Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANDIRI

Dosen pengampuh: Yusmawaty,M,Pd..

DISUSUN OLEH
RESTU PUTRI MAH BENGI : 230209114

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan
banyak nikmat, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga proses
pembuatan makalah mitem ini berjalan dengan baik. Begitupun atas rahmat Allah
SWT makalah “TUGAS MANDIRI”, tugas makalah ini dikerjakan secara individu
dan dapat di selesaikan dengan baik.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih saya kepada ibu Yusmawaty,M,Pd.
Selaku dosen pengampuh mata kuliah ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Penulis
menyadari banyak pihak yang membantu dan berkontribusi dalam terselesaikannya
Makalah mitem ini. Segala bentuk bantuan, baik berupa dukungan moril dan materil
sangat membantu penulis dalam mengumpulkan semangat dan keinginan untuk
menyelesaikan Makalah.

Semoga ibu yusmawaty. menerima dan memaklumi segala kekurangan yang


ada dalam makalah mitem ini. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dari berbagai kalangan. Penulis kemudian
mengucapkan permohonan maaf jika selama proses pembuatan makalah banyak
melakukan kesalahan, baik berbentuk lisan maupun tulisan, yang dilakukan secara di
sengaja maupun tidak disengaja.
BAB 1
PENDAHLUAN

A. Interaksi Sosial Antara Desa dan Kota

Desa adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki kewenangan


untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal- usul dan adat setiadat setempat yang di akui dalam sistem pemerintahan
nasional dan berada di daerah kabuaten.

Tingkat perkembangan desa dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu:

1. Desa swasembada
2. Desa swakarya
3. Desa swadaya

Desa Swasembada atau biasa disebut desa maju atau berkembang


adalah desa yang masyarakatnya dinilai mampu memanfaatkan dan
mengembangkan potensi yang dimiliki desa baik sumber daya alam maupun
fasilitas yang disediakan. Berpikiran lebih modern dan perekonomian
masyarakatnya sudah terpenuhi.
Sedangkan desa yang dalam tingkatan Desa Swakarya termasuk desa
yang tingkatannya berada dibawah desa swasembada. Desa swakarya adalah
desa yang sedang dalam tahap pengembangan, pola pemikiran yang mulai
terbuka dan memiliki sarana yang mampu meningkatkan perekonomian,
pendidikan, dan bidang lainnya.
Berbeda dengan Desa Swadaya yang bisa disebut sebagai desa yang
tertinggal. Daerah yang ditinggali terisolir, sehingga pemikiran
masyarakatnya lebih primitif dan tertutup dari segala pengaruh dunia luar.
Masyarakatnya juga masih berpegang teguh dengan kepercayaan adat serta
minim dalam sarana dan prasarananya.
a. Pola Keruangan Desa
Tipe pola pemukian desa di dunia sangat dipengaruhi oleh berbagai
kondisi terutama fisiografis wilayahnya. Saat dunia semakin berkembang
pesat, para penghuni desa mulai meninggalkan daerahnya menuju desa.

Menurut Bintarto (1977) ada banyak jenis pola pemukiman atau


keruangan desa sebagai berikut:
1. Clustered Rural Settlements, Pola pemukiman desa ini cenderung
berkelompok dimana sejumlah keluarga tinggal berdekatan satu sama
lain dengan area di sekitarnya berupa lahan pertanian. Biasanya pola
pemukiman memusat ada di daerah dataran rendah subur dengan sumber
air yang baik atau lembah, contohnya Kampung Naga di Neglasari
Tasikmalaya. Pemukiman desa model ini biasanya akan dijumpai rumah,
lumbung padi, gudang perkakas, tempat ibadah hingga sekolah. Setiap
penduduk yang hidup disana akan diberikan sebidang lahan atau
menyewa lahan untuk diusahakan. Saat populasi tumbuh semakin pesat
maka pemukiman baru akan dibangun di dekat rumah yang sudah ada.
Pola pemukiman seperti ini membuat kekerabatan diantara penduduk
sangat erat karena jarak yang berdekatan.
2. Circular Rural Settlements, Pola pemukiman ini membentuk lingkaran
dengan ruang terbuka di tengah-tengah pemukiman. Pemukiman
dibangun mengikuti garis lingkaran dari pusat daerah terbuka.
Pengaturan bangunan biasanya akan dilakukan sesuai kesepakatan atau
hukum adat. Model ini menyerupai pola ruang Von Thunen karena
strukturnya melingkar dengan titik pusat di tengahnya.
3. Linier Rural Settlements, pola pemukiman ini berbentuk memanjang
mengikuti suatu kenampakan seperti sungai, rel kereta, dan jalan raya,
tranportasi utama mengandalkan sungai atau jalanan sempit jika di antara
rel kereta atau jalan raya
b. Pola Keruangan Kota

