Anda di halaman 1dari 59

Kuliah Minggu ke-2a:

Konsep Dasar Kota:

Pengertian & Hakekat Kota


MK. AZAS DESAIN URBAN
Semester Genap 2015-2016

Sumber: Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.

Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Aspek-aspek pokok perkotaan

Rupa dan struktur kota


yang bersifat fisik

Sistem dan proses


kehidupan perkotaan

Keberadaan dan kegiatan manusia perkotaan

Sumber: Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.

Huaxi village-Desa Terkaya China

Desa atau Kota?

PENGERTIAN-HAKEKAT KOTA

Apa yang dimaksud dengan kota?


Pengertiannya bergantung pada sudut pandang dan
bidang ilmu seseorang yang berkecimpung di bidang
perencanaan kota, misal:
Dari sudut pandang geografi, akan menekankan pada permukaan kota dan

lingkungannya, dengan mencari hubungan antara wajah kota, bentuk, dan


fungsi kota.
Dari sudut pandang ekonomi, akan menekankan pada hubungan kegiatan
dan potensi kota secara finansial.
Dari sudut pandang antropolog, akan memandang dari lingkup budaya dan
sejarah
Dari sudut pandang sosiolog, akan menekankan pada hubungan klasifikasi
permukiman kota dari semua aspek tabiatnya
Dari sudut pandang arsitek, seperti halnya seorang insinyur yang akan
menekankan pada sistem prasarana kota dan pembangunannya, serta struktur
anatomi kota dan perencanaannya, namun dia akan lebih fokus pada aspekaspek kota secara fisik dengan memperhatikan hubungan antara ruang dan
massa perkotaan serta bentuk dan polanya, dan bagaimanakah semua hal itu
dapat tercapai
Dll.

Pengertian kota mempunyai parameter yang berbeda-beda untuk

kebudayaan yang berlainan.


Kebudayaan yang berlainan mempunyai syarat minimal yang berbeda-beda,
antara lain :
Jaman Helenistik syarat minimal: sebuah tempat pertunjukan,
gelanggang olah-raga.
- Jaman Islam: masjid, pasar, tempat pemandian umum.
- Masa kebudayaan Mesopotamia, Kamboja, Maya: kuil.
- India: kuil, istana, pasar.
- Cina Kuno: altar pemujaan dewa tanah, tembok, kuil para
leluhur penguasa.

Seringkali kota didefinisikan menurut cara pandang lain (Barat) dengan

menggeneralisasikan beberapa kondisi kota.


Kota hanya bisa dipahami dengan mengikuti cara pandang, aturan
sosial, dan tatanan budaya masyarakatnya.

Menurut Amos Rapoport, kebanyakan cenderung berupa


pengertian klasik kota (bersifat etnosentris, yang
berdasarkan pada kota Barat-modern):
Sebuah kota adalah suatu permukiman yang
relatif besar, penduduknya padat, rumah-rumahnya
berkelompok, mata pencaharian penduduknya bukan
pertanian/perkebunan, terdiri dari kelompokkelompok individu yang heterogen dari segi sosial.

Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.

Menurut Amos Rapoport, pengertian modern kota


(dapat diterapkan pada daerah permukiman kota di mana
saja):
Sebuah permukiman dapat dirumuskan sebagai
sebuah kota bukan dari segi ciri-ciri morfologis
tertentu, atau bahkan kumpulan ciri-cirinya,
melainkan dari segi suatu fungsi khusus yaitu
menyusun sebuah wilayah dan menciptakan ruangruang efektif melalui pengorganisasian sebuah
daerah pedalaman yang lebih besar berdasarkan
hierarki-hierarki tertentu.

Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.

PENGERTIAN KOTA Konsep Lokal


Pemahaman mengenai kota di Indonesia bisa ditelusuri melalui konsep
kelokalan, sebagaimana kota didefinisikan menurut cara pandang dan konteks
budaya masyarakatnya.

Dalam rangka mempelajari karakteristik permukiman di Indonesia, gagasan


lokal mengenai permukiman sangat penting untuk dipahami.

Akar dari permukiman urban di Indonesia diwarnai oleh tradisi perdesaan


yang dipengaruhi oleh struktur agraris dan kehidupan sosial gotong
royong.
Nias Utara, Tengah dan Selatan, mengenal istilah omo untuk rumah tinggal;
banua untuk tempat tinggal satuan komunitas.
Aceh mengenal istilah: gampong, mukim, nanggroe, kerajaan.

Konsep lokal tersebut pada akhirnya membentuk sistem sosial masyarakat


pada tingkat negara.
Secara historis pengertian negara berkembang dalam peradaban HinduBudha sejak dinasti Sanjaya, Syailendra, Majapahit hingga Mataram Islam.

Di Jawa berkembang apa yang disebut kuta untuk membedakan


dengan desa.
Kuta = permukiman yang dilindungi dinding pasagi; yang digunakan
sebagai pembatas dalem untuk melindungi teritorial sekaligus
memberi definisi luar dan dalamnya kehalusan dalam bertata krama.

Kota dan Negara dalam budaya Jawa:


- Hubungan antara kuta dan negara di Jawa dan Bali, mempunyai
akar tradisi permukiman urban yang disebut kuta negara,
yang menunjukkan hubungan antara institusi kekuasaan
dengan permukiman dan pengelolaan wilayah kekuasannya.
- Majapahit mengembangkan konsep :

puri pura (keraton) kuta negara amanca negara.


-

Mataram pada jaman Sultan Agung mengembangkan konsep :

prabayeksa keraton negari gung - manca negara negeri


sebrang

Catatan:
Baca buku: Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di Indonesia

POLA DESA-KOTA TRADISIONAL

Lewis Mumford (1895-1990)

Filosof, kritikus arsitektur, & perencana kota kelahira New York

Menurut Spiro Kostov :


Tempat tinggal yang padat penduduknya (ukuran absolut tidak bisa

ditentukan).
Mempunyai keterkaitan dengan kota lainnya (ada hirarki).
Ada batas yang mengelilingi (fisik dan non fisik).
Ada spesialisasi dan deferensiasi pekerjaan (ada hirarki sosial).
Merupakan sumber pendapatan; perdagangan (ada surplus).
Tempat yang mempunyai catatan prestasi (pemerintahan, kekayaan,
kebudayaan).
Tempat yang dibentuk daerah belakangnya (kota-desa).
Tempat dari sesuatu yang didefinisikan secara monumental
(aquaduct, pabrik, gereja, dll).
Tempat yang dibentuk oleh bangunan dan manusia .

10 Kriteria Kota menurut Jorge E. Hardoy:


1. Ukuran dan jumlah penduduknya yang besar terhadap massa dan
tempat
2. Bersifat permanen
3. Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat
4. Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukkan oleh
jalur jalan dan ruang-ruang perkotaan yang nyata
5. Tempat di mana masyarakat tinggal dan bekerja
6. Fungsi perkotaan minimum yang diperinci, yang meliputi sebuah
pasar, sebuah pusat administratif atau pemerintahan, sebuah pusat
militer, sebuah pusat keagamaan, atau sebuah pusat aktivitas
intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama
7. Heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada
masyarakat
8. Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah
pertanian di tepi kota dan memproses bahan mentah untuk
pemasaran yang lebih luas
9. Pusat pelayanan (services) bagi daerah-daerah lingkungan setempat
10.Pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada
massa dan tempat itu

DAERAH PERKOTAAN:
1. Penyatuan suku-suku adat maupun keturunan-keturunan dengan
gaya hidup yang berbeda-beda, yang berkumpul di suatu pusat
yang digunakan sebagai tempat pertemuan bersama dengan
perlindungan atau bentuk yang lainnya, atau perkumpulan
lembaga politik atau kedaulatan yang dibentuk oleh masyarakat.
2. Lokasi-lokasi di mana terdapat kemungkinan adanya suatu
lingkungan kehidupan yang beraneka-ragam dan gaya-gaya hidup
yang berbeda-beda.
3. Perkumpulan orang-orang bisnis, tempat pertukaran informasi
yang lebih cepat, tempat dengan sarana transportasi yang lebih
mudah, memadai, dan lebih cepat..

Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.

MACAM KOTA dalam PENGERTIAN HUKUM DI


INDONESIA:

1.
2.
3.
4.
5.

Kota sebagai ibukota nasional


Ibukota propinsi.
Ibukota kabupaten dan kota (madya)
Kota administratif (kotatif)
Kota kecamatan

Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.

WILAYAH

Definisi beberapa istilah:


Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional.
Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah.
Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan
pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya
alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan


utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.

Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan
perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem
jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara
keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Permendagri No.01/2008-PEDOMAN PERENCANAAN KAWASAN PERKOTAAN

SENSUS 1920 :
Kriterianya adalah jumlah penduduk 1.000 orang.
SENSUS 1930 :
- Bagi P. Jawa berpenduduk lebih dari 1.000 orang.
- Bagi Luar Jawa apabila kurang lebih mempunyai penampilan
seperti kota.
SENSUS 1961 :
Jika memenuhi salah satu kriteria:
- Berstatus Kotamadya, biasanya berpenduduk minimal 50.000 jiwa.
- Ibukota Kabupaten
- Dapat digolongkan sebagai kota karena mempunyai tingkat
ekonomi tertentu dan berpenduduk minimal 20.000 jiwa.
- Digolongkan sebagai kota oleh Pemerinah Daerah setempat.

Permukiman berawal dari kumpulan individu, keluarga, kampung, desa,


kota kecil yang akhirnya membentuk kota-kota yang lebih besar.

Jumlah jiwa

Hirarki

1
2-7
240-400
1.500-2.000
9.000-15.000
15.000-25.000
50.000-80.000
100.000-250.000
300.000-500.000
2-4 juta
14-26 juta
100 juta
1,4 milyar
30 milyar

orang
rumah
rukun warga
dukuh
kampung
desa
kota kecil
kota sedang
kota besar
metropolitan
conurbation
megalopolis
urban continent
ecomopolitan

Sumber : Rustan
dikembangkan
dari teori
Doxiadis.
Sumber:
Rustan(1988),
(1988),
dikembangkan
dari ekistik
teori Doxiadis
dalam Ekistic (1973)

Kota yang lebih besar namanya


adalah adikota (metropolis) yang
penduduknya >2juta orang, kota
raksasa (megalopolis) berpenduduk
100 juta jiwa/lebih, wilayah kota
(urban region) berpenduduk + 700
juta jiwa dan merupakan kota di
seluruh wilayah, benua kota
(urbanized continent) berpenduduk
+ 5 miliar jiwa dan merupakan kota
seluruh benua, serta mahakota
(ekumenopolis) yang berpenduduk
+ 30 miliar jiwa dan merupakan
kota seluruh dunia.

Sumber: Teori Doxiadis dalam Ekistic (1973),


dalam Mulyandari (2011)

1914
Penduduk = 33.500 jiwa (Pbm); 2.500 jiwa
(Eropa-Belanda); 4.000 jiwa (China & Arab)
Luas wilayah = 15,03 km2

2012
Penduduk = 820.000 jiwa
Luas wilayah = 110,06 km2
1934
Luas = 1882 HA

Perkembangan Kota Malang 1882 - 1938


Sumber: Stadsgemeente Malang 1914-1939

2014
Penduduk = 857.891 jiwa
Data 06 Agustus 2014
http://dispendukcapil.malangkota.go.id/

Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara


Terpadu:
Teori
Perancangan
Kota
dan
Penerapannya.

Kompas, 19 April 2012

FUNGSI KOTA

FUNGSI KOTA secara Internal:


1. Sebagai kegiatan kehidupan dalam wadah kehidupan sosialbudaya penduduk setempat, seperti kawasan permukiman dan
sarananya.
2. Sebagai wadah kegiatan ekonomi lokal, mendukung rumah tangga
penduduk, dalam hal:
a. Kebutuhan produksi: bentuk pusat kerja pemerintah dan swasta,
produksi/industri.
b. Kebutuhan kerjasama jasa, distribusi transaksi, dan simpul pertukaran
informasi.
c. Kebutuhan layanan transportasi lokal: simpul jaringan sirkulasi berupa
terminal, stasiun, dan bandara maupun pelabuhan.
3. Sebagai satuan fisik infrastruktur lokal.
4. Sebagai wadah politik dan administrasi pemerintahan.

Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.

FUNGSI KOTA

FUNGSI KOTA secara Eksternal:


1. Pusat interaksi dan wadah kegiatan sosial budaya bagi penduduk
lebih luas.
2. Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor sehingga
mempengaruhi manajemen transaksi industri antara lain produksi
barang, produksi jasa, koleksi dan distribusi untuk wilayah luas.
3. Sebagai simpul komunikasi yang lebih lengkap dan cepat dengan
jangkauan wilayah yang lebih luas.
4. Sebagai satuan fisik infrastruktural terkait dengan jaringan
wilayah luas.
5. Pusat politik dan administrasi pemerintahan untuk kepentingan
tingkat wilayah lebih atas.

Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.

ARSITEKTUR
HUKUM

EKOLOGI

BUDAYA

POLITIK
SOSIAL

EKONOMI

Hubungan kota dan arsitektur

HUBUNGAN KOTA DAN ARSITEKTUR

Ilmu arsitektur :

menyangkut bentuk fisik ruang buatan


sebagai tempat (place) bagi manusia
yang berhubungan dengan segala
kompleksitas kebutuhan
kehidupannya, baik individu maupun
komunal.
Bentuk ruang fisik buatan: dapat berupa bangunan
individual maupun komunal yang berada di dalam
lingkungan alam.

merupakan bagian dari ilmu tempat


bermukim manusia (human
settlement) dalam arti luas.

Human settlement

(Doxiadis, 1968)

Human settlement are, by definition, settlements inhabited by


man.
human settlement mempunyai skala dari sebuah shelter bangunan,
lingkungan terbangun (kawasan) hingga ke tingkat makro kota dan
wilayah.
2 elemen utama Human settlement :
1. Fisik wadah (the container): ruang fisik buatan dan ruang alam.
2. Isi (the content): manusia dan masyarakat dengan segala
aspeknya.

Dijabarkan ke dalam elemen-elemen:

1.
2.
3.
4.

Shell
Network
Nature
Human resources

URBAN DESIGN SEBAGAI JEMBATAN ANTARA URBAN PLANNING DAN


ARCHITECTURAL DESIGN

URBAN PLANNING

Bersifat dua dimensi


Dominan a-spasial
Hasil akhir: KEBIJAKAN PUBLIK

URBAN DESIGN

ARCHITECTURAL DESIGN

Penjabaran wujud dua dimensi


menjadi tiga dimensi
Wujud spasial yang dilatar
belakangi aspek a-spasial
Hasil akhir: KUMPULAN
ARSITEKTUR BANGUNAN DENGAN
DUKUNGAN KEBIJAKAN PUBLIK

Bersifat tiga dimensi


Dominan spasial
Hasil akhir: ARSITEKTUR BANGUNANTAPAK

Arsitektur dan perkotaan sebagai hasil built environment dan


kehidupan manusianya (container dan content) terjadi dalam
proses yang terencana dan terancang secara formal maupun
tidak formal.
Desain urban dipandang sebagai perluasan bidang arsitektur
dari segi skala dan cakupan area.

Arsitektur merancang bangunan pada satu persil (skala mikro),


sedangkan desain kota (urban) merancang pada suatu kawasan
(banyak persil) atau skala mezo.
Perancangan bangunan dalam satu persil harus memperhatikan
penataan lingkungan fisik dalam skala mezo dan makro agar
tidak menimbulkan implikasi-implikasi yang negatif.

PRODUK PERENCANAAN-PERANCANGAN KOTA


ORIENTASI PRODUK
Sumber: Hamid Shirvani. 1984. The Urban
Design Process. New York: Van Nostrand
Reinhold.

SKALA KOTA
Markus Zahnd. 2008. Model baru perancangan kota yang kontekstual: Kajian tentang kawasan tradisional di kota Semarang dan
Yogyakarta Suatu potensi perancangan kota yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.

A.1

A.1

A.1

A.1

A.2

A.2

A.2

A.2

B.1

B.1

B.1

B.1

B.2

B.2

B.2

B.2

A.1

A.1

A.2

A.2
B.1

B.1

SKALA KAWASAN
B.2

B.2

A.1
A.2
B.1
B.2

Kauman-Yogyakarta
Malioboro-Yogyakarta
Kauman Semarang
Pecinan-Semarang

Markus Zahnd. 2008. Model baru perancangan kota yang kontekstual: Kajian tentang kawasan tradisional di kota Semarang dan
Yogyakarta Suatu potensi perancangan kota yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.

SKALA BLOK & BANGUNAN


Markus Zahnd. 2008. Model baru perancangan kota yang kontekstual: Kajian tentang kawasan tradisional di kota Semarang dan
Yogyakarta Suatu potensi perancangan kota yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.

Seville Bridge
Santiago Calatrava
Seville

30 ST MARY SWISS RE UK HEADQUARTERS


Norman Foster & Partners, London, England. 40 floors

Marina Bay
Singapore

Terimakasih, semoga bermanfaat......

Anda mungkin juga menyukai