Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perubahan Iklim adalah perubahan signifikan kepada iklim, suhu udara dan curah hujan
mulai dari dasawarsa sampai jutaan tahun. Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya
konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan
efek gas rumah kaca.

Penyebab peningkatan gas rumah kaca peningkatan konsentrasi gas rumah kaca
tersebut, disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia seperti emisi bahan bakar fosil,
perubahan fungsi lahan , limbah dan kegiatan-kegiatan industri. Perubahan iklim berdampak
sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada
naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai
aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia. Beberapa contoh dampak negative
perubahan iklim adalah gagal panen, cuaca ekstrim, dan meningkatnya wabah penyakit.

B. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami
ekstrim perubahan iklim dengan anomaly suhu udra rata-rata bulan September
2022
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk memberikan gambaran dinamika perubahan iklim lingkungan Indonesia
tahun 2022 Untuk memberikan analisis intepretatif mengenai kepentingan
indonesia dalam ekstrem perubahan iklim bulan September 2022C. Manfaat
Penelitian
c. Manfaat Akademis
Riset ini diharapkan dapat memeberikan sumbangsih akademis bagi saya
mahasiswa dan peneliti terkait isu politik lingkungan yang berkaitan dengan
konvensi tingkat ekstrem perubahan iklim.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERUBAHAN IKLIM

Perubahan Iklim adalah perubahan signifikan kepada iklim, suhu udara dan curah hujan
mulai dari dasawarsa sampai jutaan tahun. Perubahan iklim terjadi karena meningkatnya
konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas
rumah kaca.

B. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu
bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem
iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia,
seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian dan ekosistem
wilayah pesisir.

1. Peningkatan Suhu Bumi


Perubahan iklim dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca. Kondisi ini
jika terus menerus terjadi, maka suhu permukaan global akan meningkat.
Berdasarkan data dari National Aeronautics and Space Administration (NASA),
suhu permukaan bumi di tahun 2021 mengalami kenaikan 0,86 oC
dibandingkan suhu rata-rata tahunan pada periode 1951-1980.
2. Menyebabkan Badai Destruktif
Dampak perubahan iklim lainnya yaitu menyebabkan badai destruktif menjadi
lebih kuat dan sering di beberapa wilayah. Seiring dengan meningkatkan suhu,
maka banyak suhu air menguap. Kondisi tersebut bisa menyebabkan curah
hujan ekstrem dan banjir, sehingga menimbulkan badai destruktif.
Frekuensi dan luasnya badai tropis juga dapat dipengaruhi oleh meningkatnya
suhu lautan. Badai seperti siklon, hurikan, dan taifun diketahui lebih kuat pada
permukaan air laut yang lebih hangat. Tak jarang, badai tersebut
menghancurkan rumah hingga menyebabkan kematian.
3. Mengakibatkan Kekeringan
Perubahan iklim turut mengubah ketersediaan air yang dapat memicu
kekeringan di berbagai wilayah. Pemanasan global juga bisa memperburuk
kekeringan di wilayah yang telah mengalami kesulitan air.
Kekeringan ini dapat mengakibatkan kerugian terutama pada sektor pertanian.
Pasalnya, bidang pertanian sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam
menjalankan usahanya. Tak hanya itu, kekeringan juga dapat memicu badai
pasir dan debu yang dapat memindahkan miliaran ton pasir hingga ke berbagai
benua.
4. Menyebabkan Volume dan Suhu Laut Meningkat
Dampak perubahan iklim lainnya yaitu terjadi peningkatan volume dan suhu
laut. Dalam beberapa tahun terakhir, suhu air laut meningkat lebih cepat di
hampir seluruh kedalaman laut. Saat suhu air laut meningkat, maka volume air
akan bertambah karena air mengalami pemuaian.
Peningkatan volume air laut juga disebabkan oleh mencairnya lapisan es.
Peningkatan volume air laut ini bisa mengancam komunitas pesisir dan pulai.
Tak hanya itu, lautan bisa menerap karbon dioksida. Saat perubahan iklim,
emisi karbon dioksida meningkat. Semakin banyak karbon dioksida yang
terserap lautan, maka kehidupan biota laut dan terumbu karang akan terancam.
5. Menyebabkan Beberapa Spesies Punah
Perubahan iklim bisa menyebabkan beberapa spesies punah. Contoh perubahan
iklim seperti cuaca ekstrem bisa menyebabkan beberapa spesies terancam
punah. Pasalnya, banyak spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan
perubahan lingkungan yang ada.
6. Mengganggu Suplai Makanan
Tak hanya menyebabkan kepunahan pada beberapa spesies, dampak perubahan
iklim lainnya yaitu bisa menggangu suplai makanan. Hal tersebut dikarenakan,
perubahan iklim dapat menggangu sektor perikanan, pertanian, dan peternakan.
Ketiga sektor tersebut menjadi kurang produktif saat terjadi perubahan iklim.
Kondisi tersebut membuat suplai makanan menjadi terganggu.
7. Meningkatkan Risiko Kesehatan
Perubahan iklim juga bisa menyebabkan risiko kesehatan pada manusia.
Dampak perubahan iklim ini dipicu oleh peristiwa seperti polusi udara,
perubahan cuaca yang ekstrem, dan lain sebagainya.
Sementara itu, dalam Ditjenppi.menlhk.go.id disebutkan bahwa, kemarau
panjang akibat perubahan iklim dapat menyebabkan bakteri, virus, jamur, dan
parasit berkembang dengan cepat.
Mikroorganisme tersebut bisa berkembang dengan cepat akibat kelembapan
udara saat musim kemarau cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan banyak
orang terjangkit penyakit yang berhubungan dengan bakteri dan udara seperti
penyakit kulit.
Kemarau panjang juga bisa menyebabkan kebakaran hutan. Akibatnya, kualitas
udara memburuk dan dan bisa memicu infeksi pada saluran pernapasan. Tak
hanya itu, perubahan iklim juga bisa memicu kemunculan penyakit seperti
malaria dan demam berdarah.
Penyakit-penyakit tersebut bisa muncul saat terjadi banjir. Pasalnya, saat banjir
lingkungan menjadi lebih kotor dan kumuh.

C. PETA PERUBAHAN IKLIM

Berdasarkan data dari 88 stasiun pengamatan BMKG, normal suhu udara bulan

September periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26.8 oC

(dalam range normal 21.4 oC - 29.0 oC) dan suhu udara rata-rata bulan September 2022

adalah sebesar 27.0 oC. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, anomali suhu udara rata-rata

pada bulan September 2022 menunjukkan anomali Positif dengan nilai sebesar 0.2 oC.

Anomali suhu udara Indonesia pada bulan September 2022 ini merupakan nilai anomali

tertinggi ke-10 sepanjang periode data pengamatan sejak tahun 1981.


Perbedaan (selisih) suhu udara rata-rata bulan September 2022 dengan bulan
Agustus 2022 yang diperoleh dari 87 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia
umumnya menunjukkan penurunan suhu (nilai negatif) di wilayah Pulau Sumatera
dan sebagian pulau Kalimantan, untuk peningkatan suhu (nilai positif) terjadi di
wilayah Pulau Jawa sampai ke Indonesia Timur. Peningkatan suhu terbesar tercatat
di Stasiun Meteorologi Mali - Alor (sebesar 1.3 °C), sedangkan penurunan suhu
terbesar tercatat di Stasiun Klimatologi Banten - Tangerang Selatan (sebesar -0.7
°C.

Anda mungkin juga menyukai