Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR BUNGKUTOKO


KELURAHAN BUNGKUTOKO KECAMATAN NAMBO KOTA
KENDARI

OLEH :

NAMA : ALMAN UKO


NIM : F1D218042
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : ELIM YAZURA

PROGRAM STUDI BIOTEKNLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iklim yang kurang bagus pada suatu daerah dapat menyebabkan

perubahan iklim yang signifikan. Perubahan iklim adalah berubahnya pola dan

intensitas unsur iklim pada periode waktu yang dapat ditentukan. Perubahan dapat

berupa suatu perubahan dalam kondisi cuaca rata-rata atau perubahan dalam Iklim

adalah cuaca yang terjadi pada suatu tempat atau daerah tertentu. Iklim

merupakan karakter cuaca suatu tempat dan bukan hanya merupakan cuaca rata-

rata, kurun waktu yang sering digunakan untuk menentukan iklim rata-rata

yaitu30 tahun.distribusi kejadian cuaca terhadap kondisi rata-ratanya. Perubahan

iklim sebagai implikasi pemanasan global yang disebabkan oleh kenaikan suhu

dan gas-gas rumah kaca terutama karbondioksida (CO2) dan metana (CH2).

Pemanasan global pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan

temperatur dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca yang

disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas, seperti karbondioksida, metana,

dinitrooksidadan Chloro Fluor Carbon (CFC) sehingga energi matahari

terperangkap dalam atmosfer. Dampak tersebut diperkirakan akan nampak pada

2100. Dampak-dampak ini antara lain meningkatnya temperatur atmosfer sekitar

1,5-4,50C, musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayat, meningkatnya

frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan dan banjir serta mencairnya es

dan gletser di kutub yang mengakibatkan kenaikan permukaan laut hingga

menyebabkan banjir yang luas. Tahun 2100, diperkirakan permukaan air laut naik

sekitar 15-95 cm, jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena
kekeringan yang berkepanjangan juga diprediksi akan meningkat, kenaikan suhu

air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang dan kerusakan terumbu karang

di seluruh dunia juga diperkirakan terjadi pada waktu yang sama.Beberapa

perubahan iklim ini sangat rentan dirasakan khususnya bagi daerah yang berada

disekitaran wilayah pesisir. Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara

daratan dan lautan, ke arah darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi

oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam sedangkan ke

arah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang

ada di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang dipengaruhi

oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan.

Pulau bungkutoko merupakan sebuah pulau kecil yang terletak diwilayah

pesisir kendari dengan luas ± 500 ha. Pengaruh perubahan iklim diwilayah pesisir

ini sudah ada. Abrasi di wilayah pesisir juga banyak berdirinya perumahan di

bibir-bibir laut. Mangrove pada wilayah bungkutoko ini digunakan masyarakat

sebagai kayu dalam pembuatan rumah guna menghadapi perubahan iklim.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan peninjauan lokasi pada wilayah

bungkutoko.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana kerentanan

kelurahan bungkutoko terhadap perubahan iklim?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang terdapat pada praktikumini adalah untuk mengetahui

bagaimana kerentanan kelurahan bungkutoko terhadap perubahan iklim.


D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah dapat

mengetahui bagaimana kerentanan kelurahan bungkutoko terhadap perubahan

iklim.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bungkutoko

Bungkutoko pada umumnya memiliki curah hujan yang terjadi pada

setiap tahun sangat bervariasi, tergantung arus angin yang bertiup di atas

wilayahnya. Bulan Mei hingga Agustus, angin berhembus dari arah timur

bersumber dari benua Australia yang minim uap air, hal ini menyebabkan

terjadinya musim kemarau (minimnya curah hujan) tepatnya di bulan Agustus

hingga Oktober. Bulan November hingga Maret terjadi musim hujan (curah hujan

tinggi), angin berhembus banyak terkandung uap air yang bersumber dari benua

Asia maupun Samudera Pasifik (Yasin & Pristya, 2020).

Mayoritas penduduk Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Nambo, Kota

Kendari berprofesi sebagai nelayan tangkap. Kondisi cuaca merupakan penentu

nelayan untuk dapat turun ke laut menangkap ikan. Ketergantungan yang tinggi

pada kondisi alam dan ketidakpastian hasil produksi menjadikan profesi nelayan

dianggap tidak cukup menjanjikan untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup.

