Anda di halaman 1dari 14

ANALISA KRITERIA BANGUNAN BERSEJARAH1

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT


Sucliany Sutanto
Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155, Indonesia
suclianysutanto@gmail.com , dwilindarto@gmail.com

ABSTRAK
Bangunan bersejarah menyimpan nilai dan informasi yang penting dari generasi ke generasi. Selain itu,
bangunan bersejarah memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Keberadaan
peninggalan sejarah berupa bangunan kuno dan bersejarah merupakan saksi bisu tentang sejarah perjalanan
sebuah kota yang dapat ditemui hampir di setiap kota-kota baik kecil maupun besar di seluruh Indonesia. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria/tolok ukur dalam menentukan bangunan bersejarah. Metode
penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskripstif dengan pendekatan kualitataif. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah untuk menentukan suatu bangunan dapat dikategorikan sebagai bangunan bersejarah maka
diperlukan kriteria/tolok ukur yang dapat digunakan dalam menentukan bangunan bersejarah berdasarkan
ketentuan/peraturan yang ada.

Kata kunci: bangunan bersejarah, konservasi, kriteria

ABSTRACT
Historic buildings keep the value and an important information from generation to generation. In
addition, historical buildings have significance value for the history, science and culture. The existence of
historical heritage such as ancient and historic building is a silent witness of the history of a city that can be
found in almost every town and cities both large and small throughout Indonesia. The purpose of this research
was to determine the criteria in determining historic buildings. The research method used is descriptive
research with qualitative approach. The results from this research is to determine a building can be categorized
as historic buildings it is necessary to have criteria that can be used in determining historic buildings under the
provisions/regulations.

Keywords: historic buildings, conservation, criteria.

1
Tulisan ini merupakan Tugas Akhir Mata Kuliah Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II di Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Tahun 2015
PENDAHULUAN Bangunan perubahan dan Sesuai
bersejarah kerusakan. Selain itu dengan latar belakang
Latar Belakang menyimpan nilai dan bangunan-bangunan perumusan masalah
Seiring informasi yang tersebut terlepas dari dan tujuan masalah
dengan penting dari generasi bagaimana yang telah
perkembangan ke generasi. Selain kondisinya juga turut dipaparkan
zaman, sebuah kota itu, bangunan membentuk wajah sebelumnya, maka
akan mengalami bersejarah memiliki sebuah kota. Akan penelitian ini
perubahan dan nilai penting bagi tetapi, apakah semua diharapkan memiliki
pertumbuhan yang sejarah, ilmu bangunan tua atau manfaat yaitu dapat
semakin maju. pengetahuan dan kuno dapat menambah wawasan
Namun hal tersebut kebudayaan. dikategorikan sebagai dan ilmu
tidak lepas dari Keberadaanya bangunan bersejarah? pengetahuan
sejarah adanya kota penting bagi Hal tersebut belum mengenai bangunan
tersebut. Dalam pemahaman dan dapat dipastikan bersejarah dan
setiap kota terdapat pengembangan kebenarannya memberikan
rangkaian perjalanan sejarah, ilmu sehingga diperlukan sumbangan atau
sejarah yang dapat pengetahuan, kriteria-kriteria kontribusi sebagi
dilihat dari warisan kebudayaan, dan maupun tolok ukur guideline dalam
kekayaan arsitektur teknologi demi untuk meneliti bangunan
bangunan bersejarah memupuk kesadaran menentukannya. bersejarah. Hasil
yang ada di kota jati diri bangsa dan Oleh karena itu, penelitian diharapkan
tersebut. kepentingan nasional. berdasarkan uraian di dapat membantu
Negara Namun belum semua atas menjadi alasan peneliti lain dalam
Indonesia yang bangunan bersejarah untuk dilakukan studi melakukan penelitian
memiliki beribu-ribu dapat dilindungi dan penelitian ini dengan yang serupa.
pulau tentunya dikonservasi. judul penelitian
memiliki sejumlah Keberadaan “Analisa Kriteria TINJAUAN
keanekaragaman peninggalan sejarah Bangunan PUSTAKA
benda bersejarah berupa bangunan Bersejarah.”
yang dapat kuno dan bersejarah Bangunan
mendeskripsikan merupakan saksi bisu Rumusan Masalah Bersejarah
karakter budaya yang tentang sejarah Dari latar Bangsa
khas untuk setiap perjalanan sebuah belakang yang telah Indonesia merupakan
kota. Kota Medan kota yang dapat diuraikan diatas maka bangsa yang kaya
yang dikenal melalui ditemui hampir di dapat dirumuskan akan sejarah dan
berbagai keragaman setiap kota-kota baik permasalahan sebagai budaya, maka tentu
yang ada, telah kecil maupun besar berikut: Bagaimana memiliki berbagai
mengalami kemajuan di seluruh Indonesia. sebuah bangunan warisan budaya baik
dan pembangunan Sebagian besar masih dapat diidentifikasi yang terlihat maupun
yang sangat pesat. dalam keadaan yang sebagai bangunan tidak terlihat yang
Keragaman yang ada baik dan masih bersejarah? merupakan campuran
ditimbulkan dari digunakan dan dijaga antara budaya di
banyaknya suku dan dengan baik, namun Tujuan Penelitian masa lalu, sekarang
etnis yang menetap ada beberapa juga Berdasarkan maupun masa depan
pada kota Medan yang rusak dan permasalahan yang yang dapat menjadi
sehingga sangat terlantar sehingga diuraikan diatas, sumber inspirasi dan
mempengaruhi perlu mendapat maka tujuan kreativitas. Warisan
kehidupan sosial tindakan konservasi penelitian ini adalah budaya atau biasanya
ekonomi, (pelestarian). untuk mengetahui disebut pusaka tidak
kebudayaan, bahkan Tindakan konservasi kriteria/tolok ukur hanya berbentuk
sampai kepada sangat penting untuk dalam menentukan artefak namun dapat
arsitektural pada dilakukan agar dapat bangunan bersejarah. berupa bangunan-
bangunan- melindungi bangunan bangunan, situs-situs,
bangunannya. bersejarah dari Manfaat Penelitian sosial budaya
maupun bahasa konservasi bangunan Nomor 5 Tahun diusulkan sebagai
hingga beragam seni bersejarah terdapat 1992. Undang- benda Cagar Budaya,
yang dapat berskala beberapa kriteria atau undang No. 5 Tahun bangunan Cagar
kecil hingga dimensi tolok ukur. Suatu 1992 tentang benda Budaya, atau struktur
yang sangat luas bangunan dapat cagar budaya tersebut Cagar Budaya
contohnya pusaka dikatakan sebagai kemudian diikuti apabila memenuhi
kota sejarah. Secara bangunan cagar dengan ditetapkannya kriteria-kriteria
spesifik, warisan budaya sehingga peraturan-peraturan bangunan cagar
budaya diatur ke dikenai aturan dan pelaksana. budaya ditinjau dari:
dalam enam kategori: dilestarikan harus Berdasarkan 1) Berusia 50 (lima
1) daerah atau mengacu pada pasal 1 UU No. 5 puluh) tahun atau
kabupaten, 2) kriteria yang telah tahun 1992, terdapat lebih; 2) Mewakili
bangunan tradisional, ditentukan. tiga kriteria yang masa gaya paling
3) bangunan kolonial, Sebelum harus dimiliki singkat berusia 50
4) rumah ibadah, 5) diresmikannya UU benda/situs yang (lima puluh) tahun;
gerbang, monumen, No. 11 Tahun 2010 akan ditetapkan 3) Memiliki arti
jembatan dan furnitur tentang cagar budaya, sebagai benda cagar khusus bagi sejarah,
jalan, dan 6) taman terdapat pengaturan budaya. Kriteria ilmu pengetahuan,
dan ruang terbuka hukum yang tersebut adalah: 1) pendidikan, agama,
publik. digunakan Berumur sekurang- dan/atau kebudayaan;
Bangunan pemerintah Indonesia kurangnya lima puluh dan
bersejarah adalah untuk melindungi tahun; 4) Memiliki nilai
bangunan yang benda cagar budaya 2) Mewakili masa budaya bagi
didirikan atau yaitu sebagaimana gaya sekurang- penguatan
dibangun namun diatur dalam kurangnya lima puluh kepribadian bangsa.
didalamnya Monumenten tahun; 3) Nilai Menurut
terkandung nilai-nilai Ordonnantie Nomor penting bagi sejarah, Perda Daerah Khusus
sejarah, budaya 19 Tahun 1931 ilmu pengetahuan, Ibukota Jakarta No. 9
tertentu yang tercipta (Staatsblad Tahun dan kebudayaan. Tahun 1999 Tentang
pada masa tertentu 1931 Nomor 238) Undang- Pelestarian dan
dan juga merupakan yang sebagaimana Undang Nomor 11 Pemanfaatan
saksi bisu dari telah diubah dengan Tahun 2010 Tentang Lingkungan dan
kejadian atau Monumenten Cagar Budaya Bangunan Cagar
peristiwa yang terjadi Ordonnantie Nomor diresmikan sejak Budaya Pasal 7 ayat
pada masa lampau 21 Tahun 1934 Oktober 2010 sebagai 2 penentuan
serta bagian dari (Staatsblad Tahun pengganti Undang- bangunan cagar
perkembangan suatu 1934 Nomor 515) Undang Nomor 5 budaya ditetapkan
kawasan. Menurut dewasa ini sudah Tahun 1992 tentang berdasarkan kriteria
Feiden (1994, p.2), tidak sesuai dengan Benda Cagar Budaya. nilai sejarah, umur,
bangunan bersejarah upaya perlindungan Dengan adanya keaslian, kelangkaan,
merupakan sesuatu dan pemeliharaan penggantian ini, tengeran/landmark,
yang memberikan demi pelestarian terdapat pula arsitektur.
kita rasa ingin benda cagar budaya beberapan perubahan Selanjutnya
mengetahui lebih dan oleh karena mengenai pengertian dijelaskan dalam
banyak mengenai dipandang perlu Cagar Budaya, Pasal 8 mengenai
orang-orang dan maka menetapkan pembagian kategori, tolak ukur dari
kebudayaan yang pengaturan benda proses penetapan, kriteria sebagaimana
menghasilkan cagar budaya dengan dan pemeringkatan. yang dimaksud dalam
bangunan tersebut. Undang-undang, oleh Menurut Undang- Pasal 7 ayat 2
karena itu pemerintah Undang No. 11 tersebut, yaitu :
Kriteria/Tolok Ukur membuat peraturan Tahun 2010 tentang 1) Tolak ukur nilai
Bangunan yang mengatur Cagar Budaya sejarah dikaitkan
Bersejarah tentang Benda Cagar Republik Indonesia, dengan peristiwa-
Dalam Budaya yaitu benda, bangunan, peristiwa perjuangan,
pelaksanaan Undang-undang atau struktur dapat ketokohan, politik,
sosial, budaya yang berdasarkan: Nilai Nilai sejarah Berdasarkan
menjadi simbol nilai sejarah; Nilai berkenaan dengan buku terjemahan
kesejahteraan pada arsitektur; Nilai ilmu peristiwa perubahan Susongko (1986, p.
tingkat nasional dan pengetahuan; Nilai dan/atau 416-420), suatu
atau Daerah Khusus sosial budaya; Umur. perkembangan kota bangunan layak
Ibukota Jakarta. 2) Menurut Surabaya, nilai-nilai untuk dipertahankan
Tolak ukur umur Perda Kota Surabaya kepahlawanan, dan dijadikan
dikaitkan dengan No. 5 Tahun 2005 peristiwa kejuangan bangunan cagar
batas usia sekurang menyebutkan bahwa bangsa Indonesia, budaya apabila
kurangnya 50 (lima penetuan bangunan ketokohan, politik, bangunan tersebut
puluh) tahun. 3) cagar budaya sosial, budaya serta memiliki kriteria
Tolak ukur keaslian ditentukan nilai arsitektural yang sebagai berikut: 1)
dikaitkan dengan berdasarkan kriteria: menjadi simbol nilai Estetika, yaitu
keutuhan baik sarana umur, estetika, kesejarahan pada dianggap mewakili
dan prasarana keajamakan, tingkat nasional gaya arsitektur
lingkungan maupun kelangkaan, nilai dan/atau Daerah; 6) tertentu; 2)
struktur, material, sejarah, memperkuat Memperkuat Kejamakan, yaitu
tapak bangunan dan kawasan, keaslian, kawasan berkenaan bangunan yang tidak
bangunan di keistimewaan, dengan bangunan- memiliki
dalamnya. 4) Tolak tengeran. Tolok bangunan dan/atau keistimewaan dalam
ukur kelangkaan ukur/kriteria bagian kota yang gaya arsitektur
dikaitkan dengan bangunan cagar karena potensi tertentu namun
keberadaannya budaya sebagaimana dan/atau dilestarikan sebagai
sebagai satu-satunya dimaksud adalah: 1) keberadaannya dapat wakil dari satu jenis
atau yang terlengkap Umur berkenaan mempengaruhi serta bangunan;
dari jenisnya yang dengan batas usia sangat bermakna 3)Kelangkaan, yaitu
masih ada pada bangunan cagar untuk meningkatkan hanya ada satu dari
lingkungan lokal, budaya sekurang- kualitas dan citra bangunan sejenisnya
nasional atau bahkan kurangnya 50 (lima lingkungan di atau merupakan
dunia. 5)Tolak ukur puluh tahun); 2) sekitarnya; 7) contoh terakhir yang
tengeran atau Estetika berkenaan Keaslian berkenaan masih ada dari suatu
landmark dikaitkan dengan aspek dengan tingkat jenis bangunan; 4)
dengan keberadaan rancangan arsitektur perubahan dari Kesejarahan, yaitu
sebuah bangunan yang bangunan cagar memiliki nilai sejarah
tunggal monumen menggambarkan budaya baik dari bangunan atau
atau bentang alam suatu zaman dan aspek struktur, menjadi lokasi
yang dijadikan gaya/langgam material, tampang terjadinya suatu
simbol dan wakil dari tertentu; bangunan maupun peristiwa bersejarah;
suatu lingkungan 3)Kejamakan sarana dan prasarana 5)Keistimewaan,
sehingga merupakan berkenaan dengan lingkungannya; 8) yaitu memiliki
tanda atau tengeran bangunan-bangunan, Keistimewaan kelebihan atau
lingkungan tersebut. atau bagian dari kota berkenaan dengan keunikan pada masa
6) Tolak ukur yang dilestarikan sifat istimewa dari didirikannya,
arsitektur dikaitkan karena mewakili bangunan dimaksud; misalnya bngunan
dengan estetika dan kelas atau jenis 9) Tengeran atau terbesar, tertinggi,
rancangan yang khusus bangunan landmark berkenaan ataupun terpanjang;
menggambarkan yang cukup berperan; dengan keberadaan 6) Memperkuat
suatu zaman dan 4) Kelangkaan sebuah bangunan, kawasan di
gaya tertentu. berkenaan dengan baik tunggal maupun sekitarnya, lokasinya
Menurut jumlah yang terbatas jamak dari bangunan yang strategis
Perda Kota Bandung dari jenis atau atau lansekap yang sehingga investasi
No. 19 Tahun 2009 fungsinya, atau hanya menjadi pada kelompok
yang menyebutkan satu-satunya di simbol/karakter suatu bangunan atau
kriteria bangunan lingkungan atau tempat atau bangunan akan dapat
cagar budaya wilayah tertentu; 5) lingkungan tersebut. meningkatkan nilai
kawasan yang ada di fisik-visual yang perkembangan suatu dunia. Suatu situs
sekitarnya. terdiri dari: 1) kota untuk atau bangunan dapat
Menurut Estetika/arsitektonis, dilestarikan dan dikatakan sebagai
Wiryomartono berkaitan dengan dikembangkan; warisan dunia jika
(2002), kriteria/tolok nilai estetis dan 7)Penguat karakter memenuhi satu atau
ukur sebuah arsitektural, meliputi kawasan, berkaitan lebih dari 10 kriteria
bangunan bersejarah bentuk, gaya, dengan obyek yang tersebut. Adapun 10
antara lain: 1) struktur, tata ruang, mempengaruhi kriteria yang
Memiliki sumbangan dan ornament; 2) kawasan-kawasan ditetapkan oleh
terhadap inovasi dan Keselamatan, sekitar dan bermakna UNESCO tersebut
temuan kreatif atau berkaitan dengan untuk meningkatkan adalah
prestasi pemeliharaan struktur kualitas dan citra
(achievement) dalam bangunan tua agar lingkungan. Tolok Tabel 1.
bidang-bidang ilmu tidak terjadi suatu ukur non fisik yang Kriteria UNESCO
pengetahuan, teknik yang membahayakan terdiri dari: 1)
rancangan, dan keselamatan Ekonomi, dimana B.Inggris Terjemahan
konstruksi serta penghuni maupun kondisi bangunan tua to represent a mewakili s
estetika; 2) Menjadi masyarakat di yang baik akan masterpiece of agung dari
bagian terpadu lingkungan sekitar menjadi daya tarik human creative kejeniusan
ingatan kolektif bangunan tua bagi para wisatawan genius; (baik inte
masyarakat tentang tersebut; 3) dan investor untuk teknikal)
tempat dan Kejamakan/tipikal, mengkembangkannya to exhibit an menunjukka
masyarakat yang berkaitan dengan sehingga dapat digali important kemanusiaa
berada; 3) Usia yang obyek yang mewakili potensi ekonominya; interchange of untuk jan
lebih dari 50 tahun kelas dan jenis 2) Sosial dan budaya, human values, over a tertentu ata
dengan dugaan kuat khusus, tipikal yang dimana bangunan tua span of time or budaya d
within a cultural area perkembang
secara ilmiah cukup berperan; 4) tersebut memiliki
of the world, on arsitektur a
memiliki indikasi Kelangkaan, nilai agama dan developments in seni
kuat merupakan berkaitan dengan spiritual, memiliki architecture or perencanaan
kesatuan atau bagian obyek yang mewakili nilai budaya dan technology, rancangan la
dari hasil peradaban sisa dari peninggalan tradisi yang penting monumental arts,
zaman tertentu. 4) terakhir gaya yang bagi masyarakat. town-planning or
Kelangkaan dalam mewakili jamannya, Apabila landscape design;
jumlah dan kualitas yang tidak dimiliki berdasarkan to bear a unique or memiliki bu
pada produk sejenis daerah lain; 5) ketentuan asing yaitu at least exceptional satunya) at
dan kini tidak mudah Keluarbiasaan/keisti UNESCO maka dasar testimony to a atas sebuah
diproduksi lagi; 5) mewaan, suatu obyek dari seluruh penilaian cultural tradition or atau pera
to a masih hidu
Menjadi rujukan observasi yang dan pelestarian dalam
civilization which is punah.
masyarakat dalam memiliki bentuk menetapkan warisan living or which has
arti tempat ziarah paling menonjol, dunia adalah OUV disappeared;
atau tengaran dan tinggi, dan besar. “Outstanding to be an outstanding merupakan
tujuan perjalanan dan Keistimewaan Universal Value” atau example of a type of biasa dari
identitas tempat. memberi tanda atau dapat diterjemahkan building, bangunan,
Berdasarkan ciri suatu kawasan sebagai pernyataan architectural or bangunan a
beberapa literatur tertentu; 6) Peranan nilai luar biasa technological arsitektur a
dari Pontoh (1992), sejarah, merupakan universal. Semua ensemble or yang
Catanese (1986), lingkungan kota atau situs yang memenuhi landscape which tingkatan p
Rypkema (dalam bangunan yang sifat OUV, ditetapkan illustrates (a) sejarah man
significant stage(s) in
Tiesdel: 1992), memiliki nilai sebagai warisan
human history;
terdapat beberapa historis suatu dunia. Artinya, situs to be an outstanding merupakan c
kriteria atau tolok peristiwa yang tersebut tidak lagi example of a biasa dari
ukur sebagai dasar mencatat peran ikatan menjadi milik satu traditional human permukiman
pertimbangan suatu simbolis suatu budaya atau negara, settlement, land-use, tata guna lah
obyek pelestarian rangkaian sejarah akan tetapi milik or sea-use which is atau laut yan
yaitu: Tolok ukur masa lalu dan seluruh masyarakat representative of a sebuah atau
culture (or cultures), beberapa
biological
kebudayaan atau luar untuk
diversity, mencegah
biasa yang terancam mengikuti kaidah
or human interaction interaksi
including those punah.
penggunaan lahan pelestarian serta
with the environment manusia
containing
dengan yang tidak sesuai memanfaatkan ilmu
especially when it lingkungan
threatened
di tengah
species of dengan kemampuan pengetahuan dan
has become perubahan
outstanding
jaman.universal dan daya dukung teknologi. Pemugaran
vulnerable under the value from the point
serta mengarahkan bangunan gedung
impact of irreversible of view of science or
change; conservation. perkembangan di yang dilindungi dan
to be directly or memiliki keterkaitan masa depan, tindakan dilestarikan adalah
tangibly associated nyataKonservasi
dan langsung ini juga bertujuan kegiatan
with events or living dengan kejadian atau
Konservasi untuk memperkuat memperbaiki dan
traditions, with ideas, tradisi
dapat hidup diartikan
atau karakter spesifik memulihkan kembali
or with beliefs, with kepercayaan atau legenda
sebagai kegiatan yang menjiwai bangunan gedung
artistic and literary yang memiliki nilai lingkungan/tapak dan kebentuk aslinya.
works of outstanding
pelestarian, yaitu
universal yang luar biasa.
untuk mencegah dari menjaga keselarasan Berdasarkan
universal antara lingkungan pengertian-pengertian
significance. (The kerusakan. Sesuai
dengan kesepakatan lama dan yang didapat
Committee considers
Internasional dalam pembangunan baru mengenai pelestarian,
that this criterion
should preferably be Piagam Burra tahun mendekati maka dalam studi
used in conjunction 1981 telah perkembangan dapat disimpulkan
with other criteria); dirumuskan bahwa aspirasi masyarakat. bahwa pelestarian
to contain superlative memiliki fenomena alam
konservasi adalah Dasar tindakan yang merupakan suatu
natural phenomena yangistilah
sangat yang menjadi dilakukan, umumnya upaya untuk
or areas of tinggi, atau area yang
payung dari semua adalah hanya untuk memelihara,
exceptional natural memiliki keindahan alam tindakan mengamankan,
beauty and aesthetic
kegiatan pelestarian.
yang luar biasa.
Konservasi pemeliharaan. melindungi,
importance; Siahaan memanfaatkan dan
to be outstanding merupakan
merupakan contoh luar suatu
upaya untuk (2007) menyatakan mengelola suatu
examples biasa yang
melindungi dan bahwa pelestarian peninggalan pusaka
representing major menunjukkan tahap-tahap
stages of earth's memelihara
perubahan tempat- atau konservasi baik berupa artefak,
history, including the sejarah bumi,
tempat yangtermasuk
berharga adalah kegiatan bangunan, maupun
record of life, catatan
dan indah proses
kehidupan, supaya perawatan, suatu kawasan sesuai
significant on-going perubahan
tidak geologis
hancur yang atau pemugaran, dan dengan keadaannya
geological processes berlangsung
berubah masihdalam dalam pemeliharaan dan mengoptimalkan
in the development of perkembangan
batas-batas bentuk yang bangunan gedung dan peninggalan tersebut,
landforms, or muka bumi. lingkungannya untuk sehingga dapat
significant wajar.
Nurisjah dan mengembalikan memberi ingatan
geomorphic or keandalan bangunan pada masa lalu tapi
physiographic Pramukanto (2001)
dalam Hendry (2008) tersebut sesuai tetap memperkaya
features;
mengemukakan dengan aslinya atau masa kini.
to be outstanding merupakan contoh luar
examples biasabahwa
yang konservasi sesuai dengan Menurut
representing menunjukkan proses
merupakan tindakan keadaan menurut (Marquis-Kyle dan
significant on-going ekologis dan biologis
yang pasif dalam periode yang Walker, 1996; Al
ecological and penting dalam evolusi
upaya dan
pelestarian dikehendaki. vares, 2006),
biological processes perkembangan
untuk tanah, air
melindungi Perlindungan dan konservasi dibagi
in the evolution and tawar,
suatu ekosistem
lanskap pelestarian bangunan menjadi beberapa
development of tumbuhan dan binatang di gedung dan jenis, yaitu:
terrestrial, fresh bersejarah
pantai dan laut. dari
kehilangan atau lingkungnnya Preservasi adalah
water, coastal and meliputi kegiatan mempertahankan
marine ecosystems pelanggaran atau
pengaruh yang tidak penetapan dan (melestarikan) yang
and communities of
plants and animals; tepat. Tindakan ini pemanfaatan telah dibangun
to contain the most bertujuan
memiliki habitat alamiuntuk termasuk perawatan disuatu tempat dalam
important and yangmelestarikan
sangat penting bagi apa dan pemugaran, serta keadaan aslinya tanpa
significant natural konservasi
yang ada saat in-situini, kegiatan ada perubahan dan
habitats for in-situ terhadap keragaman
mengendalikan tapak pengawasannya yang mencegah
conservation of biologis,
sedemikian spesies
termasuk rupa dilakukan dengan penghancuran;
Restorasi adalah Mengarahkan penelitian ini adalah yang mendukung
pengembalian yang perkembangan masa penelitian deskriptif analisis peneliti yang
telah dibangun kini yang dengan pendekatan berhubungan dengan
disuatu tempat ke diselaraskan dengan kualitatif. Penelitian kriteria/tolok ukur
kondisi semula yang perencanaan masa deskriptif kualitatif bangunan bersejarah.
diketahui, dengan lalu yang tercermin adalah penelitian
menghilangkan dalam obyek yang datanya berupa Metoda
tambahan atau pelestarian; lisan atau deskripsi Pengumpulan Data
membangun kembali Menampilkan sejarah dari objek yang Penelitian ini
komponen-komponen pertumbuhan diamati peneliti. merupakan penelitian
semula tanpa lingkungan kota Metode deskriptif kepustakaan (library
menggunakan bahan dalam wujud fisik kualitatif adalah data- research) maka
baru; Rekontruksi tiga dimensi. data yang teknik pengumpulan
adalah membangun Manfaat dikumpulkan datanya adalah
kembali suatu tempat pelestarian perlu bukanlah angka- dengan cara
sesuai mungkin diketahui agar angka, tetapi berupa pengumpulan data-
dengan kondisi tindakan pelestarian kata-kata atau data dan informasi
semula yang memiliki tujuan yang gambaran sesuatu. yang bersumber dari
diketahui dan jelas dan dapat Hal tersebut sebagai naskah, catatan,
diperbedakan dengan mendorong akibat dari metode artikel, literatur,
menggunakan bahan masyarakat untuk kualitatif. Semua laporan penelitian
baru atau lama; melakukan tindakan yang dikumpulkan dan dokumen penting
Adaptasi pelestarian. Usaha- mungkin dapat yang terkait dengan
adalah merubah suatu usaha pelestarian menjadi kunci kriteria atau tolok
tempat sesuai dengan dapat memberikan terhadap apa yang ukur bangunan
penggunaan yang manfaat ekonomi, sudah diteliti. Ciri ini bersejarah.
dapat digabungkan; sosial, dan budaya merupakan ciri yang Teknik Analisis
Revitalisasi adalah (Jacob, 1992). sejalan dengan Data
kegiatan Dalam penamaan kualitatif. Pengolahan
pengembangan yang perencanaan data atau biasa
ditujukan untuk pelestarian dan Data dan Sumber disebut analisis data
menumbuhkan pengembangan suatu Data merupakan tindak
kembali nilai-nilai bangunan atau Data adalah lanjut evaluasi. Data-
penting cagar budaya kawasan bersejarah, suatu bahan mentah data mengenai
dengan penyesuaian perlu mengacu pada jika diolah dengan kriteria atau tolok
fungsi ruang baru prinsip- prinsip baik melalui berbagai ukur bangunan
yang tidak konservasi yang ada analisis dapat bersejarah yang telah
bertentangan dengan sehingga dapat melahirkan berbagai dikumpulkan
prinsip pelestarian menjamin kegiatan informasi. Peneliti dipelajari sehingga
dan nilai budaya konservasi yang perlu mencari dan menghasilkan data
masyarakat. dilakukan bernilai mengumpulkan data- yang handal dan
Menurut positif, data yang berkaitan sesuai dengan kondisi
Budihardjo (dalam meminimalkan dengan tujuan yang terjadi, ini
Pontoh dan dampak negatif, serta penelitian. Jenis data mempermudah tahap
Koeswhoro, 1991: meningkatkan yang diperlukan pada analisis selanjutnya.
VII-15), tujuan kualitas dan penelitian ini adalah Analisis data ini
pelestarian itu dapat kesejahteraan data mengenai diupayakan untuk
mencakup: lingkungannya. kriteria atau tolok memperdalam atau
Mengembalikan ukur dalam menginterpretasikan
wajah obyek METODOLOGI mengidentifikasi secara spesifik dalam
konservasi; PENELITIAN bangunan bersejarah. rangka menjawab
Memanfaatkan obyek Data tersebut dapat keseluruhan
pelestarian untuk Jenis Penelitian diambil dari buku- pertanyaan
menunjang Metode yang buku, jurnal, artikel, penelitian. Adapun
kehidupan masa kini; digunakan dalam dan skripsi terdahulu proses yang
dilakukan dapat 2. Cara  Dapat sebagai
menggunakan kawasan
dijabarkan sebagai Pemanfaata melestarikan UU No. 11 tahun
perdagangan di
berikut: Menjabarkan n Bangunan lebih banyak 2010 sebagai
Pontianak.
data-data yang telah Kuno Dan lagi bangunan landasan Pada jurnal
ada dengan sebaik- Bersejarah kuno dan acuannya.kedua, terdapat dua
Sehingga 4.
bersejarah Pelestarian Untuk
baiknya sehingga obyek yang
Layak yang ada di Kawasan mengidentifikasi
data tersebut dengan Menjadi Indonesia. Benteng
merupakan
karakteristik
studi
jelas memberikan Bangunan  MengetahuiKeraton kawasan kasus pada
pengertian tentang Cagar hal-hal yangButon penelitiannya
bersejarah, yaitu
uraian yang Budaya berkaitan Masjid As-Shalafiah
mengidentifikasi
disampaikan; dengan yang
dan menganalisis berada di
Menelaah data-data melestarikan penyebab Jakarta Timur dan
yang ada untuk bangunan perubahanMasjid Cut Meutia
mendapatkan data cagar budaya kawasan yang berada di
yang lebih spesifik yang memiliki bersejarahJakarta
dan Pusat. Masjid
pada masalah yang nilai-nilai menentukanAs-Shalafiah
historis arahan
diangkat; dibangun sekitar
bangsa pelestarian
Menganalisis data kawasan. tahun 1620 sebagai
 Mengetahui
guna mendapatkan masalah- dampak dari
kesimpulan dari masalah yang Pada jurnal penghancuran kota
permasalahan yang di akan dihadapi
pertama, yang Jayakarta beserta
bahas. dalam merupakan
upaya studi tempat-tempat
pelestarian
kasus pada peribadatannya.
HASIL DAN bangunan
penelitiannya adalah Masjid ini pada
PEMBAHASAN bangunan dahulunya dijadikan
kuno
Bangunan Kuning
Agung, Senghie yang markas tentara
Deskripsi Obyek bersejarah Banten yang
terletak
 Mengetahui di kota
Penelitian berlindung dari
denganPontianak.
lebih Kuning
Data yang Agung merupakan serangan Belanda. Di
detail sejarah
digunakan adalah dimasasalah
lalu satu bangunan
samping masjid ini
jurnal-jurnal yang  Mengetahui
yang memiliki nilai terdapat makam-
berkaitan dengan klasifikasi
historis dan makam tua. Sebelum
topik penelitan yaitu bangunan
mempunyai pengaruh berubah menjadi
4 jurnal yang dapat cagar budaya
terhadap Masjid Cut Meutia,
dilihat pada tabel  Menjaga nilai-
perkembangan di gedung ini awalnya
berikut ini. nilai sejarah
kota Pontianak, adalah Kantor NV.
Tabel 2. Jurnal Tentang yang De Bouwploeg,
Kriteria Bangunan khususnya di daerah
terkandung sebuah perusahaan
Cagar Budaya dalam Seng
sebuahHie. Bangunan yang mengawasi dan
ini didirikan oleh Ng
bangunan
No. Judul Tujuan Kim Thang pada melakukan
kuno dan
1. Identifikasi Untuk tahun 1925. pembangunan
bersejarah.
Bangunan mengidentifikasi
3. Penilaian Untuk Bangunan Kuning kawasan Nieuw-
Cagar bangunan Cagar Agung sebagai suatu
mendeskripsikan Gondangdia atau
Budaya Kuning AgungBudaya kriteria dan
upaya bentuk kemudian disebut
Bangunan sebagai Istana kriteria cagar
pelestarian bangunan Menteng. Masjid Cut
Kuning bangunan cagarMaimun budaya dan Meutia merupakan
Agung, budaya atau yang memiliki nilai
mencoba historis di kota bangunan yang
Senghie, tidak dan mengimplementa dibangun pada sekitar
Pontianak melakukan Pontianak. Bangunan
sikan proses awal abad ke-20
kategori penilaianini
dan diharapkan dapat (tahun 1910).
penggolongan penetapandipertahankan Pada jurnal
bangunan tinggalansebagai
masa bangunan
apabila termasuk dengan nilai historis ketiga, Istana
lalu menjadi
sebagai dalam kawasan Seng
cagar budaya Maimun merupakan
bangunan cagar dengan cara
Hieyang yang studi kasus pada
budaya. sistematisberkembang
dan pesat penelitiannya. Istana
Maimun dibangun di Spanyol, India dan sejarah Kesultanan yaitu bangunan
masa pemerintahan Italia. Perpaduan ini Buton baik berupa hunian di kawasan
Sultan Ma’mun Al menyuguhkan bangunan maupun mengikuti gaya
Rasyid Perkasa keunikan inilah yang situs bersejarah. arsitektur tradisional
Alamsyah pada tahun memberikan karakter Kawasan Benteng Buton, hal ini
1887 dan mulai khas bangunannya. Keraton Buton merupakan salah satu
dihuni pada tahun Pada jurnal merupakan satu- ciri khas kawasan
1991. Istana Maimun keempat, Kawasan satunya kawasan yang
merupakan salah satu Benteng Keraton benteng peninggalan membedakannya
bangunan bersejarah Buton merupakan Kesultanan Buton dengan kawasan lain
dan juga ikon serta studi kasus pada yang masih utuh dan di Kota Bau-bau.
kebanggaan kota dan penelitiannya. dapat disaksikan
warga Medan. Istana Kawasan ini hingga kini. Selain Tabel 3. Kriteria
ini memiliki merupakan kawasan sebagai kawasan Bangunan Cagar
Budaya Untuk 4 Jurnal
arsitektur yang unik bersejarah eks pusat bersejarah, kawasan
dengan perpaduan pemerintahan ini juga dikenal
beberapa unsur Kesultanan Buton sebagai kawasan
kebudayaan Melayu yang menyimpan permukiman yang
bergaya Islam, banyak peninggalan memiliki kekhasan,

Studi Kasus

Bangunan Masjid Kawasan


Masjid Istana
Kriteria Variabel Indikator Kuning As- Benteng
Cut Maim
Agung, Shalafi Keraton
Meutia un
Senghie ah Buton

Berumur lebih dari 50 tahun


dan sudah ditetapkan
sebagai bangunan cagar
budaya oleh pemerintah √ √ √
Kuno setempat atau
lembaga/instansi yang
terkait
Umur Berumur lebih dari 50 tahun
bangunan namun belum ditetapkan
sebagai bangunan cagar
√ √
Cukup kuno budaya oleh pemerintah
setempat atau lembaga/
instansi yang terkait
Berumur kurang dari 50
tahun
Tidak kuno
Bangunan yang mewakili
masa gaya dan langgam
Mewakili √ √ √ √ √
tertentu paling singkat 50
tahun
Bangunan yang mewakili
Estetika Cukup masa gaya dan langgam
mewakili tertentu kurang dari 50
tahun
Bangunan yang tidak
Tidak
mewakili masa gaya dan
mewakili
langgam tertentu
Bangunan atau bagian dari
kota yang dilestarikan
karena mewakili kelas atau √ √ √ √
Dilestarikan jenis khusus bangunan yang
cukup berperan
Bangunan atau bagian dari
kota yang dilestarikan tetapi
Kejamakan Cukup tidak mewakili kelas atau √
dilestarikan jenis khusus bangunan yang
cukup berperan
Bangunan atau bagian dari
kota yang tidak dilestarikan
Tidak karena mewakili kelas atau
dilestarikan jenis khusus bangunan yang
cukup berperan
Menggunakan Bentuk bangunan
salah satu gaya tidak mengalami
arsitektur dan perubahan dan
√ √
Langka tidak ditemukan √ Asli cenderung sama
secara fisik dengan
atau digunakan
keaslian bangunan
terhadap Bentuk bangunan
bangunan lainnya sebagian
Menggunakan salah mengalami
Keaslian
satu gaya arsitektur perubahan dan
Kelang √ √
yang masih Cukup cenderung tidak
kaan
Cukup digunakan dalam Asli berbeda secara fisik
√ √ √ √
langka jumlah yang cukup dengan keaslian
banyak, meskipun bangunan
arsitekturnya tidak Bentuk bangunan
sama persis mengalami
Menggunakan salah perubahan dan
satu gaya arsitektur √
Tidak Asli cenderung berbeda
Tidak yang masih secara fisik dengan
langka digunakan dalam keaslian bangunan
jumlah yang cukup Mewakili salah satu
banyak corak arsitektur √ √
Berperan terhadap Bercorak
nilai sejarah dengan Perpaduan corak
peristiwa perubahan arsitektur √ √
Cukup
dan/atau (campuran)
Arsitektur bercorak
perkembangan kota, Tidak mewakili
nilai-nilai salah satu corak √
kepahlawanan, Tidak
arsitektur
peristiwa kejuangan bercorak
Berperan bangsa Indonesia, √ √ Sebagai landmark
ketokohan, politik, kawasan (bentuk

sosial, budaya yang Kuat yang menonjol,
menjadi simbol tinggi dan besar)
nilai kesejarahan Tengeran Ciri bangunan
pada tingkat atau dominan dan
nasional dan daerah Landmark diulang pada
Cukup
untuk memperkuat kuat bangunan
jati diri bangsa sekitarnya
Berperan diantara Bukan sebagai
nilai sejarah dengan landmark kawasan
√ √ √ √
peristiwa perubahan Tidak kuat dan ciri tidak
dan/atau menonjol
Peranan Cukup perkembangan kota √ √ √ Bangunan yang
sejarah berperan dan nilai-nilai karena potensi dan
dalam cakupan keberadaannya
lokal atau mempengaruhi
kedaerahan serta sangat
Mempeng √ √ √ √
Tidak berperan bermakna untuk
terhadap nilai aruhi meningkatkan
sejarah dengan kualitas dan citra
peristiwa perubahan lingkungan di
dan/atau Memperk sekitarnya
perkembangan kota, uat Bangunan yang
nilai-nilai kawasan karena potensi dan
kepahlawanan, di keberadaannya
peristiwa kejuangan sekitarnya tetapi tidak
Tidak bangsa Indonesia, mempengaruhi
berperan ketokohan, politik, Cukup serta sangat √
sosial, budaya yang mempeng bermakna untuk
menjadi simbol aruhi meningkatkan
nilai kesejarahan kualitas dan citra
pada tingkat lingkungan di
nasional dan daerah sekitarnya
untuk memperkuat Bangunan yang
jati diri bangsa tidak
Tidak mempengaruhi
mempeng lingkungan di
aruhi sekitarnya

Berdasarkan
tabel di atas dapat
dilihat bahwa
terdapat 9 kriteria Kejamakan cakupan lokal atau Dari 5 studi kasus,
untuk Dari 5 studi kasus, kedaerahan, 2 obyek terdapat 2 obyek
mengidentifikasikan terdapat 4 obyek termasuk berperan yang termasuk
bangunan bersejarah. yang termasuk terhadap nilai sejarah bercorak karena
Kriteria-kriteria sebagai bangunan dengan peristiwa mewakili salah satu
tersebut terdiri dari atau bagian dari kota perubahan dan/atau corak arsitektur, 2
umur bangunan, yang dilestarikan perkembangan kota, obyek yang termasuk
estetika, kejamakan, karena mewakili nilai-nilai cukup bercorak
keaslian, kelangkaan, kelas atau jenis kepahlawanan, karena merupakan
peranan sejarah, khusus bangunan peristiwa kejuangan perpaduan corak
arsitektur, tengeran yang cukup berperan, bangsa Indonesia, arsitektur
atau landmark, 1 obyek yang ketokohan, politik, (campuran), 1 obyek
memperkuat kawasan termasuk sebagai sosial, budaya yang yang termasuk tidak
disekitarnya. cukup dilestarikan menjadi simbol nilai bercorak karena tidak
Berdasarkan tabel karena tidak kesejarahan pada mewakili salah satu
tersebut dapat dilihat mewakili kelas atau tingkat nasional dan corak arsitektur maka
bahwa: jenis khusus daerah untuk disimpulkan sebagai
Umur bangunan bangunan yang cukup memperkuat jati diri kategori kriteria
Dari 5 studi kasus, berperan maka bangsa maka dapat cukup kuat.
terdapat 3 obyek disimpulkan sebagai disimpulkan sebagai
yang termasuk kategori kriteria kuat. kategori kriteria Tengeran atau
kategori kuno yaitu cukup kuat. Landmark
berumur lebih dari 50 Kelangkaan Dari 5 studi kasus,
tahun dan sudah Dari 5 studi kasus, Keaslian terdapat 4 obyek
ditetapkan sebagai terdapat 4 obyek Dari 5 studi kasus, yang tidak termasuk
bangunan cagar yang termasuk cukup terdapat 2 obyek sebagai landmark
budaya oleh langka karena yang termasuk asli kawasan dan ciri
pemerintah setempat menggunakan salah dimana bentuk tidak menonjol, 1
atau lembaga/instansi satu gaya arsitektur bangunan tidak obyek yang termasuk
yang terkait, 2 obyek yang masih mengalami sebagai landmark
yang termasuk cukup digunakan dalam perubahan dan kawasan (bentuk
kuno yaitu berumur jumlah yang cukup cenderung sama yang menonjol,
lebih dari 50 tahun banyak meskipun secara fisik dengan tinggi dan besar)
namun belum arsitekturnya tidak keaslian bangunan, 2 maka dapat
ditetapkan sebagai sama persis, 1 obyek obyek termasuk disimpulkan sebagai
bangunan cagar yang termasuk langka cukup asli karena kategori kriteria tidak
budaya oleh karena menggunakan bentuk bangunan kuat.
pemerintah setempat salah satu gaya sebagian mengalami
arsitektur dan tidak perubahan dan Memperkuat
atau lembaga/instansi kawasan disekitarnya
yang terkait maka ditemukan atau cenderung tidak
digunakan terhadap berbeda secara fisik Dari 5 studi kasus,
disimpulkan sebagai terdapat 4 obyek
kategori kriteria bangunan lainnya dengan keaslian
maka dapat bangunan, 1 obyek yang termasuk
cukup kuat. mempengaruhi
disimpulkan sebagai yang termasuk tidak
Estetika kategori kriteria kuat. asli karena bentuk sekitarnya karena
Dari 5 studi kasus, bangunan mengalami potensi dan
semuanya termasuk Peranan sejarah perubahan dan keberadaannya
sebagai bangunan Dari 5 studi kasus, cenderung berbeda mempengaruhi serta
yang mewakili masa terdapat 3 obyek secara fisik dengan sangat bermakna
gaya dan langgam yang termasuk cukup keaslian bangunan untuk meningkatkan
tertentu paling berperan diantara maka disimpulkan kualitas dan citra
singkat 50 tahun nilai sejarah dengan sebagai kategori lingkungan di
maka disimpulkan peristiwa perubahan kriteria cukup kuat. sekitarnya, 1 obyek
sebagai kategori dan/atau yang cukup
kriteria kuat. perkembangan kota Arsitektur mempengaruhi
dan nilai-nilai dalam karena potensi dan
keberadaannya tetapi terhadap kriteria. Berdasarkan dalam menetukan
tidak mempengaruhi Untuk menentukan tabel di atas, kriteria bangunan
serta sangat kriteria signifkansi diperoleh kriteria bersejarah. Hal utama
bermakna untuk yang digunakan pada signifikansi terhadap yang dilihat dalam
meningkatkan bangunan cagar bangunan cagar nilai sejarah yaitu
kualitas dan citra budaya/bersejarah budaya/bersejarah peristiwa bersejarah
lingkungan di maka diperlukan menurut yang berkaitan dan
ketentuan/peraturan nilai tokoh/figur
Pendapat yang ada. sejarah yang
pakar
(Susongk Ketentuan/peraturan berkaitan. Hal utama
UU
No.
Perd
Perda Perda
o, yang digunakan yang dilihat dalam
Kriteria UN a Wiryoma
Signifikan
11
ESC Kota
Kota Kota
rtono,
dalam menentukan nilai estetika yaitu
Tahu Suraba Bandu kriteria ini yaitu masa gaya/langgam
si O Jakar Pontoh,
n ya ng
2010
ta Catanese menurut UU No. 11 tertentu yang
,
Rypkema Tahun 2010, digunakan.
) UNESCO, Perda Peringkat
Umur
√ √ √ √ √ Kota Jakarta, Perda kedua yang
bangunan
√ √ √ √ √ √ Kota Surabaya, Perda digunakan dalam
Estetika
Kota Bandung dan menentukan suatu
Sejarah √ √ √ √ √ √
pendapat para ahli bangunan
Ilmu √ √ √ √
pengetahu tentang kriteria dikategorikan
an bangunan bersejarah. bangunan bersejarah
Pendidika √ √ √ Dari 14 adalah umur
n
Sosial dan √ √ √ √ kriteria tersebut yang bangunan. Hal utama
budaya terdiri dari umur yang dilihat adalah
Agama √ √ bangunan, estetika, berkenaan dengan
Nilai sejarah, ilmu batas usia bangunan
penguatan
kepribadia
pengetahuan, yang sekurang-
n bangsa/ pendidikan, sosial kurangnya 50 (liam
memperku √ √ √ dan budaya, agama, puluh) tahun.
at
kawasan nilai penguat Peringkat
di kepribadian ketiga yang
sekitarnya bangsa/memperkuat digunakan dalam
Kejamaka √ √
n kawasan di menentukan suatu
Kelangkaa √ √ √ √ sekitarnya, bangunan
n kejamakan, dikategorikan
Keaslian √ √ √
kelangkaan, keaslian, bangunan bersejarah
Keistimew √ √ √
aan
keistimewaan, adalah ilmu
Tengeran √ √ √ √ tengeran atau pengetahuan, sosial
atau landmark, dan dan budaya,
landmark

ekonomi maka hasil kelangkaan,
Ekonomi
analisa yang keistimewaan dan
sekitarnya maka analisa berdasarkan diperoleh yaitu: tengeran atau
dapat disimpulkan ketentuan atau Peringkat landmark. Lima
sebagai kategori peraturan yang pertama yang kriteria ini memiliki
kriteria kuat. berlaku. Hasil digunakan dalam kedudukan yang
analisis dapat dilihat menetukan suatu sama untuk
Analisa Kriteria pada tabel dibawah bangunan memenuhi peringkat
Bangunan ini. dikategorikan ini. Hal utama yang
Bersejarah bangunan bersejarah dilihat dalam nilai
Berdasarkan Tabel 4. Kriteria
Signifikansi adalah estetika dan ilmu pengetahuan
susunan kriteria yang Berdasarkan Ketentuan sejarah. Nilai estetika yaitu teknologi,
sudah diperoleh dan sejarah inovasi atau temuan
sebelumnya, maka mempunyai peran kreatif dalam bidang
diperoleh indikator yang sangat dominan ilmu pengetahuan,
teknik rancangan dan yang dilihat dari nilai maupun investor adalah pendidikan,
konstruksi. Dalam penguat kepribadian sehingga dapat digali nilai penguat
nilai sosial dan bangsa/memperkuat potensi ekonominya. kepribadian
budaya, hal utama kawasan disekitarnya bangsa/memperkuat
yang dilihat adalah adalah lokasinya KESIMPULAN kawasan di
nilai agama dan yang strategis sekitarnya, dan
spiritual yang sehingga dapat Setelah keaslian. Peringkat
dimiliki objek menigkatakan nilai dilakukan analisis kelima yang
bangunan serta nilai pada kawasan yang untuk mengetahui digunakan dalam
budaya dan tradisi ada disekitarnya. Hal kriteria/tolok ukur menentukan suatu
yang penting bagi utama yang dilihat dalam menentukan bangunan
masyarakat. Dalam dari nilai keaslian bangunan bersejarah dikategorikan
nilai kelangkaan, hal yaitu tingkat maka dapat ditarik bangunan bersejarah
utama yang dilihat perubahan atau kesimpulan yaitu: adalah nilai agama
adalah kuantitas yang renovasi pada objek Untuk menentukan dan kejamakan.
berkaitan dengan bangunan baik dari suatu bangunan dapat Peringkat keenam
objek bangunan yang aspek struktur, dikategorikan sebagai atau terakhir yang
mewakili sisa material, tampang bangunan bersejarah digunakan dalam
peninggalan terakhir bangunan maupun maka diperlukan menentukan suatu
atau merupakan sarana dan prasarana kriteria/tolok ukur. bangunan
bangunan terakhir lingkungannya. Peringkat pertama dikategorikan
yang masih ada dari Peringkat yang digunakan bangunan bersejarah
suatu jenis bangunan. kelima yang dalam menetukan adalah nilai ekonomi.
Dalam nilai digunakan dalam suatu bangunan
keistimewaan, hal menentukan suatu dikategorikan DAFTAR
utama yang dilihat bangunan bangunan bersejarah PUSTAKA
adalah memiliki dikategorikan adalah estetika dan
kelebihan atau bangunan bersejarah sejarah. Peringkat Anonim, Peraturan
keunikan atau sifat adalah nilai agama kedua yang Pemerintah
istimewa tertentu dan kejamakan. Hal digunakan dalam Daerah DKI
yang membuatnya utama yang dilihat menentukan suatu Jakarta No. 9
berbeda dengan pada nilai agama bangunan Tahun 1999
bangunan lainnya. yaitu tokoh, periode dikategorikan tentang
Dalam nilai tengeran dan simbolis. Hal bangunan bersejarah Pelestarian
atau landmark, hal utama yang dilihat adalah umur dan
utama yang dilihat pada nilai kejamakan bangunan. Peringkat Pemanfaatan
adalah bangunan yaitu objek yang ketiga yang Lingkungan
yang dapat menjadi mewakili kelas dan digunakan dalam dan bangunan
rujukan masyarakat jenis khusus, tipikal menentukan suatu Cagar Budaya
atau identitas suatu yang cukup berperan. bangunan Anonim, Peraturan
tempat. Peringkat dikategorikan Daerah Kota
Peringkat keenam atau terakhir bangunan bersejarah Bandung
keempat yang yang digunakan adalah ilmu Nomor 19
digunakan dalam dalam menentukan pengetahuan, sosial Tahun 2011,
menentukan suatu suatu bangunan dan budaya, Pengelolaan
bangunan dikategorikan kelangkaan, Kawasan dan
dikategorikan bangunan bersejarah keistimewaan dan Bangunan
bangunan bersejarah adalah nilai ekonomi. tengeran atau Cagar Budaya
adalah pendidikan, Hal utama yang landmark. Peringkat Anonim, Peraturan
nilai penguat dilihat pada nilai keempat yang Daerah kota
kepribadian ekonomi yaitu digunakan dalam Surabaya No.
bangsa/memperkuat kondisi bangunan tua menentukan suatu 5 tahun 2005,
kawasan di yang baik yang akan bangunan Pelestarian
sekitarnya, dan menjadi daya tarik dikategorikan Bangunan dan/
keaslian. Hal utama bagi para wisatawan bangunan bersejarah atau
Lingkungan Gedung di
Cagar Budaya. Indonesia.
Feilden, M. B. 1994. Jakarta: PT.
Conservation RajaGofindo
of Buildings. Persada.
Oxford: Undang-undang
Butterworth- Republik
Heinemann. Indonesia
Marquis-Kyle, P. & Nomor 11
Walker, M. Tahun 2010,
1996. The Cagar budaya,
Illustrated Jakarta.
BURRA Undang-undang
CHARTER. Republik
Making good Indonesia
decisions Nomor 5 Tahun
about the care 1992 Bab 1
of important Pasal 1, Benda
places. cagar budaya,
Australia: Jakarta.
ICOMOS. UNESCO. 2011.
Moleong, L. J. 2007. Preparing
Metodologi World Heritage
Penelitian Nominations
Kualitatif. World Heritage
Bandung: Resource
Penerbit PT. Manual:
Remaja author.
Rosdakarya Wiryomartono, B.
Offset. 2002.
Peraturan Daerah No. Urbanitas dan
6 Tahun 1988, Seni Bina
Pelestarian Perkotaan.
Bangunan dan Jakarta: Balai
Lingkungan Pustaka.
yang Bernilai
Sejarah
Arsitektur
Kepurbakalaan,
Medan.
Pontoh, N. K. 1992.
Preservasi dan
Konservasi
Suatu Tinjauan
Teori
Perencanaan
Kota. Jurnal
Perencanaan
Wilayah dan
Kota, Edisi 6,
Triwulan V.
Bandung.
Siahaan, M. 2008.
Hukum
Bangunan

Anda mungkin juga menyukai