Anda di halaman 1dari 12

Teori Perencanaan

Tugas II
Ringkasan “Around the Planning World”

Ananda Alghifari 113.17.018


Dosen : Dr. Putu Oktavia ST., MA., ME.

Perencanaan Wilayah dan Kota


INSTITUT TEKNOLOGI DAN SANS BANDUNG
BEKASI
2020
1. Rangkuman Materi

A. L’ Enfant, Plan for Washington (1791)

L’ Enfant merupakan insyur berkebangsaan Perancis yang diminta untuk merencanaakan bakal
ibu kota negara Amerika Serikat yaitu Washington DC, Plan for Washington atau yang sering dikenal
sebagai L, Enfant Plan merupakan suatu proyek perencanaan dan pembangunan ibukota Amerika Serikat,
Model Perencanaan ini juga nantinya akan dijadikan sebagai acuan atau percontohan bagi kota-kota lain
nya yang ada di negara Amerika Serikat, Secara garis besar dalam perencanaan yang dibentuk oleh
L’Enfant untuk kota Washington ini mengacu kepada tujuan pembangunan sebagai alat dalam
menunjukan kekuasaan pemerintah.

Gambar 1. Model Perencanaan Kota Washington 1791 (L’Enfant)

L’ Enfant merencanakan untuk membangun kota dengan berorientasi pada bangunan-bangunan


pemerintahan seperti gedung presiden, gedung senat dan lain lain, dengan menatanya berporos barat
ketimur dan menghadap kearah sungai. hal ini menggambarkan bahwa pemerintah mengayomi
masyarakat. Selain merencanakan kota dengan berporos pada fungsi pemerintahan, L’ Enfant pun ikut
merencanakan kawasan sekitarnya yang diarahkan dengan fungsi permukiman maupun perdagangan jasa,
dengan pola pembangunan nya yaitu menggunakan sistem grid. Perencanaan dari L’Enfant untuk
Washington DC diteruskan oleh Mc Milan padatahun 1901-1902. Pada rencana ini tidak ada perubahan
namun terdapat bebrapa penambahan yaitu taman dan boulevard.
B. Baron Hausussmann, the modernization of Paris (1853-1870)

Baron Hausussmann merupakan bangsawan Perancis yang diminta oleh Penguasa Perancis untuk
merencanaakan penataan dan pembaharuan kota Paris, Perancis. Perencanan ini memiliki 4 tujuan utama
yaitu; 1) pembaharuan ini memiliki tujuan yang berdasarkan pada aspek ekonomi kota yait untuk
memudahkan industrialisasi dengan membuat transportasi barang dan jasa lebih efisien, 2) Menertibkan
membuat peraturan terkait dengan ukuran bangunan serta membuka ruang yang sempit untuk
memudahkan cahaya masuk kedalam lingkungan permikiman, 3) Mengurangi ancaman dari pergerakan
masyarakat proletar, 4) Memperbaiki sistem kesehatan masyarakat khususnya sistem sanitari.

Gambar 2. Model Penataan dan Pembaharuan Kota Paris 1828 (Hausussmann)

Dalam proses pembaharuan ini Haussmann banyak melakukan pembongkaran bangunan yang
menghalangi pembangunan dan merubahnya dengan membangun jalan-jalan besar serta ruang terbuka,
namun masih mempertahankan simbol-simbol peninggalan bersejarah kota paris seperti salah satunya
membentuk kota yang berporos pada satu titik atau memusat pada Arc de Triomphe yang merupakan
salah satu landmark terbesar kota paris.

C. Ildefons Cerda, Plan for the Extension of Barcelona (1859)

Ildefons Cerda merupakan perencana kota asal Spanyol yang diminta untuk merencanaakan
Pengembangan kota Barcelona, Spanyol. Perencanaan ini memiliki empat tujuan utama dengan
berdasarkan pada kebutuhan manusia, sebelum adanya pembaharuan kota Barcelona sendiri banyak
permasalahan yang timbul akibat hak-hak atau kebutuhan individu dari masyarakatnya tidak terpenuhi
secara penuh khususnya maka oleh karena itu Cerda mencetuskan 4 tujuan utama dalam pengembangan
kota Barcelona yaitu :
1) Kebebasan hak-hak individu dan pembangunan kota dapat mengekspresikan budaya dari kota
Barcelona itu sendiri, 2) menyesuaikan Pembangunan kota yang dapat memberikan udara segar dan sinar
matahari untuk setiap lingkungan tempat tinggal, 3) Penyamarataan kualitas pelayanan di semua distrik 4)
Kemudahan mobilitas dan komunikasi bagi setiap masyarakat.

