan seralia dari Badan
Pangan dan Pertanian Dunia (Food Agriculture Organization/FAO), terdapat
kecenderungan antara jumlah produksi dan pemanfaatan yang hampir sama, yang
artinya kondisinya cukup ketat dan tidak mudah untuk mempertahankan bahwa
suplay pangan dunia selalu mencukupi kebutuhan akan pangan.
Dengan pertimbangan pentingnya beras tersebut, pemerintah selalu berupaya untuk
meningkatkan ketahanan pangan terutama yang bersumber dari peningkatan
produksi dalam negeri. Pertimbangan tersebut menjadi semakin penting bagi
Indonesia karena jumlah penduduknya semakin besar dengan sebaran populasi yang
luas dan cakupan geografis yang tersebar. Untuk memenuhi kebutuhan pangan
penduduknya, Indonesia memerlukan ketersediaan pangan dalam jumlah mencukupi
dan tersebar, yang memenuhi kecukupan konsumsi maupun stok nasional yang cukup
sesuai persyaratan operasional logistik yang luas dan tersebar. Indonesia harus
menjaga ketahanan pangannya.
Sumber : http://www.fao.org/worldfoodsituation/csdb/en/(2021)
Data FAO untuk beras dapat dilihat pada Tabel 1, produksi tahun 2017/2018 499,9
juta ton, suplay 673.6 juta ton dan penggunaan sebesar 498,0 Juta ton dan stok yang
ada 176,8 juta ton. Nilai stok 35 % dari penggunaan. Kondisi tersebut ada kenaikan
pada produksi pada tahun 2020/2021 menjadi 514,0 juta ton dan stok pada nilai
183,9 juta ton. Jika dicermati pada infografik di atas, kenaikan produksi selama 5
tahun dari 2017 sampai 2021 hanya sekitar 3 % saja. Informasi untuk komoditas
sereal, dan gandum disajikan pada Tabel 2 berikut.
dinamika ekonomi perdesaan, sebagai wage good), lingkungan (menjaga tata guna air
dan kebersihan udara) dan sosial politik (sebagai perekat bangsa, mewujudkan
ketertiban dan keamanan). Beras juga merupakan sumber utama pemenuhan gizi
yang meliputi kalori, protein, lemak dan vitamin.
1. Prinsip ekologis
Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme
dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara,
iklim serta sumber-sumber keane-karagaman-hayati di alam harus seoptimal
mungkin (tidak mengeksploitasi). Upaya-upaya pelesta-rian harus sejalan
dengan upaya pemanfaatan.
2. Prinsip teknis Produksi dan pengolahan
Prinsip teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan suatu produk organik.
Yang termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model pertanian
konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan,
pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan
sejauh mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat.
3. Prinsip Sosial ekonomis
Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan
secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong
berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan
mendorong kemandirian petani.
4. Prinsip Politik
Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan
upaya pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya
produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil.
34
rantai pasok juga berfungsi sebagai alat untuk melakukan mediasi pasar, dimana
dapat menghubungkan perusahaan dengan distributor produk tersebut. Dan
fungsi yang terakhir yaitu, mampu untuk memastikan dan mengelola pembiayaan
terkait dengan survey pasar, perencanaan produk, hingga biaya lain diluar
pembayaran fisik