Awal terjadinya pemukiman di sebabkan oleh beberapa faktor,


diantaranya adalah perpindahan penduduk hingga menetap pada suatu
wilayah. Kota tumbuh dengan sendirirnya, selanjutnya manusia
mengembangkan untuk kebutuhannya. Dengan demikian kota dapat
diartikan sebagai berikut:
1. dalam arti sempit, kota merupakan perwujudan geografis yang di simbolkan
oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan budaya di suatu
wilayah.

2. dalam arti luas, kota merupakan perwujudan geografis yang di timbulkan


oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan budaya di suatu
wilayah dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan wilayah lain.

 kota sebagai pusat pemerintahan

Menurut Prof. Bintarto bahwa daerah selaput kota dapat mengalami


perubahan karena adanya dalam tingkatan teknologi dan budaya. Adapun
pembagiannya sebagai berikut.

a) Hamlet, adalah pedusunan yang mempunyai penduduk 20 – 250 orang.


b) Small village, adalah kelurahan yang berpenduduk 250 – 1.000 orang.
c) Medium village, adalah pedukuhan yang berpenduduk 1.000 – 1.750
orang.
d) Large village, adalah kelurahan besar yang berpenduduk 1.750 – 2.000
orang.
e) Service village, adalah kelurahan dengan fungsi khus us yang berpenduduk
2.000 – 5.000 orang.
f) Infant town, adalah kecamatan kecil yang berpenduduk 5.000 – 20.000
orang.
g) Town ship, adalah kecamatan kecil sedang dan besar yang berpenduduk
20.000 – 50.000 orang.
h) Town, adalah kabupaten yang berpenduduk 350.000 – 600.000 orang.
i) Town city, adalah kota yang berpenduduk 600.000 – 1.000.000 orang.
j) Metropolis, adalah kota besar yangberpenduduk 1.000.000 – 2.000.000
oarang.

 pola keruangan kota atau zone

Zone, yaitu daerah-daerah yang membentuk jalur-jalur linier yang


teratur dalam ruang dan biasanya mengelilingi pusat-pusat daerah kegiatan
(PDK), yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Central Business Districts
(CBD). Akibat perkembangan penduduk dan kegiatan, berarti wilayah di
luar pusat daerah kegiatan ini disebut Selaput Inti Kota (SIK).
Pengelompokan dan pembagian kegiatan di kota tergantung pada
faktor-faktor sebagai berikut:
1. ruang yang tersedia di dalam kota.
2. kebutuhan warga kota.
3. Tingkat teknologi.
4. Perencanaan kota.
5. Geografi setempat.

Dengan adanya pengelompokan itu, akan terjadi beberapa unit kegiatan.

1. Sentralisasi yaitu timbulnya suatu gejala mengelompok pada suatu titik


atau tempat menjadi pusat daerah kegiatan, cirinya merupakan pusat
keramaian dari kota pada siang hari, tetapi sunyi pada malam hari, sebab
fasililtas ini berupa kantor-kantor, bank, dan lain-lain
2. Nukleasi, fungsinya mirip seperti PDK.
3. Desentralisasi, yaitu timbulnya gejala untuk menjauhi titik utama sehingga
menimbulkan pusat-pusat bari.
4. Segregasi, yaitu kelompok-kelompok perumahan yang terpisah satu sama
lain karena perbedaan sosial.

Wujud dari pusat kegiatan ini antara lain sebagai berikut:

1. Kelompok pertokoan dan kelompok tempat tinggal.


2. Kelompok pemerintahan dan kelompok berbagai stasiun.
3. Kelompok pasar dan kelompok sekolahan.
4. Kelompok dan rekreasi.

