sebelumnya, maka peranan buku, jurnal maupun artikel ilmiah yang berkaitan
dengan penelitian ini sangat diperlukan untuk mendapatkan konsep, landasan teori
serta model penelitian yang sesuai dengan permasalahan. Sub bab ini penulis
Geography of the Primates Cities of Southeast Asia, secara garis besar kota-kota
c. Ciri penting kota kolonial yaitu lokasinya dekat laut ataupun sungai.
17
18
memberikan acuan dan penjelasan terhadap ciri–ciri Kota Cepu sebagai kota
mempelajari pula hubungan antarruang dalam satu situs, sistem situs, beserta
hubungan keruangan pada pusat aktivitas manusia, baik dalam skala mikro
(space) dapat diterapkan pada penelitian arkeologi perkotaan. Buku ini dijadikan
komponen pembentuk kota dengan komponen lain pada kota tersebut. Dapat
diketahui juga pola perkembangan tata kota dalam sebuah kota dalam batasan
skala mikro, meso ataupun makro. Arkeologi ruang juga membantu mempelajari
arkeologi dan ruang-ruang dalam suatu bangunan, skala meso yaitu sebaran dan
hubungan lokasional antara artefak dan bangunan atau fitur dalam satu situs,
Prof. Dr. R. Soekmono, Arkeologi Permukiman adalah bagian dari ilmu arkeologi
yang mempelajari tata letak dan hubungan peninggalan arkeologi di dalam satuan
ruang. Tujuan ilmu arkeologi untuk memahami sistem teknologi, sosial, dan
ideologi masyarakat masa lalu. Tiga hal yang menjadi ciri pokok studi
data persebaran peninggalan arkeologi di muka bumi serta pola persebaran dari
bukti-bukti kegiatan manusia menjadi pola pikir dan pola tindakan masyarakat
masa lalu. Artikel yang mengkaji tentang arkeologi permukiman ini dapat
sebuah kota serta mengetahui pola persebaran bangunan atau tinggalan dari
sebuah kota.
kota serta perkembangan kota. Analisis yang kedua yaitu analisis yang berkaitan
dengan tinggalan fisik budaya material seperti tata letak, toponimi serta sisa
bangunan yang terdapat pada kota. Buku ini dapat dijadikan sebagai referensi
dalam penelitian ini untuk mengetahui proses perkembangan sebuah kota melalui
20
analisis kronologi dan analisis budaya material. Dua analisis tersebut dapat
diterapkan dalam upaya pelestarian kota dan dapat diterapkan dalam menjawab
sisi kronologis Kota Cepu baik mengenai asal usul hingga perkembangan kotanya.
Pada sisi material culture dapat dijelaskan mengenai tata letak atau lay-out Kota
Cepu dan dapat dilihat berdasarkan sisa bangunan yang dibangun pada masa
tersebut. Berdasarkan data yang sudah ada digabung dan hasilnya memberikan
sebuah gambaran yang terdiri atas beberapa fase perkembangan kota. Data
bersumber atas data tertulis, toponim, peta lama, serta sisa-sisa bangunan.
Mataram Islam”, Kajian dari arkeologi perkotaan pada dasarnya mengarah kepada
dukungan atas keberadaan kota, serta proses adaptasi masyarakat kota dan juga
tata kota, serta masalah kronologi merupakan salah satu hal yang diketengahkan.
2.2 Konsep
Konsep merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu penelitian,
oleh penulis pada penelitian ini, maka dikemukakan beberapa konsep yaitu
perkembangan tata ruang kota, kota kolonial, dan kota akhir abad XIX sampai
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi internal yang menjadi unsur terpenting dalam
pelabuhan laut.
secara ekonomi akan lebih kuat dan akan berkembang lebih pesat
lebih pesat daripada kota berfungsi lainnya. Lima fungsi kota yang
kota sebagai tempat kerja, (b) kota sebagai tempat tinggal, (c)
pergerakan dan transportasi, (d) kota sebagai tempat investasi, dan (e)
perkembangan tertentu.
23
Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik
pemanfaatan ruang. Tata ruang dalam konteks kota, wujud struktural pemanfaatan
ruang kota adalah hirarki pusat pelayanan kegiatan perkotaan, seperti pusat kota,
pusat bagian wilayah kota, dan pusat lingkungan yang ditunjang dengan sistem
prasarana jalan seperti jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. Pola
pemanfaatan ruang kota adalah bentuk yang menggambarkan ukuran, fungsi, dan
karakteristik kegiatan perkotaan. Tata ruang kota lebih kompleks, sehingga perlu
lebih diperhatikan dan direncanakan dengan baik. Tata ruang kota adalah
dan lingkungan hidup kawasan kota. Menurut Pontoh & Kustiawan (2009:52),
unsur pembentuk struktur tata ruang kota terdiri dari pusat kegiatan, kawasan
fungsional, dan jaringan jalan. Kota atau kawasan perkotaan pada dasarnya dapat
dipandang sebagai suatu sistem spasial, yang secara internal mempunyai unsur-
unsur yang menjadi pembentuknya serta keterkaitannya satu sama lain. Konsep
mengenai tata ruang kota ini dapat membantu memberikan informasi mengenai
Perkembangan tata ruang kota dalam penelitian ini yaitu perluasan atau
Secara etimologi, kota berasal dari bahasa Sansekerta, koṭa yang berarti
benteng atau kawasan yang dikelilingi benteng (Astra, 1983:114). Inti pengertian
kota merupakan wilayah pemukiman yang berada dalam suatu batas wilayah
tertentu. Arti kata kota dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1) kota adalah
dinding (tembok) yang mengelilingi benteng atau tempat pertahanan, (2) kota
kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat, (3) kota adalah daerah
pada masa lampau istilah kota merupakan gambaran untuk suatu wilayah
pemukiman urban atau urban settlement yang mempunyai pertahanan. Pada masa
menyerupai seperti benteng untuk pertahanan, akan tetapi untuk masa sekarang,
batas kota lebih cenderung pada sebuah wilayah administratif yang sudah
disepakati bersama.
dan Kebudayaan, 1990:451). Kata koloni berasal dari bahasa latin colonia yang
politik kolonial modern mulai tumbuh semarak sejak abad XVI. Bangsa yang
25
disebut kolonisator pertama yaitu bangsa Portugis dan Spanyol. Abad berikutnya
bangsa Inggris, Perancis, dan Belanda yang menguasai sebagian Amerika Utara,
Hindia Barat (Kepulauan Karibia), Hindia Muka (Asia Selatan) dan Hindia Timur
Kota kolonial dalam penelitian ini yaitu suatu wilayah atau daerah jajahan
yang memiliki batas-batas kota secara administratif. Konsep ini dijadikan dasar
Akhir abad XIX sampai awal abad XX merupakan periode sejarah pada
tahun 1890 -1945. Pada abad XIX kota di Indonesia semakin pesat berkembang,
salah satu tinggalan dalam kota kolonial yaitu bangunan dengan gaya Eropa,
Indis, dan modern yang dibangun oleh masyarakat pendukung kota seperti
(1993), menjelaskan pada abad XIX sampai dengan Abad XX kota-kota yang
dilihat dari beberapa kota besar seperti Batavia (Jakarta), Bandung, Bogor,
Kota akhir abad XIX sampai awal abad XX dalam penelitian ini yaitu
suatu wilayah atau daerah yang berkembang pada tahun kisaran 1880 - 1950,
sehingga dapat diketahui batasan kota berkembang pada masa tersebut. Konsep ini
lampau, sekaligus mempelajari pula hubungan antarruang dalam satu situs, sistem
dan hubungan keruangan pada pusat aktivitas manusia pada skala makro. Skala
arkeologi dan situs dalam suatu kawasan. Keseluruhan wilayah Kota Cepu
pembentuk kota sebagai benda arkeologi dan situs pada kawasan Kota Cepu serta
27
Teori dalam suatu penelitian sangat diperlukan, karena teori yang digunakan
tercapai, meski tidak semua teori dapat dipergunakan karena diperlukan teori yang
Teori sektor merupakan salah satu bagian dari teori struktur kota klasik
yang dicetuskan oleh Homer Hyot pada tahun 1939 yang mengamati pola tata
kota pada 140 kota di Amerika Serikat. Teori ini menjelaskan mengenai
aksesibilitas yang memadai seperti rel kereta api dan jaringan jalan, dengan
menjauh dari pusat kota (Yunus, 1994:14-15). Hyot membagi wilayah suatu kota
tersebut yaitu
a. CBD (Central Business District) atau Daerah Pusat Kegiatan yaitu daerah
yang menjadi pusat dari segala kegiatan kota antara lain kegiatan politik,
b. zona industri,
perkembangan kota. Zona industri terletak di sepanjang jalur kereta api, begitu
juga dengan zona pemukiman kumuh atau tempat tinggal buruh dan zona
perdagangan berada di pusat kota. Rute atau jalur transportasi menuju ke daerah
pusat kota seperti rel kereta, dermaga (untuk wilayah di pesisir atau di tepi aliran
Zona pemukiman kelas menengah dan atas menjauhi pusat kota, hal ini
penelitian ini mengenai perkembangan tata ruang kota. Teori ini dapat digunakan
sebagai landasan struktur tata kota, karena dalam penelitian ini diharapkan dapat
Teori Tata Ruang Kota menurut Rogert Tracik (1986), terdapat tiga teori
yang menjelaskan tata ruang kota yaitu teori Figure Ground, Linkage, dan Place.
Teori Figure Ground adalah teori yang menggambarkan total suatu kawasan,
yang bertujuan untuk menunjukkan tekstur kota melalui bentuk massa bangunan
(building massa) sebagai solid dan ruang terbuka (open space) sebagai void. Teori
figure ground ini dapat menjadi alat untuk mengidentifikasi sebuah tekstur dan
suatu kota yang tidak dapat lepas dari jaring-jaring sirkulasi kota (network
29
ruang terbuka yang berbentuk linier dan bentuk–bentuk yang secara fisik menjadi
penghubung antarbagian kota atau suatu kawasan. Teori ini dapat digunakan
untuk memahami segi dinamika tata ruang perkotaan yang dianggap sebagai pusat
kegiatan kota. Teori linkage merupakan alat yang baik digunakan untuk
ruang perkotaan (urban fabric). Teori place merupakan teori yang berkaitan
dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan
Penelitian ini menggunakan ketiga teori tata ruang kota sebagai acuan
dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Ketiga teori tini dapat
sejarah dan hal-hal lain secara arsitektural karena dalam penelitian ini diharapkan
penelitian.
Kota Cepu
Analisis Kontekstual
Analisis Keruangan
Teori Tata Ruang Kota
Analisis Sistem Informasi
Geografi
Keterangan:
dilakukan agar tidak melebar dari yang diharapkan. Pada bagan di atas, penelitian
ini diawali dengan gambaran umum mengenai kota Cepu dengan menjelaskan
mengenai perkembangan tata ruang Kota Cepu pada akhir abad XIX sampai awal
melalui beberapa teori yaitu teori sektor dan teori tata ruang kota. Gambaran
umum tersebut akan mengarah pada objek penelitian yaitu Kota Cepu.
membandingkan kesamaan kota pada abad XIX sampai abad XX. Analisis
pada suatu kota. Analisis keruangan digunakan untuk melihat dan menganalisis
kondisi dan interaksi antarunit keruangan. Analisis terakhir adalah analisis sistem
melalui data digital dengan hasil penggabungan dua atau lebih peta Kota Cepu
yang berbeda periode sehingga menghasilkan peta perkembangan kota. Dua teori
yang melandasi penelitian ini yaitu teori sektor dan tata ruang kota. Teori sektor
digunakan untuk mengetahui pola perkembangan kota, sedangkan teori tata ruang
beberapa analisis dan teori yang digunakan dan diterapkan dalam penelitian ini,
32
diharapkan dapat menjawab semua permasalahan yang ada dalam penelitian yaitu
mengetahui perkembangan tata kota, unsur atau elemen pembentuk kota, dan