Anda di halaman 1dari 87

SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

3 SKS
TEORI MODERNISASI BARU
LATAR BELAKANG
 Bahwa pembangunan diberbagai negara dunia
sekarang ini sedang berada dalam krisis
 Krisis yang paling mencolok dan parah, dialami
oleh negara-negara yang menganut sistem sosialis
(Ingat: Kejatuhan Uni Sovyet, 1990)
 Krisis pembangunan juga dialami oleh negara-
negara kapitalis (sejak Bill Clinton,1993)
BAGAIMANA DENGAN PEMBANGUNAN DI NEGARA
YANG TERGOLONG DUNIA KETIGA?

 Di negara dunia ketiga, krisis bersifat


multidimensional dan derajat intensitasnya
sangat mendalam
 Krisis pembangunannya seolah-olah ingin
mengatakan bahwa berbagai teori pembangunan
yang ada dan telah dikemukakan selama ini telah
gagal memecahkan masalah-masalah
“Kemiskinan dan Peperangan”
 Karena itu, perlu dicari model “Baru” tentang
(teori) pembangunan (another development)
METODENYA BAGAIMANA?

 Salah satu metodenya adalah dengan cara belajar


dan memahami peta (roadmap) teori-teori
pembangunan, sehingga dapat mengembangkan
pengertian dan pemahaman yang lebih
mendalam untuk menyusun jawaban (baru) yang
lebih baik atas berbagai pertanyaan-pertanyaan
tentang pembangunan
FOKUS PEMBELAJARAN
 Mempelajari teori pembangunan sebagai teks
(konsep dan teori)
 Mempelajari implementasi teori pembangunan
dalam rangka pembangunan sebagai konteks
(empiris)
 Mempelajari kenyataan praktek teori sebagai
aktualisasi dan reaktualisasi melalui technoknowledge
(tools of analysis; these – antithese = synthese)
PARADIGMA PEMBANGUNAN
TINGKATAN PARADIGMA TEORI
REALITA PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN

Makro – Subyektif Fakta Pembangunan Teori Struktural


Makro – Obyektif dan Teori
Fungsional PARADIGMA
(Kelembagaan) PEMBANGUNAN
Mikro – Subyektif Definisi atau Konsep Teori TERPADU
Pembangunan Interpretatif (INTEGRATED
DEVELOPMENT)

Mikro - Obyektif Perilaku Manusia Teori Perilaku


dalam Pembangunan atau Teori Kritis
(Implementasi
Kebijakan
Pembangunan)
POSISI KONSEP DAN TEORI PEMBANGUNAN

REALITA
N
E
O
M
N
P FENOMENA/PERISTIWA
I
E
R
KONSEP M
I
P
S
I
TEORI R
I
S
METODOLOGI
TEORI MODERNISASI DALAM PEMBANGUNAN
INDONESIA
 Pembangunan di Indonesia, maka teori modernisasi
merupakan teori yang paling dominan menentukan
wajah pembanguan di Indonesia.

 Teori besar yang mempengaruhi teori Modernisasi,


yaitu teori evolusi dan teori fungsional.

 Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana


asumsi teoretis teori Modernisasi dan implikasinya
bagi pembangunan di Indonesia.
Asumsi teori modernisasi merupakan hasil dari konsep dari
metafora teori evolusi. Menurut teori-teori evolusi,
perubahan sosial bersifat linear, terus maju dan perlahan,
yang membawa masyarakat berubah dari tahapan primitive
menuju ke tahapan yang lebih maju.

Pertama, modernisasi merupakan proses bertahap. Teori


Rostow tenang tinggal landas membedakan berbagai fase
pertumbuhan ekonomi yang hendak dicapai oleh
masyarakat.

 Diawali dengan masa primitif dan sederhana menuju


masyarakat menuju dan berakhir pada tatanan yang maju
dan kompleks
Kedua, modernisasi sebagai proses homogenisasi
 Tidak terbantahkan bahwa proses modernisasi merupakan sebuah
proses yang menuntut kesamaan dan kemiripan, dan hal ini menjadi
indicator bahwa proses pembangunan dikatakan berhasil.

 Proses homogenisasi ini terjadi dalam beberapa tingkat, yaitu


homogenisasi internal, terjadi di dalam negara , artinya, diantara
masyarakat sudah tidak terjadi ketimpangan ekonomi dan sosial.

 Berikutnya homogenisasi eksternal yaitu kemiripan dan kesamaan


antara negara maju dan negara berkembang. Watak homogenisasi ini
merupakan salah satu target para pemikir teori Modernisasi untuk
melaksanakan pembangunan secara efektif.

 Walaupun dengan watak tersebut, modernisasi menghadapi kritik


yang besar, bahwa ternyata ide homogenisasi ini hampir tidak
mungkin untuk bisa terwujud. Karena proses transfer budaya antara
negara maju dan negara berkembang, merupakan transfer yang
evolutif sehingga hal ini membutuhkan waktu yang relative lama
untuk dapat mewujudkan target homogenisasi.
Ketiga, modernisasi merupakan proses Eropanisasi dan
Amerikanisasi atau yang lebih populer bahwa modernisasi itu
sama dengan barat.
 Negara barat merupakan negara yang tak tertandingi dalam
kesejahteraan ekonomi dan politik. Negara maju ini
dijadikan mentor bagi negara berkembang.