 Daerah Slum, Kota Satelit dam Sub-urban


1. Daerah slum
Daerah slum, yaitu kelompok-kelompok daerah miskin dikenal dengan
istilah lingkungan miskin dengan ciri-ciri antara lain:
a. Daerah ini merupakan pemukiman yang di diami oleh oleh warga kota
yang gagal dalam bidang ekonomi.
b. Daerah ini merupakan daerah dengan lingkungan yang tidak sehat.
c. Daerah ini merupakan daerah yang di diami oleh banyak penganggur.
d. Penduduk di daerah ini emosinya tidak stabil.

2. Kota satelit
Kota satelit, yaitu sub koordainasi dari pusat-pusat yang lebih besar, tetapi
memiliki tingkat kebebasan yang tinggi sebagai pusat produksi dan pusat
pekerjaan. Ciri-ciri kota satelit, yaitu berikut ini:
a. Lebih merupakan pusat-pusat kecil di bidang industry sehingga dapat
dikatakan satelit bergungsi sebagai kota produksi.
b. Kota satelit berkecenderungan mempunyai jumlah penduduk yang
lebih besar daripada sub-urban.
c. Kota satelit di perkirakan terbentuk lebih dulu dari sub-urban.
d. Kota satelit terletak di luar batas-batas puat daerah urban yang
berpenduduk padat.
e. Daerah sub-urban yang banyak berfungsi sebagai tempat tinggal
biasanya wilayahnya lebih kecil daripada kota satelit.
f. Letak dari sub-urban ini biasanya lebih dekat pada pusat-pusat kota
yang lebih besar.

 Sub-Urban
Sub-urban yatu kelompok masyarakat, yang relative kecil dan berdiam
dekat kota-kota besar masih mempunyai ketergantungan terhadap kota-
kota tersebut.

POLA KERUANGAN DAERAH KOTA MENURUT TEORI KONSENTRASI


ko

kota yang tumbuh dengan dukungan kegiatan pertambangan di antaranya pangkal


pinang dengan timika. Pangkal pinang adalah daerah pertambangan timah. Timika
adalah daerah pertambagan tembaga.
MASALAH URBANISASI

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk darimluar kota untuk hidup menetap dan
meningkatkan taraf hidupnya:

a. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA URBANISASI


1. Faktor penrik (pull fictors)
Adapun yang termasuk factor penarik anatar lain sebagai berikut:
a. Penduduk desa beranggapan bahwa di kota pekerjaan dan muah
memperoleh penghasilan.
b. Kota nerupakan pusat fasilitas biang pendidikan, reaksi dan kesehatan.
c. Kota merupakan tingkat kebudayaan yang lebih tinggi.
d. Kota merupakan tempat untuk dapat menggnakan keahlian (skill)
2. Factor pendorong(push factors)
Yang termasuk factor pendorong yaitu sebagai berikut:
a. Proses kemiskinan di desa akibat pembagian tanah warisan yang
semakin menyempit.
b. Lapangan pekerjaan yang hampir tidak ada. Orang desaterkenal ulet,
sabar da suka bekerja keras, tetapi karena jumlah penduduk tinggi
sehingga jumlah lapangan kerja kurang.
c. Upah buruh di desa lebih rendah daripada di kota.
d. Adat istiadat yang ketat bagi yangberpendidikan, menyebabkan
kemajuannya sering terhambat, sehingga mendorong untuk
mencari penghidupan yang lebih baik di kota.
e. Kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia di desa, sehingga
penduduk desa banyak yang pindah ke kota.
 DAMPAK YANG TIMBUL AKIBAT URBANISASI
1. Dampak positif urbanisasi bagi kota anatar lain:
a. Mudah mencari tenaga kerja
b. Sistem upah menjadi murah.
c. Proses pembangunan di kota menjadi lebih cepat .
d. Terjadinya perluasan wilayah perkotaan

2. Dampak negative urbanisasi bagi kota antara lain


a. Timbulnya kepadatan penduduk.
b. Timbulnya pengangguran.
c. Timbulnya masalah kemacetan lalu lintas.
d. Timbulnya daerah kumuh (slum).
e. Terjadinya perncemaran.

3. Dampak negatif bagi desa antara lain


a. Desa kehilangan tenaga kerja yang potensial.
b. Pembangunan desa terhambat.
c. Kegiatan ekonomi dikendalikan orang kota.

 Upaya mengatasi urbanisasi


Untuk mengatasi urbanisasi dilakukan hal berikut.
a. Mempelajari, meneliti, dan melaksanakan pembangunan
wilayah di berbagai tempat, terutama di kota-kota besar di
Jawa dan Madura.
b. Mengembangkan industri kecil atau industry rumah tangga
di wilayah pedesaan indonesia.
c. Mengatur arus penduduk dari arah desa ke kota melalui
kegiatan administrasi dan kebijakan lainnya.
d. Melancarkan kegiatan keluarga berencana dengan lebih
ketat baik di desa maupun di kota.
e. Menghidupkan daerha pedesaan dengan bermacam-macam
kegiatan pembangunan yang murah dan memenuhi syarat
kesehatan di daerah tepi.
f. Pembangunan perumahan rakyat yang murh dan memenuhi
syarat kesehatan, sehingga terjangkau oleh masyarakat
ekonomi lemah.

c. interaksi desa dengan kota dalam pembangunan daerah


 MANFAAT INTERAKSI KOTA
a. Kemajuan di bidang perhubungan dan lalu lintas antar
kota.
b. Daerah yang dekat dengan kota banyak mednapat
pengaruh kota sehingga presentase penduduk yang
bertani berkurang dan beralih ke non agraris.
c. Daerah yang berbatasan dengan kota banyak di
pengaruhi oleh tata kehidupan( rural urban area).

1. PENGARUH POSITIF INTERAKSI KOTA


Pengaruh positif interaksi kota anatara lain:
a. Cakrawala pengetahuan pendudk desa semakin meningkat karena
banyak sarana pendidikan (dasar dan menengah)
b. Banyaknya sekolah dan guru yang tersedia di pedesaan dengan
pengetahuan yang cukup luas mengenai masalah pembangunan,
dapat menjadi penggerak kemajuan warga.
c. Tekonologi tepat guna di bidang pertanian dan peternakan
meningkatkan produksi dan penghasilan penduduk desa.
d. Masuknya para ahli dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan,
bermanfaat bagi desa dalam melestarikan lingkungan
pedesaan.

2. PENGARUH NEGATIF INTERAKSI KOTA


Pengaruh negative interaksi kota adalah sebagai berikut:
a. Terbukanya kesempatan kerja dan daya tarik kota telah banyak
menyerap pemuda desa, sehingga mengurangi tenaga kerja
potensial di bidang pertanian
b. Perluasan kota dan masuknya orang-orang pedesaan telah
merubah tata guna lahan pedesaan terutama di tepian kota.
c. Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang kurang sesuai dengan
kebudayaan ataupun tradisi desa cenderung menggagu tata
pergaulan atau seni budaya desa.
d. Problema pangan, pengangguran dan lingkungan.

Aspek Interaksi Kota di Bidang Ekonomi

a. Tenaga kerja
b. Perindustrian
c. Pangan, pakaian dan perumahan
d. Sumber daya alam dan energy

Aspek interaksi kota bidang sosial

a. Jumlah penduduk
b. Pertambahan penduduk
c. Persebaran penduduk
d. Kepadatan penduduk
e. Perkembangan koperasi dan organisasi sosial
Aspek Interaksi Kota di Bidang Budaya
a. Peralatan dan perlengkapan hidup
b. Kemasyarakatan
c. Bahasa
d. Kesenian

PUSAT PERTUMBUHAN

1. PENGERTIAN PUSAT PERTUMBUHAN


1. Teori Chistaller ( tempat yang sentral)
Teori ini menjelaskan bahwa tempat sentral merupakan suatu titik
simpul dari bentuk hexagonal atau segienam. Bentuk ini sebenarnya
merupakan hasil pengembangan dari bentuk lingkaran yang
mengelilingi pusat kota.
Fungsi kota menururt Chistaller dalam konsep central- place Theory
adalah pusat aktivitas ntuk melayani berbagai kebutuhan penduduk.

2. Teori kutub
Teori ini menyatakan bahwa pembangunan dimanapun tidak terjadi
secara serentak melainkan dapat muncul di tempat-tempat tertentu
yang di pengaruhi oleh factor dominan misalnya letak, iklim,
topografi, politik dan sosial ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai