Anda di halaman 1dari 17

Oleh: Rahma Hiromi, S.T., M.Eng.

1. Menurut Kamus Tata Ruang: Kota adalah pemukiman yang berpenduduk


relatif besar, luas area terbatas, pada umumnya bersifat non-agraris, dan
kepadatan penduduk relatif tinggi.
2. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kota: Kota adalah permukiman dan kegiatan penduduk
yang mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan
perundangan serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan kekotaan.
3. Menurut UU No. 22 tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah: Kota adalah kawasan
yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi.
1. Jumlah penduduk tinggi
2. Tempat bermukim, bekerja,
kegiatan ekonomi, pusat
pemerintahan, dan pusat kegiatan
lain yang telah mengalami banyak
kemajuan fisik
3. Pusat fasilitas-fasilitas masyarakat
4. Pusat-pusat kegiatan di kota sering
mengalami perubahan daya tarik
5. Terjadi percampuran kelas sosial
masyarakat; tidak ada dominasi
suku, kasta, atau keluarga.
6. Sifat warga kota cenderung
individualis
• Tempat pertemuan antara penduduk
Penduduk sebuah desa dengan penduduk di
Penduduk
Desa A Desa B sekitar desa itu baik untuk transaksi
keperluan hidup, tempat
Penduduk
Desa C pengumpulan barang, atau tukar
menukar barang.
• Lama-kelamaan ada yang bermukim
KOTA di sekitar tempat itu dan kemudian
pemukiman itu menjadi semakin
Penduduk
besar. Berdatangan pula penduduk
Desa D dari daerah sekitar ke tempat itu yang
Penduduk kemudian membentuk sebuah kota
Desa E atau bahkan menjadi kota besar.
Berdasarkan buku “Ethics and Urban Design” (Gideon S. Golany, 1995),
asal mula kota adalah sebagai berikut:
1. Masa Tanpa Tempat Tinggal (Presettlement)
2. Nomaden (Nomadism)
3. Semi-nomaden (Semi-nomadism)
4. Tempat Kegiatan Wilayah (Regional Activity Site)
5. Desa (Rise of The Village)
6. Pusat Pertumbuhan Wilayah (Regional Growth Centers)
7. Kota Kecil (Rise of The Town)
8. Kota (Rise of The City)
• Zaman Neozoikum (sebelum
Zaman Batu)
• Manusia hidup dalam kelompok-
kelompok.
• Manusia zaman ini biasanya akan
hidup di tempat yang dekat
dengan sumber air seperti danau,
sungai, dan lain-lain.
• Perkembangan tempat tinggal
diawali dengan ditemukannya alat
dan teknologi.
• Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)
• Pada zaman ini, manusia hidup secara
nomaden atau berpindah-randah
dalam kumpulan kecil untuk mencari
makanan.
• Bertahan hidup dengan
mengumpulkan makanan dari alam
dan berburu.
• Tempat tinggal di gua pada lereng
lembah dataran rendah.
• Hidup berkelompok dan berdasarkan
suku yang memiliki hubungan darah.
• Akhir Zaman Paleolitikum,
memasuki awal Zaman Neolitikum
(Zaman Batu Muda).
• Berkembang sistem bercocok
tanam.
• Terdapat 2 tempat tinggal,
penyimpanan makanan dan rumah
musiman bagi manusia.
• Tempat tinggal manusia masih
berada di gua atau lokasi dengan
pagar batu.
 Munculnya tempat tinggal yang permanen.
 Lokasi ini dibangun sejak mulai ada kegiatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
manusia, seperti wol, susu, keju atau daging.
 Tempat ini juga digunakan untuk kegiatan ritual kepercayaan atau tarian-tarian
perayaan kesukuan.
 Ciri lokasi: memliki pohon suci, topografi terlindung (teduh).
 Bersifat temporer.
 Awal masuk periode Neolitikum > Revolusi Pedesaan
 Perkembangan sistem pertanian
 Munculnya permukiman di tepian sungai
 Munculnya permasalahan tentang kepemimpinan suku-suku dan sistem
administrasi
 Pertanian semakin produktif > kebutuhan lokasi untuk perdagangan dan kegiatan
kebudayaan.
 Desa memiliki produksi khusus selain hasil tani, seperti kerajinan tangan.
 Lokasi tumbuh: berada di pusat wilayah, mudah dicapai, aman, luasan cukup untuk
kegiatan dagang, pertemuan warga, ibadah, dan hiburan.
 Lokasi tumbuh bersifat permanen dan dapat dikunjungi setiap hari.
• Adanya kebutuhan menyimpan
makanan dan pengiriman ke
wilayah lain dengan transportasi >
munculnya kota kecil.
• Perpindahan manusia dari tanah
pertanian menuju ke wilayah
dekat pusat tumbuh > produksi
makanan awetan dan mencari
kerja.
• Kota kecil dapat meluas menjadi
kota karena meningkatnya jumlah
penduduk dan kegiatan non-
pertanian.
• Kota pada awalnya untuk kegiatan
dagang, transportasi, agama,
politik, administrasi, dan
pertahanan di sekitar desa-desa.
• Terjadi perubahan dalam pola
sosial > kota tidak memiliki
hubungan dekat antar
suku/keluarga.
• Kota dan desa-desa sekitarnya
menjadi satu wilayah yang dibatasi
oleh tembok pertahanan dan
keamanan > penarikan pajak
Berdasarkan buku “The Architecture of Towns and Cities” karya Spereigen, Paul D.
(1965), klasifikasi sejarah kota dunia adalah sebagai berikut:
1. Kota Zaman Kuno: 1000 tahun SM
2. Kota Klasik: Abad 8 SM
3. Kota Abad Pertengahan: Abad 5 M
4. Kota Neoklasik: Abad 14 M
5. Kota Kolonial: Abad 16 – 17 M
6. Kota Revolusi Industri: Abad 18 M – awal abad 19 M
7. Perkembangan kota setelah revolusi industri
1. Membuat 7 kelompok 1. Kota Zaman Kuno
2. Kota Klasik
2. Masing-masing kelompok membuat
3. Kota Abad Pertengahan
makalah min. 3 halaman (font
4. Kota Neoklasik
arial, 12) format PDF tentang topik
5. Kota Kolonial
yang telah ditentukan (lengkap
6. Kota Revolusi Industri
dengan gambar)
7. Perkembangan kota setelah
3. Dikirim via email revolusi industri
(hiromiramli@gmail.com) dan
dipresentasikan Jumat depan (6
November 2020)
Ceritakan sejarah perkembangan kota pada masa tersebut
mencakup: 1. Kota Zaman Kuno
 Tahun perkembangan kota 2. Kota Klasik
 Pola kota 3. Kota Abad Pertengahan
 Iklim kota dan pengaruhnya terhadap permukiman 4. Kota Neoklasik
 Kegiatan manusia di dalam kota 5. Kota Kolonial
 Kondisi sosial, ekonomi, budaya, politik 6. Kota Revolusi Industri
 Peta kota
7. Perkembangan kota setelah
 Foto kota
revolusi industri
 Jumlah penduduk kota
 Lengkapi dengan sumber gambar dan sumber data

Anda mungkin juga menyukai