 Dalam hal yang lebih nyata, kebijakan industrialisasi dan


pembangunan ekonomi sepenuhnya mencontoh hal-hal yang
dilakukan negara maju tanpa memperhatikan factor budaya
dan sejarah local negara berkembang.

 Walaupun, saat ini negara maju sedang mengalami krisis


ekonomi yang dahsyat dan kenyataannya negera berkembang
masih belum terimbas secara besar-besaran.

 Hal ini menunjukkan bahwa teori Modernisasi sedang


menghadapi kritik yang hebat. Perbaikan terhadap teori
Modernisasi terutama praktek-praktek pembangunan di
negara berkembang perlu dilakukan.
Keempat, modernisasi merupakan proses yang tidak mundur.
 Proses modernisasi merupakan proses yang tidak bisa
dihentikan ketika sudah mulai berjalan.

 Dengan kata lain ketika sudah melakukan kontak dengan


negara maju maka dunia ketiga tidak mampu menolak proses
selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dalam proses bagaimana
negara berkembang terus menerus meminta bantuan negara
maju untuk dapat membantu baik secara financial maupun
intervensi kebijakan politik.

 Hanya sedikit dari negara dunia ketiga yang melakukan


penolakan terhadap asumsi yang keempat dari teori
Modernisasi ini, yaitu Korea Utara dan Iran yang secara tegas
menolak intervensi yang dilakukan oleh negara maju.
Kelima, modernisasi merupakan perubahan progresif.
 Hal ini memang diterima oleh para pemikir
pembangunan, namun demikian efek samping dari proses
ini merupakan suatu proses yang memakan banyak
korban yang secara sosial berbiaya mahal.

 Contoh pada saat pembuatan waduk Kedungombo, maka


masyarakat sekitar Kedungombo merupakan elemen
yang paling dikorbankan dan ongkos sosial yang juga
semakin mahal.

 Belum lagi contoh-contoh proses modernisasi yang


melibatkan atau mengorbankan banyak orang, paling
mudah dilihat adalah proses pembuatan jalan tol di Jawa
yang tentu saja akan mengeluarkan ongkos sosial yang
tidak sedikit.
Jika modernisasi didasarkan atas teori fungsional, maka
teori modernisasi mengandung asumsi bahwa modernisasi
merupakan proses sistematik, transformasi, dan terus-
menerus.

 Pertama, sebagai proses sistematik. Proses modernisasi


merupakan proses melibatkan seluruh aspek kehidupan
bernegera, termasuk industrialisasi, urbanisasi,
diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi.

 Hal ini membentuk wajah modernisasi sebagai sebuah


bentuk yang teratur disbanding sebuah proses yang
tidak beraturan.
Kedua, sebagai proses transformasi.
 Proses ini memberi arti, bahwa modernisasi
merupakan proses yang membentuk dari sebuah
kondisi tradisional menjadi modern dalam segala aspek
sosial budaya.

Ketiga, sebagai proses yang terus-menerus.


 Proses modernisasi melibatkan perubahan sosial yang
terus-menerus. Sekali perubahan sosial terjadi,aspek
sosial yang lain juga akan ikut terpengaruh.

 Hal ini kemudian saling menguatkan proses perubahan


sosial dan modernisasi.
SEJARAH MUNCULNYA TEORI
MODERNISASI BARU
Teori Modernisasi Baru atau kajian baru dari Teori
Modernisasi lahir sekitar akhir Tahun 1970-an sebagai
tanggapan atas kritikan yang diberikan oleh penganut
teori dependensia klasik.
Kajian baru ini juga masih menggunakan
analisa pada tingkat nasional, dan tetap
berusaha menjelaskan pembangunan Dunia
ketiga dengan bertitik tolak pada faktor
internal seperti nilai-nilai tradisional dan
berbagai pranata sosial.
Teori modernisasi baru
Perbedaan teori modernisasi klasik dengan modenisasi
baru
1. Hasil kajian teori modernisasi baru ini sengaja menghindar
untuk memperlakukan nilai-nilai tradisional dan modern
sebagai dua perangkat sistem nilai yang secara total bertolak
belakang.

2. Secara metodelogis kajian baru ini juga berbeda, hasil karya


baru ini tidak lagi bersandar teguh pada analisa yang abstrak
dan tipologi, tetapi lebih cenderung untuk memberikan
perhatian yang seksama pada kasus-kasus nyata .
Lanjutan . . .
 Sebagai akibat dari perhatiannya terhadap
sejarah dan analisa kasus nyata, hasil kajian
teori modernisasi baru tidak lagi memiliki
anggapan tentang gerak atau arah
pembangunan yang menjadikan barat
sebagai satu-satunya model.

 Hasil kajian teori modernisasi baru ini lebih


memberi perhatian pada faktor eksternal
(lingkungan internasional) dibanding pada
masa sebelumnya (modernisasi klasik)
Beberapa Teori Modernisasi
KLASIK :
TEORI HARROD – DOMAR
(Tabungan & Investasi)

Masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal.