(a) (b)

Gambar 2. a) Model Grid yang diarahkan dalam pembangunan kota, b) Rencana


Pengembangan Kota Barcelona 1859 (Cerda)

Pengembangan kota berbasis grid ini mengacu kepada asas ketentanggaan (Neighborhood) yang
bertujuan untuk memudahkan mobilitas dan komunikasi, serta memudahkan juga dalam proses
pergerakan barang dan jasa.

D. Ebenezer Howard, Garden City Concept (1898)

Ebenezer Howard merupakan perencana kota asal Inggris yang awalnya merupakan jurnalis dia
mencetuskan konsep pembangunan kota taman merupakan bentuk dari suatu kota mandiri yang
diperuntukan bagi kaum pekerja, Kota taman atau yang sering disebut sebagai Garden City Concept.
Konsep kota taman ini merupakan jawaban bagi masalah-masalah yang timbul akibat adanya revolusi
industri yang sedang terjadi di Inggris, dimana pada zaman tersebut kota-kota pada umumnya menjadi
kumuh akibat lonjakan penduduk yang berpindah dari desa ke kota sehingga menyebabkan kurang
memenuhinya persediaan lahan permukiman maupun infrastruktur penunjang.
Gambar 4. Model pembangunan Kota Taman atau Garden City 1898 (Howard)

Konsep kota taman ini pada dasarnya merupakan konsep yang bertujuan untuk mensejahterkan
kaum buruh yang dimana dengan konsep ini mereka diarahkan untuk dapat tinggal disuatu wilayah yang
dapat menyediakan lapangan pekerjaan dari sektor industri dan juga memiliki lahan pertanian sebagai
penyedia pangan bagi penduduk serta memiliki kawasan permukiman dengan lingkungan yang nyaman
dengan dilengkapi oleh banyak taman dan layak ditinggali oleh para kaum pekerja ini.

Konsep ini pun memprakarsai proyek-proyek pembangunan di negarai lain salah satunya
Amerika Serikat. Pada tahun 1890an -1910an pemerintah Amerika Serikat membentuk suatu program
penataan kota yang disebut dengan City Beautiful Movement yang merupakan suatu program penataan
kota yang berorientasi pada nilai estetika dari kota tersebut, Ada lima aspek yang mendasari program ini
yang dimana lima aspek tersebut adalah : 1) Sistem Sanitasi, 2) Estetika, 3) Pengembangan Masyarakat
kota, 4) Desain Bangunan dan 5) Semangat Masyarakat.

Selain itu program penataan ini mengikuti kepada perkataan seorang perencana senior Amerika Serikat
yaitu Daniel Burham (1846-1912) yaitu “Buat lah rencana yang besar, berpikir lah yang besar karena
sesuatu yang besar akan selalu dikenang dan diikuti oleh orang lain dimasa yang akan datan dan Jangan
lah berpikir atau berpaku pada suatu perencanaan yang kecil karena perencanaan yang kecil tidak akan
disadari oleh orang lain”.

E. Daniel Burnham, Plans the World’s Columbian Exposition (1893)

World’s Columbian Exposition atau yang sering disebut juga sebagai Chicago World’s Fair
Tahun 1893 Merupakan suatu acara perayaan Christopher Columbus dalam menginjakan kaki di dunia
baru (Benua Amerika) yang dibangun dan menjadi bagian dari kota Chicago, Amerika Serikat. Dalam
pembangunan kawasan ini Burnham mengimplementasikan konsep City Beautiful Movement salah satu
bentuknya adalah dengan menonjolkan keindahan dan kemewahan pada setiap bangunan yang ada
dikawasan tersebut sehingga tidak menggambarkan adanya kekumuhan atau kemiskinan dikawasan
tersebut.
Gambar 5. Implementasi perencanaan City Beautiful Movement pada Chicago World’s Fair
1898 (Burnham)

Sehingga terjadi pengembangan masyarakat dimana masyarakat yang kurang mampu yang datang dari
luar kota sendiri enggan untuk masuk kedalam kawasan tersebut dan tidak menimbulkan kekumuhan
didalam nya.