Perubahan musim masih sangat berpengaruh terhadap aktivitas nelayan di laut,

sehingga pada musim Timur frekuensi nelayan melaut meningkat, populasi ikan

banyak sehingga nelayan memperoleh pendapatan yang relatif banyak di musim

ini. Keadaan sebaliknya pada musim Barat, nelayan banyak mengurangi aktivitas

melaut karena selain populasi ikan banyak berkurang pendapatan nelayan tidak

sebanding denga biaya yang dikeluarkan (Vibriyanti, 2019).


B. Adaptasi Perubahan Iklim

Adaptasi perubahan iklim adalah upaya mengurangi kerentanan atas

bahaya sekaligus meningkatkan kapasitas pada seluruh komponen dari aset

penghidupan. Perubahan iklim merupakan akibat adanya pemanasan global yang

memberikan dampak negatif pada wilayah pesisir terhadap aktivitas kehidupan

masyarakat nelayan. Dampak negatif perubahan iklim antara lain kenaikan suhu

permukaan air laut, intensitas cuaca ekstrim, perubahan pola curah hujan dan

gelombang besar. Dampak negatif tersebut membawa dampak berkelanjutan

dalam pola kehidupan masyarakat nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

Pemenuhan kebutuhan hidup terkait kehidupan sosial ekonominya yang

bergantung pada mata pencarian pokok sebagai nelayan, sehingga masyarakat

nelayan harus memiliki strategi bertahan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari dengan modal sosial yang dimiliki (Ulfa, 2018).

C. Dampak Perubahan Iklim

Dampak perubahan iklim yang menjadi ancaman besar apabila dikaitkan

dengan kondisi geografis Indonesia adalah naiknya permukaan air laut (sea level

rise) dan ancaman terhadap tenggelamnya pulau-pulau dan wilayah pesisir.

Naiknya muka laut juga menyebabkan bermigrasinya permukiman nelayan dari

tepi pantai semula menjadi lebih ke hulu dan akan membawa dampak sosial. Guna

mengantisipasi ancaman dan dampak perubahan iklim sekaligus mengurangi

tingkat kerentanan, diperlukan kebijakan dan strategi guna mengantisipasi potensi

ancaman dan sebagai bentuk rencana adaptasi dampak yang ditimbulkan oleh

perubahan iklim. Kebijakan antisipasi tersebut bisa direfleksikan dalam bentuk


rencana aksi adaptasi perubahan iklim. Tataran aksi inilah akan sangat diperlukan

kemampuan adaptasi sebagai fungsi dari sosial ekonomi, infrastruktur dan juga

teknologi (Indriatmoko, 2017).

D.Faktor penyebab perubahan iklim

Perubahan iklim pasti mengakibatkan variabilitas iklim seperti frekuensi,

intensitas, durasi dan waktu peristiwa cuaca dan iklim yang ekstrim. Variabilitas

iklim adalah fluktuasi unsur iklim yang terjadi secaratiba-tiba namun tidak

berlangsung lama. Perubahan iklim akan memperbesar nilai variabilitas iklim dan

mempercepat periode terjadinya variabilitas iklim tersebut. Cuaca ekstrim muncul

sebagai wujud dari variabilitas iklim, di Indonesia terdapat variabilitas iklim

musiman dan nonmusiman. Variabilitas musiman dan tahunan di Indonesia

dipengaruhi oleh monsun dan ENSO. Monsun mempengaruhi iklim Indonesia

melalui pergerakan titik kulminasi matahari yang mengakibatkan Indonesia

mengalami musim hujan dan musim kemarau.

Terjadinya variablilitas iklim memberikan dampak di berbagai sektor

kehidupan manusia yang berujung pada perekonomian. Sektor lainnya juga yaitu

perikanan tangkap juga merasakan dampak variabilitas iklim dalam kegiatan

operasional penangkapan ikan. Adapun dampak perubahan iklim terhadap

perikanan tangkap yaitu terjadinya peningkatan frekuensi ombak besar yang

menjadi tantangan bagi nelayan untuk menjangkau fishing ground. Kondisi

perairan yang tidak bersahabat menyebabkan nelayan sering menunda waktu

operasional penangkapan ikan sehingga mempengaruhi pendapatan dari hasil

tangkapan ikan sedangkan pendapatan yang diterima nelayan dari hasil tangkapan
dipengaruhi beberapa faktor diantaranya faktor yang mempengaruhi pendapatan

nelayan adalah lamanya waktu melaut serta pengalaman sebagai nelayan

sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan antara lain

teknologi, sosio ekonomi, tata niaga, modal dan biaya produksi, tenaga kerja serta

jarak tempuh melaut (Azizi, 2017).

E. Pemanasan Global

Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan

bumiakibatpeningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan

global merupakan meningkatnya temperatur di planet bumi secaraglobal yang

menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masa

depan bumi termasuk manusia dan makhluk hidup lain. Peningkatantemperatur

bumi tersebut meliputi temperatur atmosfir, laut dan daratan bumi.Hampir semua

para ahli yang memiliki kepedulian dan perhatian terhadapfenomena peningkatan

temperatur bumi mensinyalir atau menuding bahwa penyebab kenaikan

temperatrur bumi tersebut adalah aktivitas-aktivitas manusia yangmendorong

timbulnya gas efek rumah kaca.Berbagai aktivitas manusia yang memicu

peningkatan gas efek rumah kaca antaralain kegiatan industri, pembabatan dan

kebakaran hutan secara terus-menerus,asap pembakaran darikendaraan bermotor,

aktifitas peternakan dan lain-lain (Harnani, 2018).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 21 Juni 2021 pukul 15.30

WITA sampai selesai bertempat di RW 01 Kel. Bungkutoko, Kecamatan Nambo,

Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


NO. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
2. Alat tulis Untuk menulis hasil pengamatan

C. Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum lapangan ini adalah melakukan

survei dan wawancara secara online mengenai adaptasi perubahan iklim di RW 01

Kel. Bungkutoko, Kec. nambo


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum lapangan ini tercantum pada

Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Lapangan Warga Kelurahan Bungkutoko


No. Nama Hasil Wawancara
Responden
Usia/Jumlah Pekerjaan Pemahaman Dampak Kesiapan Menghadapi
Keluarga Perubahan Iklim Perubahan Iklim

1 2 3 4 5 6
SB B C K SK SB B C K SK
67 thn/tinggal Ibu rumah
1. Rusdani bersama keluarga tangga  

30 thn/KK Ibu rumah


2. Helmi dengan 1 orang tangga  
anak dan suami

Tabel 4.1. Lanjutan


1 2 3 4 5 6
SB B C K SK SB B C K SK
28 thn/KK Ibu rumah 
3. Nur Madina dengan 1 orang tangga 
anak dan suami
38 thn/KK Tukang kayu
4. Ahyal dengan 2 orang  
anak dan istri

36 thn/KK
5. Haerati dengan 2 orang  
anak dan suami

Keterangan:
SB : SangatBaik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
B. Pembahasan

Gambar 4.1 Peta Lokasi


Praktikum (Sumber:

Gambar 4.2 Gambaran sekitar lokasi saat wawancara dengan warga


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan signifikan dari iklim

maupun variabilitas iklim yang menetap dalam jangka waktu yang sangat lama

(satu dekade) atau seterusnya. Perubahan iklim dapat disebapkan oleh proses

perubahan alamiah internal (misalnya badai El Nino) maupun eksternal (seperti

perubahan pesisten yang diinduksi oleh aktivitas manusia, berupa perubahan

komposisi udara dan perubahan peruntukan tanah). Pola iklim yang terganggu

juga menyebapkan efek tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Efek


terhadap pola hujan yang meningkatkan bencana banjir dapat menyebapkan

berbagai penyakit. Efek perubahan iklim akan tidak sama di semua tempat,

misalnya tidak semua populasi penduduk mengalami resiko banjir di daerah

pantai (Keman, 2007).

Pada praktikum ini dilaksanakan di kelurahan bungkutoko yang dimana

secara geografis pulau bungkutoko terletak di bagian selatan garis khatulistiwa.

Pulau bungkutoko terletak di ujung timur teluk kendari. Hingga saat ini, penduduk

bungkutoko didominasi oleh orang-orang dari suku bugis dengan jumlah 929

jiwa, orang buton berkisar 425 jiwa dan muna 337 jiwa, adapun bajo dan mandar

kurang lebih berkisar 60 jiwa. Bentuk pemukiman awal di bungkutoko adalah

rumah-rumah panggung milik orang bugis yang menghadap ke laut sepanjang

pesisir (Danial, 2019)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di RW 1 penduduk di RW

ini rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan untuk pria, sedangkan wanita

bermata pencaharian sebagai ibu rumah tangga. Proses wawancara dilakukan

dengan 6 responden, mengenai dampak perubahan iklim bagi mereka. Hasil dari

wawancara ini diperoleh bawah perubahan iklim yang terjadi di wilayah tersebut,

terdapat beberapa penduduk yang kekurangan pendapatan ikan akibat adanya

perubahan iklim dan sebagian juga tidak terdampak karena telah mengetahui apa

saja yang harus dilakukan saat menghadapi perubahan iklim.

Keadaan hutan mangrove yang ada pada pulau bungkutoko ini tidak lagi

berfungsi sebagai mana mestinya, yang disebabapkan adanya penebangan pohon

mangrove yang dilakukan untuk membangun rumah. Sehingga menyebapkan


pulau bungkutoko ini tiap tahun harus merasakan angina kencang akibat

perubahan iklim.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang terdapat pada praktikum ini adalah pulau

bungkutoko sangat rentan mengalami perubahan iklim terutama angin

kencang yang disebapkan karena tidak adanya pohon mangrove, yang

sebagianya telah ditebang untuk bahan bangunan. Ada beberapa responden

yang mengetahui perubahan iklim dan ada juga beberapa yang tidak

mengetahui tentang perubahan iklim.

B. Saran

Saran yang ada pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk asisten agar tetap semangat menghadapi praktikan

2. Untuk praktikan agar lebih memperhatikan asisten supaya mudah

melakukan sesuatu yang diintruksikan oleh asisten


DAFTAR PUSTAKA

Azizi., Putri, E.I.K dan Fahrudin, A., (2017). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perubahan Pendapatan Nelayan Akibat Variabilitas Iklim
(Kasus: Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang). Jurnal
Sosek KP, 12(2): 225-233

Harnani, S., (2018). Pengembangan LKPD Pemanasan Global Bervisi Sets untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Skripsi. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.

Indriatmoko, R. H., Purwanta, W., (2017). Perubahan Lingkungan dan Strategi


Adaptasi Dampak Perubahan iklim di Bandar Udara Hasanuddin.
Makassar. Jurnal Teknologi Lingkungan, 18(1): 80-87

Keman, S., (2007). Perubahan Iklim Global Kesehatan Manusia dan


Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Kesehatan Limgkungan. 3(2): 195-
204

Sayyidati, A., (2017). Isu Pemanasan Global dalam Pergeseran Paradigma


Keamanan pada Studi Hubungan Internasional. Jurnal Hubungan
Internasional. 6(1): 38-45

Ulfa, M., (2018). Persepsi Masyarakat Nelayan dalam Menghadapi Perubahan


Iklim (Ditinjau dalam Aspek Sosial Ekonomi). Jurnal Pendidikan
Geografi, 23(1): 41-49

Palupi, R. D., Ira., Risfandi. (2019). Strategi Pengembangan Wisata Bahari Desa
Namu Guna Mendukung Perekonomian Masyarakat Sadar Wisata.
Jurnal Mpi, 14(1) : 8-14

Vibriyanti, D., (2019). Analisis Deskriptif Faktor Sosial Ekonomi Yang


Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Tangkap (Studi
Kasus: Kota Kendari). Jurnal Kebijakan Sosek KP, 9(1) : 69-78

Yasin, A., Pristya, T. Y. R., (2020). Analisis Parameter Fisika-Kimia Untuk


Kepentingan Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Pesisir Pulau
Bungkutoko Kota Kendari. Jurnal Presipitasi, 17(1):1-18

Anda mungkin juga menyukai