Kalau ada modal, dan modal itu diinvestasikan, hasilnya
adalah pembangunan ekonomi. Prinsipnya: Kekurangan
modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama
pembangunan
 Teori Harrod-Domar merupakan salah satu teori yang
terus dipakai dan terus dikemabangkan. Teori ini
dicetuskan oleh Roy Harrod dan Evsey Domar, yang
bekerja terpisah namun menghasilkan kesimpulan yang
sama bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
tingginya tabungan dan investasi.

 Hal ini bisa dijumpai pada negara maju dan berkembang,


masyarakat di negara maju merupakan masyarakat yang
memiliki investasi yang tinggi yang diwujudkan dalam
saham, danareksa, indeks, dan bentuk investasi yang lain.

 Contoh paling dekat dapat dilihat bagaimana masyarakat


Singapura memiliki tingkat investasi yang tinggi
dibanding negara-negara di Asia Tenggara.
TEORI MAX WEBER
(ETIKA PROTESTAN)

TeoriWeber mempersoalkan masalah manusia yang


dibentuk oleh nilai-nilai budaya disekitarnya, terutama
nilai-nilai agama. Etika Protestan yang dikemukakan Weber
adalah cara bekerja yang keras dan sungguh-sungguh, lepas
dari imbalannya, (materialnya).
 TeoriWeber tertarik untuk membahas masalah manusia
yang dibentuk oleh budaya di sekitarnya, khususnya
agama.

 Weber tertarik untuk mengkaji pengaruh agama, pada


saat itu adalah protestanisme yang mempengaruhi
munculnya kapitalisme modern di Eropa.

 Pertanyaan yang diajukan oleh Weber adalah mengapa


beberapa negara di Eropa dan Eropa mengalami
kemajuan yang pesat di bawah system kapitalisme.

 Setelah itu, Weber melakukan analisis dan mencapai


kesimpulan bahwa salah satu penyebabnya adalah Etika
Protestan.
 Kepercayaan atau etika protestan menyatakan bahwa
hal yang menentukan apakah mereka masuk surga
atau masuki neraka adalah keberhasilan kerjanya
selama di dunia.

 Apabila dia melakukan karya yang bermanfaat luas


maka dapat dipastikan bahwa dia akan mendapatkan
surga setelah mati. Semangat inilah yang membuat
orang protestan melakukan kerja dengan sepenuh hati
dan etos kerja yang tinggi.

 Dengan demikian, seluruh pekerjaan yang dilakukan


akan serta-merta menghasilkan surga dan agregat
semangat individual inilah yang memunculkan
kapitalisme di Eropa dan Amerika
TEORI DAVID McCLELLAND
(DORONGAN BERPRESTASI ATAU
N-ACH)

McClelland terkenal dengan konsepnya: “the need for


achievement” (kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi)
dan disingkat n-ach. Ia mengatakan, jika dalam suatu
masyarakat ada yang banyak memiliki n-ach yang tinggi,
dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi
 Pertanyaan besar yang dimunculkan oleh McClelland
adalah apakah yang menyebabkan kemiskinan dan
keterbelakangan pada banyak masyarakat di dunia.

 McClelland sangat terpengaruh oleh pandangan Weber


dalam Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, yang
memandang bahwa semangat kapitalisme sangat
dipengaruhi oleh nilai individual yang dimiliki oleh
seseorang. Dasar ini menjadi sangat penting dalam
pengembangan teorinya tentang dorongan berprestasi.

 McClelland berpendapat bahwa pada dasarnya jika


sebuah masyarakat menginginkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, maka yang perlu diubah adalah
dorongan berprestasi individu yang ada dalam
masyarakat.
 McClelland kemudian melakukan penelitian terhadap
dokumen kesusasteraan dari jamanYunani seperti
puisi, drama, pidato, epic dan sebagainya.

 Karya tersebut dinilai oleh para ahli independen,


apakah di dalam karya tersebut terdapat n-ach atau
dorongan berprestasi atau tidak.

 Jika karya tersebut mengandung optimisme yang


tinggi, keberanian untuk mengubah nasib, tidak cepat
menyerah. JIka tidak, maka nilai n-ach nya rendah.

 Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan bahwa


pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi didahului
oleh n-ach yang tinggi, demikian pula sebaliknya.
 McClelland menyimpulkan bahwa n-ach merupakan
semacam virus yang perlu ditularkan kepada orang-
orang dimana masyarakatnya ingin mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

 Salah satu implikasi praktis yang terjadi di Indonesia


adalah diadakannya pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan n-ach ini yaitu dengan achievement
motivation training (AMT) yang sering diselenggarakan
di Indonesia.

 Sampai saat ini metode pelatihan untuk meningkatkan


motivasi berprestasi sering dilakukan dan tentu saja
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
negara.
TEORI W.W. ROSTOW
(Lima tahap Pembangunan)

Rostow membagi proses pembangunan ini menjadi lima


tahap:
1. Masyarakat tradisional
2. Prakondisi untuk lepas landas
3. Lepas landas
4. Begerak ke kedewasaan
5. Jaman konsumsi masal yang tinggi.
Rostow melihat perlunya kelompok wiraswastawan : yaitu orang-
orang yang berani melakukan tindakan pembaruan-pembaruan
meskipun tndakan tersebut ada resikonya. Kondisi sosial yang
melahirkan para wiraswastawan ini :

1. Adanya elit baru dalam masyarakat yang merasa diingkari


haknya.

2. Masyarakat tradisional yang ada cukup lemah untuk


memperbolehkan warganya mencari kekayaan atau kekuasaan
politik sebagai jalan untuk menaikkan statusnya dalam
masyarakat.
 Rostow adalah seorang ahli ekonomi.
Perhatian terhadap pembangunan yang dilakukan
Rostow adalah pengkajian terhadap proses
pembangunan, dimana Rostow menjabarkan menjadi
Lima Tahap Pembangunan, yaitu: :

MasyarakatTradisional
Prakondisi untuk Lepas Landas
Lepas Landas
Bergerak ke Kedewasaan
Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi
 Melalui lima tahap pembangunan itu, maka dapat
pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat apakah
kesemua proses tersebut sudah dijalankan oleh suatu
negara.

 Dasar pembedaan lima tahap ini merupakan pembedaan


dikotomis antara masyarakat tradisional dan masyarakat
modern.

 Rostow menyebutkan bahwa negara yang melindungi


kepentingan usahawan untuk melakukan akumulasi
modal maka, negara sudah mulai menuju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi.

 Dalam hal ini nampak bahwa Rostow sangat terpengaruh


teori HarrodDomar tentang tabungan dan investasi.
TEORI BERT F. HOSELITZ
(Faktor-faktor Non Ekonomi)

Hoselitz menyebut faktor non ekonomi ini sebagai faktor


lingkungan yang dianggap penting dalam proses
pembangunan bagi Hoselitz, pembangunan membutuhkan
pemasokan dari beberapa unsur:
1. Pemasokan modal besar dan perbankan
2. Pemasokan tenaga ahli dan terampil.
 Hoselitz mengkaji faktor-faktor non-ekonomi yang
tidak dikaji oleh Rostow. Faktor tersebut sebagai factor
kondisi lingkungan yang penting dalam proses
pembangunan.

 Tidak dapat dipungkiri bahwa factor ekonomi sangat


penting dalam proses pembangunan, namun factor
kondisi lingkungan seperti perubahan kelembagaan
yang terjadi dalam masyarakat sehingga dapat
mempersiapkan kondisi yang mendukung untuk
pertumbuhan ekonomi yang tinggi
 Faktor non ekonomis yang penting antara lain
pemasokan tenaga ahli dan terampil. Bahwa salah satu
faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi,
diperlukan sebuah penyediaan tenaga terampil yang
memadai, karena jika hanya 10 didukung oleh modal dan
investasi saja, maka proses pembangunan juga tidak
berjalan lancar.

 Salah satu hal menarik dari pemikiran Hoselitz ini adalah


penekanannya pada aspek kelembagaan yang menopang
pembangunan seperti lembaga pendidikan, mobilisasi
modal.

 Dari faktor-faktor individual dan budaya, Hoselitz


bergerak untuk mengkaji masalah yang lebih nyata yaitu
lembaga politik dan sosial.
Dalam menjelaskan persolaan pembangunan di negara berkembang,
Teori Modernisasi banyak dipengaruhi dari pemikiran Teori evolusi
dan Teori Fungsionalisme sebagai pendahulunya.
TEORI EVOLUSI
Pada garis besarnya teori evolusi menggambarkan
perkembangan masyarakat sebagai berikut :
 teori evolusi menganggap bahwa perubahan sosial
merupakan gerakan searah seperti garis lurus.
Masyarakat berkembang dari masyarakat primitif
menuju masyarakat maju. Sehingga masa depan
masyarakat dunia sudah dapat diramal yaitu
melewati masa yang relatif panjang, dunia akan
menjadi masyarakat maju.
Teori evolusi membaurkan antara pandangan
subjektifnya tentang nilai dan tujuan akhir perubahan
sosial. Perubahan menuju bentuk masyarakat modern,
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Oleh
karena itu bentuk masyarakat modern merupakan
bentuk masyarakat yang dicita-citakan yang
mengandung semua unsur yang disebut dengan “baik”
dan “sempurna”.
TEORI FUNGSIONALISME
Dipelopori oleh Talcot Parsons, yang melihat
masyarakat tidak ubahnya seperti organ tubuh
manusia, dan oleh karena itu masyarakat manusia
dapat juga dipelajari seperti mempelajari tubuh
manusia:

Seperti halnya sstruktur tubuh manusia yang memiliki


berbagai hubungan satu sama lain, maka masyarakat
juga memiliki kelembagaan yang saling terkait dan
bergantung satu sama lain. Parsons menggunakan
konsep “sistem” untuk menggambarkan koordinasi
harmonis antar kelembagaan tersebut.
Karena setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi
yang jelas dan khas (specific) maka demikian pula
halnya dengan setiap bentuk kelembagaan dalam
masyarakat. Parson menggunakan istilah “fungsi
pokok”.

Analogi tubuh manusia inii juga yang melahirkan


konsep “keseimbangan dinamis-stasioner”. Jika ada
salah satu bagian tubuh manusia berubah, maka bagian
lain akan mengikutinya.
1. Teori ini didasarkan pada dikotomi antara apa yang disebut
modern dan tradisional. Modern merupakan simbol dari
kemajuan, pemikiran yang rasional, cara kerja yang efesien,
dst.

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor non-


material sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia
ide dan atau alam pemikiran.

3. Teori modernisasi biasanya bersifat a-historis. Hukum-


hukumnya sering diaggap berlaku secara universal, dan
dapat diberlakukan tanpa memperhatikan faktor waktu
ataupun faktor tempat.

4. Faktor-faktor yang mendorong atau menghambat


pembangunan harus dicari di dalam negara-negara yang
bersangkutan.
1. Mordenisasi merupakan proses bertahap
2. Modenisasi juga dapat dikatakan sebagai proses
homogenisasi
3. Mordenisasi kadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai
proses Eropanisasi atau Amerikanisasi ata yang lebih dikenal
dengan istilah bahwa modernisasi sama dengan barat.
4. Mordenisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak
mundur.
5. Modernisasi merupakan perubahan progresif
6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Evolusioner bukan
revolusioner
Dalam Teori Modernisasi
terdapat dua kelompok negara
Negara yang memproduksi Negara yang memproduksi
hasil pertanian barang industri

Negara2 miskin Negara2 kaya

Negara2 pertanian
Negara2 Industri
Semakin tertinggal
Semakin maju
Menghadapi kenyataan di atas, ada
dua kelompok teori :
1. Teori-teori yang menjelaskan bahwa kemiskinan itu
terutama disebabkan oleh faktor-faktor internal atau
faktor-faktor yang terdapat di dalam negeri yang
bersangkutan. Teori-teori yang termasuk didalam
kelompok ini disebut Teori Modernisasi.
2. Teori-teori yang lebih banyak mempersoalkan faktor-
faktor eksternal sebagai penyebab terjadinya
kemiskinan di negara-negara tertentu. Kemiskinan
terutama dilihat sebagai akibat dari bekerjanya
kekuatan-kekuatan luar yang menyebabkan negara
yang bersangkutan gagal melakukan
pembangunannya. Teori-teori ini disebut Teori
Struktural.
TEORI BARU MODERNISASI
Pengembangan :
 Hasil kajian baru teori modernisasi menghindari untuk
memperlakukan nilai-nilai tradisional dan modern
sebagai dua perangkat sistem nilai yang bertolak
belakang.Tetapi saling mendukung.

 Teori baru modernisasi lebih mempertanyakan berbagai


kemungkinan dan sebab mengapa seperangkat pranata
sosial yang sama memainkan peran yang berbeda di
negara yang berbeda.
 Kajian baru teori modernisasi tidak lagi menjadikan
barat sebagai satu2nya model.

 Teori baru modernisasi ini lebih memberikan


perhatian pada faktor eksternal (lingkungan
internasional) dibanding pada masa sebelumnya.
Tokoh-Tokoh :

 Wong Siu-Lun
 Wiston Davis
 Michael R. Dove
Teori Mordenisasi
Teori Mordenisasi Klasik
Baru
Persamaan

keprihatinan Negara Berkembang sama

Tingkat analisa Nasional sama

Variabel Pokok Faktor internal : nilai-nilai budaya-pranata sosial sama

Konsep pokok Tradisional dan Modern sama

Implikasi Kebijakan Modernisasi memberikan manfaat positif sama

Perbedaan

Tradisi Sebagai penghalang pembangunan Faktor positif pembangunan

Metode Kajian Abstrak dan KonstruksiTipologi Studi kasus & analisa sejarah

Arah Pembangunan Garis lurus & menggunakan USA sebagai model Berarah dan bermodel banyak

Faktor ekstern dan Konflik Tidak memperhatikan Lebih memperhatikan


Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara
Berkembang
Berdasarkan perkembangannya,
Teori Dependensia dikategorikan :
SEJARAH LAHIRNYA
 Jika Teori Modernisasi cenderung menjadikan negara2
maju/industri sebagai model pembangunan, sebaliknya
teori dependensia mewakili suara negara-negara
pinggiran untuk menentang hegemoni, politik, budaya
dan intelektual dari negara maju.

 Teori ini lebih merupakan jawaban atas kegagalan


program Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-bangsa
untuk Amerika Latin (KEPBBAL) di awal 1960-an.
MENOLAK
Teori Struktural

Teori Struktural
beranggapan, bahwa
Lahirnya kemiskinan yan terdapat di
Teori2 negara2 dunia ketiga yg
Struktural mengkhususkan diri pada
produksi pertanian adalah
akibat dari struktur
perekonomian dunia yang
eksploitatif negara yg kuat
kepada negara yang lemah,
sehingga surplus negara2
dunia ketiga beralih ke
negara industri maju
Teori ketergantungan memiliki dua induk:

Studi-studiempiristentangpembangunandinegara-
negarapinggirian
• Nuasannyapadapedekatanekonomiliberal
• TokohterkemukaPaulPresbisch

Teori-teoritentangImperialismedanKolonialisme
• Kentalpengaruhpemikiran-pemikiranMarxis
• ContohPaulBaran
PAUL PRESBISCH :
Industri Substitusi Impor
 Menurut Prebisch adanya pembagian kerja secara
internasional membuat negara-negara di dunia
melakukan spesialisasi produksinya sehingga
terciptalah dua kelompok: negara pusat (industri)
dan negara pinggiran (pertanian)

 Nilai tukar barang industri dengan barang


pertanian menyebabkan defisit yang makin lama
makin besar pada neraca perdagangan negara
pertanian.
 Defisit anggaran tersebut dijelaskan dari beberapa hal:
 Hukum Engles : bahwa pendapatan yang meningkat
menyebabkan prosentase konsumsi makanan terhdap
pendapatan justru menurun.
 Negara-negara industri sering melakukan proteksi terhadap
hasil pertanian mereka sendiri, sehingga sulit bagi negara
pertanian untuk mengekspornya kesana.
 Kebutuhan akan bahan mentah bisa dikurangi sebagai akibat
dari adanya penemuan-penemuan teknologi baru yang bisa
membuat bahan-bahan mentah sintetis. Hal ini semakin
memperkecil jumlah ekspor dari negara2 pinggiran.
Perdebatan tentang Imperialisme dan
Kolonialisme:
1. Kelompok teori yang menekankan idealisme
manusia dan keiinginanya untuk menyebarkan
ajran Tuhan.
 TEORI GOD
2. Kelompok teori yang menekankan kehausan
manusia terhadap kekuasaan, untuk kebesaran
pribadi maupun kebesaran masyarakat dan
negaranya.
 TEORI GLORY
3. Kelompok teori yang menekankan pada
keserakahan manusia, yang selalu berusaha
mencari tambahan kekayaan, yang dikuasai oleh
kepentingan umum.
• TEORI GOLD

Ketiga hal tersebut yang mendorong manusia untuk


melakukan kolonialisme dan imperialisme.
Elemen
Teori Modernisasi Klasik Teori Dependensi Klasik
Perbandingan
PERSAMAAN
Fokus Perhatian (keprihatinan) Pembangunan dunia ketiga sama

Metode Sangat abstrak Sama


perumusan model-model Sama

Dwi – Kutub struktur teori Tradisional dan Modern (maju) Sentral (metropolis) dan pinggiran
(satelit)

PERBEDAAN
Warisan teoritis Teori evolusi dan Fungsionalisme Program KEPBAL dan Marxis
ortodoks
Sebab keterbelakangan Faktor dalam Faktor luar

Hubungan Internasional Saling menguntungkan Merugikan negara dunia ketiga

Masa depan dunia ketiga Optimis Pesimis

Kebijaksanaan pembangunan (Pemecahan Lebih mendekatkan keterkaitan dengan Mengurangi keterkaitan dengan negara
masalah) negara maju sentral revolusi sosialis
Perspektif Teori Modern
 Asumsi Teori Modern
 Aspek-aspek Modernitas
 BeberapaTokoh Teoritisi Modern
 Anthony Giddens
 Francis Fukuyama
Asumsi Teori Modern
 Beberapa definisi Modern:
 Menurut Giddens: “Modernitas mengacu pada mode kehidupan
masyarakat atau organisasi yang lahir di Eropa pada Abad ke-17
dan sejak itu pengaruhnya makin menjalar ke seluruh dunia
(dalam Sztompka, 2007: 82).
 Menurut Kumar: “Modernitas muncul antara abad ke-16 dan
ke-18 dimulai di negara Eropa Barat-Laut, terutama Inggeris,
Belanda, Perancis Utara dan Jerman Utara (Kumar, dalam
Sztompka, 2007: 82)
Perbedaan Tipe Masyarakat
Menurut Weber:
CIRI MASYARAKAT MASYARAKAT KAPITALIS
AGRARIS
TRADISIONAL
Pemilikan Terikat pada status Pemilikan pribadi semua alat
sosial turun temurun produksi dan pemusatan
kekayaan berada di bawah
kontrol usahawan
Mekanisme Belum ada Mekanisme pekerjaan dengan
Pekerjaan memanfaatkan teknologi. Proses
produksi berdasarkan prinsip
organisasi yang efektif, produktif
& rasional
Ciri Tidak bebas Tenaga kerja bebas bergerak dan
(hubungan bebas menjual tenaganya sebagai
Tenaga komoditi untuk mendapatkan upah
perbudakan atau
Kerja hamba pengolah
dari pasar terbuka
Perbedaan . . .
Pasar Sangat dibatasi oleh
rintangan pajak,
Pedagan di pasar bebas tidak
dibatasi oleh hambatan
perampokan, terbatasnya tradisio-nal; pasar mengatur
lembaga keuangan, & prinsip distribusi dan konsumsi
transportasi yang buruk