F. Daniel Burnham, Plans for Chicago (1909)

Seiring waktu berjalan keberhasilan Burnham dalam mempercantik kawasan pada World’s
Columbian Exposition membuat dirinya dipercaya untuk mengembangkan keseluruhan kota Chicago,
dengan konsep City Beautiful Movement tersebut. Dalam rencananya Burnham memiliki beberapa tujuan
dalam melakukan perencanaan terkait dengan kota Chicago yang diantaranya adalah mengrasionalkan
pembangunan untuk masa depan dan mengusulkan pembangunan moral bagi masyarakat nya serta
melakukan penataan fisik pada bagian –bagian kota adapun program yang di ajukan oleh nya adalah
mengubah danau kota yang tadinya sebagai tempat pembuangan sampah dikembalikan fungsi ekologis
nya, memperbanyak ruang terbuka seperti taman dan areal bermain anak, menetapkan pemisahan fungsi-
fungsi jalan pada kota. Dimana program tersebut ditunjukan untuk memperbaiki kualitas hidup
masyarakat kota Chicago.
Gambar 5. Model pembangunan dari Plan of Chicago 1909 (Burnham)

Dengan visi Burnham yang ingin menjadikan kota Chicago sebagai kota yang indah maka tercetuslah
sebuah slogan yaitu Paris of the Prairie yang merupakan gambaran bahwa Chicago merupakan kota yang
indah seperti Paris, dengan memiliki sebuah landmark yang merupakan Vocal Point atau bangunan yang
paling mencolok pada daerah tersebut sebagai poros kotanya.

G. Frederick Law Olmsted Sr., (1822-1903)

Frederick Law Olmsted Sr. Merupakan seorang ahli Arsitektur Landskap berkebangsaan Amerika
Serikat yang juga ikut merencanakan World’s Columbian Exposition bersama dengan Daniel Burnham.
Namun fokus utamanya dalam perencanaan tersebut adalah merencanakan ruang terbuka tau taman.
Dalam pandangan beliau menjelaskan bahwa “Taman tidak pernah menjadi tambahan ornamen untuk
sebuah kota tetapi merupakan bagian integral dari kain dan akekuatan untuk pertumbuhan masa depan di
beberapa tingkatan: ekonomi, sosial dan budaya. " dengan pandangan tersebut menjelaskan bahwa taman
bukan lah suatu atribut tambahan atau dapat dibilang sebagai aksesoris yang dibangun pada lahan sisa,
namun taman jauh lebih penting dari itu taman merupakan atribut inti yang harus diintegrasikan dalam
pembangunan suatu kota tersebut. Berikut adalah beberapa contoh kawasan taman yang direncanakan
oleh Frederick Law Olmsted tersebut.
Gambar 5. Model Pembangunan Taman dari Frederick Law Olmsted Sr. (1822-1903)

Desain yang ditampilkan diatas antara lain: 1) Riverside Illinois, 2) Central Park, NY, 3) Buffalo Garden
System, NY, 4) Boston Emerald Necklace dan 5) Druid Hills, GA.

H. Frederick Law Olmsted Jr., (1870-1957)

Frederick Law Olmsted Jr. Merupakan anak pertama dari Frederick Law Olmsted Sr.dia juga
merupakan ahli dibidang Arsitektur Landskap maupun perencanaan kota. Selama perjalanan karirnya
Frederick Law Olmsted Jr. memiliki peranan penting dalam hal membentuk asosiasi-asosiasi keprofesian
dibidang Arsitektur Landskap maupun dibidang perencanaan kota, berikut adalah asosiasi-asosiasi
keprofesian yang telah dibentuk oleh Frederick Law Olmsted Jr yaitu : 1) Pendiri Perhimpunan Arsitek
Lanskap Amerika, 2) Anggota Komisi Mcmillan, 3) Pendiri institut perencanaan kota Amerika dan 4)
Penasihat Layanan Taman Nasional.

Selain berperan penting dalam berbagai asosiasi keprofesian Frederick Law Olmsted Jr. membuat
konsep perencanaan ruang terbuka maupun kawasan permukiman berbasis pada komunitas dan fungsi-
fungsi sosial lain nya.

Gambar 6. Model Pembangunan Taman dan Permukiman dari Frederick Law Olmsted Jr.
(1870-1957)

Dalam Konsep nya ini Frederick Law mengedepan kan fungsi-fungsi sosial yang dimana arahan
pembangunan nya mengacu pada permukiman yang berkelompok sehingga selalu timbul rasa kedekatan
dan keakraban diantara masyarakatnya selain itu dalam konsep ini setiap kelompok-kelompok rumah
tersebut dilengkapi dengan ruang terbuka berupa taman yang diarahkan juga sebagai ruang interaksi bagi
masyarakat disekitarnya.

Selanjutnya konsep tersebut disempurnakan dengan adanya enam prinsip yang dikemukakan oleh
Radburn, NJ, (1929) yaitu : 1) Rencanakan dengan sederhana namun secara komprehensif, 2) Sediakan
lahan yang luas di tempat yang tepat untuk digunakan oleh komunitas, 3) Letakan Pabrik dan Bangunan
Industri lain nya dimana mereka bisa digunakan tanpa membuang-buang orang dan barang, 4) Membawa
lahan privat dan lahan publik kedalam suatu hubungan yang baik, 5) Mengatur bentuk hunian rumah.

I. Le Corbusier (1877-1965)

Le Corbusier. Merupakan ahli Arsitektur dan Perencanaan kota berkebangsaan Swiss-Perancis.Le


Corbusier merupakan ahli yang memiliki Pandangan cukup berbeda denan ahli-ahli sebelumnya, salah
satunya adalah dalam hal mengatasi kekumuhan atau kemiskinan dalam suatu kota yaitu dengan
membangun kota dengan berorientasi pada bangunan-bangunan vertikal atau High Rise Building yang
disebutkan dalam pandangan nya yaitu “ Kita harus mengurangi kemampatan pusat kota kita dengan
menambahkan kepadatan nya” serta “Kita harus memperbaiki jaringan sirkulasi dan meningkatkan
jumlah dari ruang terbuka” dari situ ia menjelaskan bahwa dalam pandangan nya kota ideal merupakan
kota yang tidak memakan terlalu banyak ruang dan dapat memaksimalkan kegiatannya pada ruang yang
sedikit.

Gambar 7. Model Pembangunan Taman dan Permukiman pada kota Radiant oleh Le Corbusier.
(1877-1965)
Pembangunan pada konsep Radiant City adalah dengan memaksimalkan aktivitas manusia pada lahan
yang terbatas salah satunya adalah menyediakan taman diantara bangunan-bangunan pencakar langit
sebagai ruang interaksi antar penghuni dari masing-masing gedung tersebut.

Gambar 8. Model bentuk perumahan oleh Le Corbusier. (1877-1965)

Selain merencanakan ruang kawasan yang multi guna, Le Corbusier pun mengarahkan dalam bentuk
bangunan yang simple namum memiliki fungsi yang multi guna.

J. Urban Renewal: Those who made a difference-good and bad (1950-1970)

Pada era setelah perang dunia ke dua, Amerika kembali dilanda resesi ekonomi hal tersebut
mengakibatkan banyak nya masyarakat yang bermigrasi ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan,
akibatnya banyak lahan perkotaan yang diisi oleh para migrant-migrant tersebut dan menyebabkan
naiknya angka kepadatan penduduk di kota besar. Dengan cukup beragam nya latar belakang para
migrant mulai dari latar belakang Ras, Suku, Agama dan sebagainya mengakibatkan kota Boston menjadi
Melting Pod atau wadah peleburan dari berbagai komunitas tersebut timbul lah beberapa masalah yang
ada antara lain : 1) Akibat perang hilang lah sebagian besar lapangan pekerjaan utama masyarakat disana
yaitu industri perikanan dan industri tekstil, 2) banyaknya masyarakat dari luar daerah untuk tinggal dan
bermukim dikawasan padat Boston, 3) keluarlah peraturan pemerintah kota terkait dengan revitalisasi
kawasan perkotaan.

Dalam upaya pengatasan permasalahan tersebut timbulah potensi dan masalah didalam masyarakat yaitu,
Masalah, Dalam proses revitalisasi yang tidak mengikutsertakan masyarakat dengan adanya penggusuran
kawasan permikiman maka banyak timbul pertentangan yang terjadi,namun dampak positifnya adalah
pemerintah Boston membentuk suatu kebijakan yang nantinya dalam proses pembangunan perlu adanya
pengikutsertaan sehingga timbulah perencanaan yang komprehensif dan memerhatikan banyak aspek.

K. Ian McHarg, (1920-2001)

Ian McHarg merupakan seorang ahli arsitektur landskap dan juga tata ruang berkebangsaan
skotlandia baru mempelopori perencanaan tata ruang berskala besar, dalam bukunya tahun 1969 yang
berjudul “Design with Nature” memperkenalkan konsep Perencanaan berbasis ekologis yang dimana
didalam nya dijelaskan bahwa dalam proses analisis nya perencanaan tata ruang harus memasuk kan
analisis kesusian multi-disipliner untuk menjelaskan dampak dan pengaruh perencanaan terhadap
lingkungan. Selain itu Ian Mc Harg merupakan orang pertama yang menggunakan overlay peta dalam
proses perencanaan.

McHarg pun menjelaskan jenis-jenis peta yang digunakan dalam menyusun sistem informasi geografis
antara lain : 1) Peta kepemilikan tanah dan peta lahan konservasi, 2) Peta Jenis tanah, 3) Peta Tutupan
Lahan, 4) Peta Topografi, 5) Peta Permukaan Air, 6) Peta Jaringan Transportasi, 7) Foto udara atau Citra
satelit, 8) Data Geodetic.

Gambar 9. Pedoman penggunaan GIS dalam perencanaan McHarg (1969)


A. New Urbanism (1980-Today)

New Urbanism atau Urbanisme baru merupake suatu pandangan hidup dari masyarakat
perkotaan yang digunakan pada era modern ini, namun pada hakikat nya urbanisme baru ini
membawa prinsip-prinsip perencanaan kota dari teori perencanaan terdahulu yaitu dengan
mengenalkan nilai dari suatu tempat yang dimana rasa atau pengalaman satu tempat dengan
tempat lain nya itu berbeda serta New Urbanism ini pun mengurutkan ulang suatu wilayah mulai
dari lingkup terkecil yaitu lingkungan, desa, kota kecil hingga kota besar.

Dalam New Urbanism ini pun bertujuan untuk membangun kembali seni dalam
penempatan ruang.ada beberapa Prinsip Urbanisme Baru antara lain : 1) Cocok dan aman untuk
berjalan kaki, 2) memiliki keterhubungan jaringan pergerakan yang baik, 3) Penggunan lahan
campuran dan keanekaragaman, 4) Perumahan Campuran, 5) Arsitektur dan rancang kota yang
berkualitas, 6) Struktur lingkungan masyarakat yang tradisional, 7) Peningkatan Kepadatan, 8)
Transportasi Pintar, 9) Berkelanjutan dan 10) Hidup Berkualitas

Gambar 10. Penerapan Sistem New Urbanism didalam kawaasan permukiman Seaside, FL.
(1984)

Dalam penerapan nya pada kawasan permukiman Seaside, FL. Tersebut tergambarkan bahwa
konsep New Urbanism memberikan kenyamanan dan keamanan kepada penduduk nya salah
satunya adalah dengan tidak membagi penduduk berdasarkan kelas nya, namun disatukan
kedalam cluster-cluster kecil serta memberikan fasilitas dengan kesetaraan juga, hal tersebut
menjadikan kawasan ini berpotensi sebagai kawasan yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai