Sumber: Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.
Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sumber: Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.
PENGERTIAN-HAKEKAT KOTA
Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.
Markus Zahnd. 1999. Perancangan Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota dan Penerapannya.
Catatan:
Baca buku: Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di Indonesia
ditentukan).
Mempunyai keterkaitan dengan kota lainnya (ada hirarki).
Ada batas yang mengelilingi (fisik dan non fisik).
Ada spesialisasi dan deferensiasi pekerjaan (ada hirarki sosial).
Merupakan sumber pendapatan; perdagangan (ada surplus).
Tempat yang mempunyai catatan prestasi (pemerintahan, kekayaan,
kebudayaan).
Tempat yang dibentuk daerah belakangnya (kota-desa).
Tempat dari sesuatu yang didefinisikan secara monumental
(aquaduct, pabrik, gereja, dll).
Tempat yang dibentuk oleh bangunan dan manusia .
DAERAH PERKOTAAN:
1. Penyatuan suku-suku adat maupun keturunan-keturunan dengan
gaya hidup yang berbeda-beda, yang berkumpul di suatu pusat
yang digunakan sebagai tempat pertemuan bersama dengan
perlindungan atau bentuk yang lainnya, atau perkumpulan
lembaga politik atau kedaulatan yang dibentuk oleh masyarakat.
2. Lokasi-lokasi di mana terdapat kemungkinan adanya suatu
lingkungan kehidupan yang beraneka-ragam dan gaya-gaya hidup
yang berbeda-beda.
3. Perkumpulan orang-orang bisnis, tempat pertukaran informasi
yang lebih cepat, tempat dengan sarana transportasi yang lebih
mudah, memadai, dan lebih cepat..
Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
1.
2.
3.
4.
5.
Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
WILAYAH
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan.
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan
pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya
alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan
perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem
jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara
keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
SENSUS 1920 :
Kriterianya adalah jumlah penduduk 1.000 orang.
SENSUS 1930 :
- Bagi P. Jawa berpenduduk lebih dari 1.000 orang.
- Bagi Luar Jawa apabila kurang lebih mempunyai penampilan
seperti kota.
SENSUS 1961 :
Jika memenuhi salah satu kriteria:
- Berstatus Kotamadya, biasanya berpenduduk minimal 50.000 jiwa.
- Ibukota Kabupaten
- Dapat digolongkan sebagai kota karena mempunyai tingkat
ekonomi tertentu dan berpenduduk minimal 20.000 jiwa.
- Digolongkan sebagai kota oleh Pemerinah Daerah setempat.
Jumlah jiwa
Hirarki
1
2-7
240-400
1.500-2.000
9.000-15.000
15.000-25.000
50.000-80.000
100.000-250.000
300.000-500.000
2-4 juta
14-26 juta
100 juta
1,4 milyar
30 milyar
orang
rumah
rukun warga
dukuh
kampung
desa
kota kecil
kota sedang
kota besar
metropolitan
conurbation
megalopolis
urban continent
ecomopolitan
Sumber : Rustan
dikembangkan
dari teori
Doxiadis.
Sumber:
Rustan(1988),
(1988),
dikembangkan
dari ekistik
teori Doxiadis
dalam Ekistic (1973)
1914
Penduduk = 33.500 jiwa (Pbm); 2.500 jiwa
(Eropa-Belanda); 4.000 jiwa (China & Arab)
Luas wilayah = 15,03 km2
2012
Penduduk = 820.000 jiwa
Luas wilayah = 110,06 km2
1934
Luas = 1882 HA
2014
Penduduk = 857.891 jiwa
Data 06 Agustus 2014
http://dispendukcapil.malangkota.go.id/
FUNGSI KOTA
Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
FUNGSI KOTA
Sumber: Hestin Mulyandari. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
ARSITEKTUR
HUKUM
EKOLOGI
BUDAYA
POLITIK
SOSIAL
EKONOMI
Ilmu arsitektur :
Human settlement
(Doxiadis, 1968)
1.
2.
3.
4.
Shell
Network
Nature
Human resources
URBAN PLANNING
URBAN DESIGN
ARCHITECTURAL DESIGN
SKALA KOTA
Markus Zahnd. 2008. Model baru perancangan kota yang kontekstual: Kajian tentang kawasan tradisional di kota Semarang dan
Yogyakarta Suatu potensi perancangan kota yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.
A.1
A.1
A.1
A.1
A.2
A.2
A.2
A.2
B.1
B.1
B.1
B.1
B.2
B.2
B.2
B.2
A.1
A.1
A.2
A.2
B.1
B.1
SKALA KAWASAN
B.2
B.2
A.1
A.2
B.1
B.2
Kauman-Yogyakarta
Malioboro-Yogyakarta
Kauman Semarang
Pecinan-Semarang
Markus Zahnd. 2008. Model baru perancangan kota yang kontekstual: Kajian tentang kawasan tradisional di kota Semarang dan
Yogyakarta Suatu potensi perancangan kota yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press.
Seville Bridge
Santiago Calatrava
Seville
Marina Bay
Singapore