Hukum Bersifat khusus,


penerapannya berbeda
Penerapannya bersifat univer-
sal. Hukum yang dapat diper-
yang untuk kelompok sosial yang hitungkan memungkinkan
berbeda. Penerapan meramalkan konsekwensi
berlaku keputusan hukum bersifat kontrak dan pelaksanaan
patrimonial hukum.
Motivasi Untuk memuaskan Untuk mencapai keuntungan
kebutuhan sehari-hari. maksimal. Motivasi pelaku
utama Menrt Weber, kesempatan ekonomi adalah untuk
untuk mendapatkan mencapai keuntungan
penghasilah yang masik tertinggi.
besar masih kurang
menarik
Aspek-aspek Modernitas
Kumar (dalam Sztompka, 2007: 85-86) menyebutkan beberapa
ciri modernitas:
1. Individualisme. John Nisbit dan Patricia Aburdance (1990)
membicarakan “kemenangan individual” sebagai ciri
utama era modern.
2. Diferensiasi. Munculnya spesialiasasi, penyempitan definisi
pekerjaan akan memerlukan berbagai kecakapan,
keterampilan, dan latihan
Aspek . . .
3. Rasionalitas, artinya memiliki perhitungan
4. Ekonomisme, seluruh aspek kehidupan sosial
didomunasi oleh aktivitas ekonomi, tujuan ekonomi,
dan prestasi ekonomi.
5. Perkembangan. Modernitas cenderung memperluas
jangkauan dan ruang, dan inilah yang dimaksud
dengan proses globalisasi
Beberapa Perubahan
di Bidang Ekonomi
Perubahan yang terjadi di bidang ekonomi,
adalah:
1. Perubahan ekonomi yang sangat cepat;
2. Terjadinya pergeseran dari produksi
agraris ke industri
3. Konsentrasi produksi ekonomi di kota &
kawasan urban.
4. Penggunaan sumber daya tak bernyawa
sebagai pengganti tenaga kerja manusia
dan hewan
Perubahan . . .
5. Penyebaran temuan teknologi ke seluruh aspek
kehidupan sosial.
6. Terbukanya pasar tenaga kerja berkompetisi bebas
7. Terkonsentrasinya tenaga kerja di pabrik dan
perusahaan raksasa.
8. Pentingnya peran pengusaha, manajer dalam
mengendalikan produksi.
Perubahan di Bidang Politik
1. Peran negara makin besar, dalam mengatur
dan mengordinir produksi, distribusi
kekayaan, melindungi kedaulatan ekonomi,
dll.
2. Mengembangkan pemerintahan berdasar-kan
hukum yang mengikat pemerintah maupun
warga negara;
3. Berkembangnya penggolongan warga negara;
4. Berkembangnya “organisasi birokrasi
nasional”
Fenomena di Bidang Kultur

1. Sekularisasi
2. Peran sentral ilmu melahirkan
teknologi yang produktif;
3. Demokratisasi pendidikan
4. Munculnya kultur massa
Fenomena dalam kehidupan sehari-hari:

1. Perluasan bidang pekerjaan dan


pemisahan dari kehidupan keluarga;
2. Pertumbuhan kemandirian dan
pemisahannya dari kontrol sosial
komunitas;
3. Pemisahan antara waktu untuk bekerja
dan waktu untuk santai
Teori-Teori Pergerakan Sosial Modern (dalam
Haferkamp, 1994: 23-280)
Kriteria Konsep Sebab- Stabilis Efek Hub. Perbed Model
Perban asi Modern aan
dingan
moderni sebab dari Prose
tas Pergera perger Pergera itas antara
akan dgm Perger s
kan kan
sosial Perger akan
Pende Sosial baru
sosial akan Sosial
katan Baru Sosial Lama &
Teori Baru

Tour Modern Produksi Produksi Subyektif Pergera- Pergerakan


sosial
para
industri & diri itas yang kan aktor
nine itas = distribusi menghan sosial lama;
mempr
yang mengejar
Masy. barang
perma-
curkan baru kekuatan &
oduksi
buda= individual memajuk perubah
Produk nen isasi, an mo-
otonomi,
an sosia
ancaman pergerakan
si bagi pembatas dernisasi sosial baru yg
an mengejar dipenga
subyektifi
kekuasaa subyektifit ruhi
tas as
n negara olehnya
Beberapa . . .
Eyerman Pokok 1. Ekspansi Kelanjutan Pasca Modernitas = pergerakan Pasca
Modernitas negara; dan modernitas pergerakan sosial lama modernisasi
1.Terstruk 2. Pengemb pengertian dihubungkn memproduk
turisasi; industri intensif dari dgn proses si
2.Paroki-al pengetahua ke-tiga kerja pergerakan
dalam n; alasan tsb. industrial, sosial baru,
bentuk 3. Media pergeakan gerakan ini
baru massa sosial baru menciptaka
dihubungkn n pasca
dgn proses modern
pasca
industri di
luar kerja

Tiryakian Modernitas Kekecewaan Tekanan Modernits Pergerakan Perbedaan Kekecewaan


= masy yg ekstrim, permanen komperhensif sosial sep. antara (rasionalisas
didiferensi rasionalisasi & atas kontra- , tdk romantisme pergerakan i
asikan, diferen-siasi pembanguna dipengaruhi & eksotisme lama & baru diferensiasi)
dirasionali menge- n-pengaruh magis, tdk menjadi menuju
sasikan, & sampingkan magis & rasional & masalah modernitas,
tdk beberapa diferensiasi irasional, yg
dipengaru kelompok yg diproduksi didiferensiasi membawa
hi magis oleh pada
rasionalisasi, pengaruh
diferensiasi, magis
pengaruh (dedifernsia
magis & si).
tidak
Teori Modernitas & Ketidak-adilan Sosial:

Kriteria UNIT DIMENSI SEBAB PEMBAWA &


DASAR
PENGARUH &
Perban ANALISIS SOSIAL KETIDAK PERTUMBUHA KONSEKWEN
dingan & KETIDAK DIAGNOSA ADILAN N SOSIAL/ IS BARU
SOSIAL KETIDAK KETIDAK
PERIODE -ADILAN ADILAM
DLM MODERNITAS ADILAN
ANALISIS MODERNIS SOSIAL DLM
Pende ASI MODERNITAS
katan
Teori

Gold “Masyaraka Posisi Persistensi Trend dlm Aktor- -


thrope t Barat” Kelas dari sistem tindakan
sejak akhir ketidak- ekonomi,
Perang adilan sosial peningkatn
Dunia II yang
berbeda
berbanding
dengan
penganggu
ran
Hafer Amerika Penerimaan Reduksi yg Aktor Aktor, Konflik-
Serikat & sumber lebih besar tunggal tindakan & konflik
kamp
Teori Modernitas . . .
Jerman
Barat
sejak
daya,
kekuatan
atas ketidak
adilan
dan
massa,
struktural

Revolusi sumber mobilisasi


Perancis daya, sumber
penerimaan daya, nilai
& kekuatan &
di Jerman negosiasi
Barat dari
pada USA

Munch Masy. AS Komunal, Reduksi dari Alasan/ Aktor, Masyar


sejak politik, ketidak- ketidak- maksud, akat US
Revolusi ekonomi, adilan adilan dlm struktura terpeca
Amerika subsistem sosial, di sistem l h belah
budaya Amerika, tradisional dlm
tetapi kelomp
ketidak ok
adilan sosial
masih ada yang
berbed
a
Anthony Giddens

 Anthony Giddens, merupakan salah


seorang teoritisi modern yang awalnya
banyak menulis secara kritis beberapa
teori sebelumnya.
Pemikiran Anthony Giddens
 Pemikiran yang mengemuka dari Anthony
Giddens adalah “The Third Way” atau “Jalan
Ketiga”, studi politik dunia yang
dipublikasikan pada tahun 1998.
 Konsep ini merupakan wacana politik
global-kontemporer, yang mencuat ketika
eskalasi politik mencuat ke permukaan
dengan sangat pesat sekaligus kontroversial.
Pemikiran . . .
 Wacana ini berangkat dari kerisauan Giddens
menyaksikan kegagalan sosialisme di satu sisi
dan keangkuhan kapitalisme di satu sisi dalam
memperjuangkan peradaban.

 Menurut Giddens, baik sosialisme maupun


kapitalisme justru berkembang dalam
kerangka politik dunia yang saling
menjatuhkan.
 Keduanya berakhir dengan pudarnya nilai
kemanusiaan di tangan kaum proletar &
borjuis
Pemikiran . . .
 Untuk mengantarai konflik kegagalan tersebut,
Giddens memformulasi “titik temu”.
 Konsep ini meneguhkan kembali wacana
kemanusiaan sebagai mainstream masing-masing
peradaban.
 “Jalan Ketiga” merupakan jalan terbaik menurut
Giddens bagi konflik antar-peradaban demi
lahirnya suatu tatanan politik dunia yang
humanis-pluralis.
Francis Fukuyama
 Francis Fukuyama, lahir di Illionis, Chicago
pada 27 Oktober 1952. Terlahir dari etnis
Jepang-Amerika. Ia seorang profesor,
filosof dan juga pengarang. Saat ini sebagai
Direktur Pengembangan Program
Internasional di Paul H Nitze School of
Advanced International Studies pada
Universitas John Hopkins.
Konsep Pemikiran Francis Fukuyama

 Pemikirannya dituangkan dalam berbagai


karyanya, antaranya The End of History and
The Last Man & Trust.
 Dalam The End of History and The Last Man,
Fukuyama hendak menandaskan bahwa
sesudah Perang Dingin, tidak akan ada lagi
pertarungan antara ideologi besar.
 Bagi Fukuyama, sejarah telah berakhir
dengan kemenangan kapitalisme dan
demokrasi liberal
Konsep . . .
 Fukuyama beranggapan, bahwa demokrasi liberal
merupakan titik akhir evolusi ideologi manusia,
sekaligus bentuk final pemerintahan manusia.
 Dalam bukunya Trust,The Social Virtues and Creation of
Prosperity, Fukuyama menggambarkan permasalahan
yang ada dalam analisis lintas budaya.
 Orang-orang digolongkan mengikuti Braithwaite
(1998) sebagai Teoritisi Persamaan Identitas (Share
Identity Teorist)
Konsep . . .
 Elemen pertama tesis Fukuyama dari Trust termuat
dalam definisi; bahwa Trust bermanfaat untuk
ekonomi karena menekan biaya.
 Untuk mendukung hipotesisnya, Fukuyama
mengajukan kategori masyarakat yang dikotomis:
masyarakat high-trust dan masyarakat low-trust
 Contoh masyatakat high-trust antaranya: Jepang,
Jerman, Amerika Serikat
 Contoh masyarakat low-trust adalah: China, Korea,
Perancis dan Italia.
 Masyarakat low-trust dianggap lebih inferior dalam
perilaku ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai